Lewat Abdullah Bin Saba Cs , Faham Kebatinan, Haqiqat Dan Makrifat Masuk Dlm Umat Islam.
Para pengikut Faylon yang bernama Abdullah bin Saba pendeta Yahudi dan murid-muridnya telah berhasil mewariskan kepada umat Islam peninggalan Faylon Yahudi . Yaitu mereka telah berusaha menafsiri Al-Qur'an dengan tafsir romzy simbolik dan rumusan yang jauh bahkan sangat jauh dari makna yang hakiki , mereka lakukan ini semua atas dasar persekongkolan untuk tujuan besar demi kepentingan mereka .
Dan dalam langkah merealisasikan tujuannya mereka menerapkan dasar-dasar konsep filsafat Platonisme moderen terhadap mayoritas aqidah dan syariat Islam , serta memberikan pemahaman yang semu terhadap orang-orang biasa atau awam , dengan mengatakan bahwa barang siapa yang memahami makna batin maka dia akan mendapatkan kenaikan pada tingkat makrifat dan tingkat yang tinggi.
Salah satu contoh takwil Ibnu Saba terhadap ayat-ayat Al-Qur'an , yaitu takwilnya terhadap firman Allah SWT :
Arti yang sebenarnya adalah : " Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu ( hukum-hukum ) Al-Qur'an , benar-benar akan mengembalikan ke Tempat Kembali".
Ibnu Katsir dalam tafsirnya 4/595 menyatakan bahwa yang di maksud dengan Tempat Kembali adalah Hari Kiamat dan Allah SWT akan memintakan pertanggung jawaban pada mu (nabi Muhammad SAW) atas penyampaian segala sesuatu yang telah Allah wajibkan pada mu ". Kemudian Ibnu Katsir berkata : Ini adalah pendapat yang tepat sasaran dan bagus ".
Sementara Abdullah bin Saba Yahudi telah menafsirinya dengan tafsir kebatinan yang menyimpang , sesat dan menyesatkan , dia berkata : " Sungguh aku merasa aneh terhadap orang yang mengatakan bahwa nabi Isa akan kembali ( ke dunia ) akan tetapi dia tidak mengatakan bahwa nabi Muhammad juga akan kembali ( ke dunia ) ".
Ini adalah takwilan dia yang pertama terhadap makna-makna Al-Qur'an . Dengan demikian dia telah menorehkan madzhab kebatinan , diantaranya adalah keyakinan hidup kembali ke alam dunia , sebuah keyakinan yang melatar belakangi munculnya madzhab Reinkarnasi , yang kemudian di ikuti oleh semua gerakan-gerakan dan aliran-aliran yang mengkultuskan individu atau orang-orang saleh .
Di sini Abdullah bin Saba nampak jelas sekali telah melakukan rekayasa yang sangat mirip dengan para pendahulunya , persis seperti yang pernah di lakukan oleh Faylon Yahudi dan sekte Kabaala dalam merubah-rubah dan mentakwil Taurat dan Injil .
Maka pertama-tama Abdullah bin Saba Yahudi ini menyebarkan konsep wasiat , yaitu sebuah konsep yang menjelaskan bahwa : Ali bin Thalib adalah wasiat nabi Muhammad , yang kemudian sahabat Ali ini di jadikan target sasaran untuk menerapkan rencana mereka , oleh karena itu kita dapati Abdullah bin Saba menyatakan bahwa bagian ketuhanan telah menyatu dengan Ali dan keturunannya .
Dan ini adalah jelas – jelas madzhab yang merujuk kepada agama Yahudi dan Kristen yang sudah terkontaminasi oleh ajaran filsafat Platonisme . ( Baca : Tarikh Daulat Fatimiyah karya DR. Hasan Ibrahim Hasan hal. 8 , dan Firoqus Syiah karya An-Nubakhty hal. 19-20 ).
Yang melatar belakangi rencana jahat Yahudi terhadap Islam ini adalah : ketika kaum Yahudi yang terusir dan terkucilkan ini tidak mampu melakukan balas dendam dengan telak terhadap umat Islam , maka mereka mencari tipu muslihat lain dan setrategi lain yaitu menciptakan firqoh atau aliran baru dalam Islam agar umatnya saling gontok-gontokan dan pecah belah . ( Baca : Harokaatusy Syiah Al-Mutathorrifiin karya DR. Muhammad Jabir hal. 4-5).
Salah satu rencana mereka adalah dengan menghadirkan Abdullah bin Saba atau yang di kenal pula dengan sebutan Ibu Sauda , dia adalah seorang rahib Yahudi yang berpura-pura memeluk Islam , dan berusaha menampakkan seolah-olah sangat perhatian terhadap perkembangan agama Islam , maka dengan demikian dia mampu menarik perhatian orang-orang saat itu yang beranggapan bahwa kebijakan-kebijakan kholifah Ustman bin Affan itu telah keluar dan tidak sejalan dengan kebijakan para pendahulunya kholifah Abu Bakar dan Umar bin Khoththob.
Dan strategi Ibnu Saba dalam menyebarkan prinsip-prinsipnya di kemas dalam bentuk yang mengundang perhatian dan membangkitkan emosional terhadap Utsman RA .
Dan di dalam kondisi seperti ini si Yahudi yang pura-pura berpakain Islam ini berkesempatan untuk mempengaruhi mereka agar melakukan pengecaman terhadap Utsman serta merendahkan martabatnya . ( Baca : Harokaatusy Syiah Al-Mutathorrifiin karya DR. Muhammad Jabir hal. 5 dan Mausu'ah Tarikh Islami karya DR. Ahmad Syalaby 2/145-146 ).
Dengan demikian maka sesungguhnya Ibnu Saba ini adalah sumber semua gejolak fitnah dan kekacauan politik yang mengguncang masyarakat Islam , dan wajarlah jika DR. Ahmad Syalaby ketika berbicara tentang Ibnu Saba beliau berkata :
Sesungguhnya pucuk pimpinan kesesatan pada periode itu yang memulainya adalah Abdullah bin Saba atau seseorang yang dikenal dengan nama tsb , dan juga murid-muridnya yang begitu banyak telah menimba darinya kesesatan ini serta berjalan di atas jalannya dalam kurun waktu yang lama dan periode-periode yang luas .
Adapun nama dan sebutan tidak lah penting, akan tetapi yang penting bagi kami adalah telah hadirnya sosok seseorang yang telah melakukan peran penting yang di nisbatkan kepada Abdullah bin Saba ". (Baca : Mausu'ah Tarikh Islami karya DR. Ahmad Syalaby 2/146 dan Al-Mahdiyah fil Islam karya Saad bin Muhammad Hasan hal. 92).
Di tambahkan lagi dalam sisi gejolak politik menentang Ustman , disana ada fitnah lain yang jauh lebih berbahaya dari sekedar masalah politik , yaitu usaha dan rekayasa musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkannya dari dalam , yaitu dengan setrategi menciptakan methode-methode dan konsep-konsep ajaran kebatinan di dalam mentakwil syariah , pentakwilan yang mengarahkan kepada penghapusan syariat atau menukarnya dengan campuran takwil kebatinan yang aneh-aneh dengan menggunakan istilah
" AL-HIKMAH / الحكمة " ,
yang sebenarnya adalah kumpulan dan campuran antara ajaran-ajaran khurafat agama Majusi Persia , agama dewa-dewi Yunani dan aqidah-aqidah Yahudi yang sudah mereka rubah-rubah dari sebelumnya . ( Baca : Dirosaat fil Falsafatil Islamiyah karya DR. Mahmud Qosim hal. 254 ).
Oleh sebab itu tidaklah heran jika tidak selang berapa lama telah bemunculan aqidah-aqidah dan kepercayaan-kepercayaan Yahudi yang di serap dari agama dewa-dewi Persia dan Yunani , yang di kemas dengan baju Islam agar mudah untuk melakukan pengelabuan terhadap umat Islam , umpanya dengan dengan istilah :
o Nur Muhammadiyah , Nur Nubuwat .
o Para imam yang sudah makrifat , mereka ma'sum ( terjaga ) dari dosa dan kesalahan .
o Karomat-karomat sebagai tanda tingkat kema'rifatan seseorang .
o Seseorang jika sudah makrifat maka dia lepas dari syariat , karena dia bisa mendapatkan syariat langsung dari Allah ( لدني ), maka dia boleh meninggalkan sholat dan kewajiban-kewajiban lainnya serta boleh melakukan maksiat , bahkan di haruskan berbohong agar hakikatnya tidak di ketahui orang awam seperti dengan mengatakan sholat Jum'at nya di Makkah , padahal dia sama sekali tidak sholat Jum'atan , atau dengan mengatakan shalat fardlunya tidak kelihatan manusia , padahal dia tidak shalat sama sekali .
o Pengkultusan dan pengagungan para imam , kiyai dan wali .
o Para imam mereka hidup kembali di dunia setelah mati , mereka melihat kita , mendengar , menyampaikan doa kita bahkan berdoa melaluinya sangat mustajab , lebih mustajab dari pada semasa hidupnya yang pertama sebelum kematian .
o Tuhan merasuki para imam mereka .
o Jasad mereka menyatu dengan Tuhannya .
o Pentakwilan dan pentasybihan .
o Dan lain-lain sebagainya dari aqidah-aqidah dan pemikiran-pemikiran kebatinan .
Aqidah – aqidah dan pemikiran-pemikiran di atas bukanlah sesuatu yang baru , akan tetapi telah ada sebelum Islam , ajaran-ajaran itu datang dari sebagian rahib-rahib Yahudi sebelumnya dan mereka telah mentakwil kitab Tauret berdasarkan filsafat Platonisme moderen , dan telah menjadi ajaran tetap pula bagi aliran atau sekte Yahudi Kabaala . Dan sekte ini pula yang telah mengacau balaukan kitab Taurat dan merubah-rubahnya dengan methode takwil , serta mereka merasa bangga dengan anggapan bahwa mereka telah mampu dan berhasil memadukannya dengan takwil kebatinan , dan mereka mengaku-ngaku bahwa dirinya mampu mendobrak alam gaib dan membuka kunci rahasia huruf-huruf Taurat dan lainnya dengan cara yang jelas-jelas memadukan antara konsep filsafat Yunani , Platonisme moderen dan dasar-dasar aqidah Majusi Persia .
Methode dan konsep perpaduan ini telah nampak jelas sekali di kancah para pakar filsafat di Yunani dan Iskandariah Mesir . Konsep ini yang di kenal saat itu dengan sebutan seperti berikut :
" JAM'IYAH AHLI MAKRIFAT ( جمعيات أهل العرفان )
atau
JAM'IYAH GHONAUSHISMEME ( الجمعيات الغنوصية )
Ghonaushismeme ini nisbat kepada ( Ghonaushisme / الغنوص ) di ambil dari bahasa Yunani yang artinya MAKRIFAT.
Mereka menganggap bahwa Ilmu Kebatinan adalah sebuah Makrifat yang turun ke hati mereka bercahaya atau wahyu langsung tanpa melalui perantara dan tanpa ada yang mengajarinya .
Jamiah-jamiah rahasia ini sudah ada semenjak dahulu kala , dan telah banyak melakukan usaha-usaha untuk mengganti agama yang di wahyukan dari Allah dengannya , temasuk mengganti syariat Yahudi , Kristen dan Islam dengan cara menciptakan kekisruhan dan kontrakdiksi syariat masing-masing yang selanjutnya kemudian menghantam seluruhnya dengan sebagian pemikiran-pemikiran filsafat untuk pembuka jalan agar maju ke depan dengan sebuah slogan yang mereka sebut :
" AGAMA UNIVERSAL " ( الدين العالمي )
Hal ini seperti yang pernah di singgung oleh para imam sufi yang berhaluan faham wihdatul wujud Al-Hallaj , Al-Kattaany dan Ibnu 'Araby , mereka berkeyakinan bahwa agama itu berdiri di atas dua prinsip:
- cahaya yang menyinari hati (الإشراق )
- dan pembukaan tabir ilahi ( الكشف ) .
Dan di sebagian mereka ada yang merujuk kepada jenis keyakinan kafir yang betul-betul jelas dan asli kafir , karena pertama-tama dia mencabut tabiat pengkultusan terhadap masing-msing individu umat manusia , kemudian dia melampaui batas dalam mengkultuskannya , agar supaya dengan mudah bisa mempengaruhi orang-orang awam untuk menerima konsep Allah merasuki mereka atau menyatu dengannya , seperti yang telah menimpa kepada agama Kristen , dan seperti yang telah berusaha di terapkan oleh sebagian orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai ahli tasawuf dari umat Islam , diantaranya Penulis kitab Al-Qiyamatul Kubro , Al-Hasan bin Ash-Shabaah di benteng ( Aal Maut / آلموت ) saat dia teriak-teriak mengatakan bahwa Al-Qur'an sudah di hapus , dan mengumumkan bahwa dirinya adalah Tuhan ".
(Baca : Dirosat fil Falsafatil Islamiyah karya DR. Mahmud Qosim hal. 256-257 , al-Mujamul Falsafi karya Jamil shaliba jilid 2 , Al-Aqidah wasy Syari'ah fil Islam / Ta'liqoot Mutarjimiin hal. 25 ).
Di bawah bimbingan Abu Haitsam Fakhry
0 Komentar