Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KUMPULAN FATWA: HUKUM MENGGANTUNGKAN AYAT AL-QURAN DAN HADITS NABAWI PADA DINDING

Kumpulan Fatwa : Hukum Menggantungkan Ayat Al-Quran Dan Hadits Nabawi Pada Dinding

Di Susun oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL-ISLAM



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ:

******

PERTAMA: FATWA SYEIKH BIN BAAZ رحمه الله

TANYA JAWAB SYEIKH ABDUL ‘AZIIZ BIN BAAZ رحمه الله TENTANG : HUKUM MENGGANTUNG AYAT DAN SURAT AL-QURAN PADA DINDING:

حكم تعليق السور القرآنية على الحائط

====

TANYA JAWAB KE 1:

PERTANYAAN:

سَ: الأَخُ ع. ر. مِنْ بَلادِ زُهْرانَ، يَقُولُ: "يا سَماحَةَ الشَّيْخِ، هُناكَ مَنْ يَقُولُ بِأَنَّ تَعْلِيقَ السُّورِ القُرآنِيَّةِ أَوِ الآياتِ عَلَى الحائِطِ حَرَامٌ، مَعَ العِلْمِ أَنَّ هَذِهِ الآياتِ أَوِ السُّورَ لَمْ تُوضَعْ إلاَّ لِفَضائِلِها، مِثْلَ سُورَةِ يَسٍّ وَآيةِ الكُرْسِيِّ وَغَيْرِها، لِذَا نَأْمَلُ مِنْ سَماحَتِكُمْ بَيانَ حُكْمِ ذلِكَ. جَزاكُمُ اللهُ خَيْراً".

Wahai Syeikh, ada orang yang mengatakan haramnya menggantungkan surah-surah atau ayat-ayat Al-Qur’an di dinding, padahal diketahui bahwa ayat atau surah tersebut tidak sekali-kali diletakkan kecuali karena keutamaannya, seperti Surat Ya-Siin dan Ayat al-Kursi dan lain-lain.

Jadi kami berharap Yang Mulia berkenan menjelaskan hukum tentang itu. Semoga Allah membalas kebaikanmu!

JAWAB:

ج: تَعْلِيقُ الآياتِ أوِ السُّورِ فِي الجُدْرَانِ فِي الْمَكْتَبِ، أَوْ فِي الْمَجْلِسِ لِلتَّذْكِيرِ وَالْعِظَةِ لَا بَأْسَ بِذَلِكَ عَلَى الصَّحِيحِ، قَدْ كَرِهَ بَعْضُ عُلَمَاءِ الْعَصْرِ وَغَيْرُهِمْ تَعْلِيقَ ذَلِكَ، وَلَكِنَّ لَا حَرَجَ فِيهِ إِذَا كَانَ لِلتَّذْكِيرِ بِذَلِكَ، وَالْعِظَةِ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ، إِذَا كَانَ الْمَحَلُّ مُحْتَرَمًا، كَالْمَجْلِسِ وَالْمَكْتَبِ وَنَحْوِ ذَلِكَ، أَوْ عَلَقَ حَدِيثًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ أَحَادِيثَ، كُلَّ ذَلِكَ فِيهِ مَوَاعِظُ وَذِكْرَى، أَمَّا إِذَا كَانَ الْقَصْدُ غَيْرَ ذَلِكَ ؛ الْقَصْدُ أَنَّهَا تَحْفَظُهُ مِنَ الْجِنِّ، أَوْ تَحْفَظُهُ مِنَ الْعَيْنِ أَوْ كَذَا، فَلَا يَجُوزُ بِهَذَا الْقَصْدِ وَبِهَذَا الْاِعْتِقَادِ ؛ لِأَنَّ هَذَا لَمْ يَرِدْ فِي الشَّرْعِ، وَلَيْسَ لَهُ أَصْلٌ يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ.

“Menggantungkan ayat atau surah di dinding kantor atau di majelis untuk peringatan dan nasihat, tidak mengapa menurut pendapat yang shahih / benar.

Namun ada Sebagian ulama zaman sekarang dan sebagian lainnya yang me makruh kannya itu, akan tetapi yang shahih tidak mengapa jika itu untuk peringatan dan nasihat jika di letakkan ditempat yang terhormat, seperti di majlis, kantor, dan sebagainya.

Atau menggantungkan sebuah hadits Nabi, sallallahu alaihi wa sallam, atau banyak hadits, maka semua itu boleh karena isinya nasihat dan peringatan.

Tetapi jika tujuannya adalah sebaliknya; yaitu Niatnya agar terjaga dari jin, atau terlindung dari Sihir ‘Ain atau anu, maka tidak halal jika dengan niat ini dan keyakinan ini, karena yang demikian ini tidak ada keterangan dalam Syariah, dan ini tidak memiliki dasar yang bisa di jadikan pegangan”.

=====

TANYA JAWAB KE 2:

PERTANYAAN:

سَ: هَلْ يَجُوزُ تَعْلِيقُ الآيَاتِ فِي الْبُيُوتِ، أَمْ أَنَّ ذَلِكَ بِدْعَةٌ؟ أَفِيدُونَا جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا.

Apakah diperbolehkan menggantung ayat-ayat di rumah, atau itu adalah bid'ah? Tolong berilah kami faidah ilmu, semoga Allah membalas kebaikan Anda!

JAWAB:

ج: لَا حَرَجَ فِي تَعْلِيقِ الآيَاتِ وَالأحَادِيثِ فِي الْمَكَاتِبِ وَالْمَجَالِسِ وَنَحْوِ ذَلِكَ لِلْفَائِدَةِ وَالذِّكْرَى، وَأَمَّا تَعْلِيقُهَا عَلَى الْإِنْسَانِ كَالْمَرِيضِ أَوْ الصَّغِيرِ كَتَمِيمَةٍ لِحِفْظِهِ مِنَ الْجِنِّ أَوْ كَذَا فَهَذَا لَا يَجُوزُ، وَلَهَذَا ثَبَتَ عَنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ، وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى: مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ، فَالتَّمَائِمُ هِيَ التِّي تُعَلَّقُ عَلَى الْأَوْلَادِ وَعَلَى الْمَرْضَى، إِمَّا لِقَصْدِ حِفْظِهِمْ - بِزَعْمِ الْمُعَلِّقِ - مِنَ الْجِنِّ أَوْ مِنَ الْعَيْنِ، كُلُّ هَذَا لَا يَجُوزُ أَمَّا تَعْلِيقُ آيَاتٍ أَوْ أَحَادِيثٍ فِي الْمَكَاتِبِ أَوْ نَحْوِهَا، لِقَصْدِ الْفَائِدَةِ وَالذِّكْرَى فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ.

Tidak ada salahnya menggantungkan ayat-ayat dan hadits-hadits di kantor dan majelis dan sebagainya untuk sebuah faedah dan peringatan. Adapun menggantungkannya pada badan seseorang, seperti orang sakit atau anak kecil, sebagai jimat untuk melindunginya dari jin atau anu, maka hal ini tidak diperbolehkan, oleh karena itu ketetapan dari Nabi saw, bersabda:

"مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلاَ أَتَمَّ الله لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ الله لَه".

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, maka Allah tidak menyelesaikan urusannya, dan barangsiapa yang menggantungkan wada’ah, maka Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya”.

Dan dalam riwayat lain:

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah maka ia telah melakukan kesyirikan”.
Tamiimah adalah jimat yang dilekatkan pada anak-anak dan orang sakit, baik untuk tujuan melindungi mereka - menurut prasangka yang menggantungkannya - dari jin atau sihir ‘Ain. Semua itu tidak boleh.

Adapun menggantungkan ayat-ayat atau hadits-hadits di kantor atau sejenisnya, untuk sebuah faidah dan mengingatkan, maka itu tidak mengapa.

=====

TANYA JAWAB KE 3:

PERTANYAAN:

سَ: مَا هُوَ رَأْيُ سَمَاحَتِكُمْ فِي تَعْلِيقِ السُّورِ القُرْآنِيَّةِ عَلَى الْحَائِطِ؟

Apa pendapat Yang Mulia tentang menggantungkan surah Al-Qur'an di dinding?

JAWAB:

ج: إذا عَلَقَهَا لِلْفَائِدَةِ لِيَقْرَأَهَا أَوْ عَلَقَ أَحَادِيثَ أَوْ كَلَامًا طَيِّبًا فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ، أَمَّا أَنْ يَعْلُقَهَا كَحِرْزٍ فَهَذَا لَا يَجُوزُ.

Jika dia menggantungnya agar bisa membacanya, atau dia menggantungkan hadits-hadits atau kata-kata yang baik, maka yang demikian itu tidak apa-apa, tetapi jika dia menggantungnya sebagai jimat, maka ini tidak boleh.

=====
TANYA JAWAB KE 4:

PERTANYAAN:

هل يَجُوزُ تَعْلِيقُ بَعْضِ الآيَاتِ القُرْآنِيَّةِ فِي الْمَكَاتِبِ؟ وَهَلْ صَحِيحٌ أَنَّ حُكْمَهَا حُكْمُ الصُّورِ الْمُعَلَّقَةِ؟

Apakah diperbolehkan menggantungkan sebagian aya-ayat Al-Qur'an di kantor-kantor?

Benarkah hukumnya sama dengan hukum menggantungkan gambar-gambar (makhluk hidup)?

JAWAB:

تَعْلِيقُ الصُّورِ لَا يَجُوزُ، أَمَّا تَعْلِيقُ الآيَاتِ وَالأحَادِيثِ فِي الْمَكَاتِبِ لِلتَّذْكِيرِ فَلَا نَعْلَمُ بِأَسًا بِذَلِكَ. وَاللَّهُ وَلِيُّ التَّوْفِيقِ.

Menggantung gambar-gambar (makhluk hidup) tidak boleh. Adapun menggantungkan ayat-ayat dan hadits- hadits di kantor-kantor sebagai pengingat, kami tidak tahu ada yang salah dengan itu. Semoga Allah memberikan taufiq”

Sumber :

(نشر في كتاب (فتاوى إسلامية)، جمع وترتيب الشيخ/ محمد المسند، ج4 ص: 29. (مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز 24/ 385)

=====

TANYA JAWAB KE 5:

PERTANYAAN:

مَا حُكْمُ كِتَابَةِ الْآيَاتِ الْقُرْآنِيَّةِ وَتَلْصِيقِهَا فِي الْمَسَاجِدِ أَوْ الْمَنَازِلِ؟

Apa hukum menulis ayat-ayat Al-Qur'an dan menempelkannya di masjid-masjid atau rumah-rumah?

JAWAB:

"لا يَنْبَغِي، أَقَلُّ أَحْوَالِهِ الْكَرَاهَةُ؛ لِأَنَّهُ يُشْغِلُ الْمُصَلِّينَ وَيُؤْذِيهُمْ وَيُشَوِّشُ عَلَيْهِمْ، وَالْمَسَاجِدُ يَنْبَغِي أَنْ تَكُونَ سَلِيمَةً مِنْ هَذِهِ الْأَشْيَاءِ حَتَّى لَا يُشْغَلَ الْمُصَلُّونَ بِالْقِرَاءَاتِ وَالْكِتَابَاتِ وَالرُّسُومِ التِّي فِي الْجُدُرَانِ.

السُّؤَالُ: حَتَّى فِي الْمَنَازِلِ؟

الْجَوَابُ: لَا، الْمَنَازِلُ أَسْهَلُ، لَكِنَّ الْمَسَاجِدَ هِيَ الَّتِي يَنْبَغِي تَنْزِيهُهَا مِنْ هَذَا لِئَلَّا تُشْغِلَ الْمُصَلِّينَ، أَمَّا الْمَنَازِلُ فَأَمْرُهَا أَوْسَعُ."

(Jika di Masjid) Itu tidak layak, paling tidak hukumnya makruh ; Karena hal itu mengalihkan perhatian orang-orang yang sholat dan menyakiti mereka dan mengganggu kekhusyu’an mereka. Dan masjid itu harus aman dari hal-hal tersebut agar para jamaah tidak menyibukkan diri dengan bacaan, tulisan dan gambar-gambar yang ada pada di dinding.

PERTANYAAN SUSULAN:

Apakah hukum tsb termasuk yang di rumah-rumah?

JAWAB:

(Kalau di rumah) Tidak mengapa, rumah-rumah itu lebih mudah, tetapi masjid-masjidlah yang seyogyanya dibersihkan dari ini agar tidak menyibukkan hati orang-orang yang sholat. Adapun rumah-rumah, maka masalahnya lebih luas.

Sumber :

فتاوى الجامع الكبير للشيخ بن باز / حكم تعليق الآيات القرآنية على جدران المساجد والبيوت

*******

FATWA SYEIKH AL-ALBAANI رحمه الله:

Tanya jawab tentang hukum menggantungkann ayat-ayat al-Quran, hadits-hadts Nabawi dan lafadz “الجلالة” pada dinding.

PERTANYAAN:

السَّائِلُ: مَا حُكْمُ تَعْلِيقِ الْآيَاتِ الْقُرْآنِيَّةِ أَوْ الْحَدِيثِ النَّبَوِيِّ عَلَى الْجُدُرَانِ أَوْ لَفْظِ الْجَلَالَةِ أَوْ اسْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَجْلِ التَّذْكِيرِ بِذَلِكَ؟

الشَّيْخُ: مِنْ أَجْلِ التَّذْكِيرِ؟

السَّائِلُ: نَعَمْ.

Penanya: Bagaimana hukum menggantungkan ayat-ayat Al-Qur'an atau hadits Nabi di dinding, atau lafadz الجلالة, atau nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan keluarganya, dalam rangka untuk mengingat-ngingat nya?

Asy-Syeikh balik bertanya: “Benar untuk mengingat hafalan?”

Penanya: Iya.

Syeikh Menjawab:

الشَيْخُ: آه، الْأَمْثَلَةُ الَّتِي ذَكَرْتَهَا بَعْضُهَا بِلَا شَكٍّ لَا يَصْلَحُ أَنْ يَكُونَ مُعَلَّلًا بِالتَّذَكُّيرِ يَعْنِي مَثَلًا تَعْلِيقُ لَفْظَةِ الْجَلَالَةِ؛

لَكِنَّنَا نَقُولُ :

إِذَا كَانَ هُنَاكَ نَاسٌ فِي غَفْلَةٍ عَنْ بَعْضِ النُّصُوصِ الْقُرْآنِيَّةِ أَوْ الْأَحَادِيثِ النَّبَوِيَّةِ فَعُلِّقْتْ مِنْ أَجْلِ التَّذْكِيرِ بِهَا لِغَفْلَةِ النَّاسِ عَنْهَا يَجُوزُ وَيُشْرَعُ مِنْ بَابِ اتِّخَاذِ الْوَسَائِلِ لِتَذْكِيرِ الْغَافِلِينَ.

أَمَّا تَعْلِيقُ شَيْءٍ مَعْرُوفٍ عِنْدَ النَّاسِ وَكَمَا هُوَ أَوْضَحُ مَثَالًا تَمَامًا أَنَّهُ أَصْبَحَ مِنْ شُرُوطِ كُلِّ مِحْرَابٍ يُبْنَى فِي أَيِّ مَسْجِدٍ أَنْ يُكْتَبَ بِخَطِّ الثُّلُثِ الْجَمِيلِ ((كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمَحْرَابِ)) فَهُنَا فِيهِ خَطَآنٌ : أَحَدُهُمَا – بِدْعَةٌ. وَالْآخَرُ - تَضْلِيلُ النَّاسِ عَنْ مَعْنَى الْآيَةِ الصَّحِيحِ حَيْثُ أَنَّهُ لَيْسَ الْمَقْصُودُ بِالْآيَةِ كَمَا تَعَلَّمَ الْمَحْرَابُ، هَذَا الطَّاقُ الَّذِي يُفْتَحُ فِي الْمَسَاجِدِ وَإِنَّمَا هُوَ الْمَكَانُ الَّذِي يُصَلَّى فِيهِ فَمَثَلًا هَذِهِ الْكِتَابَةُ لَا تَجُوزُ لِمَا ذُكِرْنَا وَزِيَادَةً أَنَّهُ فِي الْمَسْجِدِ وَيُلْهِي الْمُصَلِّينَ فَإِذَا إِذَا رُئِيَتْ الْحَاجَةُ وَالْمَصْلَحَةُ الزَّمَنِيَّةُ الْمَكَانِيَّةُ كُتِبَتْ آيَةٌ فِي جِدَارٍ مَا تَذْكِيرًا حَتَّى إِذَا أَصْبَحَتْ الْآيَةُ أَوْ أَصْبَحَ الْحَدِيثُ مَعَ الزَّمَنِ قَطْعَةً مِنَ الْجِدَارِ لَا يُسْتَفَادُ مِنْهُ، التَّذْكِيرُ؛ فَحِينَئِذٍ تُرْفَعُ وَيُوضَعُ بَدِيلُهَا إِنْ وُجِدَتِ الْمَصْلَحَةُ. هَذَا رَأْيٌ فِيمَا يَتَعَلَّقُ.

“Aah, contoh-contoh yang Anda sebutkan itu ada beberapa di antaranya yang tiada keraguan bahwa itu tidak layak untuk dibenarkan jika dengan alasan untuk mengingatkan hafalan, yaitu misalnya: menggantungkan lafadz “الْجَلَالَةِ”.

Tetapi kami katakan:

“Jika ada orang-orang yang khawatir lalai dari sebagian nash-nash Al-Qur'an atau hadits-hadits Nabi SAW, lalu mereka menggantungkannya agar mereka senantiasa mengingatnya karena khawatir orang-orang itu lalai dari nya, maka itu diperbolehkan dan di syariatkan. Ini masuk dalam katagori

بَابُ اتِّخَاذِ الْوَسَائِلِ لِتَذْكِيرِ الْغَافِلِينَ

BAB: MENJADIKAN WASILAH-WASILAH UNTUK MENGINGATKAN ORANG-ORANG YANG LALAI

Adapun menggantung sesuatu yang sudah menjadi tradisi masyarakat, dan sebagai contoh yang paling jelas, yaitu mereka menjadikan salah satu syarat (wajib) untuk setiap mihrab yang dibangun di masjid mana pun harus ditulis dengan tulisan khoth tsuluts yang indah, tulisan ayat berikut ini:

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ

Artinya: Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab

Maka di sini, ada dua kesalahan:

Salah satunya: adalah bid'ah.

Dan yang lainnya: menyesatkan orang tentang makna yang benar dari ayat tersebut, karena tidak dimaksudkan oleh ayat itu adalah mihrab seperti yang Anda ketahui.

Lengkungan Mihrab yang terbuka di masjid-masjid, itu adalah tempat yang di gunakan untuk sholat di dalamnya. Maka dengan adanya tulisan seperti itu jelas tidak diperbolehkan dengan alasan yang telah kami sebutkan. Dan di tambah lagi tulisan tsb adanya di masjid, dan ini akan membuat orang-orang yang sholat di dalamnya menjadi lalai.

Lalu jika karena melihat adanya kebutuhan dan kemashlahatan tuntutan zaman dan lokasi, maka boleh ditulis sebuah ayat di dinding mana saja sebagai pengingat, sehingga ketika ayat atau hadits tsb dengan berjalannya waktu telah berubah menjadi kepingan dari dinding yang tidak ada faidahnya - yakni tidak bisa di jadikan peringatan – maka boleh di angkat, lalu di letakkan penggantinya jika itu ada mashlahatnya.

Ini hanya sebuah pendapat yang berkaitan dengan pertanyaan tsb. (Selesai jawaban Syeikh al-Albaani)

Sumber :

بوابة صوتيات الإمام الألباني. بوابة تراث الإمام الألباني. صوتيات وتفريغات الإمام الألباني. سلسلة الهدى والنور.

******

FATWA LAJNAH AL-IFTAA’ لجنة الإفتاء” KINGDOM OF JORDAN

No. fatwa: 3142 (12/11/2015).

PERTANYAAN:

أَرَادَ تَعْلِيقَ لَوْحَةٍ قُرْآنِيَّةٍ فِي أَحَدِ الْمَسَاجِدِ، فَرَفَضَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ بِحُجَّةٍ أَنَّ الْقُرْآنَ جَاءَ لِيُعْمَلَ بِهِ وَلَيْسَ لِلزِّينَةِ، فَمَا رَأْيُ الشَّرْعِ فِي ذَلِكَ؟

Saya ingin menggantung lauhah (hiasan dinding) Al-Qur'an di salah satu masjid, tetapi warga masjid menolaknya dengan alasan Al-Qur'an datang untuk diamalkan dan bukan untuk hiasan. Apa pendapat Syariah tentang itu?

JAWAB:

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا رَسُولِ اللَّهِ،

تَجُوزُ كِتَابَةُ الآيَاتِ الْقُرْآنِيَّةِ عَلَى الْجُدْرَانِ أَوْ نَقْشُهَا عَلَيْهَا أَوْ تَعْلِيقُهَا عَلَى شَكْلٍ مِنَاظِرَ، وَلَكِنَّ الْوَاجِبَ أَنْ تُعَظَّمَ وَتُحْتَرَمَ، وَتُصَانَ عَنِ الْعَبَثِ أَوْ الْامْتِهَانِ، وَعَدَمَ رَمِيهَا مَعَ الْقُمَامَةِ بَعْدَ تَلَفِّهَا، لِقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: "ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ" الْحَجَّ/32.

جَاءَ فِي [الْفَتَاوَى الْهِنْدِيَّةِ 5 /323]: "وَلَوْ كَتَبَ الْقُرْآنَ عَلَى الْحِيطَانِ وَالْجُدْرَانِ بَعْضُهُمْ قَالُوا: يُرْجَى أَنْ يَجُوزَ، وَبَعْضُهُمْ كَرِهُوا ذَلِكَ مَخَافَةَ السُّقُوطِ تَحْتَ أَقْدَامِ النَّاسِ". وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ.

“Boleh hukumnya menulis ayat-ayat Al-Qur'an di dinding, diukir, atau digantung dalam bentuk pemandangan-pemandangan, tetapi itu semua wajib dimuliakan dan dihormati, dan harus betul-betul dijaga, jangan sampai di sia-siakan atau dilecehkan, dan tidak boleh dibuang di tempat sampah setelah itu rusak, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati “. (QS. Al-Hajj: 32).

Dalam kitab “الفتاوى الهندية” 5/323 di sebutkan:

Dan jika Al-Qur'an ditulis di dinding dan tembok, sebagian dari mereka (para ulama) berkata: Diharapkan itu diperbolehkan. Dan sebagian lain dari mereka: memakruhkannya karena takut terjatuh, lalu berada di bawah kaki orang-orang “.

******

FATWA ASY-SYABAKAH AL-ISLAMIYYAH

No. 23572 & 3071 (24/ Rajab/1428H)

 PERTANYAAN:

س: مَا حُكْمُ تَعْلِيقِ قِطْعَةِ قُمَاشٍ عَلَى الْحَائِطِ وَمَكْتُوبٍ عَلَيْهَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ؟ جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا.

T: Apa hukum menggantungkan selembar kain di dinding dengan tulisan “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah”? Semoga Tuhan membalas Anda.

JAWAB:

ج: الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، أَمَّا بَعْدُ:

فَلَا حَرَجَ فِي تَعْلِيقِ الْقَطْعَةِ الْمَذْكُورَةِ عَلَى الْحَائِطِ لِأَنَّ الْغَالِبَ سَلَامَتُهَا مِنَ الْامْتِهَانِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

Jawab : Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam atas Rasul Allah beserta keluarga dan para sahabatnya, Adapun jawabannya adalah sebagai berikut: Tidak ada salahnya menggantung lembaran kain tersebut di dinding, karena pada umumnya aman dari hal-hal yang merendahkan / menghinakan.

Wallaahu a’lam.

 


Posting Komentar

0 Komentar