Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA SEBELUM TIBA HARINYA

BAGAIMANA HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA SEBELUM TIBA WAKTUNYA?

Disusun oleh Abu Haitsam Fakhry.

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

Bismillah

Akan saya kutip beberapa fatwa dari sebagian para ulama tentang hukum mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha sebelum waktu nya tiba atau sehari sesudahnya:

Pertama: Saya kutip fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin melalui Islamweb.net no. Fatwa (187457)

فلم نقف على دليل يمنع التهنئة قبل صلاة العيد جاء في إجابة للشيخ ابن عثيمين رحمه الله:  "التهنئة بالعيد قد وقعت من بعض الصحابة ـ رضي الله عنهم ـ وعلى فرض أنها لم تقع فإنها الآن من الأمور العادية التي اعتادها الناس، يهنئ بعضهم بعضاً ببلوغ العيد واستكمال الصوم والقيام".

فالشيخ جعلها من الأمور التي اعتادها الناس ببلوغ العيد واستكمال الصوم...

Kami tidak menemukan dalil yang melarang ucapan selamat sebelum sholat Idul Fitri. Telah datang dalam jawaban dari Syeikh Ibnu al-‘Utsaimiin:

“Ucapan Selamat Idul Fitri terjadi pada sebagian kalangan para Sahabat RA. Dan jika seandainya bahwa hal itu tidak terjadi, maka hal tersebut merupakan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan dilakukan orang-orang saat ini. Kami saling mengucapkan selamat atas datangnya Idul Fitri dan selesainya puasa dan qiyaam”.

Syeikh Ibnu al-Utsaimin menjadikan ucapan selamat itu salah satu hal yang sudah menjadi adat kebiasaan yang dilakukan orang-orang saat Idul Fitri tiba dan selesainya puasa.

Kesimpulan dari Islamweb.net:

ولم نقف على نهي عنها قبل الصلاة ـ كما أشرنا ـ أو تخصيصها بما بعد الصلاة أو غيره

Kami tidak menemukan dalil yang melarang ucapan selamat sebelum shalat Ied- seperti yang telah kami tunjukkan - atau mengkhusushkannya setelah shalat atau pada waktu lainnya.

Kedua: Fatwa Profesor Doktor Sa’ad Al-Khotslaan, anggota”هيئة كبار العلماء”dulu, ketua”مجلس إدارة الجمعية الفقهية السعودية”di Arab Saudi, beliau mengatakan:

إنه لا بأس بالتهنئة بالعيد قبل صلاة العيد

“Bahwa mengucapkan selamat Idul Fitri sebelum sholat Idul Fitri tidak apa-apa”.

Lalu beliau menjelaskan:

أن”التهنئة من باب العادات، والأصل في العادات الحل والإباحة، فلا بأس بالتهنئة قبل العيد ويوم العيد وبعده مدامت تلك التهنئة مرتبطة بمناسبة العيد”.

Bahwa”ucapan selamat termasuk dalam BAB adat kebiasaan, dan prinsip dasar yang berkaitan dengan adat istiadat adalah halal boleh dan dibolehkan. Tidak ada salahnya mengucapkan selamat sebelum Idul Fitri, di hari Idul Fitri, dan setelahnya, selama ucapan tersebut terkait dengan kesempatan Idul Fitri.

Referensi:

جاء ذلك في مقطع فيديو من برنامج”الجواب الكافي”المُذاع على”قناة المجد”، وأعاد”الخثلان”نشره على حسابه الرسمي بموقع”تويتر”.


Ketiga: Fatwa Syeikh As-Syarwani as Syafi’i –rahimahullah-, beliau berkata:

“ويؤخذ من قوله في يوم العيد أنها لا تطلب – أي: التهنئة - في أيام التشريق وما بعد يوم عيد الفطر ، لكن جرت عادة الناس بالتهنئة في هذه الأيام ولا مانع منه ; لأن المقصود منه التودد وإظهار السرور ، ويؤخذ من قوله يوم العيد أيضاً: أن وقت التهنئة يدخل بالفجر لا بليلة العيد خلافا ، لما في بعض الهوامش ا هـ ، وقد يقال: لا مانع منه أيضاً إذا جرت العادة بذلك ؛ لما ذكره من أن المقصود منه التودد وإظهار السرور ، ويؤيده ندب التكبير في ليلة العيد”انتهى من "حواشي الشرواني على تحفة المحتاج”(2/57).

“Bahwa sebenarnya ucapan selamat hari raya  ( idul adha ) tidak dituntun untuk diucapkan pada hari Tasyriq atau setelah hari raya idul fitri, akan tetapi karena sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat mengucapkannya pada hari-hari tersebut maka tidak masalah, karena tujuannya adalah menebar kasih sayang dan menampakkan rasa bahagia.

Waktu ucapan itu ketika masuk waktu subuh bukan malam hari raya.

Namun tidak masalah apabila kebiasaan masyarakat mengucapkannya sebelum waktu tersebut, karena tujuannya adalah menebar kasih sayang dan menampakkan rasa bahagia dan dikuatkan dengan sunnah bertakbir”. (Hawasyi as Syarwani ‘ala Tuhfatil Muhtaj: 2/57)

Rasulullah SAW bersabda:
 

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ


"Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta”Dan minta bantuanlah dengan - melaksanakan ketaatan - di waktu pagi, sore, dan sebagian malam hari”, Yakni: pada waktu-waktu kalian giat dan bersemangat.

Makna sabda beliau SAW

“ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه "

Maksudnya, apabila engkau menyusahkan diri dalam beragama, bersikap ektsrim, maka agama akan mengalahkanmu, dan engkau akan binasa. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

هلك المتنطعون قالها ثلاثا. رواه مسلم

“Binsahlah orang-orang yang ekstrim (dalam beragama). Beliau mengucapkannya 3 kali.”(HR. Muslim)

Dan Nabi SAW bersabda:

يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا وَلاَ تَخْتَلِفَا

"Mudahkanlah, janganlah mempersulit dan membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling membantulah dengan suka rela dan jangan berselisih”[Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim].


 

Posting Komentar

0 Komentar