DAHSYAT NYA
KELEMBUTAN HATI ROSULULLAH ﷺ TERHADAP PENJAHAT
PERANG YANG SUDAH TIDAK BERDAYA
SEORANG MUSYRIK
PENJAHAT PERANG PEMBENCI ROSULULLAH ﷺ YANG LULUH LANTAK HATINYA SETELAH MENYAKSIKAN AKHLAK BELIAU ﷺ YANG AGUNG .
---
====
Di Tulis Oleh : Abu Haitsam
Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
25 NOV 2020
-----
DAFTAR ISI :
- KISAH MASUK ISLAMNYA SHOFWAN BIN UMAYYAH radhiyallahu ‘anhu :
- PENDAHULUAN
- SHOFWAN BIN UMAYYAHH , KEBENCIAN BERUBAH MENJADI CINTA :
- DENDAM YANG MEMBARA :
- KISAH MASUK ISLAMNYA SHOFWAN INI SANGAT BERKAITAN ERAT DENGAN PERJUANGAN UMAIR BIN WAHB, SAHABAT LAMANYA .
- SAAT PENAKLUKAN KOTA MEKKAH :
- SAAT PERANG HUNAIN :
- SHOFWAN RADHIYALLAHU ‘ANHU MASUK ISLAM
===***===
KISAH MASUK ISLAM-NYA
SHOFWAN BIN UMAYYAH
(radhiyallahu ‘anhu)
====
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
****
PENDAHULUAN
Barang kali Shofwan Bin Umayyahh ini
termasuk dalam kategori yang disebutkan oleh Anas bin Malik:
إنْ
كَانَ الرَّجُلُ لَيُسْلِمُ مَا يُرِيدُ إلا الدُّنْيَا، فَمَا يُسْلِمُ حَتَّى
يَكُونَ الإسْلامُ أحبَّ إلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَ
Artinya: “Sungguh dulu ada seseorang yang masuk Islam dan
tujuannya hanyalah untuk mendapat harta duniawi, maka tidaklah ia masuk Islam
hingga akhirnya Islam lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (HR Muslim
no 2312)
Dan Shofwan bin
Umayyahh mengakui sendiri, beliau berkata :
وَاللهِ لَقَدْ أعْطَانِى رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أعْطَانِى، وَإِنَّهُ لأبْغَضُ النَّاسِ
إلَىَّ، فَمَا بَرِحَ يُعْطِينِى حَتَّى إنَّهُ لأحَبُّ النَّاسِ إلَىَّ
“Demi Allah! Rasulullah ﷺ
telah memberikan kepadaku apa yang ia
berikan, padahal ia adalah orang yang dulunya paling aku benci. Namun beliau
terus-menerus memberikan pemberiannya kepadaku hingga akhirnya beliau menjadi
orang yang paling aku cintai”. (HR Muslim no 2313)
****
SHOFWAN BIN UMAYYAHH , KEBENCIAN BERUBAH MENJADI CINTA :
Shofwan bin Umayyahh adalah putra dari
Umayyahh bin Khalaf, salah satu tokoh Quraisy. Umayyahh bin Khalaf sendiri
adalah pembesar Quraisy yang luar biasa bencinya kepada Rasulullah ﷺ. Sebagaimana tokoh-tokoh yang lain seperti Abu Jahal, ‘Uqbah
bin Abi Mu’aith, dua bersaudara ‘Uthbah dan Syaibah bin Rabi’ah, Al Walid bin
Mughirah, dll.
Umayyahh, ayah dari Shofwan radhiyallahu ‘anhu
dicatat dalam sejarah sebagai penyiksa Bilal bin Rabah RA. Kekejamannya pada
hari itu akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Kebenciannya terhadap Islam
dan kebengisannya berakhir di Perang Badar bersama kawan-kawan seangkatannya.
****
DENDAM YANG MEMBARA :
Sejak peristiwa terbunuhnya Umayyahh di
Perang Badar, tertanam dendam kesumat di hati sang anak, Shofwan. Setahun
berselang, para putra mahkota tokoh-tokoh Quraisy ini ingin melampiaskan
pembalasannya di Perang Uhud. Putra-putra Quraisy ini seperti Khalid bin Walid,
Ikrimah bin Abi Jahal, Abu Sufyan, dan lain-lain yang semuanya ingin
membalaskan dendam orang tua atau saudaranya yang terbunuh. Tak luput pula
Shofwan turut serta.
Dendam kesumat ini terus tumbuh dan
mengakar di hatinya hingga Makkah ditaklukkan.
Artinya, kebenciannya kepada Islam telah terhitung kurang lebih 21 tahun sejak Rasulullah ﷺ mendeklarasikan kenabian. Dalam peristiwa Fathu Makkah ini sebetulnya Shofwan bin Umayyahh masuk dalam daftar 10 nama yang diburu, dan dinyatakan halal darahnya oleh Rasulullah ﷺ. Namun beruntung Shofwan dimintakan amnesti oleh Umair bin Wahb radhiyallahu 'anhu, kawan lamanya.
Shofwan bin Umayyah bin
Khalaf radhiyallahu ‘anhu tidak jauh berbeda dengan Ikrimah bin Abi Jahl
radhiyallahu ‘anhu . Ayahnya adalah salah seorang penentang terkeras terhadap
Rasulullah ﷺ, dan dia
salah satu dari mereka yang terbunuh di perang Badar, dan Shofwan bin Umayyahh
mewarisi kebencian ini dari ayahnya terhada Islam dan kaum Muslimiin.
Dia memerangi Rosulullah ﷺ dengan mengerahkan
segala kemampuannnya, dan dia termasuk di antara pasukan kaum musyrikin Quraisy
yang memutar balik menyerang dari arah belakang pasukan umat Islam dalam
Pertempuran Uhud, bersama dengan Khaled bin Al-Walid .
Dan dia sangat
berpartisipasi dalam membunuh tujuh puluh para syuhada Uhud.
Dia juga berpartisipasi
dalam perang Ahzaab , dan dia adalah salah satu dari mereka yang berpartisipasi
dalam operasi pertempuran di dalam kota Mekkah saat penaklukan .
Shofwan bin Umayyahh telah
mengatur upaya untuk membunuh Rasulullah ﷺ dan upaya ini antara dia dan sepupunya Umair bin Wahb, dan
pada saat itu dia masih seorang kafir. Dan di dalamnya Shofwan bin Umayyah
berjanji kepada Umair bin Wahb untuk menanggung biaya anak-anaknya atas namanya
dan melunasi hutangnya atas namanya, sebagai imbalan Umair membunuh Rasulullah ﷺ.
Namun, usahanya gagal,
ketika Umair bin Wahb radhiyallahu ‘anhu masuk Islam di Madinah setelah
Rasulullah ﷺ menceritakan
kepadanya tentang apa yang terjadi antara dia dengan Shofwan di Hijir Ismail
Ka’bah .
****
KISAH MASUK ISLAMNYA SHOFWAN INI : SANGAT BERKAITAN ERAT DENGAN PERJUANGAN UMAIR BIN WAHB, SAHABAT LAMANYA .
Supaya ceritanya nyambung
akan saya ceritakan terlebih dahulu secara singkat asal usul masuk Islamnya Umair Bin Wahab
radhiyallahu ‘anhu ini :
Diceritakan oleh Ibnu Hisyam
dalam Tarikhnya : Pada Suatu hari setelah menderita kekalahan di perang
Badar, Umair berkunjung ke Hijr . Beliau bertemu dengan salah seorang pentolan
Quraisy yang sama-sama membenci dakwah Rasulullah ﷺ , yaitu Shofwan bin Umayyahh. Keduanya duduk bersama membahas
tentang korban yang terbunuh dan pasukan Quraisy yang berakhir sebagai tawanan
perang .
Shofwan berucap,
" وَاللَّهِ
مَا فِي الْعَيْشِ بَعْدَهُمَا خَيْرٌ "
“Demi Tuhan, tidak ada kebaikan dalam hidup
setelah kematian mereka”.
Umair menyahut,
صَدَقْتَ،
وَوَاللَّهِ لَوْلَا دَيْنٌ عَلَيَّ لَا أَمْلِكُ قَضَاءَهُ، وَعِيَالٌ أَخْشَى عَلَيْهِمُ
الضَّيْعَةَ بَعْدِي؛ لَرَكِبْتُ إِلَى مُحَمَّدٍ حَتَّى أَقْتُلَهُ، فَإِنَّ لِي عِنْدَهُ
عِلَّةً أَعْتَلُّ بِهَا عَلَيْهِ، أَقُولُ: قَدِمْتُ مِنْ أَجْلِ ابْنِي هَذَا الْأَسِيرِ۔
“Demi Tuhan, Anda benar. Jika saja aku
tidak memiliki utang yang harus aku bayar dan kekhawatiran akan kemiskinan yang
akan menimpa keluargaku sepeninggalku, tentu aku akan pergi menemui Muhammad
dan membunuhnya. Sesungguhnya aku punya alasan untuk itu, mereka telah menawan
putraku”.
Shofwan kemudian mengajukan
tawaran.
عَلَيَّ
دَيْنُكَ، أَنَا أَقْضِيهِ عَنْكَ، وَعِيَالُكَ مَعَ عِيَالِي أُوَاسِيهِمْ مَا بَقُوا۔
“Aku akan melunasi utangmu. Dan menanggung
seluruh kebutuhan hidup keluargamu. Tidak ada yang mengahalangi dan
melemahkanku untuk membiayai mereka”.
Umair menyepakati tawaran
tersebut dan ia meminta agar pertemuan diatara kedua nya tidak diumbar ke publik
agar tidak ada yang tau soal rencana busuk mereka berdua.
Maka Umair berkata :
إِذًا
فَاكْتُمْ شَأْنِي وَشَأْنَكَ۔
“ Kalau begitu , rahsiakanlah urusanku dan
urusanmu ini!” pinta Umair.
Shofwan menjawab : “Baik,
akan aku lakukan”.
Umair mulai mengasah dan
melumuri pedangnya dengan racun. Kemudian ia memacu kudanya menuju Madinah.
Saat itu Rasulullah bersama Umar bin Khattab dan beberapa Sahabat tengah
singgah di sebuah masjid. Mereka sedang membicakan soal perang Badar dan
bagaimana heroiknya kemenangan muslimin. Tiba – tiba Umar melihat seseorang
menenteng sebilah pedang hampir mendekati pintu utama masjid. Umar mengetahui
sosok yang satu ini. Dia adalah Umair gembong Quraisy yang acap kali
menyusahkan umat Islam.
Umar segera melapor kepada
Rasulullah ﷺ ,
يَا
نَبِيَّ اللَّهِ، هَذَا عَدُوُّ اللَّهِ "عُمَيْرُ بْنُ وَهْبٍ"، قَدْ جَاءَ
مُتَوَشِّحًا سَيْفَهُ
“Wahai Nabiyullaah , ini si
musuh Allah Umair bin Wahab telah datang dengan membawa sebilah pedangnya”.
Rosulullah ﷺ berkata :
أَدْخِلْهُ
عَلَيَّ
“Biarkan ia masuk untuk
menemuiku” ucap Rasulullah.
Umar pun segera melaksanakan
titah beliau. Sebagai orang yang mengetahui seluk beluk Umair, Umar bin Khattab
begitu ketat menjaga setiap gerak geriknya. Saking hawatirnya, Umar meletakan
sarung pedangnya di leher Umair sambil membawanya masuk.
Kemudian Rasulullah ﷺ berkata,
" دَعْهُ يَا عُمَرُ، ادْنُ يَا عُمَيْرُ"
“Lepaskan dia wahai Umar , mendekat lah
wahai Umair !”.
Umar pun segera menuruti
perintah Rasulullah ﷺ sambil tetap berjaga
– jaga.
“An’imuu Shobaahan / أَنْعِمُوا صَبَاحًا ”, salam
Umair mengawali perbincangan.
Ini adalah ungkapan salam
khas masyarakat Jahiliah.
Rasululullah ﷺ berkata,
قَدْ
أَكْرَمَنَا اللَّهُ بِتَحِيَّةٍ خَيْرٍ مِنْ تَحِيَّتِكَ يَا عُمَيْرُ، بِالسَّلَامِ
تَحِيَّةِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Allah telah memuliakan kami dengan ucapan
salam yang lebih mulia dari itu. Yaitu ucapan salam para ahli surga”.
Umair menjawab :
أَمَا
وَاللَّهِ يَا مُحَمَّدُ، إِنْ كُنتَ بِهَا لِحَدِيثِ عَهْدٍ
Adapun itu wahai Muhammad
, engkau juga masih baru-baru ini
mengucapkannya
Rasululullah ﷺ bertanya :
فَمَا
جَاءَ بِكَ يَا عُمَيْرُ؟
“Apa tujuanmu kedatanganmu
kemari wahai Umair?”.
Umair menjawab,
جِئْتُ لِهَذَا
الْأَسِيرِ الَّذِي فِي أَيْدِيكُمْ
“Aku datang untuk putraku yang ditawan, perlakukanlah dia dengan
baik”.
Rasulullah ﷺ merespon,
فَمَا بَالُ السَّيْفِ
الَّذِي فِي عُنُقِكَ؟
“Lalu untuk apa sebilah pedang yang kamu bawa
itu?”.
Umair berkata :
قَبَّحَهَا اللَّهُ
مِنْ سُيُوفٍ، وَهَلْ أَغْنَتْ عَنَّا شَيْئًا؟
“Semoga Allah menghinakan pedang ini. Apa ada hal lain yang anda
inginkan dari kami?”
Rasulullah ﷺ bertanya lagi,
أَصْدِقْنِي يَا
عُمَيْرُ، مَا الَّذِي جِئْتَ لَهُ؟
”Jujurlah wahai Umair , apa yang membuatmu datang kemari?”.
Umair berkata :
مَا جِئْتُ إِلَّا
لِذَٰلِكَ
“Tidak ada apa apa, hanya itu yang aku inginkan”, sangkal Umair.
Lalu Rasulullah ﷺ membongkar rahasia Umair yang telah
dirahasiakan rapat – rapat :
بَلْ قَعَدتَ أَنْتَ
وَصَفْوَانُ بْنُ أُمَيَّةَ فِي الْحَجَرِ، فَذَكَرْتُمَا أَصْحَابَ الْقَلِيبِ مِنْ
قُرَيْشٍ، ثُمَّ قُلتَ: لَوْلَا دَيْنٌ عَلَيَّ، وَعِيَالٌ عِندِي لَخَرَجْتُ حَتَّى
أَقْتُلَ مُحَمَّدًا، فَتَحَمَّلَ لَكَ صَفْوَانُ بِدَيْنِكَ وَعِيَالِكَ عَلَى أَنْ
تَقْتُلَنِي لَهُ، وَاللَّهُ حَائِلٌ بَيْنَكَ وَبَيْنَ ذَٰلِكَ
“Kamu duduk bersama Shofwan bin Umayyahh di
Hijr, kalian berdua membicarakan korban perang Badar dari suku Quraisy. Lalu
kamu berkata, jika bukan karena utangku dan keluargaku, tentu aku telah pergi
untuk membunuh Muhammad. Kemudian Shofwan bersedia menanggung seluruh utangmu
dan keluargamu asal kamu bisa membunuhku. Sesungguhnya Allah menjadi penghalang
antara dirimu dengan tujuanmu itu”.
Mendengar penjelasan Rasulullah, Umair kaget.
Padahal Umair yakin bahwa tidak ada yang mengetahui rencananya itu kecuali
Shofwan.
Berawal dari peristiwa itu, Umair samakin
meyakini keberadaan Allah Swt dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah. Beliau mengucap dua kalimat syahadat di depan Rasullah.
Rosulullah ﷺ berkata :
فَقِّهُوا أَخَاكُمْ
فِي الدِّينِ، وَأَقْرِئُوهُ الْقُرْآنَ، وَأَطْلِقُوا لَهُ أَسِيرَهُ
“Ajarkanlah agama Islam kepada saudara kalian ini, bacakanlah Al
Qur’an dan lepaskan tawanannya”.
Para sahabat segera melaksanakan perintah
Rasulullah ﷺ . Mereka menyambutnya dengan penuh suka cita.
Bagaimana tidak, seorang pilar utama
musyrikin Quraisy kini telah bergabung menjadi bagian dari mereka.
Kemudian Umair radhiyallahu ‘anhu bercerita
kepada Nabi ﷺ:
"
يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي كُنْتُ جَاهِدًا
عَلَى إِطْفَاءِ نُورِ اللَّهِ، شَدِيدَ الْأَذَى لِمَن كَانَ عَلَى دِينِ اللَّهِ
- عَزَّ وَجَلَّ - وَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ تَأْذَنْ لِي فَأُقَدِّمَ مَكَّةَ، فَأَدْعُوهُمْ
إِلَى اللَّهِ - تَعَالَى - وَإِلَى رَسُولِهِ، وَإِلَى الْإِسْلَامِ؛ لَعَلَّ اللَّهَ
يَهْدِيهِمْ، وَإِلَّا آذَيْتُهُمْ فِي دِينِهِمْ، كَمَا كُنْتُ أُؤْذِي أَصْحَابَكَ
فِي دِينِهِمْ".
“Ya Rosulullah , Sesungguhnya dulu aku adalah orang yang paling
rajin untuk mematikan cahaya agama Allah, sangat keras terhadap mereka yang
menyembah Allah. Maka aku ingin menebus kesalahanku dengan berdakwah di Makkah.
Semoga saja orang – orang Makkah mau menerima agama Islam”.
Kemudian dia berkata :
وَاللَّهِ لَا أَدَعُ
مَكَانًا جَلَسْتُ فِيهِ بِالْكُفْرِ، إِلَّا جَلَسْتُ فِيهِ بِالْإِيمَانِ
Demi Allah , tidak ada tempat yang dulu aku
duduk membicarkan kekufuran , kecuali aku duduk di tempat tsb untuk
meningkatkan keimanan “.
Rasulullah ﷺ mengizinkan Umair radhiyallahu ‘anhu untuk
berdakwah di Makkah.
Salah satu riwayat dalam kitab Tarikh
Tabari mengisahkan :
bahwa dakwah Umair berbuah manis. Banyak masyarakat Makkah yang tertarik dengan
Islam kemudian bersyahadat. Sementara Shofwan bin Umayyahh berjanji tidak akan
berbicara lagi dengan Umair setelah mengetahui Umair telah berikrar kepada
Rasulullah ﷺ .
Umar bin al-Khoththob berkata :
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ، لَخَنزِيرٌ كَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ عُمَيْرٍ حِينَ طَلَعَ عَلَيْنَا،
وَلَهُوَ الْيَوْمَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ بَعْضِ وَلَدِي
Demi Dzat yang jiwaku di tangannya , dulu
binatang babi lebih aku sukai dari pada ‘Umair ketika dia muncul pada kami ,
namun sekarang dia lebih aku cintai dari sebagian anak-anak ku“.
****
SEKARANG KEMBALI KE
KISAH SHOFWAN BIN UMAYYAHH RA.
SAAT PENAKLUKAN KOTA MEKKAH :
Hari-hari telah berlalu, dan
pada tgl 8 Ramadlan tahun 8 H terjadi “PENAKLUKAN KOTA MEKKAH”, maka Shofwan ibn
Umayyahh melarikan diri, dan dia tidak menemukan tempat untuknya di Makkah
al-Mukarramah, dan dia tahu bahwa dia tidak akan diterima di manapun di Jazirah
Arab. Sementara agama Islam telah menyebar kemana-mana, akhirnya dia memutuskan
untuk menceburkan dirinya ke laut untuk mati, lalu Shofwan pergi ke Laut Merah bersama
seorang budak yang bernama YASAR , dan tidak ada orang lain yang bersamanya
sampai dia mencapai Laut Merah.
Dia berada mengalami tekanan
psikologis yang paling parah. Tiba-tiba Shofwan melihat dari jauh ada salah
satu orang mengikutinya, dan dia ketakutan , dan berkata kepada budaknya:
وَيْحَكَ! انظُرْ مَن تَرَى؟
Celaka! Perhatikan coba
siapa yang kamu lihat?
Budak laki-laki itu berkata:
هَذَا عُمَيْرُ بْنُ وَهْبٍ
Itu adalah UMAIR BIN WAHB.
Shofwan berkata :
وَمَاذَا أَصْنَعُ بِعُمَيْرٍ..؟! وَاللَّهِ
مَا جَاءَ إِلَّا يُرِيدُ قَتْلِي، فَهُوَ قَدْ دَخَلَ فِي الْإِسْلَامِ، وَقَدْ ظَاهَرَ
مُحَمَّدًا عَلَيَّ
Apa yang harus saya lakukan
dengan Umair ..?! Demi Allah , dia tidak sekali-kali datang melainkan dia ingin
membunuhku, karena dia telah masuk Islam, dan Muhammad sedang berjaya di atas
ku .
Umair bin Wahb radhiyallahu ‘anhu
pun menyusul Shofwan bin Umayyahh, lalu Shofwan berkata kepadanya :
يَا عُمَيْرُ، مَا كَفَاكَ
مَا صَنَعْتَ بِي! حَمَّلْتَنِي دَيْنَكَ وَعِيَالَكَ، ثُمَّ جِئْتَ تُرِيدُ قَتْلِي
Hai Umair , apa belum cukup
bagimu terhadap apa yang telah kamu lakukan padaku! Saya sudah rela menanggung
beban hutang kamu , lalu kamu datang berkeingin untuk membunuh saya ?
Dia berkata:
أَبَا وَهْبٍ، جُعِلْتُ فِدَاكَ..! قَدْ جِئْتُكَ
مِنْ عِندِ أَبَرِّ النَّاسِ، وَأَوْصَلِ النَّاسِ
Abu Wahb, saya telah
menjaminkan diriku untuk mu ...! Saya datang kepadamu dari sisi orang yang
paling saleh, dan penyatu umat manusia .
Umair bin Wahb sungguh telah
melihat sepupunya , yang juga teman lamanya, Shofwan melarikan diri dari Mekah,
lalu dia memisahkan diri darinya , dan Umair merasa kasihan padanya, maka dia
bergegas ke Rasulullah ﷺ , Dan dia berkata
kepadanya :
يَا
رَسُولَ اللَّهِ، سَيِّدُ قَوْمِي خَرَجَ هَارِبًا لِيَقْذِفَ نَفْسَهُ فِي الْبَحْرِ،
وَخَافَ أَنْ لَا تُؤَمِّنَهُ، فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي
Ya Rasulullah, pimpinan
kaumku pergi melarikan diri untuk menceburkan dirinya ke laut, dan dia takut
engkau tidak memberikan keamanan kepada dia. Ku jaminkan Ayahku dan ibuku
kepadamu !.
Lalu Rosulullah ﷺ berkata :
«قَدْ أَمَّنْتُهُ»
"Aku telah menjamin
keamanan untuk nya ( Amnesti / suaka politik )."
Penulis katakan :
Demikian lah . Dan ini
persis seperti yang pernah Rosulullah ﷺ lakukan terhadap Ikrimah bin Abu Jahal , teman Shofwan .
Ini bukanlah
kejadian-kejadian yang di rekayasa yang mudah cepat berlalu, akan tetapi ini
adalah sebuah manhaj , karakter dan gaya
hidup Rosulullah ﷺ .
LANJUT :
Umair bin Wahb radhiyallahu ‘anhu
berkata kepada Shofwan:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أَمَّنَكَ.
Sesungguhnya Rosulullah ﷺ telah menjamin
keamanan untuk mu (memberikan suaka politik padamu).
Shofwan ketakutan, dan
berkata :
لَا -وَاللَّهِ- لَا أَرْجِعُ مَعَكَ حَتَّى
تَأْتِينِي بِعَلاَمَةٍ أَعْرِفُهَا
“Tidak - demi Allah - aku
tidak akan kembali bersamamu sampai kamu datang kepadaku dengan membawa tanda
yang meyakinkan ku”.
Umair bin Wahb kembali
kepada Rasulullah ﷺ dan dia berusaha
keras untuk berjalan secepat mungkin dari Laut Merah ke Makkah, yang jaraknya
kira-kira delapan puluh kilometer sekali jalan!
Umair radhiyallahu ‘anhu berkata
kepada Rasulullah ﷺ :
يَا رَسُولَ اللَّهِ، جِئْتُ صَفْوَانَ هَارِبًا
يُرِيدُ أَنْ يَقْتُلَ نَفْسَهُ، فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا أَمَّنْتُهُ، فَقَالَ: لَا أَرْجِعُ
حَتَّى تَأْتِينِي بِعَلاَمَةٍ أَعْرِفُهَا
“ Ya Rasulullah, saya datang ke Shofwan, seorang buronan yang ingin bunuh diri , lalu Saya mengatakan kepadanya bahwa engkau telah menjamin keamanannya , tapi dia berkata: Saya tidak akan kembali sampai kamu mendatangkan kepada saya sebuah tanda yang meyakinkannya “.
Rosulullah ﷺ berkata dengan
perkataan yang menunjukkan puncak kelapangan dadanya :
«خُذْ عِمَامَتِي إِلَيْهِ»!!
"Bawalah sorbanku ini
kepadanya."
Kemudian Umair mengambil
sorban tsb , dan pergi ke Shofwan bin Umayyah, hingga dia sampai kepadanya ,
lalu menunjukkan kepadanya sorban dan berkata kepadanya :
يَا أَبَا وَهْبٍ، جِئْتُكَ مِنْ عِندِ خَيْرِ
النَّاسِ، وَأَوْصَلِ النَّاسِ، وَأَبَرِّ النَّاسِ، وَأَحْلَمِ النَّاسِ، مَجْدُهُ
مَجْدُكَ، وَعِزُّهُ عِزُّكَ، وَمُلْكُهُ مُلْكُكَ، ابْنُ أُمِّكَ وَأَبِيكَ، أُذَكِّرُكَ
اللَّهَ فِي نَفْسِكَ
“ Hai Aba Wahb, aku datang
kepadamu dari manusia yang terbaik, yang paling suka menghubungkan tali
silaturrahmi orang-orang , yang paling suka berbuat baik , yang paling lembut
hatinya , kemuliaannya adalah kemuliaanmu, dan kehormatannya adalah
kehormatanmu, kekuasaan nya adalah kekuasaan mu juga , dia adalah anak dari
ibumu dan ayahmu, aku mengingatkanmu tentang Allah pada dirimu.
Shofwan berkata kepadanya
dalam kondisi pada puncak kelemahan :
أَخَافُ أَنْ أُقْتَلَ
“ Saya takut dibunuh “.
Umair berkata :
قَدْ دَعَاكَ إِلَى أَنْ تَدْخُلَ فِي الْإِسْلَامِ،
فَإِنْ رَضِيتَ وَإِلَّا سَيَّرَكَ شَهْرَيْنِ!!
“ Beliau telah mengajak mu
untuk masuk Islam, dan itupun jika kamu mau, tapi jika kamu tidak mau , maka
beliau memberi kesempatan kepada mu untuk berfikir selama dua bulan “.
Penulis katakan : Coba kita
perhatikan tawaran murah hati dari Rasulullah ﷺ ini ! . Jika Shofwan mau masuk Islam, kasusnya akan berakhir, dan dia akan memperoleh hak-hak yang diperuntukkan bagi kaum Muslim dan dia
terbebas dari beban yang pernah dia timpakan kepada kaum Muslim, dan jika dia
ingin mengambil dua bulan penuh untuk mempertimbangkan masuk islam atau
tidaknya, maka dia dalam jaminan keamanan !
LANJUT :
Lalu Shofwan bin Umayyahh
pulang ke Makkah bersama Umair bin Wahb hendak menghadap kepada Rasulullah ﷺ, dan masuk
al-Haram, saat itu Rasulullah SAWsedang sholat bersama orang-orang sholat Ashar . Lalu mereka bedua berdiri
menunggu Rosulullah selesai sholat .
Lalu Shofwan bertanya kepada
Umair bin Wahb :
كَمْ تُصَلُّونَ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ؟
Dia menjawab :
خَمْسُ صَلَوَاتٍ
Lima kali sholat .
Dia bertanya :
يُصَلِّي بِهِمْ مُحَمَّدٌ؟
Muhammad sholat dengan
mereka?
Dia menjawab : نَعَمْ / Ya.
Ketika Rasulullah ﷺ mengucapkan salam
dan menyelesaikan sholatnya, Shofwan berteriak menyapa Nabi ﷺ dari kejauhan :
يَا مُحَمَّدُ، إِنَّ عُمَيْرَ بْنَ وَهْبٍ
جَاءَنِي بِعِمَامَتِكَ، وَزَعَمَ أَنَّكَ دَعَوْتَنِي إِلَى الْقُدُومِ عَلَيْكَ،
فَإِنْ رَضِيتُ أَمْرًا وَإِلَّا سَيَّرْتَنِي شَهْرَيْنِ
Hai Muhammad !!! , Umair bin
Wahb mendatangi saya dengan sorban Anda, dan mengklaim bahwa Anda mengundang
saya untuk datang kepada Anda. Dan menawarkan pilihan , Jika saya ridho
terhadap suatu perkara ( Yakni masuk Islam ) , jika tidak maka saya akan di
kasih waktu untuk berfikir selama dua bulan.
Maka Rosulullah ﷺ menjawab dengan
jawaban yang lembut dan penuh kemudahan :
«انْزِلْ أَبَا وَهْبٍ»
“Turunlah , Abu Wahb
!!! “.
Penulis katakan : Coba perhatikan !
Beliau ﷺ memanggilnya dengan
menyebut Kunyah nya , sebuah panggilan yang paling di sukai oleh orang arab .
Sementara Showan sendiri memanggil Rosulullah ﷺ dari kejauhan : “ Hai Muhammad ! “. Betapa mulianya akhlak
Rasulullah ﷺ.
LANJUT :
Shofwan menjawab dengan
ketakutan :
لَا - وَاللَّهِ - حَتَّى تُبَيِّنَ لِي!!
Tidak - demi Allah - sampai
kau menjelaskannya padaku !!
Rosulullah ﷺ berkata :
«بَلْ تَسِيرُ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ»!
" Bahkan Sebaliknya, aku kasih waktu untuk mu empat bulan."
Dan Rasulullah ﷺ memang benar-benar
membebaskan Shofwan bin Umayyah empat bulan penuh untuk berpikir ... !!
===****===
SAAT PERANG HUNAIN :
Tidak lama kemudian setelah
penaklukan kota Makkah terjadilah perang HUNAIN pada tanggal 13 Syawal tahun 8
Hijriah.
Ketika Rasulullah ﷺ hendak pergi ke
Hunain untuk berperang beliau membutuhkan persenjataan tambahan seperti baju
besi , panah dan senjata lainnya . Kebetulan di Makkah terdapat para pedagang
Senjata , pimpinannya adalah SHOFWAN BIN UMAYYAHH dan Naufal bin al-Haarits bin
Abdul Muththolib , mereka adalah pedagang senjata terkenal di Makkah dan mereka saat itu masih
musyrik , belum masuk Islam.
Namun demikian , Rasulullah ﷺ tidak dengan paksa
mengambil senjata dari mereka , tetapi meminjamnya dengan harga sewa dan siap
mengganti rugi jika ada yang rusak ! Beliau tidak memanfaatkan kelemahan mereka
dengan sedikit para pengikutnya, padahal Islam di Mekah sudah hampir semuanya
kecuali dia.
Awalnya Shofwan bin Umayyahh
merasa kahwatir , lalu dia bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
أَغَصْبٌ،
يَا مُحَمَّدُ؟
" Apakah engkau hendak merampasnya
dengan paksa wahai Muhammad?"
Beliau ﷺ menjawab ,
"بَلْ
عَارِيَةٌ مَضْمُونَةٌ"
" Tidak , Tapi sewa yang
bergaransi ."
Sebagamana diriwayatkan oleh
Abu Daud dari Shofwan bin Umayyah :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعَارَ مِنْهُ أَدْرَعًا يَوْمَ حُنَيْنٍ، فَقَالَ:
أَغَصْبٌ يَا مُحَمَّدُ؟ فَقَالَ: لَا، بَلْ عَارِيَّةٌ مَضْمُونَةٌ
Bahwasannya Rasulullah ﷺ pernah meminjam darinya
beberapa baju besi sewaktu perang Hunain. Ia bertanya : “Apakah ia rampasan ya
Muhammad ?”. Maka beliau menjawab : “Tidak, ia pinjaman yang ditanggung” [HR.
Abu Dawud no. 3562; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah
Ash-Shahiihah no. 631].
Dan Shofwan pun pergi
bersama kaum muslimin ke medan perang Hunain untuk mengurus senjatanya, dan
pasukan kaum muslimin terkalahkan terlebih dahulu, kemudian kekalahan itu
diikuti dengan kemenangan yang luar biasa .
Shofwan menyaksikan Kaum
Muslimin mengumpulkan harta rampasan perang (غَنَائِمُ) yang belum pernah didengar oleh orang Arab sebelumnya, dan
Rasulullah ﷺ melakukan apa yang
tidak pernah dilakukan oleh seorang pemimpin dalam sejarah umat manusia. Saat
Beliau ﷺ berdiri membagi
semua rampasan - sebanyak itu !! - untuk para prajurit tanpa menyimpan apapun
untuk dirinya sendiri!
Dan Nabi ﷺ memberikan para
mu’allaf dari umat Islam unta dan domba yang sangat banyak , dan para muallaf
benar-benar telah mendapatkan kekayayaan yang melimpah ruah yang membuat
pikiran mereka tercengang
Bahkan para bangsawan pun
rela melepaskan rasa gengsinya dan harga diri nya , dan mereka pergi menghadap
Rosuluullha ﷺ meminta-minta
kepadanya agar di kasih bagian , bahkan diantara mereka ada yang melakukannya
berkali-kali . Dan Rosulullah ﷺ tidak pernah menolak
orang yang meminta kepadanya .
Diriwayatkan :
Bahwa harta
rampasan perang pada perang Hunain mencapai uang perak 4000 uqiyah ( 476.000
gram perak ) , unta 24.000, dan domba lebih dari 40.000 domba .
Lihat : “مغازي الواقدي” (1/944), “السيرة النبوية” oleh Ibn Katheer: (3/667), “زاد المعاد”: (3/408).
Para Muallaf yang pertama
kali Rosulullah ﷺ kasih bagian dari
harta rampasan perang (غَنَائِمُ) adalah Abu
Sufyan bin Harb 40 Uqiyah perak ( 4.760 gram )
dan 100 ekor unta .
Lalu Abu Sufyan berkata :
Buat Anakku Yaziid ? Beliau ﷺ berkata : “ Kasih
lagi dia 40 Uqiyah perak ( 4.760 gram )
dan 100 ekor unta” .
Lalu Abu Sufyan berkata lagi
: “ Anakku Muawiyah ?” Beliau ﷺ berkata: “ Kasih
lagi dia 40 Uqiyah perak ( 4.760 gram )
dan 100 ekor unta”,
Dan beliau ﷺ memberi Hakim bin
Hizam 100 ekor unta, lalu dia meminta 100 ekor lagi dan beliau pun ﷺ memberinya .
Dan beliau ﷺ memberi Al-Nadhar
bin Al-Harith bin Kelda 100 ekor unta,
Dan memberi Al-‘Alaa bin
Harithah Al-Tsaqofi 50 ekor unta ,
Dan memberi Al-Abbas bin
Mirdas 40 ekor unta, lalu dia melantun Syair maka beliau ﷺ menggenapinya
menjadi100 ekor unta .
Lalu beliau menyuruh Zaid
bin Thabit untung menghitung sisa harta rampasan perang dan menghitung jumlah
orang , lalu membagikannya kepada mereka , pembagiannya seperti berikut ini :
untuk setiap pasukan yang berjalan kaki adalah 4 unta dan 40 domba. Jika dia
seorang pasukan berkuda , dia mendapat 12 ekor unta dan 120 domba .
( Lihat : “زاد المعاد” (3/408) dan “الرحيق المختوم”
(426).
Sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu
bercerita,
مَا
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الإسْلامِ شَيْئًا
إلا أعْطَاهُ. قَالَ: فَجَاءَه رَجُلٌ (وفي رواية : أَنَّ رَجُلًا
سَأَلَ النَّبِيَّ -صلى الله عليه وسلم- غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ ) فَأعْطَاهُ غَنمًا
بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَاقَوْمِ، أسْلِمُوا،
فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِى عَطَاءً لا يَخْشَى الْفَقر،وإنْ كَانَ الرَّجُلُ
لَيُسْلِمُ مَا يُرِيدُ إلا الدُّنْيَا، فَمَا يُسْلِمُ حَتَّى يَكُونَ الإسْلامُ
أحبَّ إلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا
Artinya : “Tidaklah
Rasulullah ﷺ diminta sesuatu
–demi untuk masuk Islam- kecuali Rasulullah berikan.
Maka datang seseorang (
dalam riwayat yang lain : Orang ini meminta kepada Nabi ﷺ kambing sepenuh
lembah diantara dua gunung) maka Nabi memberikan kepadanya kambing tsb , lalu
iapun kembali kepada kaumnya dan berkata :
“Wahai kaumku, masuklah
kalian ke dalam Islam, sesungguhnya Muhammad memberi pemberian tanpa takut
kemiskinan sama sekali, Sungguh jika ada seseorang masuk Islam tujuannya
hanyalah untuk mendapat harta duniawi, maka tidaklah ia masuk Islam hingga
akhirnya Islam lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (HR. Muslim no.
4276).
===***===
SHOFWAN (RADHIYALLAHU ‘ANHU) MASUK ISLAM
Bagaimana kelanjutannya
dengan Shofwan bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu?
Dari kejauhan Shofwan ibn
Umayyahh berdiri dengan sedih melihat barang rampasan perang HUNAIN
dibagi-bagikan, karena dia masih berada di antara kaum musyrikin , dan dia
tidak mendapatkan apa-apa selain hasil dari menyewakan senjata.
Akan tetapi tidak lama
kemudian terjadi sesuatu yang mengejutkan hati Shofwan, mengejutkan orang-orang
yang menyaksikannya di lokasi tsb dan yang mendengarnya !!
Rasulullah ﷺ tiba-tiba memanggil
Shofwan bin Umayyahh, dan memberinya 100 EKOR UNTA, sama seperti dia memberi
para pemimpin kuam Muslimin dari orang-orang Mekah !!
Tidak akan pernah
terbayangkan pada diri Shofwan - sehebat
apapun kemurahan hati seseorang atau kedermawanannya - hal seperti ini akan
terjadi darinya? !!
Dan itu bukanlah akhir
kejadian !
Rasulullah, ﷺ menemukan bahwa
Shofwan masih berdiri, memandangi jalan di lereng gunung (شِعْب) di Hunain,
yang telah dipenuhi unta-unta dan domba-domba. Dia menunjukkan tanda-tanda
keheranan dan rasa takjub atas banyaknya binatang ternak,
Lalu Rosulullah ﷺ berkata kepadanya
dengan lembut :
«أَبَا وَهْبٍ، يُعْجِبُكَ هَذَا الشِّعْبُ؟».
"Abu Wahb, apakah syi’b
ini membuat mu takjub ?"
Shofwan berkata dengan terus
terang: Ya.
Dia tidak bisa menahan diri
utk berpura-para menolaknya dan mengingkarinya .. Sungguh Pemandangannya yang
sangat mempesona !!
Rosulullah ﷺ berkata dengan
entengnya seolah-olah dia mau melepaskan satu atau dua ekor unta :
«هُوَ لَكَ وَمَا فِيهِ»!!
“Ini untukmu dan apa yang
ada di dalamnya !!”
Shofwan benar-benar
tercengang dengan ucapan Nabi ﷺ ini , dan itu
semakin memperjelas di depan matanya akan kebenaran yang telah hilang dari
dirinya selama bertahun-tahun, dan Shofwan bin Umayyah tidak menemukan pada
dirinya kecuali dengan mengatakan :
مَا طَابَتْ نَفْسُ أَحَدٍ بِمِثْلِ هَذَا
إِلَّا نَفْسُ نَبِيٍّ، أَشْهَدُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“Tidak ada kepribadian yang
sebaik ini kecuali seorang Nabi, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali
Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Di tempat itu juga Shofwan
radhiyallahu ‘anhu langsung masuk Islam !!
Dalam Riwayat Imam Muslim dari Ibnu
Syihab :
Pasca Perang Hunain, Rasulullah ﷺ memberikan
kepada Shofwan bin Umayyahh bagian ghanimah sebanyak 100 ekor unta, lalu 100
ekor unta lagi, kemudian ditambah 100 ekor unta lagi.
Hingga akhirnya Shofwan bin Umayyahh
mengakui sendiri,
وَاللهِ
لَقَدْ أعْطَانِى رَسُولُ اللهِ r مَا أعْطَانِى، وَإِنَّهُ لأبْغَضُ النَّاسِ إلَىَّ، فَمَا بَرِحَ
يُعْطِينِى حَتَّى إنَّهُ لأحَبُّ النَّاسِ إلَىَّ
“Demi Allah! Rasulullah ﷺ telah
memberikan kepadaku apa yang ia berikan, padahal ia adalah orang yang dulunya
paling aku benci. Namun beliau terus-menerus memberikan pemberiannya kepadaku
hingga akhirnya beliau menjadi orang yang paling aku cintai”. (HR Muslim no
2313)
Barang kali Shofwan termasuk dalam
kategori yang disebutkan oleh Anas bin Malik diatas :
إنْ
كَانَ الرَّجُلُ لَيُسْلِمُ مَا يُرِيدُ إلا الدُّنْيَا، فَمَا يُسْلِمُ حَتَّى
يَكُونَ الإسْلامُ أحبَّ إلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَ
Artinya: “Sungguh dulu ada seseorang yang masuk Islam dan
tujuannya hanyalah untuk mendapat harta duniawi, maka tidaklah ia masuk Islam
hingga akhirnya Islam lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (HR Muslim
no 2312)
ALLAHU AKBAR ???
Kebaikan apa yang terjadi
pada diri Shofwan, semoga Allah SWT meridloinya .. !!
Kebaikan apa yang diraih
suku Bani Jam’ah ketika pemimpinnya masuk Islam .. !!
Kebaikan apa yang telah
dicapai untuk Mekkah dengan masuk Ilsamnya Shofwan .. !!
Dan kebaikan apa yang telah
dicapai bagi umat Islam, ketika kekuatan pemimpin Mekah yang terkenal Shofwan
bin Umayyahh radhiyallahu ‘anhu, ditambahkan kepada mereka, dan yang kemudian
menjadi Muslim yang baik dan menjadi salah satu mujahidin fii sabiilillaah ?
Inilah Manhaj Rosulullah ﷺ dan manhaj salaf
yang shahih dalam berdakwah .
Dan ini terhadap orang kafir,
musyrik dan penjahat perang . Bukan suadara kita yang seiman yang berbeda
pendapat !!!!
Dan inilah manhaj dakwah
yang sesuai dengan al-Qur’an. Allah SWT berfirman :
﴿وَمَنْ أَحْسَنُ
قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ (33) وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا
يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)﴾
Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru [berdakwah] kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
muslim [berserah diri]?" [QS. Fush-shilat : (33)].
Dan tidaklah sama kebaikan
dan keburukan. Cegahlah (keburukan itu) dengan cara yang terbaik, sehingga
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan berubah seolah-olah
telah menjadi teman yang sangat setia. (34)
Sifat-sifat yang baik
itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang SABAR dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang memiliki keberuntungan yang
besar. (35).
SELESAI
وَصَلَّى
اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ۔
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
0 Komentar