PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN SELAIN ILMU
AGAMA
Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
===
===
DAFTAR ISI :
- PENDAHULUAN
- HUKUM BELAJAR ILMU KADAR ALAM SEMESTA DAN PROFESIONAL
- PERINTAH UNTUK MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN
- PERNYATAAN SEBAGIAN PARA ULAMA KOMTEMPORER :
- PERHATIAN AL-QUR'AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN SELAIN AGAMA.
- HUBUNGAN AL-QURAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN :
- PERNYATAAN SEBAGIAN PARA ULAMA KOMTEMPORER :
- ALLAH MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA TIDAK LAH DENGAN MAIN-MAIN DAN ASAL-ASALAN
- MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN ALAM ADALAH JALAN MEMPERKUAT KEIMANAN
- DIANTARA YANG MEMBEDAKAN ANTARA MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAINNYA TERMASUK MALAIKAT ADALAH ILMU PENGETAHUAN
- DALIL-DALIL AYAT AL-QURAN YANG MENYERU UNTUK MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN .
- PERTAMA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN SECARA UMUM :
- PERTAMA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN SECARA UMUM :
- KETIGA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU KEDOKTERAN DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA HINGGA WAFAT.
- KEEMPAT : ILMU PENGETAHUN TENTANG PERGERAKAN ANGIN AWAN DAN HUJAN DALAM ALQURAN .
- FAKTA ILMIYAH AIR PERTAMA DI BUMI DITURUNKAN DARI LANGIT
- KELIMA : ANJURAN MEMPELAJARI ILMU PELEBURAN BESI [METALURGI]
- TENTANG TURUNNYA BESI DARI LANGIT MENURUT AL-QURAN & FAKTA ILMIYAH:
- ILMU PENGETAHUAN NABI DAUD – AS- TENTANG PELEBURAN BESI UNTUK PRODUKSI SENJATA.
- ALLAH SWT MEMULIAKAN DZUL QORNAIN DENGAN ILMU ARSITEK DAN PELEBURAN BESI
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ . وَٱلصَّلَاۃُ وَٱلسَّلَامُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ . أَمَّا بَعْدُ :
====****====
PENDAHULUAN
Maha Suci Allah Azza Wa Jalla yang dalam
firmannya mengangkat beberapa derajat bagi orang-orang beriman dan orang-orang
yang ber Ilmu . Allah Ta’ala berfirman:
…يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..
“…Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
Yang di maksud
ilmu di sini adalah semua ilmu , ilmu yang bisa meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah , ilmu agama dan semua ilmu yang membawa manfaat
dan kebaikan bagi umat manusia serta ilmu yang bisa mengangkat harkat dan
martabat agama ini.
Ayat di atas
menggunakan kata “DAN”, yakni orang-orang beriman “DAN” orang-orang diberi Ilmu
. Ini menunjukan bahwa orang kafir pun jika dia berilmu pengetahun , maka akan
terangkat pula derajatnya sesuai dengan tingkat keilmuannya , namun derajat nya
hanya di dunia saja dan di hanya di mata manusia .
Berbeda dengan
orang yang beriman yang diberi Ilmu , maka derajatnya di dunia dan di akhirat
serta derajat yang dimaksud adalah derajat di sisi Allah SWT.
Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah
dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena
semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui
dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal
Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus
bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Para ulama
berkata :
مَنْ كَانَ بِاللهِ أَعْرَفُ كَانَ
للهِ أَخْوَفُ
“Siapa yang
paling mengenal Allah, maka dialah yang paling takut pada Allah”.
Adapun orang
yang berilmu tapi dia kafir alias tidak beriman , maka Allah Subhanahu wa
Ta ‘ala berfirman :
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
“Dan mereka berkata: “Sekiranya
kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al-Mulk : 10).
===****===
**HUKUM BELAJAR ILMU ALAM SEMESTA DAN PROFESIONAL**
Para ulama berpendapat bahwa hukum mempelajari ilmu terbagi menjadi dua
bagian:
A]- Ilmu
yang wajib dipelajari oleh setiap individu Muslim [Yakni : Fardhu ‘Ain].
Yaitu ilmu yang menjadi kewajiban setiap Muslim untuk dipelajari, dan
jika tidak dipelajari, maka ia berdosa. Ini adalah ilmu yang diperlukan dalam
hal-hal pokok seperti hukum aqidah, hukum shalat dan hal-hal terkaitnya, hukum
ibadah wajib, serta hukum halal dan haram dalam muamalah. Tidak menjadi
kewajiban setiap Muslim untuk menguasai semua ilmu syari’ah yang bukan
merupakan kewajiban langsung baginya, seperti misalnya orang miskin yang tidak
memiliki nisab zakat, tidak wajib mempelajari hukum zakat, begitu juga orang
yang tidak mampu atau tidak mampu berhaji karena kemiskinan atau ketidakmampuan
lainnya, tidak wajib mempelajari hukum haji.
B]- Ilmu
yang dipelajari sebagai kewajiban kolektif [Yakni ; Fardhu Kifayah].
Yaitu ilmu yang menjadi kewajiban bagi umat secara keseluruhan, namun jika
ada sekelompok orang dalam umat telah menguasainya, maka kewajiban tersebut
gugur bagi yang lainnya.
Ini mencakup spesialisasi dalam ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam
dalam kehidupan mereka, baik itu syari’ah, ilmu pengetahuan alam, atau
keterampilan profesional.
Dengan demikian, spesialisasi dalam ilmu syari’ah untuk fatwa,
bimbingan, dan pengajaran umat tentang hukum agama adalah kewajiban kolektif
[Fardhu Kifayah].
Allah Azza wa Jalla berfirman:
﴿فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ
طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا
إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾
“Maka mengapa tidak ada dari
setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk mendalami ilmu agama dan
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka kembali kepada mereka, agar
mereka dapat menjaga diri?” (At-Tawbah 122)
Perhatikan, Allah berfirman “sekelompok dari mereka” dan bukan “semuanya.”
Ilmu-ilmu lainnya yang penting bagi umat juga merupakan fardhu kifayah (kewajiban
kolektif). Oleh karena itu, harus ada jumlah yang cukup dari ahli di berbagai
bidang ilmu dan keterampilan, jika tidak, maka seluruh umat akan berdosa karena
tidak ada yang memenuhinya. Apa yang tidak akan terlaksana tanpa itu, maka itu
adalah kewajiban.
Apakah mungkin membangun kekuatan militer tanpa menguasai teknologi? Sementara
Allah Azza wa Jalla berfirman:
﴿ وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ
وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ﴾
“Dan persiapkanlah untuk mereka kekuatan apa yang kamu mampu dari
kekuatan dan ikatan kuda yang kamu dapat menakut-nakuti musuh Allah dan musuh
kalian.” (Al-Anfal 60)
Apakah kita bisa mencapai ketahanan pangan dan menghilangkan
ketergantungan ekonomi kepada orang-orang kafir jika kita tidak menguasai
teknologi pertanian dan industri?
Apakah kita bisa melawan invasi budaya yang memaksakan ajaran dan
nilai-nilai orang lain kepada kita, terutama di era globalisasi, jika kita
tidak menguasai teknologi media dan komunikasi?
Dengan demikian, spesialisasi dalam segala bidang ilmu tidak berbeda
dengan spesialisasi dalam ilmu syari’ah. Kedokteran, teknik, farmasi, ilmu luar
angkasa, biologi, teknologi industri, dan keterampilan profesional adalah
kewajiban bagi umat Islam. Barang siapa yang mengkhususkan diri dalam bidang
tersebut, maka dia dianggap berjihad dan akan mendapatkan pahala atas segala
usaha dan dana yang dikeluarkannya, jika niatnya adalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan melayani umat dan negara.
Syeikh Umar Balqodhi al-Jazaairy dalam artikelnya “حِرْصُ القُرْآنِ عَلَى العُلُومِ الكَوْنِيَّةِ” berkata :
إِنَّ دَعْوَةَ
التَّزْهِيدِ فِي العُلُومِ الكَوْنِيَّةِ خَطَرٌ كَبِيرٌ عَلَى عَقِيدَةِ الأُمَّةِ
الإِسْلَامِيَّةِ وَوُجُودِهَا، وَهِيَ تَضْلِيلٌ عَنِ الحَقِّ، وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ
اللهِ، عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا يُسْتَبْعَدُ أَنْ تَكُونَ مِنْ صُنْعِ الأَعْدَاءِ المُتَرَبِّصِينَ
بِالأُمَّةِ، لِإِظْهَارِهَا كَأُمَّةٍ مُعَادِيَةٍ لِلْعِلْمِ، مُتَخَلِّفَةٍ عَنْهُ،
وَإِبْعَادِهَا عَنْ هَدْيِ القُرْآنِ، الَّذِي تَزْدَادُ حُجَّتُهُ تَجَلِّيًا وَظُهُورًا
كُلَّمَا تَطَوَّرَتِ الاكْتِشَافَاتُ العِلْمِيَّةُ.
**إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ العُلَمَاءُ.**
Sesungguhnya seruan untuk menjauhkan diri dari ilmu-ilmu kawniyah (kealam semestaan) merupakan bahaya besar bagi akidah umat Islam dan keberadaannya. Seruan ini
adalah bentuk penyesatan dari kebenaran dan penghalangan dari jalan Allah, Yang
Maha Mulia dan Maha Agung. Tidak mustahil bahwa seruan tersebut merupakan
rekayasa musuh-musuh yang mengintai umat, untuk menampilkan umat Islam sebagai
umat yang memusuhi ilmu pengetahuan, tertinggal darinya, dan menjauhkannya dari
petunjuk Al-Qur’an, yang semakin jelas dan nyata hujahnya seiring dengan
perkembangan penemuan-penemuan ilmiah.
Allah SWT berfirman :
“Hanyalah yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah para
ulama.” [Kutipan Selesai]
==***==
PERINTAH UNTUK MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN
Dari sahabat
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
Muslim”
(HR. Ibnu
Majah no. 224. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam Shahiih
al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)
Ancaman bagi
orang yang berpendirian tanpa ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman :
﴿وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ
ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْـُٔوْلًا﴾
Dan janganlah
kamu mengikuti sesuatu yang kamu senediri tidak tahu ilmunya. Karena pendengaran, penglihatan
dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. [QS. Al-Isra :
36].
Tidaklah sama
antara orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan,
sebagaimana firman-Nya :
﴿أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا
وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ﴾
(Katakanlah: “Adakah
sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahun?”
Sesungguhnya hanya **ULUL ALBAB** (orang yang berakallah) yang dapat menerima
pelajaran. [QS. Az-Zumar: 9]
****
GELAR ULUL ALBAAB (أُوْلُو الأَلْبَابِ) BAGI PARA PENELITI DAN BER-ILMU PENGETAHUAN :
Allah SWT
memberi gelar ULUL ALBAAB ( yang berakal yang
mendalam ) bagi orang-orang yang senantiasa melakukan penelitian dan pengamatan
terhadap penciptaan alam semesta, langit , bumi dan isinya . Pengamatan dan
penelitian tersebut mereka jadikan sebagai sarana agar senantiasa mengingat
akan kebesaran dan keagungan Allah SWT Yang Maha Berilmu dan Maha Pencipta.
Sehingga , karena begitu kagumnya terhadap ciptaannya , maka terucaplah dari mulut
mereka atau hatinya kata-kata :
﴿رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا
بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”
Allah Ta’ala berfirman :
﴿إِنَّ فِي
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ
لِأُولِي الْأَلْبَابِ (*) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ
فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi **ULUL ALBAB** (orang-orang yang berakal) .
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. ( QS. Ali
Imran : 190-191)
Makna : ALBAAB ( أَلْبَابُ ) , itu bentuk jamak dari
kata LUBB ( لُبٌّ ) artinya : inti sari , bagian terbaik atau terpenting , akal
yang mendalam cerdasnya dan Hati .
LABIIB ( لَبِيْبٌ ) : **yang akalnya cerdik
dan pandai** .
****
**GELAR ULUL ABSHAAR (أُو۟لُو ٱلْأَبْصَٰرِ) BAGI PENGAMAT ALAM SEMESTA
DAN MAKHLUK DI MUKA BUMI**
Dan Allah SWT memberi gelar ULUL ABSHAAR / أُو۟لُو
ٱلْأَبْصَٰرِ (orang-orang yang mempunyai
penglihatan yang tajam) bagi mereka yang mengamati dan mempelajari proses terjadinya
turun hujan air dan hujan es, serta penciptaan makhluk hidup terutama
macam-macam jenis binatang di muka bumi.
Allah SWT berfirman :
أَلَمْ تَرَ
أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًۭا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ
رُكَامًۭا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ
ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍۢ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍۢ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ
وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ
بِٱلْأَبْصَٰرِ
يُقَلِّبُ
ٱللَّهُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةًۭ لِّأُو۟لِى ٱلْأَبْصَٰرِ
وَٱللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَآبَّةٍۢ مِّن مَّآءٍۢ ۖ فَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰ بَطْنِهِۦ
وَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰٓ
أَرْبَعٍۢ ۚ يَخْلُقُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ
قَدِيرٌۭ
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak
perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk,
lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang
Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan
kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (QS. An-Nur: 43)
Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu, pasti terdapat pelajaran bagi **ULIL ABSHOR (orang-orang yang mempunyai
penglihatan yang tajam)**. (QS. An-Nur: 44)
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”. (QS. An-Nur: 45)
Sekarang ini, ilmu pengetahuan dengan berbagai komponen-komponennya
sudah berkembang sangat luas. Realitanya perkembangan ilmu pengetahuan tersebut
telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia, yakni kehidupan
yang makin cerdas dan baik yang mampu membangun ilmu pengetahuan, kebudayaan
dan peradaban, yang dapat membimbing manusia agar mampu berpikir positif,
konstriktif, holistik, serta dapat berguna untuk memecahkan berbagai macam
masalah dan kebutuhan dalam kehidupan.
Maka , tidak bisa dipungkiri bahwa dengan cara demikianlah maka ilmu
pengetahuan dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan hasilnya untuk mewujudkan keluasan
takdir Allah dan rahmat-Nya di muka bumi dan di alam raya, mengingat-ingat
bahwa semua ilmu pada hakikatnya berasal dari Allah SWT.
===****===
PERHATIAN AL-QUR'AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN SELAIN AGAMA.
Sangat disayangkan bahwa sebagian orang yang mengaku berilmu syar'i
membuat para pemuda enggan mempelajari ilmu-ilmu alam dan hanya mendorong
mereka untuk cukup dengan ilmu syar'i, seolah-olah mereka melihat adanya
kontradiksi dan perpecahan antara ilmu alam dan ilmu syari'ah. Ini sama sekali
tidak benar, bahkan merupakan kebodohan yang nyata tentang Islam.
Jadi, apa itu ilmu alam semesta ?
Dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Ilmu alam semesta adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk di alam
semesta, rahasia-rahasia mereka, fungsi-fungsi mereka, dan hukum-hukum yang
mengaturnya. Al-Qur'an menganggap makhluk-makhluk tersebut seperti makhluk
hidup, planet, fenomena alam, dan hukum-hukum yang mengatur alam semesta
sebagai tanda-tanda yang menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah, serta
mengajak manusia kepada keimanan yang benar.
====
**AYAT-AYAT DALAM ISTILAH AL-QURAN TERBAGI MENJADI DUA :**
1]- **Ayat-ayat yang dibaca (آيَاتٌ
مَقْرُوءَةٌ):**
Yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yang dikenal dan tertulis dalam Mushaf
Al-Qur'an. Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk membacanya dan
merenungkannya.
2]. **Ayat-ayat ilmu pengetahuan alam semesta (آيَاتٌ
كَوْنِيَّةٌ):**
Berupa rahasia makhluk-makhluk, hukum-hukum alam, fenomena alam,
peninggalan sejarah, dan mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada para
nabi dan rasul ‘alaihimus salam
Ayat-ayat yang dibaca sangat menekankan untuk merenungkan dan
memikirkan ayat-ayat ilmu pengetahuan alam guna memahami rahasia-rahasianya dan
menghargai Sang Pencipta dan Pengatur-Nya.
Barang siapa yang mendalami Al-Qur'an akan mendapati bahwa mempelajari
makhluk-makhluk di alam semesta dan mengungkap rahasia-rahasia mereka adalah
bagian dari ajarannya. Al-Qur'an menyebut makhluk-makhluk tersebut dan
fenomena-fenomena sebagai ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran).
Ilmu
pengetahuan tentang makhluk atau alam semesta dalam Al-Quran biasanya sering di
sebutkan dengan kata “آيات“ / ayat-ayat . Seperti Firman
Allah SWT yang mengisyaratkan anjuran mempelajari ilmu kedokteran dan ilmu
pengetahuan Alam :
سَنُرِيهِمْ
ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْأفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ
Artinya : “ Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat (
tanda-tanda kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah
(bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat:
53)
Berikut ini firman-firman Allah yang menunjukkan bahwa sebagian kata-kata
“AYAT” dalam al-Qur’an bermakna “ayat kauniyah”, yakni ; ilmu pengetahuan
tentang takdir atau kadar penciptaan makhluk atau alam semesta, yang
menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
﴿وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِّلْمُوقِنِينَ . وَفِي
أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ﴾
*"Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang yakin (mendalaminya hingga meyakinkan) , dan (juga) pada diri kalian sendiri. Maka apakah
kalian tidak benar-benar memperhatikan?"* (Adz-Dzariyat: 20-21).
Dan firman-Nya :
﴿وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ﴾
*"Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran)-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan
pada keduanya"* (Asy-Syura: 29).
Dan firman-Nya :
﴿وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ﴾
*"Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran)-Nya ialah malam,
siang, matahari, dan bulan..."* (Fussilat: 37).
Dalam salah satu ayat di surah Al-Baqarah, Allah Azza wa Jalla
menyebutkan sejumlah makhluk alam dan fenomena alamiah, menegaskan bahwa
semuanya adalah tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan dan keagungan-Nya bagi
orang-orang yang menggunakan akalnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
﴿إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا
يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ
الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ
وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَعْقِلُونَ﴾
*"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam
dan siang, kapal-kapal yang berlayar di lautan membawa apa yang bermanfaat bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan itu
Dia menghidupkan bumi setelah matinya, dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis makhluk, dan pengisaran angin serta awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi, sungguh terdapat ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan."* (Al-Baqarah: 164).
Dan Allah Azza wa Jalla berfirman:
﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ
أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً
ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ﴾
Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) -Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat (tanda-tanda
kebsearan) bagi kaum yang berfikir. [Rum: 21]
******
HUBUNGAN AL-QURAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN :
Untuk membahas hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan bukan dengan
melihat sesuatu yang sudah jelas di mata seperti lampu bila padam akan
menjadi gelap, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan melihat dua hal
sebagai berikut :
Adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau
sebaliknya ? Serta adakah satu ayat Al-Quran yang bertentangan dengan hasil
penemuan ilmiah tersebut ?.
Pertama :
Ada sebagian berpandangan bahwa di dalam Al-Quran semua dasar teori
ilmu pengetahuan sudah tersirat inti sarinya . Mulai dari teori gravitasi bumi,
relativisme, anatomi, fisika, kimia dan lain sebagainya, dianggap sudah ada
tersirat di dalam Al-Quran.
Kedua :
Ada juga sebagian orang yang berpandangan bahwa antara perkembangan
ilmu pengetahuan dan Al-Quran tidak ada hubungannya sama sekali.
Alasannya : Ilmu pengetahuan itu berdasarkan hasil pancaindera dan akal
pikiran terhadap fenomena alam dan fenomena sosial, sedangkan Al-Quran
berdasarkan wahyu dari Allah SWT.
Oleh sebab itu menurut mereka , umat Islam tidak perlu ragu dalam
menerima ilmu pengetahuan dari manapun, karena tidak ada hubungannya sama
sekali dengan agama dan al-Quran.
Pendapat yang demikian, berdampak lahirnya faham sekularisme dalam
islam, bahkan ada sebagian mereka yang menyatakan bahwa agama Islam ini sebagai
penyebab utama kemunduran sains dan tehnologi .
Anggapan dan tuduhan ini tidak benar
karena justru dahulunya umat Islam adalah sebagai penghulu dunia selama
berabad-abad lamanya dalam sains dan tehnologi .
Dan dulu dunia itu menjadi murid para
ilmuwan muslim , dan mereka para ilmuwan muslim ini memiliki eksploitasi dalam
berbagai macam keilmuan .
Lalu yang benar bagaimana hubungannya antara Al-Quran dengan ilmu
pengetahuan atau sains?
Ini juga telah terjadi perselisihan pendapat antar para ulama yang
sudah berlangsung cukup lama. Namun ada sebagian para ulama yang berpendapat :
“ Bahwa ilmu yang di perintahkan untuk dipelajari dalam Al-Quran
mencakup segala macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam
kehidupannya, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang “.
Pendapat ini menurut penulis tidak diragukan lagi akan kebenarannya ,
mengingat Al-Quran adalah kitab Allah yang telah terbukti kebenarannya yang
tiada keraguan di dalamnya dan mengingat pula bahwa ilmu pengetahuan datangnya
dari Allah SWT.
Kemudian terdapat pandangan bahwa di dalam Al-Quran terdapat
isyarat-isyarat, petunjuk-petunjuk , dan dorongan dari ayat-ayat Al-Quran
yang memerintahkan seluruh umat manusia untuk mengembangkan berbagai
macam ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, yang sebaiknya dilakukan oleh umat Islam adalah bukan
sekedar membaca ayat-ayat tentang teori penciptaan alam semesta serta
mengimaninya saja , akan tetapi juga dari segi spiritnya serta terjun aktif
mengamati , meneliti , mengkaji dan mempelajarinya serta mengambil
manfaat-manfaatnya untuk kebaikan umat manusia .
Dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda
:
أَحَبُّ
النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى
اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ
تَقْضِي عَنْهُ دِينًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah : Yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya.
Sedangkan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah :
** Kebahagiaan yang engkau berikan kepada diri seorang muslim
** Atau engkau menghilangkan kesulitannya
** Atau engkau melunasi hutangnya
**Atau membebaskannya dari kelaparan.
[Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/453 no. 13646, Al-Mu’jamul-Ausath 6/139-140
no. 6026, dan Al-Mu’jamush-Shaghiir (Ar-Raudlud-Daaniy) 2/106 no.
861].
Hadits ini shahih dengan adanya shahid-shahidnya. Tapi
Dihasankan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah 2/574-576
no. 906.
Begitu juga dalam hadits Jabir radhiyallaahu ‘anhu : bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ
النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia.”
HR. Ibn Hibban dalam ((المجروحين)) (2/1), Al-Qudhoo'ii dalam
" مسند
الشهاب"
(1234) dan lafadz diatas adalah lafadz mereka. Dan Al-Tabarani dalam " المعجم الأوسط” (5787) dengan lafazd panjang
lebar
Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam بداية
السول
no. 44 dan Shahihul Jami’ (no. 3289).
Dengan mengetahui dalil-dalil akan keutamaan mempelajari dan meneliti
ilmu pengetahuan ini, maka setiap muslim akan berusaha mengkaji Al-Quran dengan
sungguh-sungguh dan akan menghasilkan berbagai temuan ilmiah.
Namun demikian, temuan-temuan tersebut sebaiknya tidak dimutlakkan
keabsahannya, dan tidak dianggap sebagai satu-satunya kebenaran, melainkan
dianggap sebagai temuan yang bersifat temporer, dan masih dapat diperbaharui
dan dikembangkan dengan akal dan kemampuan manusia dalam meneliti serta memanfaatkan
segala pengetahuan yang Allah berikan padanya .
****
PERNYATAAN SEBAGIAN PARA ULAMA KOMTEMPORER :
----
PERNYATAAN SYEIKH AS-SA’DI :
Pernyataan yang SANGAT INDAH dan luar biasa dari Syaikh
‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala (
Gurunya Syeikh al-Utsaimiin ), dimana beliau menyebutkan dua faidah qur'aniyyah atau dua faidah
ilmu dari ayat-ayat
al-Quran
yang kandungannya tentang ilmu pengetahuan :
Faidah pertama
:
Dengan
merenungkan ayat-ayat tersebut, kita mengetahui kesempurnaan dan keagungan
sifat Allah Ta’ala, juga nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang sedemikian banyak bagi
manusia.
Faidah
pertama ini telah banyak disebutkan oleh para ulama rahimahumullah,
dan masing-masing menyebutkan faidah pertama ini sesuai dengan ilmu yang telah
sampai kepada mereka dan yang telah mereka pahami.
Faidah ke
dua :
Kita
memikirkan dan merenungkan ayat tersebut, kemudian mengambil manfaat yang
beragam dari makhluk Allah Ta’ala yang telah Dia ciptakan. Allah Ta’ala
menciptakan bumi, air, tumbuh-tumbuhan, barang tambang, dan yang lainnya, untuk
kita manfaatkan dengan menghasilkan produk yang bermanfaat.
Oleh karena
itu, seluruh ilmu duniawi yang berkaitan dengan hal ini dengan beragam jenisnya
(pertambangan, perminyakan, pertanian, perikanan, peternakan, teknologi
industri, dan sebagainya), termasuk di dalamnya.
Syaikh
‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala kemudian
berkata,
“Hal ini
menunjukkan bahwa mempelajari teknologi dan penemuan terkini termasuk dalam
perkara yang dituntut oleh syariat, sebagaimana hal itu juga perkara yang
dituntut sebagai sebuah keharusan oleh akal. Dan hal itu termasuk dalam JIHAD
di jalan Allah Ta’ala dan termasuk dalam ILMU Al-Qur’an.
Sesungguhnya
Al-Qur’an mengingatkan para hamba bahwa Allah Ta’ala menciptakan besi dengan
kekuatan yang hebat dan bermanfaat bagi manusia; dan Allah Ta’ala sediakan
untuk manusia apa saja yang ada di bumi. Maka wajib atas manusia untuk berusaha
agar meraih manfaat-manfaat dari semua itu melalui cara yang paling mudah. Hal
ini telah dikenal melalui penelitian, dan juga termasuk dalam ayat
Al-Qur’an.” (Al-Qawa’idul hisaan, hal. 105)
Sungguh
kata-kata yang SANGAT INDAH dan luar biasa dari beliau rahimahullahu Ta’ala, dimana
penulis belum menjumpai perkataan yang semisal ini di kitab-kitab lainnya
disebabkan ilmu penulis yang masih sangat sedikit.
----
PERNYATAAN
SYEIKH THANTHAWI :
Guru Besar Universitas Kairo, Syaikh Thanthawi dlm kitab “اَلْجَوَاهِرُ فِي تَفْسِيرِ
الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ”
menyebutkan :
“ Terdapat lebih dari 750 ayat Kauniyah atau ayat
tentang sains (alam semesta raya) di Alquran dan hanya ada sekitar
150 ayat fikih. Namun para ulama justru menghasilkan ribuan kitab tentang
fikih, tetapi nyaris tidak memerhatikan serta menulis kitab tentang alam raya
dan isinya.
Umat Islam dan para ulama banyak yang memperdebatkan masalah fikih dan
bersitegang karenanya. Mereka banyak yang lalai akan fenomena alam seperti
terbitnya matahari, gerhana bulan, serta keanekaragaman hayati di bumi ini yang
dijelaskan dalam ayat Kauniyah.
Selain disibukkan oleh urusan fikih yang tiada menemui akhir,
pengalaman serta wawasan mayoritas umat Muslim masih esoretis dan mengganggap
lemah akal. Padahal secara kenyataan, akal merupakan anugerah Allah yang khusus
diberikan kepada manusia. Sudah tentu kekuatan akal lebih besar dari apa yang
telah lama menjadi stigma dalam masyarakat.
Alquran sendiri tidak kurang 43 kali menyebutkan kata akal di dalamnya
secara bentuk verbal dan 10 ayat lainnya menggunakan kalimat yang semakna
dengan akal seperti afala tatafakkarun, apakah kamu tidak berpikir. Suatu
teguran untuk manusia agar mengoptimalkan penggunaan akalnya.
Meski ayat hukum hanya berjumlah seperlima dari ayat Kauniyah, tetapi
telah menyedot banyak perhatian umat Islam tak terkecuali para ulama.
Sebaliknya ayat-ayat kauniyah meski berjumlah sangat banyak tetapi masih
terabaikan.
Sains sebagai wujud normatif dari ayat Kauniyah seolah tidak terkait
dan membuat orang Islam masuk surga atau neraka sehingga tidak pernah dibahas dalam
ranah pendidikan ataupun pengajian-pengajian di masyarakat.
Padahal sejarah mencatat bahwa Alquran telah membawa Islam ke masa
kejayaan. Islam mencapai masa keemasannya pada zaman daulah Bani Abbasiyah
berkuasa. Banyak fan-fan ilmu yang berkembang pada zaman itu, mulai dari ilmu
Matematika, Fisika, Astronomi, Kedokteran, juga fan ilmu lainnya.
( Baca : “اَلْجَوَاهِرُ فِي تَفْسِيرِ الْقُرْآنِ
الْكَرِيمِ” oleh profesor al-Hakiim Sheikh Tantawi
Jawhari, 1/2, 3 Cetakan kedua - Mustafa Al- Baabii Al-Halabi di Mesir, tahun
1350 H )
**Syeikh Thantawi Jauhari** menambahkan dalam sebuah makalahnya yang
membenarkan arah pandangannya terhadap Al-Qur’an :
« إِنَّ قِرَاءَةَ التَّشْرِيحِ وَالطَّبِيعَةِ
وَالْكِيمِيَاءِ وَسَائِرِ الْعُلُومِ الْعَصْرِيَّةِ وَدِرَاسَةَ الْحَيَوَانِ وَالنَّبَاتِ
وَالْإِنسَانِ أَجَلُّ عِبَادَةٍ وَلَوْلَا قُصُورُ عُلَمَاءِ الْقُرُونِ الْمَاضِيَةِ
مَا ضَاعَ الْمُسْلِمُونَ وَمَا أَحَاطَتْ بِهِمْ عَادِيَاتُ الدَّهْرِ، وَلَا أَصَابَتْهُمْ
كَوَارِثُ الْحَدَثَانِ!»
Sesungguhnya mempelajari ilmu anatomi, ilmu pengetahun alam, ilmu kimia,
dan ilmu pengetahuan modern lainnya, serta mempelajari tentang ilmu hewan, ilmu
tumbuh-tumbuhan, dan ilmu tentang manusia , itu adalah ibadah yang paling agung
.
Jika bukan karena kurangnya perhatian para ulama abad-abad yang lalu, maka
kaum Muslimin sekarang tidak akan tersesat jalan , dan mereka tidak akan
terkepung oleh musuh-musuh yang terus menerus sepanjang zaman mengelilinginya ,
dan bencana kemanusiaan dari dua jenis ini tidak akan menimpa mereka”.
( Di kutip dari artikel : “تَفْسِيرٌ
لِلْقُرْآنِ بِالْخَرَائِطِ وَالصُّوَرِ”: oleh Professor Rojaa’ An-Naqaash . Diterbitkan dalam majalah
“Al-Mushowwar”, tertanggal 3 November 1972 M ).
----
PERNYATAAN SYEIKH AN-NAQQOOSY
Profesor Rojaa' an-Naqqoosy berkomentar terhadap pernyataan Syeikh Thanthawai
diatas, dengan mengatakan:
«وهكذا يرى الشيخ «طنطاوي جوهري» أن
الإسلام يدعو إلى العلم ويؤكد الروح العلمية، وأن القرون الماضية قد أدت إلى تدهور
المسلمين بسبب قصور علمائهم وما أصابهم من تأخر فكري كبير. ويقدم لنا
الشيخ «طنطاوي» تفسيره للقرآن - على أساس منهج محدد، فآيات القرآن
تدفعنا إلى التفكير والتأمل، وهو في تفسيره للقرآن - ويفكر ويتأمل بوحي من هذه
الآيات، وهو لا يقول أبداً بأن النظريات العلمية جاءت في القرآن الكريم، ولكنه
يقول: إن اكتشاف قوانين الطبيعة وأسرار الكون أمران بحث عليهما القرآن، ويدعو إليهما
دعوةً صريحةً قويةً، وهو يقف أمام آيات القرآن ويربط بينهما وبين عجائب الكون التي
اكتشفها العلم الحديث دون أن يقول أبداً: إن هذه الاكتشافات بنصها في القرآن».
“Beginilah cara Syekh Tantawi Jawhari melihat bahwa Islam
menyerukan ilmu pengetahuan dan menegaskan semangat ilmiah.
Dan bahwa abad-abad yang lalu telah menyebabkan kemerosotan umat Islam
karena kekurangan para ulama mereka dan keterbelakangan intelektual yang besar
yang menimpa mereka.
Syekh "Thanthawi" menyajikan kepada kita interpretasinya terhadap
Al-Qur'an berdasarkan pendekatan tertentu, maka ayat-ayat Al-Qur'an mendorong
kita untuk berpikir dan merenung, dan itu terdapat dalam kitab Tafsir Al-Qur'an
nya .
Dan mendorong kita untuk mengamati dan merenungkan wahyu dari ayat-ayat
ini, dan beliau tidak pernah mengatakan bahwa teori-teori ilmiah telah ada dalam
Al-Qur'an, akan tetapi beliau hanya berkata :
“ Sesungguhnya melakukan kegiatan penemuan hukum alam dan rahasia alam
semesta adalah dua hal yang dibahas oleh Al-Qur'an, dan menyerukannya secara
eksplisit / jelas gamblang , kuat dan tegas “.
Dan beliau hanya menghubungkannya dengan keajaiban-keajaiban alam
semesta yang ditemukan oleh sains modern , namun tanpa mengatakan : “Penemuan-penemuan ini telah tertulis dalam
Al-Qur'an “. ( SELESAI )
Dan Profesor Al-Naqqash menambahkan dalam artikelnya :
«إن الحافز الأساسي للشيخ «طنطاوي
جوهري» في هذا التفسير هو إزالة أي وهم بأن هناك تناقضاً بين العلم والقرآن،
أو أن القرآن يمكن أن يبرر للمسلمين تخلفهم العلمي أو قصورهم عن اللحاق بأحدث
النظريات العلمية والمساهمة في الكشف والاختراع والعمل على الإضافة إلى ما وصلت
إليه البشرية في هذا المجال.
وتفسير
الشيخ «طنطاوي» يفيض بالحماس للعلم الحديث، بل يجعل طلب العلوم العصرية
واجباً دينياً أساساً في حياة المسلمين...
ويرفع هذا الاهتمام
إلى درجة يقول عنها: إن التأمل في العلوم العصرية والاهتمام بها هو أجل عبادة! ...
وهذه الروح الدينية
العلمية المتحمسة المشتعلة إنما هي ولا شك روح أصيلة ونبيلة وعالية؛ وهي ما يحتاج
إليه العقل العربي أشد الاحتياج!!»
“Motif utama Syekh Thanthawi dalam penafsirannya ini adalah : Untuk
menghilangkan ilusi bahwa ada kontradiksi antara sains dan Al-Qur’an.
Atau ada kemungkinan Al-Qur'an membenarkan atas umat Islam akan adanya keterbelakangan
ilmiah mereka atau kegagalan mereka untuk mengejar perkembangan penemuan teori-teori
ilmiah yang terbaru, serta tidak adanya berkontribusi dari mereka pada penemuan
, gagasan dan pekerjaan untuk menambahi apa yang telah dicapai umat manusia
dalam bidang ini .
Dan tafsir Syekh “Thanthawi” ini meluap-luap semangat dan antusiasnya
terhadap ilmu pengetahuan modern, bahkan menjadikan pencarian ilmu-ilmu modern
sebagai kewajiban agama yang sangat mendasar dalam kehidupan umat Islam.
Dia mengangkat tinggi perhatiannya ini ke derajat di mana dia menyatakan
: “ Bahwa pengamatan dan penelitian ilmu pengetahuan modern serta
memperhatikannya adalah ibadah yang paling utama !”.
Dan beliau menyatakan pula : “ bahwa semangat religius, ilmiah, dan
rasa antusias yang menyala-nyala ini tidak diragukan lagi adalah semangat yang
murni, mulia dan luhur. Dan Itu adalah yang benar-benar dibutuhkan oleh otak
Arab dengan amat sangat !!”. ( SELESAI )
( Di kutip dari artikel : “تَفْسِيرٌ
لِلْقُرْآنِ بِالْخَرَائِطِ وَالصُّوَرِ”: oleh أستاذ رجاء
النقاش /
Professor Rojaa’ Al-Naqaash . Diterbitkan dalam majalah “Al-Mushowwar”,
tertanggal 3 November 1972 M ).
Coba Perhatikan Firman Allah SWT Berikut Ini !:
﴿قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا
يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّىٰ يُعْطُوا الْجِزْيَةَ
عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ﴾
“Kalian Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan
Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab ( Yahudi dan Kristen ) , hingga
mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk
( nampak kecil di hadapan kalian )”. ( QS. At-Taubah : 29 )
Bagaimana agar umat Islam bisa mengamalkan Firman Allah SWT ini ?
Jawab :
Tentunya umat Islam harus membangun kekuatan dan kesiapan dalam segala hal agar
umat bisa merealisasikan perintah yang terkandung dalam ayat ini .
Dalam hal ini ada sebuah Qoidah Fiqhiyah yang berbunyi :
مَا لاَ يَتِمُّ
الْوَاجِبُ إلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
“ Apa saja yang
kewajiban itu tidak bisa sempurna kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib pula
hukumnya “.
Qaidah ini menunjukkan akan wajibnya
berupaya mencari wasilah , solusi , perangkat dan apa saja yang mengantarkan
kepada tercapainya sebuah tujuan .
****
ALLAH MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA TIDAK-LAH DENGAN MAIN-MAIN DAN ASAL-ASALAN
Allah menciptakan alam semesta ini tidak dengan takdir atau ketetapan
kadar main-main, akan tetapi sungguh-sungguh dan benar-benar akurasi,
sebagaimana dalam firman-Nya :
﴿ وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ﴾
“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di
antara keduanya dengan bermain-main.” (QS Al-Anbiya: 16).
Untuk lebih menyakinkan akan kebesaran kekuasaan Allah, maka kita
diperintahkan untuk meneliti, mempelajari dan menganalis makhluk-makhluk-Nya,
sehingga sampai pada kesimpulan **"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka**. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
﴿ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [Al Imran:
190]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): **"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka**. [Al Imran: 191]
*****
**MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN ALAM ADALAH JALAN MEMPERKUAT KEIMANAN**
Keimanan yang meyakinkan dapat diperoleh dengan merenungkan
makhluk-makhluk Allah, memahami rahasia-rahasia mereka, dan menjadikannya bukti
atas keagungan Allah Ta'ala, kebenaran Rasul, serta kebenaran Al-Qur'an.
Renungkanlah ayat berikut:
﴿فَلاَ أُقسِم بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ
وَانَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعلَمُونَ عَظِيمٌ انَّهُ لقرأنٌ كَريمٌ فِي كِتابٍ
مَّكنُونٍ لاَ يَمَسُّهُ إلاَّ المُطَهَّرونَ تَنزيلٌ من ربِّ العَالَمينَ﴾
*"Maka Aku bersumpah demi tempat beredarnya bintang-bintang.
Sesungguhnya, itu adalah sumpah yang besar jika kamu mengetahui. Sesungguhnya
ini adalah Al-Qur'an yang mulia, dalam kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak
ada yang menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Ia adalah wahyu yang
diturunkan dari Tuhan seluruh alam."* (Al-Waqi'ah: 75-79).
Perhatikan bagaimana Allah bersumpah dengan tempat beredarnya
bintang-bintang untuk menegaskan kebenaran Al-Qur'an. Bukankah ini adalah
seruan yang jelas untuk mempelajari rahasia planet-planet dan bintang-bintang
serta mengetahui jarak dan posisinya sebagai pendukung keimanan dan
akidah?
Simak pula firman Allah Azza wa Jalla dalam Surah Al-Hajj:
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ
مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ
ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ
طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن
يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ﴾
*"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj: 5-7).
Perhatikan bagaimana Allah menjadikan rahasia penciptaan manusia dan penghidupan
bumi sebagai bukti keimanan kepada Allah dan kebangkitan manusia pada hari
kiamat. Maka, merenungkan ayat-ayat ilmu pengetahuan alam adalah jalan menuju
keimanan yang benar dan kokoh serta penguatan akidah.
Syekh Muhammad Al-Ghazali rahimahullah berkata:
كُنتُ أَقْرَأُ
قَوْلَهُ تَعَالَى: (أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فُتُصْبِحُ
الْأَرْضُ مُخْضَرَّةً إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ) الحَجِّ 73
فَتَوَقَّفْتُ قَلِيلًا
ثُمَّ أَعَدتُّ النَّظَرَ فِيمَا قَبْلَ الْآيَتَيْنِ وَمَا بَعْدَهُمَا فَوَجَدْتُ
نَفْسِي أَمَامَ سَبْعَةَ عَشَرَ اسْمًا أَوْ صِفَةً لِلَّهِ تَعَالَى، جَاءَتْ مَعَ
الْحَدِيثِ عَنْ الْكَوْنِ وَالْحَيَاةِ وَالْمَكَانِ وَالزَّمَانِ وَكَأَنَّهَا تَقُولُ
لِلنَّاسِ: مَا تَرَوْنَ فِي كُلِّ أُفُقٍ هُوَ صُنْعُ اللَّهِ، إِنَّ الفَاعِلَ غَيْرُ
مَجْهُولٍ عِندَ أَصْحَابِ الْعُقُولِ، وَتَدَبَّرْتُ صِفَتَيِ اللُّطْفِ وَالْخِبْرَةِ
مَقْرُونَتَيْنِ بِاخْضِرَارِ الْأَرْضِ وَسُرْيَانِ الْحَيَاةِ فِي كِيَانِهَا بَعْدَ
هُطُولِ الْمَطَرِ، ثُمَّ قُلتُ فِي نَفْسِي: مَا أَحْرَانَا نَحْنُ الْمُسْلِمِينَ
بِتَصْحِيحِ مَنْهَجِ الدَّرْسِ لِعُلُومِ الْكَوْنِ وَالْحَيَاةِ، وَتَأْلِيفِ كُتُبٍ
أَدَقَّ فِي عُلُومِ الْكِيمِيَا وَالْفِيزِيَا وَالنَّبَاتِ وَالْحَيَوَانِ وَسَائِرِ
الْعُلُومِ الْأُخْرَى، كُتُبٍ تَزِيلُ الْإِبْهَامَ وَالْرَّيْبَ عَنْ أَسْرَارِ الْحَيَاةِ،
وَخَلْقِ الْعَالَمِ... وَنُعَقِّدُ الصَّلْحَ الْوَاجِبَ بَيْنَ الإِيمَانِ وَالْعِلْمِ،
وَنَقْطَعُ الطَّرِيقَ عَلَى التَّدِينِ الْمَغْشُوشِ حِينَ يُحَاوِلُ فَرْضَ نَفْسِهِ
عَلَى الْعَالَمِ بِالْكَهَانَةِ وَالْتَّهْوِيمِ.
Artinya :
"Saya membaca firman Allah Ta'ala: *'Tidakkah kamu memperhatikan
bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu bumi menjadi hijau? Sesungguhnya
Allah Maha Lembut, Maha Mengetahui'* (Al-Hajj: 73).
Saya berhenti sejenak, lalu mengamati kembali ayat-ayat sebelumnya dan
sesudahnya. Saya mendapati diri saya berada di hadapan tujuh belas nama atau
sifat Allah Ta'ala, yang disebutkan bersamaan dengan pembahasan tentang alam
semesta, kehidupan, tempat, dan waktu. Seolah-olah ayat ini berkata kepada
manusia: 'Apa yang kamu lihat di setiap cakrawala adalah ciptaan Allah. Pelaku
di balik semua ini tidaklah asing bagi orang-orang yang berakal.'
Saya merenungkan dua sifat, yaitu kelembutan dan pengetahuan-Nya, yang
dikaitkan dengan hijaunya bumi dan aliran kehidupan di dalamnya setelah
turunnya hujan. Lalu saya berkata dalam hati: 'Alangkah perlunya kita, kaum
muslimin, untuk memperbaiki metode pengajaran ilmu pengetahuan alam dan
kehidupan, serta menyusun buku-buku yang lebih mendalam dalam bidang kimia,
fisika, botani, zoologi, dan berbagai ilmu lainnya. Buku-buku ini harus mampu
menghilangkan keraguan dan kebingungan tentang rahasia kehidupan dan penciptaan
alam semesta. Kita harus mengadakan rekonsiliasi yang wajib antara iman dan
ilmu pengetahuan, serta menutup jalan bagi pola keberagamaan yang keliru yang
mencoba memaksakan dirinya kepada dunia melalui takhayul dan ilusi.'"
Imam Ibnu Badiis banyak mendorong dalam tafsirnya untuk memberikan
perhatian terhadap ilmu pengetahuan alam dan memanfaatkannya dalam membangun iman
dan mengembangkan peradaban. Di bawah subjudul berjudul *Anjuran (تَرْغِيْب)*, ia berkata:
قَدْ دَعَانَا اللَّهُ
إِلَى الْعِلْمِ وَرَغَّبَنَا فِيهِ فِي غَيْرِ مَا آيَةٍ، وَأَعْلَمَنَا أَنَّهُ خَلَقَ
لَنَا مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا، وَأَمَرَنَا بِالنَّظَرِ
فِيمَا خَلَقَهُ لَنَا، وَأَعْلَمَنَا هُنَا أَنَّ فِي هَذِهِ الْمَخْلُوقَاتِ أَسْرَارًا
بَيْنَهَا الْقُرْآنُ وَاشْتَمَلَ عَلَيْهَا، وَكَانَ ذَٰلِكَ مِنْ حُجَّتِهِ الْعِلْمِيَّةِ
عَلَى الْخَلْقِ، فَكَانَ فِي هَذَا تَرْغِيبٌ لَنَا فِي التَّقَصِّي فِي الْعِلْمِ
وَالتَّعَمُّقِ فِي الْبَحْثِ لِنَطَّلِعَ عَلَى كُلِّ مَا نَسْتَطِيعُ الِاطِّلَاعَ
عَلَيْهِ مِنْ تِلْكَ الْأَسْرَارِ، أَسْرَارِ آيَاتِ الْأَكْوَانِ وَالْعُمَارَانِ،
وَآيَاتِ الْقُرْآنِ فَنَزْدَادُ عِلْمًا وَعَرْفَانًا، وَنَزِيدُ الدِّينَ حُجَّةً
وَبُرْهَانًا، وَنَجْنِي مِنْ هَذَا الْكَوْنِ جَلَائِلَ وَدَقَائِقَ النِّعَمِ، فَيَعْظُمُ
شُكْرُنَا لِلرَّبِّ الْكَرِيمِ الْمُنْعِمِ...
"Allah telah mengajak kita kepada ilmu pengetahuan dan mendorong
kita untuk mencapainya di berbagai ayat. Dia memberitahukan kepada kita bahwa
Dia menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi untuk kita, memerintahkan
kita untuk merenungkan apa yang Dia ciptakan untuk kita.
Dia juga memberitahukan bahwa dalam ciptaan ini terdapat
rahasia-rahasia yang telah dijelaskan Al-Qur'an dan terkandung di dalamnya. Hal
ini menjadi salah satu bukti ilmiah-Nya atas makhluk. Maka, ini adalah dorongan
bagi kita untuk mendalami ilmu pengetahuan dan menyelidikinya dengan
sungguh-sungguh agar kita dapat memahami sebanyak mungkin dari rahasia-rahasia
tersebut, yaitu rahasia ayat-ayat alam semesta dan peradaban, serta ayat-ayat
Al-Qur'an.
Dengan itu, kita akan bertambah ilmu dan pengenalan, memperkuat agama
dengan argumen dan bukti, serta memetik manfaat dari alam semesta berupa nikmat
besar maupun kecil. Maka, rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
semakin besar." (halaman 234-235, *Majalis At-Tadzkir*).
Di bawah judul: "Dorongan Al-Qur'an untuk Ilmu Alam Semesta (تَشْوِيقُ الْقُرْآنِ إِلَى عُلُومِ الْأَكْوَانِ)," beliau rahimahullah
berkata:
مِنْ أَسَالِيبِ
الهِدَايَةِ القُرْآنِيَّةِ إِلَى العُلُومِ الكُونِيَّةِ أَنْ يَعْرِضَ عَلَيْنَا
القُرْآنُ صُوَرًا مِنَ العَالَمِ العُلْوِيِّ وَالسَّفْلِيِّ فِي بَيَانٍ بَدِيعٍ
جَذَّابٍ يَشُوقُنَا إِلَى التَّأَمُّلِ فِيهَا وَالتَّعَمُّقِ فِي أَسْرَارِهَا، وَهُنَا
يَذْكُرُ لَنَا مَا خَبَأَهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لِنَشْتَاقَ إِلَيْهِ، وَنَنْبَعِثَ
فِي البَحْثِ عَنْهُ وَاستِجْلَاءِ حَقَائِقِهِ وَمَنَافِعِهِ بِدَافِعِ غَرِيزَةِ
حُبِّ الاِسْتِطْلَاعِ وَمَعْرِفَةِ المَجْهُولِ، وَبِمِثْلِ هَذَا اِنْبَعَثَ أَسْلَافُنَا
فِي خِدْمَةِ العِلْمِ وَاسْتِثْمَارِ مَا فِي الكُونِ إِلَى أَقْصَى مَا اسْتَطَاعُوا
وَمَهَّدُوا بِذَٰلِكَ السَّبِيلَ لِمَن جَاءَ بَعْدَهُمْ، وَلَنْ نُعِزَّ عِزَّهُمْ
إِلَّا إِذَا فَهِمْنَا وَخَدَمْنَا العِلْمَ خِدْمَتَهُمْ.
"Salah satu metode petunjuk Qur'ani untuk
ilmu-ilmu alam semesta adalah dengan memaparkan kepada kita gambaran-gambaran
dunia atas dan bawah dalam penjelasan yang indah dan memikat, yang mendorong
kita untuk merenungkan dan mendalami rahasia-rahasianya. Di sini, Al-Qur'an
menyebutkan apa yang tersimpan di langit dan bumi agar kita merindukannya dan
tergerak untuk mencarinya serta mengungkap kebenaran dan manfaatnya dengan
dorongan naluri rasa ingin tahu dan pengetahuan tentang yang tidak diketahui.
Dengan cara inilah para pendahulu kita tergerak untuk melayani ilmu dan
memanfaatkan apa yang ada di alam semesta sampai sejauh yang mereka mampu, dan
mereka membuka jalan bagi generasi berikutnya. Kita tidak akan mencapai
kemuliaan mereka kecuali jika kita memahami dan melayani ilmu sebagaimana
mereka melayaninya."
DIANTARA YANG MEMBEDAKAN ANTARA MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAINNYA TERMASUK MALAIKAT ADALAH ILMU PENGETAHUAN .
Pada umumnya semua ilmu pengetahuan
itu membutuhkan nama-nama , baik yang berkaitan dengan benda, teori, rumusan,
racikan, keilmuan dan lainnya . Hanya makhluk yang dianugerahi akal pikiran
yang mampu merealisasikan semua itu, yaitu manusia, yakni ; Adam dan anak
keturunan-nya.
Allah SWT berfirman :
وَعَلَّمَ
آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ .
قَالُوۡا
سُبۡحٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ
الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ .
قَالَ
یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ
بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ غَیۡبَ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ
تَکۡتُمُوۡنَ
Artinya :
“Dia mengajarkan Adam semua nama-nama
(benda), kemudian menampilkan semuanya di hadapan malaikat, lalu mengatakan,
‘Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama semua benda itu jika kalian memang benar
orang-orang yang benar,’” (QS. Al-Baqarah ayat 31).
Mereka menjawab : “Mahasuci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS.
Al-Baqarah ayat 32)
Dia (Allah) berfirman : “Wahai Adam !
Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!”
Setelah dia ( Adam ) menyebutkan nama-namanya,
Dia berfirman :
“Bukankah telah Aku katakan
kepada kalian, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui
apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan?” (QS. Al-Baqarah ayat
33)
Ibnu Katsir dlam Tafsirnya ketika mentafsiri
ayat-ayat diatas , berkata :
“ Hal ini merupakan sebutan yang
dikemukakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, di dalamnya terkandung keutamaan
Adam atas malaikat berkat apa yang telah dikhususkan oleh Allah baginya berupa
ilmu tentang nama-nama segala sesuatu, sedangkan para malaikat tidak
mengetahuinya” .
Dan Beliau Ibnu Katsir juga berkata :
“ Menurut pendapat yang sahih, Allah
mengajarkan kepada Adam nama-nama segala sesuatu, yakni semua zat, sifat dan
karakternya - seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas - hingga nama angin yang
keluar dari dubur, yakni nama-nama semua zat dan karakternya dalam bentuk
mukabbar [diperbesar] dan musaggar [diperkecil] “.
Karena itu, Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini pada Kitabut Tafsir,
bagian dari kitab Sahih-nya, mengatakan:
....... dari Anas, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda :
Orang-orang mukmin berkumpul di hari kiamat, lalu mereka mengatakan : "Seandainya
kita meminta syafaat kepada Tuhan kita."
Maka mereka datang kepada Adam, lalu berkata : "Engkau adalah
bapak umat manusia, Allah telah menciptakan-Mu dengan tangan kekuasaan-Nya dan
Dia telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya agar bersujud kepadamu serta
Dia telah mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu, maka mintalah syafaat
buat kami kepada Tuhanmu, agar Dia membebaskan kami dari tempat kami sekarang
ini." ...... dst“.
Lalu Ibnu Katsir mengomentari nya :
“ Kaitan pengetengahan hadits ini dan tujuan utamanya ialah
menyimpulkan sabda Rasulullah ﷺ yang mengatakan:
Lalu mereka mendatangi Adam dan berkata : "Engkau adalah bapak
umat manusia, Allah telah menjadikan kamu dengan tangan kekuasaan-Nya, dan Dia
telah memerintahkan para malaikat-Nya agar bersujud kepadamu, dan Dia telah
mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu."
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah
mengajarkan kepada Adam nama-nama semua makhluk.
Karena itu, disebutkan di dalam firman-Nya : “ Kemudian Allah mengemukakan nama-nama itu
kepada para malaikat”.
Makna yang dimaksud ialah semua nama-nama tersebut, seperti yang
dikatakan oleh Abdur Razzaq, dari Ma’mar, dari Qatadah “.
Dan Ibnu Katsir berkata pula :
“ Makna hal tersebut ialah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda yang telah Ku kemukakan
kepada kalian, hai malaikat yang mengatakan, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan
khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah? .......
( Ternyata para malaikat tidak tahu nama-nama benda yang di ketengahkan
oleh Allah SWT . Maka Allah berkata kepada para malaikat . Pen ) :
Apabila kalian tidak mengetahui nama-nama mereka yang telah Ku ketengahkan
kepada kalian dan kalian saksikan sendiri, berarti terhadap semua hal yang
belum ada dari hal-hal yang akan ada — belum diwujudkan— maka kalian tentunya lebih
tidak mengetahuinya lagi nama-namanya ." ( SELESAI KUTIPAN DARI TAFSIR IBNU
KATSIR )
===****===
DALIL-DALIL AYAT AL-QURAN YANG MENYERU UNTUK MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN .
Selain ayat-ayat telah di sebutkan di atas , masih banyak ayat dalam al-Quran, yang menyeru dan
mengajak umat manusia untuk merenungkan dan memikirkan penciptaan langit dan
bumi, serta makhluk-Nya yang ada di dalam keduanya.
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa alam semesta ini
telah disiapkan dan disediakan untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup
manusia.
Ilmu
pengetahuan alam semesta dalam Al-Quran biasanya sering di sebutkan dengan kata
“آيات“ / ayat-ayat
. Seperti Firman Allah SWT yang mengisyaratkan anjuran mempelajari ilmu kedokteran
dan ilmu pengetahuan Alam :
﴿سَنُرِيهِمْ ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْأفَاقِ
وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ
يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ﴾
Artinya : “ Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat (
tanda-tanda kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah
(bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat:
53)
Dalam tafsir Ibu Katsir 7/187 di sebutkan :
“ ( Ayat tersebut ) dapat pula ditakwilkan bahwa makna yang dimaksud
ialah :
Tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di dalam diri manusia, misalnya
bentuk tubuhnya, organ-organ tubuhnya, dan segala sesuatu yang ada dalam diri
manusia seperti yang dijelaskan dalam ilmu bedah tubuh. Semuanya itu
menunjukkan kepada kebijaksanaan Penciptanya.
Demikian pula tanda-tanda kekuasaan Allah dapat dilihat melalui watak
yang diciptakan-Nya di dalam dirinya, seperti akhlak yang berbeda-beda —ada
yang baik dan ada yang buruk— dan lain sebagainya. Juga melalui sepak terjang
yang dialaminya, yang semuanya itu berjalan di bawah garis takdir Allah Swt.
yang tidak dapat dilampaui dan tidak dapat pula dilanggar atau diwaspadai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ibnu Abid-Dunia di dalam kitabnya yang
berjudul At-Tafakkur wal I'tibar ( التفكر
والاعتبار ) ,
dari gurunya Abu Ja'far Al-Qurosyi yang telah mengatakan dalam bait-bait syair
gubahannya:
وَإذَا
نَظَرْتَ تُريدُ مُعْتَبَرا ` فَانظُرْ
إليْكَ فَفِيكَ مُعْتَبَرُ ...
أنتَ الَّذِي
يُمْسِي وَيُصْبحُ ` فِي الدُّنْيَا وكُلّ أمُوره عبَرُ ...
أنتَ المصرّفُ
كانَ فِي صِغَرٍ ` ثُمّ
استَقَلَّ بِشَخْصِكَ الكِبَرُ ...
أنتَ الَّذِي
تَنْعَاه خلْقَتُه ` يَنْعاه
مِنْهُ الشَّعْرُ والبَشَرُ ...
أنتَ الَّذِي
تُعْطَى وَتُسْلَب لَا ` يُنْجيه
مِنْ أنْ يُسْلَبَ الحَذَرُ ...
أنْتَ الَّذِي
لَا شَيءَ منْه لَهُ ` وَأحَقُّ
منْه بِمَاله القَدَرُ ...
Jika engkau memandang dengan tujuan
mengambil pelajaran, maka pandanglah dirimu sendiri di dalam dirimu banyak
terkandung pelajaran.
Engkau jalani kehidupan di dunia pagi
dan petang, semua urusan pribadimu mengandung pelajaran.
Engkau adalah seorang pelaku yang
dahulunya dalam keadaan kecil, kemudian berdiri sendiri membawa dirimu setelah
dewasa.
Engkau adalah orang yang
dibelasungkawa oleh kejadiannya, rambut dan kulitnya berbelasungkawa
terhadapnya.
Engkau adalah orang yang diberi dan
dirampas, tiada seorang pun yang hati-hati dapat menyelamatkannya dari
perampasan.
Engkau adalah orang yang tidak
memiliki sesuatu pun yang diperolehnya, dan yang lebih berhak untuk memiliki
apa yang dipunyainya adalah takdir. ( SELESAI ).
[Lihat : Tafsir Ibnu Katsir
7/187]
===****===
Berikut ini sebagian ayat-ayat al-Quran yang memerintahakan umat Islam untuk menguasai Ilmu Pengetahuan Alam Semesta :
===****===
PERTAMA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN SECARA UMUM :
Allah Ta’ala
berfirman,
﴿اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ﴾
Artinya : Bacalah -wahai Rasul- apa yang diwahyukan Allah kepadamu,
dimulai dengan membaca nama Rabbmu yang telah menciptakan seluruh makhluk. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. ( QS. Al-‘Alaq : 1-5 ).
**Tafsirnya :**
Bacalah (wahai nabi), apa yang diturunkan kepadamu, dengan mengawalinya
dengan menyebut nama tuhanmu yang esa dalam penciptaan. Yang menciptakan
manusia dari segumpal daging kental yang merah. Bacalah (wahai nabi) apa yang
diturunkan kepadamu, sesungguhnya kebaikan tuhanmu banyak, kemurahan NYA
melimpah, Yang mengajari makhluk Nya menulis dengan pena, Mengajari manusia apa
yang belum diketahuinya, dan memindahkannya dari kegelapan kebodohan menuju
cahaya ilmu (Tafsir al-Muyassar)
Mengajari manusia apa-apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. (Tafsir
al-Mukhtashar)
Dzat yang mengajarkan manusia menulis dengan pena, dan itu adalah
kenikmatan yang agung dari Allah SWT. Allah mengajarkan manusia dengan pena
yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. (Tafsir al-Wajiz)
﴿عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ﴾
(Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya) Allah
mengajari manusia dengan pena sesuatu yang tidak dia ketahui sebelumnya. [QS. Al-Qolam
: 06]
Allah SWT berfirman :
﴿أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ
خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ
نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20)﴾.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" [QS. Al-Ghosyiyah : 17-20]
Merenungkan ayat-ayat ilmu pengetahuan alam semesta dapat dilakukan
dengan memahami rahasia struktur dan fungsinya, yang dipelajari oleh berbagai
ilmu pengetahuan alam.
Ilmu fisika mempelajari hukum-hukum yang mengatur materi seperti
gravitasi dan hukum-hukum gerak.
Ilmu biologi mempelajari makhluk hidup dari segi fungsi dan
strukturnya.
Ilmu astronomi mempelajari planet-planet, bintang-bintang, jaraknya,
dan asal mula keberadaannya.
Demikianlah, semua ilmu pengetahuan alam mempelajari makhluk-makhluk,
hukum-hukum, dan fenomena-fenomena yang diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla dan
mengajak manusia untuk merenungkannya. Maka, mempelajari ilmu-ilmu tersebut
adalah bentuk perenungan terhadap Al-Qur'an, penafsiran atasnya, pemenuhan
terhadap petunjuk-petunjuknya, serta bentuk tasbih kepada Allah Azza wa Jalla,
pengingat atas nikmat-Nya. Hal ini merupakan salah satu ibadah terbaik bagi
siapa saja yang melakukannya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Azza wa
Jalla. Aktivitas ini juga berkaitan dengan akidah dan tauhid.
*****
KEDUA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTA .
Allah SWT berfirman :
﴿أَوَلَمْ يَنظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ وَأَنْ عَسَىٰ أَن يَكُونَ قَدِ اقْتَرَبَ
أَجَلُهُمْ ۖ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ﴾
Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan
mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran
itu? [Araf: 185]
Maka seluruh benda di alam semesta ini berotasi dan berevolusi secara
teratur, tidak berubah dan selalu berlawanan dengan perputaran gerakan jarum
jam sesuai Sunatullah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, mereka semuanya tunduk
dan patuh atas kehendak dan perintah-Nya.
Dan Allah Ta’ala berfirman :
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Dia
telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS.
Al-Jatsiyah [45]: 13)
Dan Allah Ta’ala berfirman :
{ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (*)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ
هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
.
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. ( QS. Ali
Imran : 190-191)
Dan Al-Qur’an telah menerangkan awal kejadian alam semesta, di mana
dahulunya berupa gas dan seluruh benda
langit di alam semesta
dahulunya adalah satu.
ثُمَّ
اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا
طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".” (QS Fusshilat:
11).
Kemudian juga secara redaksional disebutkan dalam Alquran tentang teori
Big Bang .
Yaitu teori terbentuknya alam semesta yang menyatakan bahwa pada
awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar
yang menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas. Teori Big Bang adalah teori
penciptaan bumi yang paling diakui di era modern.
Kesesuaian yang harmoni antara Al-Qur’an dengan Teori Big Bang adalah
suatu hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam
Alquran 1.400 tahun silam.
Allah SWT berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al Anbiya: 30).
Keterangan Alquran tersebut ternyata dibenarkan para ahli astronomi
sekarang, padahal ayat itu diturunkan 15 abad lalu kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Memang Allah menciptakan alam semesta ini tidak dengan main-main tetapi
sungguh-sungguh:
وَمَا
خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di
antara keduanya dengan bermain-main.” (QS Al-Anbiya: 16).
Maka seluruh benda di alam semesta ini berotasi dan berevolusi secara
teratur, tidak berubah dan selalu berlawanan dengan perputaran gerakan jarum
jam sesuai Sunatullah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, mereka semuanya tunduk dan
patuh atas kehendak dan perintah-Nya.
Al-Qur’an juga menerangkan bahwa Bumi dan langit diciptakan dalam 6
masa / periode.
Hal ini terdapat dalam surah QS. 7:54. Yaitu Firman Allah
SWT:
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا
وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ
الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam ENAM MASA ( 6 hari ) , lalu Dia bersemayam di atas‘Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang.
(Masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS.
al-A’raf: 54)].
Juga dalam QS.Yunus :3 . Yaitu Firman Allah SWT:
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأَمْرَ مَا مِن شَفِيعٍ إِلاَّ مِن
بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam ENAM MASA ( 6 hari ), kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk
mengatur segala urusan.
Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada
izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kalian, maka sembahlah Dia.Maka
apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Yunus: 3)].
Dan dalam firman-Nya yang lain :
وَهُوَ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam ENAM MASA ( 6
hari )" . (QS Hud: 7).
NAMUN : Di ayat lainnya di sebutakan bahwa Alam Semesta Diciptakan
dalam 8 Masa , dalam QS. Fushshilat : 9 – 12 , Yaitu Firman Allah
SWT:
قُلْ
أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9)
وَجَعَلَ
فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا
فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاء لِّلسَّائِلِينَ (10)
ثُمَّ اسْتَوَى
إِلَى السَّمَاء وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا
أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11)
فَقَضَاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا
وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12)
“Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam DUA MASA ( dua hari ) dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam EMPAT MASA ( empat hari ) .
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
“Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam DUA MASA ( dua hari ).
Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha
mengetahui.” (QS.Fushshilat: 9-12)].
Ternyata dalam ayat di atas disebutkan dalam 8 masa (2 + 4 +
2) bukan enam masa seperti yang disebutkan dalam dua ayat sebeleumnya .
Dalam ayat yang terakhir ini di sebutkan : 2 + 4 + 2 = 8 masa , yaitu :
“Katakanlah Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan
bumi dalam DUA MASA ……… dst .
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
dalam EMPAT MASA. ……
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam DUA MASA”.
Dalam hal ini banyak orang-orang non muslim yang menuduh bahwa ada
kontradiksi dalam al-Qur’an , padahal itu adalah firman Tuhan . Berarti Al-Qur’an
itu bukan wahyu dari Tuhan .
Lalu bagaimana menjawabnya dan bagaimana cara mengkompromikan antara
ketiga ayat yang tsb di atas ?
Jawabanya :
Tidak ada pertentangan dan kontradiksi dalam ayat-ayat
tersebut. Pertentangan dan kontradiksi itu hanyalah ada pada akal-akal
mereka saja. Dikarenakan empat pada hari-hari yang pertama adalah hasil
dari dua ditambah dua.
Allah SWT telah menciptakan bumi pertama kali pada dua hari, kemudian
menjadikan di dalamnya pasak, yaitu gunung-gunung, kemudian menjadikan
keberkahan di dalamnya dari air dan tanam-tanaman. Dan berbagai rizqi yang
disimpan di dalamnya dalam dua hari berikutnya, maka jadilah penciptaan bumi
dan segala isinya itu dalam empat hari.
Maka firman Allah SWT:
وَجَعَلَ فِيهَا
رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي
أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاء لِّلسَّائِلِينَ
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya.” (QS. Fushshilat: 10).
Keempat hari itu adalah hasil dari dua hari pertama dan dua hari yang
lain, maka jadilah totalnya empat hari, yaitu memasukkan dua hari yang telah
disebutkan pada ayat sebelumnya:
قُلْ
أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam.” (QS. Fushshilat: 9).
Maka tidaklah keempat hari itu berdiri sendiri dari dua hari yang
pertama. Kemudian Allah SWT menciptakan langit dalam dua hari, jadi totalnya
adalah enam hari, dengan menambahkan empat dan dua.
Sesungguhnya saya bertanya kepada orang-orang yang membuat
keragu-raguan terhadap al-Qur’an tersebut, yang ingin menetapkan bahwa
al-Qur’an merupakan karya Muhammad ﷺ :
Apakah Nabi ﷺ bodoh tidak tahu bahwa 2+4+2 sama dengan 8 ?
Apakah hilang dari beliau bahwa penciptaan langit dan bumi dalam ayat
lain adalah pada enam hari?.
Kemudian bagaimana mungkin perkara ini lolos dari orang-orang Kafir
Arab pada masa itu yang cerdas dalam berniaga, serta orang-orang yang menolak
dakwah Nabi ﷺ untuk berhujjah dengan kesalahan ini, agar mereka bisa menegaskan dan
menetapkan bahwa al-Qur`an adalah bikinan Muhammad ﷺ?
Terutama bahwa ayat-ayat al-Qur’an dulunya turun secara terpisah-pisah,
yaitu satu, dua atau tiga ayat bersamaan?
Artinya sangat mudah untuk menyingkap kesalahan tersebut. Akan tetapi
ini tidak pernah terjadi, sementara sekarang tiba-tiba datang kepada kita orang
yang tidak faham bahasa Arab, lantas berkeinginan untuk menetapkan penyimpangan
al-Qur’an dengan syubhat tersebut.
Maka apakah ada seorang berakal yang bisa membayangkan :
Apakah mungkin ada orang yang memalsukan Kitab Mulia seperti al-Qur’an
itu atau ada orang yang berbuat salah dengan kesalahan yang seorang anak SD
saja tidak mungkin berbuat kesalahan seperti itu ?.
JUSTRU :
inilah KEISTIMEWAAN Al-Qur’an dan KEJUJURAN Nabi ﷺ serta AMANAH-NYA dalam menyampaikan wahyu
ayat-ayat Al-Qur’an apa adanya . Begitu pula para sahabatnya dan para generasi
yang datang sesudahnya.
BELIAU ﷺ TIDAK MERUBAH-NYA MESKIPUN SECARA DZOHIR
NAMPAK KONTRADIKSI .
****
KETIGA : PERINTAH MEMPELAJARI ILMU KEDOKTERAN DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA HINGGA WAFAT.
Firman Allah
SWT yang mengisyaratkan anjuran mempelajari ilmu kedokteran dan ilmu
pengetahuan Alam :
سَنُرِيهِمْ
ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْأفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ
Artinya : “ Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat ( tanda-tanda
kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi
kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat: 53)
Surat Al-‘Alaq, surat yang pertama diturunkan kepada Rasulullah ﷺ, menerangkan bahwa
manusia diciptakan dari ‘Alaq (segumpal darah).
Urgensi dari hal tersebut adalah mengajari manusia tentang ilmu yang
belum mereka ketahui pada saat itu.
Perintah membaca yang diikuti dengan informasi pengetahuan tersebut
mengindikasikan bahwa manusia harus mempelajari tentang dirinya sendiri dan
bagaimana ia diciptakan.
{ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ
عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ
الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ)
Artinya : Bacalah -wahai Rasul- apa yang diwahyukan Allah kepadamu,
dimulai dengan membaca nama Rabbmu yang telah menciptakan seluruh makhluk. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. ( QS. Al-‘Alaq : 1-5 ).
Dan dalam surat ath-Thooriq , Allah SWT dengan tegas memerintahkan para
hambanya utk mempelajari dan memperhatikan proses penciptaan diri mereka :
Allah Ta’ala berfirman :
فَلْيَنظُرِ
ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ (*) خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ (*) يَخْرُجُ مِنۢ
بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia
diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. yang keluar
dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada . ( QS. Ath-Thooriq : 5 – 7 ).
Tafsir nya :
(Maka hendaklah manusia memperhatikan) dengan perhatian yang
dibarengi dengan mempelajarinya (dari apakah dia diciptakan?) artinya berasal
dari apakah dia tercipta? (Dia diciptakan dari air yang terpancar) yakni yang
dipancarkan oleh laki-laki ke dalam rahim wanita. (Yang keluar dari antara
tulang sulbi) laki-laki (dan tulang dada) perempuan. ( QS. Ath-Thooriq : 5 – 7
).
Proses pembuahan terkait lahirnya anak manusia sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Jauh sebelum teknologi atau ilmu pengetahuan saat ini , yang bisa mengungkap
terkait proses fertilisasi , namun Al-Qur’an jauh sebelumnya sudah menyebutkan
tahapan proses tersebut.
Al-Qur’an yang diturunkan 1.400 tahun lalu banyak mengungkap informasi
yang baru saat ini berhasil ditemukan oleh ilmuwan melalui penelitian. Fenomena
atau fakta saat ini yang kemudian sesuai dengan Al-Qur’an, menunjukkan
tanda-tanda kebesaran Allah dan bahwa kitab suci umat Islam ini benar yang
datangnya dari Sang Maha Pencipta.
Dan Allah SWT mengingatkan kepada umat Manusia bahwa masing-masing
mereka ini sebelum di ciptakan adalah makhluk yang tidak dikenal dan tidak
pernah disebut namanya di muka bumi ini . Allah SWT berfirman :
هَلْ أَتَىٰ
عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا . إِنَّا
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ
سَمِيعًا بَصِيرًا . إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا
كَفُورًا
“ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kafir”.( QS. Al-Insaan : 1-3 )
Diantara ayat-ayat al-Quran yang membicarakan proses kejadian manusia
adalah sebagai berikut :
PERTAMA : UNSUR-UNSUR MATERIAL PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA :
Ke 1 : AIR .
Allah SWT berfirman :
﴿ وَهُوَ الَّذِي
خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ
قَدِيرًا ﴾
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah ( perbesanan ) dan adalah Tuhanmu
Maha Kuasa. ( QS-al-Furqan :54 )
Tafsirnya :
Dan Allah menciptakan Adam dari air yang dicampur dengan tanah, dan
menciptakan keturunannya dari air mani laki-laki dan air mani perempuan; dan
menjadikan dalam keturunan ini terdapat orangtua, anak, saudara, dan perbesanan
dengan kerabat pasangan. Tuhanmu memiliki kekuasaan yang besar untuk
menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya.
(Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah )
Adapun makna (الصهر) adalah hubungan antara
suami dan keluarga istrinya yang terbentuk dari pernikahan serta hubungan antara
istri dan keluarga suaminya, dan juga hubungan antara keluarga suami dan
keluarga istri. Kerabat istri disebut dengan (الأختان), sedangkan kerabat suami
disebut dengan (الأحماء), dan keduanya termasuk dari
perbesanan.
( Baca : Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad
Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah)
KE 2 : DEBU / TANAH
Debu / Tanah adalah unsur material kedua dari penciptaan bapak manusia,
Adam - ‘alaihis salam . Allah SWT berfirman :
﴿ إِنَّ مَثَلَ
عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ
كُنْ فَيَكُونُ ﴾
Sesungguhnya semisal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari debu , kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. ( QS. Ali
Imran : 59 )
Debu atau Tanah adalah unsur terpenting dari unsur-unsur pembentukan
setiap manusia setelah Adam ‘alaihis salam , karena dari debu itu tumbuhnya tumbuh-tumbuhan,
dan dari tumbuh-tumbuhan keluarnya makanan, dan dari makanan itu terciptanya
darah, dan dari darah terciptanya sperma, dan dari sperma terbentuknya janin .
Allah SWT berfirman :
﴿ وَاللَّهُ
خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا
تَحْمِلُ مِنْ أنثى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ
مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى
اللَّهِ يَسِيرٌ ﴾
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang
perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya.
Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian
itu mudah bagi Allah. (QS. Fatir: 11)
Dan Allah SWT berfirman pula :
﴿ يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ
وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ
وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ
لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ... ﴾
“Hai manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari DEBU /
TANAH, kemudian dari setetes MANI, kemudian dari SEGUMPAL DARAH, kemudian dari SEGUMPAL
DAGING yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan.
Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian (dengan
berangsur- angsur) kalian sampailah kepada kedewasaan.
Dan di antara kalian ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kalian
yang dipanjangkan umurnya sampai masa pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya ....” ( QS. Al-Hajj : 5 ).
Dan ada hasil penelitian lain oleh para ulama tentang penciptaan
manusia dari Debu / Tanah, yaitu yang menyatakan :
وهو أنه خلق
أباهم آدم منها، ثم خلق منه زوجَه، ثم خلقهم منها عن طريق التناسل، فلما كان
أصلُهم الأول من ترابٍ، أطلق عليهم أنه خلقهم من ترابٍ؛ لأن الفروع تبع الأصل، وقد
توصَّل العلم الحديث إلى أن كل العناصر المكوِّنة للإنسان هي عناصر التراب.
“ Bahwa Dia SWT menciptakan ayah mereka Adam dari debu, kemudian Dia
menciptakan istrinya Hawa dari Adam , kemudian Dia menciptakan anak cucunya
dari Hawa melalui proses reproduksi ( التناسل ) .
Ketika asal pertama mereka adalah dari debu, maka Allah SWT memutlakkan
mereka bahwa Dia menciptakan mereka dari debu; Karena cabang-cabang itu
mengikuti asal-usulnya, dan ilmu pengetahuan modern juga telah menyimpulkan
bahwa semua unsur yang membentuk manusia adalah unsur-unsur Debu , ( maka
ketika mereka mati akan kembali menjadi debu Pen. ).
*****
KEDUA : TAHAPAN PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA ( Adam ‘alaihis salam ):
KE 1 : TANAH LIAT / LUMPUR :
Tanah liat atau Lumpur ini merupakan hasil pencampuran unsur-unsur air
dan debu, seperti yang telah kami jelaskan di atas, oleh karena itu tanah liat
adalah senyawa yang membentuk tubuh manusia.
Allah SWT berfirman :
﴿ ذَلِكَ عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ * الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنسان مِنْ طِينٍ * ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ * ثُمَّ
سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ ﴾
“ Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur “ . ( QS. As-Sajdah : 6 – 9 ).
Dan dalam surat al-Mukminun Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ
ثُمَّ
جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ
ثُمَّ
خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا
ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah liat .
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim)
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (
QS. Al-Mu’minuun : 12 – 14 )
Dan Allah SWT menggambarkan tentang lumpur / tanah liat ini sebagai
tanah liat yang lengket ; Yakni : perekat yang lengket dan kohesif yang menyatu
. Allah SWT berfirman :
﴿ فَاسْتَفْتِهِمْ
أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ
لَازِبٍ ﴾
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang
lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?"
Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat yang lengket . ( QS.
Ash-Shooffaat : 11 )
Dalam Tafsir al-Jalalain di katakan :
(Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah,
kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada
menetapkan atau celaan,
("Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah
Kami ciptakan itu?")
yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara
keduanya.
Didatangkannya lafal Man ( مَنْ ) mengandung pengertian
memprioritaskan makhluk yang berakal.
(Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) yakni : asal mereka, yaitu
Nabi Adam.
(Dan tanah liat yang lengket ) : tanah yang melekat di tangan bilamana
dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu
janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan
Al-Qur’an, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke
dalam jurang kebinasaan.
Perlu disebutkan di sini bahwa alasan perbedaan manusia dalam sifat,
bentuk, dan akhlaknya adalah karena material dari mana Allah SWT menciptakan
Adam; di mana Allah SWT mengumpulkan debu-debunya dari seluruh permukaan bumi .
Dari Abu Musa Al Asy'ari radhiyallaahu ‘anhu ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ
فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ جَعَلَ مِنْهُمْ الْأَحْمَرَ
وَالْأَبْيَضَ وَالْأَسْوَدَ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلَ وَالْحَزْنَ وَبَيْنَ
ذَلِكَ وَالْخَبِيثَ وَالطَّيِّبَ وَبَيْنَ ذَلِكَ
" Sesungguhnya Allah 'azza wajalla menciptakan Adam dari
segenggam (tanah) yang Dia genggam dari seluruh bumi. Maka anak keturunan Adam
sesuai dengan tanah, ada yang berkulit putih, merah, hitam atau berkulit antara
warna-warna itu. Kemudian ada yang bersifat mudah, sedih dan antara dua sifat
itu. Dan ada juga yang buruk, baik, dan ada yang sifatnya campuran diantara
kedua hal itu."
( HR. Abu Daud no. 4067 , 4693 , Nasaa’i no. 2879 dan Imam Ahmad
no. 18813 . Ini adalah lafadz Imam Ahmad )
Abu Isa berkata ; “ Hadis ini hasan shahih “.
Dan hadits ini di Shahihkan oleh Syeikh al-Baani dalm shahih Sunan Abi
Daud .
KE 2 : LUMPUR HITAM YANG DI BERI
BENTUK ( حَمَأٍ مَسْنُونٍ ) :
Allah SWT membiarkan tanah liat / lumpur ini setelah mencampurkan kedua
unsurnya hingga berubah menjadi lumpur hitam yang berbentuk ( حَمَأٍ مَسْنُونٍ ).
Allah SWT berfirman :
﴿ وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنسان مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَأٍ مَسْنُونٍ ﴾
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat
kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk “. ( QS. Al-Hijr : 26 )
Arti Hama’ ( حَمَأٌ ) adalah lumpur hitam yang
berubah-ubah , seperti yang dikatakan para mufassir.
Sedangkan makna Masnuun / مَسْنُونٍ ada perbedaan pendapat di
antara para mufassir.
Ada yang mengatakan : المصوَّر من
سُنَّة الوجه وهى صورته
/ terbentuk Sunnah wajahnya, dan itu adalah gambarnya
Dan ada yang mengatakan :
المسنون
المصبوب المفرغ ؛ أي: أفرغ صورة الإنسان كما تفرغ الصور من الجوهر في أمثلتها.
“Al-masnuun” adalah yang dibentuk yang khusus ; Yaitu: mengkhususkan
bentuk manusia sebagaimana mengkhususkan gambar-ganbar dari esensi yang
menyerupainya .
Dan ada yang mengatakan :
في رواية لابن
عباس ومجاهد والضحاك: إنه المنتن
Dalam riwayat Ibnu Abbas, Mujahid dan Al-Dahhak: Dialah yang bau
bangkai busuk
Asy-Syanqiithii mentarjih pendapat pertama dengan dalil :
﴿ وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنسان مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَأٍ مَسْنُونٍ ﴾
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat
kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk “. ( QS. Al-Hijr : 26 )
Lalu Asy-Syanqiithii berkata :
أي بعد أن مزَج
الخالق - تبارك وتعالى - عنصرَي التراب والماء صار المزيج طينًا لازبًا لاصقًا، ثم
بعد ذلك صار هذا الطِّيْنُ حمأ أسودًا مسنونًا مصورًا
Artinya, setelah Sang Pencipta -
تبارك وتعالى- mencampurkan dua unsur debu dan air, campuran tersebut menjadi
lumpur yang hitam yang dibentuk rupanya .
(Baca : “أضواء البيان” , “تفسير
القرآن العظيم”
dan “فتح القدير” dalam tafsir surat al-Hijr ayat 26)
KE 3 : TAHAPAN MENJADI (صَلْصَالٍ) TANAH LIAT YANG MULAI MENGERING .
Yaitu Seperti tanah liat yang bisa di bentuk untuk bikin tembikar :
Setelah tanah liat itu menjadi lumpur hitam yang berbentuk dalam bentuk
Adam, lalu tanah tersebut berubah menjadi tanah liat mengering seperti tembikar
.
Allah SWT berfirman :
﴿ خَلَقَ الإنسان
مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ ﴾
“ Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar “ (QS.
Ar-Rahman: 14)
Makna : ( الصَّلْصَالُ ) adalah
الطِّيْنُ اليابس
الذي له صلصلة؛ أي يصوت من يُبْسه إذا ضربه شيء، ما دام لم تمسه النار، فإذا
مسَّته النار فهو حينئذٍ فخَّار، وهذا قول أكثر المفسرين.
“ Tanah liat kering yang memiliki suara shalshalah ; Artinya, karena
keringnya tanah liat tersebut bisa mengeluarkan suara jika ada sesuatu yang
membenturnya , selama tanah liat itu belum dibakar dengan api. Lalu jika sudah
dibakar dengan api , maka saat itu tanah liat tersebut berubah menjadi
tembikar. Ini adalah pendapat mayoritas para ahli tafsir “.
Tanah liat yang kering ( الصَّلْصَالُ ) ini mirip dengan tembikar
/ gerabah, hanya saja bukan tembikar / gerabah. Karena Allah tidak memasukkan
Adam ke dalam api , agar dia menjadi tembikar / gerabah .
Adapun jangka waktu antara fase tanah liat ( الطِّيْنُ ), lumpur hitam berbertuk (الحمأ المسنون), dan tanah liat kering ( الصَّلْصَالُ ) , Allah SWT tidak
menentukannya dalam Al-Qur'an .
Demikian pula tidak ada hadits Nabi yang shahih yang dapat dijadikan
dalil, dan salah satu hadits yang menggambarkan tahapan / fase ini adalah apa yang
diriwayatkan oleh Abu Huraira radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
إنَّ اللَّهَ
خَلَقَ آدَمَ مِن تُرابٍ، ثُمَّ جَعَلَهُ طِينًا، ثُمَّ تَرَكَهُ حَتّى إذا كانَ
حَمَأً مَسْنُونًا، خَلَقَهُ وصَوَّرَهُ، ثُمَّ تَرَكَهُ حَتّى إذا كانَ صَلْصالًا
كالفَخّارِ، وجَعَلَ إبْلِيسُ يَمُرُّ بِهِ فَيَقُولُ: لَقَدْ خُلِقْتَ لِأمْرٍ
عَظِيمٍ. ثُمَّ نَفَخَ اللَّهُ فِيهِ مِن رُوحِهِ، فَكانَ أوَّلَ شَيْءٍ جَرى
فِيهِ الرَّوْحُ بَصَرُهُ وخَياشِيمُهُ، فَعَطَسَ فَلَقّاهُ اللَّهُ حَمْدَ
رَبِّهِ، فَقالَ الرَّبُّ: يَرْحَمُكَ رَبُّكَ ......
Allah menciptakan Adam dari debu, kemudian menjadikannya tanah liat,
dan kemudian membiarkannya sehingga ketika telah berubah menjadi lumpur hitam
yang bisa dibentuk , maka Allah menciptakan nya dan menggambarnya , dan
kemudian membiarkannya lagi sehingga ketika sudah menjadi tanah liat yang
mengering seperti tembikar , tiba-tiba iblis
melewatinya . Dan Iblis berkata: “ Sungguh kamu diciptakan untuk hal yang besar
“.
Kemudian Allah meniupkan ruhnya ke dalam dirinya, dan hal pertama yang
dilalui oleh ruh itu adalah mata dan hidungnya, maka dia bersin , lalu Allah
mengajarkannya untuk memuji Rabb nya . Lalu Rabb berfirman : “يَرْحَمُكَ رَبُّكَ” semoga Rabb mu merahmati mu
. ......dst
(Diriwayatkan oleh al-Bazzaar , an-Nasaa’i di “اليوم
والليلة” ,
Ibnu Saad, Abu Ya’la, Ibn Mardawayh, dan al-Bayhaqi dalam “Asmaa wa Sifat” dari
Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu . Lihat Tafsir “الدر
المنثور”
1/258 karya Imam Sayuthi ketika menafsiri surat al-Baqarah ayat 30 )
KE 4 : TAHAPAN PENIUPAN RUH
Setelah Allah SWT membentuk gambar calon manusia pertama, kemudian setelah
itu ia menjadi tanah liat yang mengering seperti tembikar , lalu Allah SWT
meniupkan ruh pada nya.
Allah SWT berfirman :
﴿ إِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ * فَإِذَا
سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴾
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat ".
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya
roh (ciptaan)Ku; maka mereka tersungkur sujud kepadanya". ( QS. Shaad : 71
– 72 )
Allah Azza wa Jalla menyandarkan kata Ruh kepada dzat diri-Nya sendiri,
tujuannya untuk mensyiarkan bahwa Ruh ini tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali
Dia Azza wa Jalla .
Dan adapun seperti apa ruh itu dan bagaimana cara meniupkannya , maka
itu hanya Allah yang tahu dan tidak ada cara bagi siapa pun untuk bisa mengetahuinya.
Allah SWT berfirman :
﴿وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ
الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا﴾
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit". ( QS. Al-Isra : 85 ) .
( Baca : “الوسيط” 12/81 )
Allah SWT memerintahkan para malaikat-Nya sebelum penciptaan Adam bahwa
mereka harus bersujud kepada makhluk ini setelah Ruh telah memasuki tubuhnya.
Allah SWT berfirman :
﴿ إِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ * فَإِذَا
سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴾
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat ".
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya
roh (ciptaan)Ku; maka mereka tersungkur sujud kepadanya". ( QS. Shaad : 71
– 72 )
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Yang Mahakuasa ketika Dia meniupkan ruh
ke dalam jasad Adam, maka para malaikat harus segera bersujud kepadanya; karena
huruf Fa / فاء memberi makna harus
langsung setelah kejadian ( لِلتَّعْقِيْبِ ) bukan membolehkan
berlambat-lambatan ( لا
لِلتَّرَاخِيْ )
. ( Baca : “التفسير التربوي” 3/145 ) .
Penulis kitab Tafsir adz-Dzilaal berkata :
"ما كان لهذا الكائنِ الصغير الحجم،
المحدود القوة، القصير الأَجَل، المحدود المعرفة، ما كان له أن ينال شيئًا من هذه
الكرامة لولا تلك اللطيفة الربانية الكريمة (النفخة العلوية التي جعلت منه
إنسانًا) وإلا فمَن هو؟ إنه ذلك الخلق الصغير الضئيل الهزيل الذي يحيا على هذا
الكوكب الأرضي مع ملايين الأنواع والأجناس من الأحياء، وما الكوكب الأرضي إلا
تابعٌ صغير من توابعِ أحدِ النجوم، ومن هذه النجوم ملايين الملايين في ذلك الفضاء
الذي لا يدري إلا الله مداه... فماذا يبلغ هذا الإنسان لتسجدَ له ملائكة الرحمن
إلا بهذا السر اللطيف العظيم؟! إنه بهذا السر كريم كريم، فإذا تخلَّى عنه أو اعتصم
منه ارتدَّ إلى أصله الزهيد من طين ".
“ Makhluk yang kecil ini ( yakni Adam ‘alaihis salam ) , yang terbatas
kekuatannya, berumur pendek, terbatas pengetahuannya, tidak akan mendapatkan
apa pun dari martabat mulia ini , kalau bukan karena Rahmat Ilahi yang murah
hati itu ( sebuah tiupan ruh dari Yang Maha Tinggi yang membuatnya menjadi
manusia ).
Jika bukan karena itu , lalu siapa dia ( Adam ) itu ? Dia adalah
makhluk kecil, mungil, kurus yang hidup di planet bumi ini dengan jutaan
spesies dan jenis kehidupan .
Dan Planet bumi ini tidak lain adalah planet pengikut kecil dari salah
satu planet-planet pengikut bintang-bintang . Dan di antara bintang-bintang ini
terdapat pula jutaan juta-juta planet-planet di ruang angkasa yang mana luas
dan ujungnya hanya Allah SWT yang tahu.
Bagaimana mungkin orang ini ( Adam ‘alaihis salam ) dapat menjangkau
para malaikat nya Ar-Rahmaan untuk bersujud kepadanya kecuali dengan rahasia
yang besar dan yang lembut ini?!
Sesungguhnya dalam rahasia ini terdapat kemulian-kemulian dari Allah
SWT . Maka Jika ia meninggalkan-Nya atau menghindari-Nya, maka ia akan kembali
ke asalnya yang kecil , yaitu dari tanah liat “.( Baca : “التفسير التربوي” 3/145 ) .
====
PROSES DAN TAHAPAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM RAHIM IBUNYA .
Cukup banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang proses dan
tahapan-tahapan penciptaan manusia dalam rahim ibunya , akan tetapi sangat
sedikit sekali umat Islam yang mendalami dan mempelajarinya .
Sebagaimana Al-Qur'an berbicara tentang tahapan-tahapan penciptaan
manusia pertama yaitu Nabi Adam AS, maka al-Qur’an juga berbicara tentang proses
dan tahapan-tahapan penciptaan keturunan manusia pertama tersebut. Dan berikut
ini ayat-ayat yang mengacu pada tahapan-tahapan tersebut.
Di antaranya : dalam ( Surat al-Hajj : ayat 5 ) , ( surat al-Mukminun :
12-14 ) , ( surat Faathir : 11 ) , ( surat Ghoofir : 67 ) , ( surat
al-Insaan : 2 ) , ( surat an-Nahl : 4 )
, ( surat al-Kahfi : 37 ) , ( surat az-Zumar : 6 ) , ( surat Yaasin :
77 ) , ( surat an-Najm : 46 ) , ( surat
al-Qiyamah : 37 ) , ( surat ‘Abasa : 19 ) dan lainnya .
Disini penulis akan menyebutkan beberapa ayat saja :
KE 1 : Firman Allah SWT :
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ
ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ
وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ
وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ
لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا .... ﴾
“Hai manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari DEBU /
TANAH, kemudian dari setetes MANI, kemudian dari SEGUMPAL DARAH, kemudian dari SEGUMPAL
DAGING yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan.
Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian (dengan
berangsur- angsur) kalian sampailah kepada kedewasaan.
Dan di antara kalian ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kalian
yang dipanjangkan umurnya sampai masa pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya ....” ( QS. Al-Hajj : 5 ).
KE 2 : Firman Allah SWT :
﴿ وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنسان مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ * ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ * ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴾
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu SARIPATI
dari TANAH .
Kemudian Kami jadikan saripati itu AIR MANI (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan SEGUMPAL DARAH, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan SEGUMPAL DAGING .
Dan segumpal daging itu Kami jadikan TULANG BELULANG.
Lalu tulang belulang itu KAMI BUNGKUS DENGAN DAGING.
Kemudian Kami jadikan dia MAKHLUK (berbentuk) LAIN.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ( QS. Al-Mukminun :
12 – 14 ).
KE 3 : Firman Allah SWT :
﴿ إِنَّا
خَلَقْنَا الإنسان مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا
بَصِيرًا ﴾
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. ( QS. Al-Insaan : 2 ) .
****
Setelah kita pelajari dari ayat-ayat diatas , maka kita dapati bahwa
tahanpan-tahapan Janin dalam rahim ibunya adalah sbb :
PERTAMA : TAHAPAN NUTHFAH AMSYAAJ / نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
(Mani yang bercampur)
Tahapan ini terjadi setelah selesainya penciptaan laki-laki pertama (
Adam ‘alaihis salam ) dan perempuan pertama manusia ( Hawa ‘alaihis salam ) dan
air mani dicampur dari air laki-laki dan air perempuan . Yaitu setelah bersenggama,
air pria bercampur dengan air wanita, lalu kedua air itu menjadi NUTHFAH.
Salah satu keajaiban kekuasaan Allah - Maha Suci Dia - adalah bahwa
jumlah sperma yang dikeluarkan oleh buah zakar mencapai antara dua ratus hingga
tiga ratus dalam satu kali semprot . Sedangkan wanita hanya menyemprotkan satu
telur dengan mahkota bercahaya di atasnya, dan hanya satu sperma yang mencapai
sel telur wanita dari sejumlah besar sperma pria tersebut.
Dan begitu sperma pria itu menyatu dengan sel telur wanita meskipun
belum sempurna , namun sel telur yang telah dibuahi itu segera mulai membelah
menjadi dua sel, empat sel, lalu delapan . Dan yang demikian itu , tanpa
peningkatan ukuran sel-sel ini dari ukuran sel telur yang telah dibuahi, dan
proses pembelahan ini terjadi dan sel telur sedang dalam perjalanan menuju
rahim.
Kemudian datanglah tahap kedua; yaitu ‘ALAQAH.
TAHAPAN KE 2 : ‘ALAQAH / SEGUMPAL
DARAH
Kata " ’Alaqah" disebutkan dalam Al-Qur'an dalam lima ayat :
ayat ke 5 surat al-Hajj , ayat ke 67 surat Ghofir , ayat ke 14 surat
al-Mukminun dan ayat 38 surat al-Qiyaamah .
‘Alaqah : “هي القطعة من
العلق وهو الدم الجامد”
Ini adalah bagian dari ‘Alaq, yaitu darah menggumpal .
Setelah sel telur yang dibuahi mencapai rahim, dan setelah membelah, ia
menjadi massa sel-sel kecil yang disebut timus ( التُّوْتَة ) . Dimana menyerupai buah,
kemudian menempel pada dinding rahim, dan terus melekat selama dua puluh empat
jam, dan al-‘alaqah ini dibedakan menjadi dua lapisan ; yaitu :
1]. Lapisan luar "penyedot makanan dan yang mengalirkan nutrisi",
2]. Dan lapisan dalam, dari situlah Allah menciptakan janin.
Allah Azza wa Jalla menamai Surat pertama yang diturunkan dalam Al
Qur'an dengan nama tahapan ini yaitu al-‘Alaq, agar dengan ini Allah – Yang Maha
Suci Dia - mengingatkan kita pada saat-saat di mana manusia itu hanyalah segumpal
darah yang menempel di dinding rahim, dan dari situlah sebabnya ia memperoleh
kehangatan, makanan, dan tempat tinggal yang menenangkan.
Allah SWT berfirman :
﴿ اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الإنسان
مِنْ عَلَقٍ ﴾
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah “ ( QS. Al-‘Alaq : 1-2 )
TAHAPAN KE 3 : MUDHGHOH / مُضْغَةٌ ( segumpal daging kecil )
Kata al-mudlghoh disebutkan dalam Al-Qur'an tiga kali, dua kali dalam
Surat al-Muminun: ayat 14, dan sekali dalam Surat al-Hajj : ayat 5.
Dan makna mudlghooh (المضغة) adalah :
القطعة الصغيرة
من اللَّحم بقدر ما يُمضَغ
“ Sepotong kecil daging seukuran yang dikunyah dalam mulut “.
Setelah melewati proses gumpalan darah yang menempel , maka tahapan mudlghooh
/المضغة (segumpal daging) dimulai pada minggu ketiga, dan pada masa ini
terdapat dua tahapan , seperti yang Allah SWT firmankan :
فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي
الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى
“ Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari debu
/ tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging YANG SEMPURNA pembentukannya dan YANG TIDAK SEMPURNA, agar
Kami jelaskan kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan”. ( QS. Al-Hajj : 5 ).
Tahapan pertama : tidak sempurna pembentukannya ( غَيْرُ مُخَلَّقَةٍ )
Fase ini berlangsung dari minggu ketiga sampai minggu keempat, dan
tidak ada diferensiasi/ pemisahan untuk organ atau sistem apapun.
Tahapan kedua : telah sempurna pembentukannya ( مُخَلَّقَةٌ )
Setelah akhir minggu keempat, kehamilan mengalami serangkaian perubahan
halus dan mengejutkan, di mana pada masa itu sel-sel ini tumbuh dan berkembang,
sehingga bentuk manusia tersebut berada dalam bentuk struktur tubuh yang terbaik
, seperti yang Allah SWT firman kan :
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin : 4)
Tahapan ini akan berakhir sekitar akhir bulan ketiga.
Al-Qur'an memperhitungkan perbedaan tahapan masa dan perbedaan tahapan
pembentukan janin antara setiap tahap perubahan penciptaannya.
Jarak antara Nuthfah (menyatunya sperma dengan sel telur) dan ‘Alaqah (gumpalan
darah) adalah jarak yang sangat jauh dalam keseimbangan proses penciptaan
janin, meski dalam hitungan waktu tidaklah jauh, oleh karena itu muncullah
ungkapan pergeseran dari bentuk Nuthfah ke bentuk ‘Alaqah, dipisahkan antara
keduanya dengan kata “KEMUDIAN / ثُمَّ”. Allah SWT berfirman :
﴿ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ﴾
KEMUDIAN air mani itu Kami jadikan segumpal darah, MAKA segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, MAKA segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, MAKA tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. KEMUDIAN Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. ( QS. Al-Mukminun : 14 ).
Kata “KEMUDIAN air mani itu Kami jadikan segumpal darah” , Jarak antara
mani dan ‘Alaqah sangat jauh, baik itu Nuthfah laki-laki (sperma) atau Nuthfah
perempuan (sel telur), atau keduanya (Nuthfah amsyaaj / nuthfah laki dan
perempuan bercampur ).
Dan yang berada di saluran rahim maka akan mencapai pada “قَرَارٍ مَكِينٍ / tempat yang kokoh (yakni :
pusat Rahim) lalu menetap di dalamnya ; akan tetapi perubahan dari Nuthfah
(gumpalan darah \) ke Mudlghoh ( gumpalan daging ) begitu cepat dan jaraknya
dekat.
Perubahan dari Nuthfah ( gumpalan darah ) ke Mudlghoh ( gumpalan daging
) tanpa ada jeda waktu atau perbedaan bentuk yang signifikan, dan oleh sebab
itu ungkapannya dengan huruf Fa ( فاء ) yang menunjukan prosesnya
itu nyambung tidak ada jeda. Allah SWT berfirman :
﴿ فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً ﴾
“MAKA segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging” ( QS. Al-Mukminun
: 14 ).
Dan begitu juga jeda antara Mudlghoh ( gumpalan daging ) dan ‘Idzoom ( tulang
belulang ). Allah SWT berfirman :
﴿ فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾
“ MAKA segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging “. ( QS. Al-Mukminun : 14 ).
Kemudian setelah itu kecepatannya mulai melambat, dan telah tiba
saatnya sang pemisah waktu dan proses penciptaan itu datang , yaitu Ruh. Allah
SWT berfirman :
﴿ ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴾
“ Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik “. ( QS. Al-Mukminun : 14 ).
( RFERENSI : Baca “علم أطوار
الإنسان”
hal. 100 )
Ibnu Katsir ketika menafsiri firman Allah :
﴿ ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ﴾
“Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain”. ( QS.
Al-Mukminun : 14 )
Beliau berkata :
“ Yaitu kemudian Kami tiupkan ke dalam tubuhnya roh, hingga ia dapat
bergerak hidup dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran,
penglihatan, perasaan, gerak, dan getaran”.
Lalu Ibnu Katsir meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali ibnu Abu Talib
r.a. yang mengatakan:
“Bahwa apabila nutfah (di dalam rahim) telah menjalani masa empat
bulan, Allah memerintahkan malaikat untuk meniupkan roh ke dalam janin yang
berada di dalam tiga kegelapan (tiga lapis pelindungnya).
Yang demikian itulah makna yang dimaksud oleh firman-Nya : “Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain”. (QS. Al-Mu’minun [23]: 14)
Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya”.
Kemudian Ibnu Katsir berkata :
“Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya:
“ Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain “.(QS. Al-Mu’minun :
14)
Yaitu Kami pindahkan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain hingga
terlahirlah ia dalam rupa bayi. Lalu ia tumbuh menjadi anak-anak, kemudian mencapai
usia balig, lalu menjadi dewasa, dan selanjutnya memasuki usia tua, kemudian
usia pikun “.
Kesimpulan Ibnu Katsir :
“Pada garis besarnya tidak ada pertentangan di antara pendapat-pendapat
tersebut, karena sesungguhnya sejak ditiupkan roh ke dalam tubuh si janin, maka
dimulailah perubahan-perubahan itu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain.
Wallahu a’lam “.
( Baca : Tafsir Ibnu Katsir , di Surat al-Mukminun ayat 12 -14 )
TAHAPAN KE 4 : KERANGKA TULANG ( العِظَامُ )
Pada tahapan ini, potongan daging berubah menjadi kerangka tulang .
Allah SWT berfirman :
﴿ فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا ﴾
“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang “. ( QS. Al-Mukminun
: 14 ).
TAHAPAN KE 5 : Pembungkusan tulang
dengan daging . ( كِسَاءُ العِظَامِ
بِاللَّحْمِ
)
Allah SWT berfirman :
﴿ فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾
“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging “. ( QS. Al-Mukminun : 14 ).
Ayat ini menunjukkan bahwa kerangka tulang dibentuk terlebih dahulu,
kemudian daging dan otot-otot dililitkan seolah-olah dibalut, dan gambaran yang
sangat teliti ini menunjukkan keagungan dan keakuratan Al-Qur’an.
( Referensi : Tafsir “الكشاف” 5/178 )
===****===
TUDUHAN DAN JAWABANNYA :
Ada orang yang mengklaim dan menuduh bahwa Al-Qur'an membuat kesalahan
dengan mengatakan bahwa penciptaan kerangka tulang lebih didahulukan daripada
penciptaan daging ?
Substansi pengklaiman dan tuduhan :
Para penentang menuduh kesalahan Al-Qur'an dalam mengatakan bahwa
penciptaan tulang lebih didahulukan daripada daging dalam Firmannya :
﴿ فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾
“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging “. ( QS. Al-Mukminun : 14 ).
Mereka dengan mengatakan :
Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa tulang dan daging ada
kemungkinan tercipta bersama-sama secara paralel dan bukan tulang sebelum
daging.
Begitu juga apa yang disebutkan dalam Al-Qur'an bertentangan dengan apa
yang dikatakan dalam hadits :
إذَا مَرَّ
بالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً، بَعَثَ اللَّهُ إلَيْهَا مَلَكًا،
فَصَوَّرَهَا وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا
وَعِظَامَهَا ...
“Ketika nuthfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah akan
mengutus satu malaikat mendatangi nuthfah tersebut. Kemudian Allah akan
membentuk tubuhnya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya,
dagingnya, dan juga tulangnya”. (HR. Muslim No. 2645 )
Dan Ini ada tambahan fakta :
Bahwa hadits di atas tidak membawa sesuatu yang baru dalam hal ini. Akan
tetap kitab Taurat sudah menyebutkan tahapan-tahapan itu – yakni : yang
disebutkan dalam hadits - dalam Kitab / Safar Ayub, yang ditulis lebih dari
2000 tahun sebelum masehi .
JAWABANNYA :
Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan keabsahan apa yang disebutkan
dalam Al-Qur'an tentang didahulukannya penciptaan tulang lalu daging, dan ahli
embriologi paling terkenal seperti Dr. Keith Moore bersaksi tentang hal ini ,
dia penulis buku paling terkenal tentang embriologi “The Developing human” , Dia
mengatakan dalam bukunya apa yang menegaskan keautentikan dan kebenaran Al-Qur'an
:
“During the seventh week‚ the skeleton begins to spread throughout the
body and the bones take their familiar shapes. At the end of the seventh week
and during the eighth week the muscles take their positions around the bone
forms “.
Artinya : “Selama minggu ketujuh‚ kerangka tulang belulang mulai
menyebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mengambil bentuk yang sudah dikenal.
Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot mengambil
posisi di sekitar bentuk-bentuk tulang “.
Dan Tidak ada kontradiksi antara hadits mulia: "Jika empat puluh
dua malam berlalu setelah pembuahan ..." dengan Al-Qur'an Mulia tentang
masalah urutan tahapan penciptaan.
Kata-kata dalam hadits tersebut tidak menunjukkan berurutan dalam
penyebutan tahapan-tahapan penciptaan; Itu karena huruf waw / الواو ( yakni : DAN ) kata sambung yang ada dalam hadits, itu dalam
bahasa arab bermakna untuk kemutlakan pluralitas dan berbagi , dan tidak
menunjukkan berurutan , berbeda dengan kata Tsumma / ثُمِّ ( Yakni : Kemudian ) . Coba
kita perhatikan pula firman Allah SWT yang berkaitan dengan dua tahapan pada
masa “Mudlghoh / gumpulan daging “ :
ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ
“Kemudian dari SEGUMPAL DAGING yang sempurna kejadiannya DAN yang tidak
sempurna”. ( QS. Al-Hajj : 5 )
Huruf “DAN” dalam ayat ini tidak menunjukkan berurutan ; karena dalam
realita urutannya adalah sebaliknya , yaitu : Segumpal daging yang tidak
sempurna KEMUDIAN segumpal daging yang sempurna .
Dalam surat al-Baqarah ayat 259 , Allah SWT menceritakan tentang proses
pembungkusan tulang dengan daging ketika membangkitkan kembali ‘Uzair dan
keledai nya setelah diwafatkan selama 100 tahun dan telah berubah menjadi
tulang belulang . Allah SWT berfirman :
] أَوۡ كَٱلَّذِي مَرَّ عَلَىٰ
قَرۡيَةٖ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ
ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٖ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ
قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ
مِاْئَةَ عَامٖ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ
إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ
كَيۡفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ
أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ [
Artinya: “Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melintasi
suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata :
‘Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?’
Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya
kembali. Allah bertanya : ‘Berapa lama kamu tinggal di sini?’
Ia menjawab: ‘Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari.’
Allah berfirman: ‘Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun
lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan
lihatlah kepada keledaimu telah menjadi tulang belulang . Kami akan
menjadikanmu tanda kekuasaan Kami bagi manusia .
Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana kami
menyusunnya kembali, kemudian Kami MEMBUNGKUSNYA kembali dengan DAGING .’
Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang
telah mati) dia pun berkata: ‘Saya yakin babwa Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.’” (QS. Al-Baqarah : 259).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :
Para ulama masih berbeda pendapat mengenai siapakah dimaksud dengan
orang tersebut.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari All bin Abi Thalib, ia berkata, “Ia
adalah Uzair.” Pendapat ini juga diriwayatkan Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim, dari
Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, As-Suddi, dan Sulaiman bin Buraidah. Pendapat
inilah yang masyhur. Sedangkan negeri yang dimaksudkan adalah sudah sangat
masyhur, yaitu Baitul Maqdis. Ia melintasi negeri setelah dihancurkan dan dibunuh
penduduknya oleh raja Bukhtanshar.
( Lihat : Tafsir Ibnu Katsir , Surah Al-Baqarah Ayat 259 )
Maka dengaan demikian tuduhan dan pengklaiman kontradiksi ditolak .
Juga, pengaturan dalam teks kitab Taurat :
"يداك كونتاني وصنعتاني كلّي جميعًا..."
“Kedua Tangan-Mu membentuk ku dan menciptakan ku , secara
kesuluruhan , semuanya …”
adalah urutan yang salah, meskipun penampilannya menunjukkan ada
kemiripan dengan urutan yang disebutkan dalam hadits yang mulia.
Hal ini karena huruf fa / ف dalam teks kitab Taurat menunjukkan
makna berurutan dan beruntun .
Perkara yang menuntaskan masalah ini , dan menegaskan kepada kita akan
adanya kesalahan tuduhan dan pengklaiman mereka , adalah : bahwa itu bertabrakan
dengan apa yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan modern.
*****
MASA PERTUMBUHAN JANIN MANUSIA DALAM RAHIM :
Allah SWT berfirman :
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ
أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan .
Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun
ia berdoa :
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". ( QS.
Al-Ahqaaf : 15 ).
Dan Allah SWT berfirman :
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. ( QS. Luqman : 14 )
.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu. dia berkata: ‘Rasulullah ﷺ telah bercerita kepada kami, dan beliau adalah orang yang benar lagi
dibenarkan:
إِنَّ
أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً
نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ ، وَيَؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ
سَعِيْدٌ.
”Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di
dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (mani).
Kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga.
Kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga.
Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan
dia (malaikat tersebut) diperintahkan untuk menulis 4 kalimat (perkara):
tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang
sengsara atau bahagia.
[HR. Bukhari dan Muslim].
*****
KUTIPAN DARI MAJALAH AS-SUNNAH:
Berikut ini kutipan dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VI/1423H/2003
M :
“Jika ditinjau dari perkembangan ilmu kedokteran sekarang , nampak jelas
hadits diatas akan dibenarkan oleh para ahli medis , sebab hasilnya tidaklah
jauh berbeda dengan penemuan-penemuan mereka.
Telah dinyatakan juga bahwa pada tahap kehamilan antara 8 pekan hingga
10 pekan ( ± antara 56-70 hari) pembuluh darah janin mulai nampak berbentuk.
Melalui alat-alat modern seperti alat perekam jantung bayi
(elektrokardiografi/EKG untuk bayi) dan ultrasonografi (USG) bisa diketahui
sedini mungkin, apakah jantung bayi sudah berdetak atau belum. Umumnya detak
jantung bayi bisa diketahui dan dicatat pada pekan ke 12 (sekitar 84 hari). Namun
dengan alat sederhana, baru terdengar pada kehamilan 20 pekan (sekitar 140
hari).
Bisa dibuktikan bahwa pada sekitar kehamilan 10 pekan (kira-kira 70
hari) sudah mulai terbentuk sistem jantung dan pembuluh darah.
Sejak memasuki usia kehamilan 8 pekan (sekitar 56 hari) mulai nampak bentuk
hidung, telinga, dan jari-jari dengan kepala membungkuk ke dada.
Kemudian setelah usia 12 pekan (84 hari) telinga nampak lebih jelas, akan
tetapi mata masih melekat. Leher sudah mulai terbentuk, alat kelamin sudah
terbentuk tetapi belum begitu nampak. Nanti setelah usia 16 pekan (112 hari) maka
alat kelamin luar terbentuk, sehingga dapat dikenali dan kulit janin berwarna
merah tipis sekali.
Pada umumnya plasenta atau ari-ari sudah terbentuk lengkap pada usia 16
pekan.
Ketika kehamilan menginjak usia 24 pekan (168 hari), maka kelopak mata
sudah terpisah. Ditandai dengan adanya alis dan bulu mata.
Dengan demikian apa yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits diatas , itu memang benar adanya.
Ilmu pengetahuan medis baru bisa membuktikannya pada abad sekarang ini.
Padahal ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan hal tersebut sudah turun pada
puluhan abad lalu.
Dan bisa di buktikan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari
segumpal darah (alaqah) 40 hari, setelah terbentuknya air mani. Hal ini bisa
diketahui oleh para ahli medis, bahwa pada sekitar usia 56-70 hari pembuluh
darah janin mulai terbentuk. Setelah itu biasanya ada gerakan-gerakan. Gerakan
inilah yang mungkin terdeteksi oleh alat-alat kedokteran modern sebagai denyut
jantung janin. Akan tetapi berdasarkan dhohir hadits Nabi ﷺ , bahwa ruh itu akan ditiupkan pada janin saat berusia lebih dari 120
hari. Wallahu a’lam.
( Sampai di sini kutipan dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun
VI/1423H/2003 M )
Ibnu al-Qoyyim rahimahullah berkata :
"الجنين قبل نفخ الروح هل كان فيه حركة وإحساس
أم لا؟ قيل: كان فيه حركة النمو والاغتذاء كالنبات، ولم تكن حركة نموه واغتذائه بالإرادة،
فلما نفخت فيه الروح انضمت حركة حسيته وإرادته إلى حركة نموه واغتذائه"
" Janin sebelum Ruh ditiupkan Apakah sudah ada gerakan dan indra
atau belum ?
Ada yang mengatakan : bahwa itu adalah gerak pertumbuhan dan penyerapan
nutrisi seperti gerak perkembangan tumbuh-tumbuhan .
Dan gerak pertumbuhan janin dan penyerapan nutrisi nya itu bukan karena
adanya kemauan dari dirinya .
Ketika ruh telah ditiupkan padanya ; maka terpadulah antara gerakan
indranya dan kemauan dari dirinya dengan gerak pertumbuhan dan penyerapan nutrisi” .
[Baca : “التبيان في أقسام
القرآن” hal.
218 karya Ibnu Al-Qayyim, ditahqiq oleh: Thoha Yusuff Syahiin, Cet. دار الطباعة المحمدية الأزهرية, Kairo, Cet ke 1, 1388 H /
1968 M.].
Imam Al-Nawawi berkata :
" نفخ الروح لا يكون إلا بعد تمام صورته"
“ Ruh tidak ditiupkan kecuali setelah bentuknya sempurna”
[Baca : Syarah Sahih Muslim (9/3764) karya Al-Nawawi, ditahqiq oleh : ‘Aadil
Abdul Mawjuud dan Ali Mu’awwad, Cet. مكتبة
نزار مصطفى الباز , Makkah
Al-Mukarramah, ke 2, 1422 H / 2001 M ] .
Hal ini ditegaskan pula oleh ilmu pengetahuan modern ; dimana dr.
Abdel-Gawad El-Sawy berkata :
Masalah ini, seperti yang telah kami katakan, tidak diperinci oleh ilmu
pengetahuan modern, tetapi dijelaskan secara rinci oleh nash-nash syar’i
.
Sepengetahuan saya, tidak ada nash yang jelas dan shahih kecuali hadits
“جمع الخلق / proses pertumbuhan janin” yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari,
Muslim dan lain-lain dari hadits Abdullah bin Mas’ud, beliau bersabda:
إِنَّ
أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً
نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ ، وَيَؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ
سَعِيْدٌ.
”Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di
dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (mani).
Kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga.
Kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga.
Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan
dia (malaikat tersebut) diperintahkan untuk menulis 4 kalimat (perkara):
tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang
sengsara atau bahagia”.
Para Cendekiawan Muslim telah sepakat bahwa janin akan dihembuskan ruh
ke dalamnya setelah tahapan Mudlghoh (segumpal daging) sempurna , berdasarkan
sabda Nabi ﷺ yang begitu jelas .
Dan Karena telah terbukti bahwa masa usia Mudlghoh (segumpal daging)
jatuh pada empat puluh hari pertama, berdasarkan nash riwayat Imam Muslim dalam
hadits “جمع الخلق”, dan juga hadits Hudzaifah bin Usaid , yaitu :
إذَا مَرَّ
بالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً، بَعَثَ اللَّهُ إلَيْهَا مَلَكًا،
فَصَوَّرَهَا وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا
وَعِظَامَهَا
“Ketika nuthfah telah berusia EMPAT PULUH DUA MALAM, maka Allah akan
mengutus satu malaikat mendatangi nuthfah tersebut. Kemudian Allah akan membentuk
tubuhnya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan
juga tulangnya”. (HR. Muslim No. 2645 )
Dan fakta-fakta embriologi modern sesuai dengan deskripsi Syar’i
tentang tahapan-tahapan janin .
Jika demikian maka Ruh itu akan ditiupkan setelah lewat empat puluh
hari pertama dari usia janin, bukan sebelum itu, tetapi kapan tepatnya itu
terjadi? Apakah setelah dua bulan lagi, atau tiga, atau empat, atau
kurang, atau lebih?
Saya kira tidak akan ada orang yang dapat menentukan waktu peniupan ruh
dengan pasti dan yakin pada hari tertentu setelah empat puluh hari
pertama!
Dimana sejauh yang saya tahu tidak ada nash yang shahih dalam hal itu
. Akan tetapi seseorang mungkin bisa berusaha untuk menentukan perkiraan
tanggal, berdasarkan firman Allah Ta’ala :
ثُمَّ سَوَّاهُ
وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ
“ Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya . ( QS. As-Sajdah : 9 ).
Dimana dapat dipahami bahwa ruh yang ditiupkan pada janin setelah
sempurna, dan dengan adanya penyempurnaan janin itu datang setelah penciptaan
langsung , berdasarkan firman-Nya :
ٱلَّذِى
خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh)mu seimbang”. ( QS. Al-Infithaar : 7 )
Maka mungkin dapat dikatakan - berdasarkan ini - : bahwa Ruh ditiupkan
pada janin setelah tahapan penciptaan, yaitu setelah minggu kedelapan dari
usianya, yang merupakan tahapan munculnya karakter makhluk lain ( yakni ruh ) .
Dan itu merupakan kesimpulan sebagian besar para ahli tafsir yang
mengatakan :
Bahwa tahapan munculnya makhluk lain, yaitu tahapan janin di mana pada
saat itu ruh ditiupkan, yang tidak akan terjadi kecuali setelah tahapan tulang
dan pembungkusannya dengan daging, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang
mulia.
Hal ini diperkuat dengan huruf ( ثُمَّ / kemudian ), yang
menunjukkan makna tidak langsung (التراخي) dalam terjadinya suatu
pekerjaan ketika disebutkan bersama peniupan ruh dalam hadits “جمع الخلق” :
ثُمَّ يُنْفَخُ
فِيْهِ الرُّوْحُ
(Kemudian ruh ditiupkan ke dalamnya ) - seperti dalam riwayat Bukhari
Atau
ثُمَّ يُرْسَلُ
المَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ
(Kemudian malaikat diutus lalu meniupkan ruh ke dalamnya) -
seperti dalam shahih Muslim.
Dan karena minggu kedelapan tidaklah berakhir kecuali semua organ utama
telah tercipta, dan tahapan mudlghoh ( gumpalan daging ) berakhir pada empat
puluh hari pertama dari usia janin, dan bentuknya sebagai manusia sudah bisa
dibedakan , dan penciptaan manusia telah disempurnakan selama
periode ini atau sebentar lagi ; maka ruh dapat ditiupkan ke dalam janin
setelah berakhirnya proses penciptaan pada minggu kesembilan atau kesepuluh,
atau setelah jaringan organ kelamin sudah dibedakan pada minggu kedua belas atau
sesudahnya! Wallahu alam.
Namun apakah ada tanda-tanda bahwa janin telah ditiupkan ruh ke
dalamnya?
Ya, mungkin tidur nya janin itu bisa menjadi pertanda bahwa ruh
telah ditiupkan di dalamnya, di qiyaskan ( di analogikan ) dengan orang
yang tidur yang menikmati kehidupan meskipun sebagian Ruh telah ditahan
untuk sementara waktu . Dan itu berdasrkan firman Allah Ta’ala :
اَللّٰهُ
يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا
ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى
اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Allah mewafatkan jiwa-jiwa (manusia) pada saat kematiannya dan jiwa-jiwa
yang belum mati ketika mereka tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah
Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan kembali nyawa yang lain ( yang belum
tiba waktu kematiannya ) sampai waktu yang ditentukan.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah
bagi kaum yang berpikir”. (QS. Az-Zumar : 42 )
Seperti halnya mungkin juga gerakan yang dikehendaki janin bisa
menjadi bukti kehadiran ruhnya .
Ibnu al-Qayyim menyebutkan hal ini dalam uraiannya tentang janin
sebelum dan sesudah ruh dihembuskan. Dia berkata:
كانت فيه حركة النمو
والاغتذاء كالنبات، ولم تكن حركة نموه واغتذائه بالإرادة، فلما نفخت فيه الروح انضمت
حركة حسيته وإرادته إلى حركة نموه واغتذائه"
Gerakan pertumbuhan janin dan penyerapan nutrisi seperti gerakan
perkembangan tumbuh-tumbuhan . Dan gerak pertumbuhan janin dan penyerapan
nutrisi nya itu bukan karena adanya kemauan dari dirinya .
Ketika ruh telah ditiupkan padanya ; maka terpadulah antara gerakan
indranya dan kemauan dari dirinya dengan gerak pertumbuhan dan penyerapan
nutrisi” .
Perangkat modern telah terbukti dapat melihat pergerakan tubuh janin
sejak dini ; Di mana ia bisa diambil gambarnya pada minggu kedelapan, atau
ketika kantung kehamilan mencapai 3 cm, atau panjang janin sekitar15 mm.
Seperti halnya Anda juga bisa melihat gerakan janin yang
mengekspresikan vitalitas janin, seperti: gerakan pernapasan, gerakan anggota
tubuh bagian atas, detak jantung, gerakan lensa mata, menelan, dan gerakan
usus-usus kecil .
Seperti halnya Ia juga memantau gerakan-gerakan yang mengekspresikan
aktivitas janin, seperti: menelan, gerakan tangan ke mulut, mengunyah, gerakan
lidah, gerakan tangan ke muka, dan mengisap jari.
Gerakan-gerakan ini terlihat pada minggu keenam belas ; yakni,
sebelum seratus dua puluh hari .
Gerakan-gerakan ini merupakan refleksi tidak langsung dari keadaan
sistem saraf pusat. Semakin banyak gerakan ini hadir dan seimbang ; maka
keadaan sistem saraf semakin aktif dan sehat.
Dan demikianlah, para ahli embriologi dengan menggunakan perangkat yang
teliti ini telah membuktikan fakta-fakta ini, yang mengkonfirmasi secara
keseluruhan bahwa tahapan pertama janin dari Nuthfah, ‘Alaqah, dan Mudlghoh ,
semua itu terjadi dalam empat puluh hari pertama.
Dan di masing-masing dari itu semua penciptaan organ-organ janin dan
jaringannya digabungkan dalam bentuk permulaannya ( bentuk dasar ) selama empat
puluh hari pertama dari usianya.
Adapun gerakan janin yang atas kemauan nya sendiri serta awal
berfungsinya organ-organ utama janin maka itu terjadi pada empat puluh hari
kedua dari usianya .
Dengan demikian, kemungkinan ruh ditiupkan ke dalam janin itu ada pada
setiap saat / kapan saja setelah empat puluh hari pertama , mumgkin pada akhir
minggu ketujuh, kedelapan, atau kesembilan, atau bahkan empat bulan kemudian.
Meskipun yang Rajih (lebih shahih) dari nash-nash hadits menyatakan
bahwa ruh ditiupkan setelah minggu kedelapan setelah inseminasi ( pembuahan ) ,
karena nash-nash yang jelas dan shahih menunjukkan hal tersebut , dan karena
tidak ada satu pun hadits shahih atau hasan yang menyatakan bahwa ruh itu tidak
ditiupkan ke dalam janin kecuali setelah empat bulan.
Dan sebagian bukti yang menguatkan hal itu adalah fakta-fakta ilmiah
yang mapan dalam ilmu embriologi.
Dan yang paling penting adalah bisa melihat berbagai tahapan janin dari
awal pembentukannya dan penyempurnaan penciptaan dan pembentukannya, dan
pemenuhan fungsi sebagian besar jaringan-jaringan organnya , dan pemantauan
gerakan dzat dirinya dan aktivitas-aktivitas fisiknya sebelum empat bulan
dengan pasti.
Larangan aborsi setelah empat puluh hari dari usia janin itu didasarkan
pada ini ; Karena aborsi diharamkan menurut mayoritas fuqaha setelah ruh dihembuskan,
dan ruh dihembuskan setelah tahapan Mudlghoh ( segumpal daging ) , sementara
tahapan Mudlghoh (segumpal daging) dimulainya , sempurnanya dan berakhirnya
dalam empat puluh hari pertama.
Dengan demikian, kemungkinan besar dikatakan bahwa aborsi diharamkan
setelah empat puluh hari pertama dari mulai pembuahan sel telur, dan menjadi النطفة الأمشاج (mani yang bercampur). Dan pengharaman aborsi semakin kuat
setelah tahapan penciptaan ; yakni, setelah delapan minggu, dan lebih
dahsyat lagi diharamkannya setelah bulan ketiga atau keempat . Wallaahu
alam .
Larangan aborsi setelah empat puluh hari dari usia janin itu didasarkan
pada ini ; Karena aborsi diharamkan menurut mayoritas fuqaha setelah ruh
dihembuskan, dan ruh dihembuskan setelah tahapan Mudlghoh ( segumpal daging ) ,
sementara tahapan Mudlghoh (segumpal daging) dimulainya , sempurnanya dan
berakhirnya dalam empat puluh hari pertama.
Dengan demikian, kemungkinan besar dikatakan bahwa aborsi diharamkan
setelah empat puluh hari pertama dari mulai pembuahan sel telur, dan menjadi النطفة الأمشاج (mani yang bercampur). Dan pengharaman aborsi semakin kuat
setelah tahapan penciptaan ; yakni, setelah delapan minggu, dan lebih
dahsayt lagi diharamkannya setelah bulan ketiga atau keempat . Wallaahu alam
[Baca : " أطوار الجنين ونفخ الروح" oleh Dr. Abdul-Jawad
Al-Shoowii , sebuah artikel berbahasa arab di situs : (الهيئة
العلمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة )] .
Hal ini ditegaskan pula oleh DR. Abdud-Daaim Al-Kuhail ketika
berkata:
"إن هناك تغيرات جذرية تحدث بعد مرور الاثنين
والأربعين يوما الأولى، وفي اليوم الثالث والأربعين يبدأ الدماغ بإطلاق الموجات، ويبدأ
الطفل في التفاعل مع محيطه، ويبدأ بالإحساس والشعور، إنه يعني أن الروح قد بدأت تمارس
نشاطها في جسد الجنين، ويعني - أيضا - أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قد سبق علماء
الغرب إلى الحديث عن هذه القضية الدقيقة.
ولهذا استدل فقهاؤنا
أنه لا يجوز إجهاض الجنين بعد مضي ثنتين وأربعين ليلة من بداية الحمل، ويمكن فعل هذا
الأمر إذا كان هناك ضرورة تدعو لذلك. وهذه إشارة نبوية رائعة إلى أن الروح تنفخ في
الجنين عند هذا العمر. وقد تم قياس الموجات التي يطلقها الدماغ عند هذا العمر - أي:
ثنتان وأربعون ليلة - وكذلك تم تسجيل ضربات القلب، وكأن هنالك علاقة بين الروح وبين
عمل الدماغ والقلب".
Sungguh di sana ada perubahan-perubahan radikal yang terjadi setelah
empat puluh dua hari pertama berlalu, dan pada hari keempat puluh tiga otak
mulai memancarkan gelombang, dan anak mulai berinteraksi dengan sekitarnya, dan
mulai sensitif dan bisa merasakan, artinya ruh sudah mulai melakukan aktivitasnya
di dalam tubuh janin.
Ini juga berarti bahwa Nabi ﷺ telah mendahului para sarjana Barat dalam
membicarakan hal yang sangat mendalam ini.
Itulah sebabnya para ulama ahli fiqih kami telah menyimpulkan :
Bahwa tidak boleh menggugurkan kandungan setelah melewati empat puluh
dua malam sejak awal kehamilan, namun ini boleh dilakukan jika ada darurat
untuk itu.
Dan ini adalah tanda kenabian yang luar biasa bahwa ruh ditiupkan ke
dalam janin pada usia ini.
Gelombang yang dipancarkan oleh otak diukur pada usia ini - yaitu:
empat puluh dua malam - dan detak jantung juga sudah bisa direkam dengan
sempurna , seolah-olah ada hubungan antara ruh dengan kerja otak dan hati
[Baca : "الإعجاز
في قول النبي صلى الله عليه وسلم : إذا مر بالنطفة ثنتان وأربعون ليلة... "
Keajaiban sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Jika Nuthfah
melewati empat puluh dua malam…” oleh Dr. Abdul-Daem Al-Kaheel, www.kaheel.com] .
Di dalam kandungan, sebenarnya bayi pun bernapas. Bedanya, pertukaran
antara karbondioksida dan oksigen terjadi pada Tali Pusar yang terhubung dengan
tubuh ibu. Ini karena paru-paru bayi masih belum berfungsi secara sempurna.
Ibulah yang membantu janin untuk bernapas dalam kandungan. Saat ibu
bernapas, darah yang telah mengikat oksigen akan dialirkan melalui tali pusar
hingga mencapai jantung janin. Kemudian jantung bayi memompa darah tersebut
untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Dan Janin juga menghirup sedikit air ketuban.
Meski menghirup, gerakannya lebih seperti menelan.
Aktivitas ini membantu perkembangan paru-paru. Menjelang usia 32 minggu
kehamilan, janin akan mulai mempraktikkan gerakan bernapas yang merupakan
perpaduan antara menelan dan kontraksi paru-paru
Menurut Madline Plus , bayi bernapas dengan sempurna untuk pertama
kalinya dalam 10 detik pertama sejak dilahirkan. Tangisan bayi saat lahir
membantu mengeringkan paru-paru dari cairan ketuban dan memancing untuk
bernapas.
Perlu Anda ketahui bahwa fungsi oksigen dalam tubuh bayi di dalam
kandungan sama pentingnya dengan setelah ia dilahirkan.
Bernapas adalah proses pertukaran antara karbon dioksida dengan oksigen.
Saat menarik napas, Anda menghirup oksigen dari udara, kemudian mengeluarkan
karbondioksida saat menghembuskannya.
===****===
KEEMPAT : ILMU PENGETAHUN TENTANG PERGERAKAN ANGIN AWAN DAN HUJAN DALAM ALQURAN .
Dalam surat an-Nuur Allah SWT berfirman :
أَلَمْ تَرَ
أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًۭا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ
رُكَامًۭا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ
ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍۢ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍۢ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ
وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ
بِٱلْأَبْصَٰرِ . يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan,
kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau
lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang
Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan
kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Allah membolak-balikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan
yang tajam . (QS. An-Nur : 43-44)
Dan Allah SWT berfirman :
وَهُوَ ٱلَّذِى
يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ
أَقَلَّتْ سَحَابًۭا ثِقَالًۭا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍۢ مَّيِّتٍۢ فَأَنزَلْنَا بِهِ
ٱلْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ
ٱلْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung,
Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.
Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran. (QS. Al-A’raf: 57)
Dan Allah SWT berfirman :
﴿ وَهُوَ الَّذِي
أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا * لِنُحْيِيَ
بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ
كَثِيرًا * وَلَقَدْ
صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا
كُفُورًا ﴾ [الفرقان: 48 – 50].
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum
kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat
bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan
agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia
supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu
tidak mau kecuali mengingkari (nikmat). ( QS. Al-Furqon : 48-50 ).
Dan Allah SWT berfirman :
﴿ اللَّهُ الَّذِي
يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ
يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا
أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﴾
[الروم:
48]
Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan
angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari
rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga)
supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur. ( QS.
Ar-Ruum : 48 )
Dan Allah SWT berfirman :
﴿ أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ
زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ
حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ ﴾
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan
air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering
lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”. ( QS. Az-Zumar : 21 ).
Dan Allah SWT berfirman :
﴿ وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ
بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ ﴾
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan
menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. ( QS.
Asy-Syuura : 28 )
Dikutip dari Kompasiana.com dengan judul :
**Awan Cumulonimbus dalam Al Qur’an
dan Penjelasan Pakar** .
Setelah musibah yang menimpa AirAsia QZ8501, CUMULONIMBUS menjadi
sangat terkenal. Lantas bagaimana informasi tentang awan ini di dalam Al Quran?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى
الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا
مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا
بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan,” (QS An-Nuur :
43).
Ustadz Rofi’ Munawar dalam Kaleidoskop Dunia Islam 2014 di Masjid
Namira Lamongan, Rabu (31/12/2014) malam menilai ayat ini menjelaskan tentang
awan cumulonimbus (Ibnu K., 2015)
Subhanallah… Terus bagaimana penjelasan ilmiah tentang awan ini?
Berikut adalah penjelasan khusus Prof. Handoko pakar Geofisika
dan Meteorologi FMIPA IPB tentang awan ini. Catatan : Saat ini
Prof. Handoko adalah salah satu Direktur di SEAMEO BIOTROP yang berbasis di
Bangkok.
Cumulonimbus adalah salah satu bentuk awan sedangkan awan merupakan
kumpulan butir-butir air atau es yang melayang-layang di udara. Awan
bukan hanya uap air karena jika hanya uap air maka tidak akan terlihat oleh
mata.
Cumulonimbus berasal dari kata "cumulus" yaitu awan rendah
pada ketinggian hingga sekitar 2000 m dan "nimbus" yang artinya
raksasa atau besar.
Klasifikasi awan secara umum dibagi menjadi tiga yaitu (1) awan rendah
yaitu cumulus dan stratus pada ketinggian sekitar 1000-2000 m, (2) awan
menengah yang umumnya diberi kata "alto" seperti altocumulus dan altostratus,
dan (3) awan tinggi yang biasanya berkaitan dengan kata "cirro"
seperti awan cirrus, cirrostratus dan cirrocumulus.
Ketinggian 2000 m adalah tinggi dasar awan (Cloud Level Condensation)
sedangkan puncak Cb bisa sampai setinggi awan-awan tinggi (Cirrus) atau puncak
troposfer (lebih 10 000 m).
Awan dapat terbentuk jika permukaan bumi (daratan atau lautan) menerima
energi radiasi matahari yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap dan
energi tersebut disimpan sebagai "energi laten dalam uap air".
Syarat terpenting pembentukan awan apabila udara bergerak ke atas (ke
tekanan yang lebih rendah) sehingga suhu udara semakin rendah dan pada
ketinggian tertentu yang disebut "Cloud Level Condensation" (CLC)
mulailah terjadi kondensasi uap air tersebut menjadi butir-butir air atau es
(udara di ketinggian 10 000 m dapat mencapai -40 oC sedang es terbentuk pada
+4oC).
Ketinggian CLC tersebut merupakan dasar awan. Syarat pembentukan
butir air/es disamping suhu dan uap air itu sendiri adalah "inti kondensasi"
tempat berpegang uap air tersebut menjadi butir air/es. Di alam, inti
kondensasi adalah debu atau garam-garam halus yang melayang-layang di atmosfer.
Teknologi hujan buatan pada prinsipnya adalah menebarkan inti
kondensasi yang juga bersifat higroskopis untuk menyedot uap air tersebut
berupa garam-garam yang telah digiling hingga ukuran mikro
Jika selama perjalanan udara yang berisi uap air ke atas tersebut
tidak ditemukan inti kondensasi, maka semakin tinggi altitude kelembabannya
bisa mencapai lebih 100%, bahkan dapat mencapai 400% (yang disebut super-cooled
water).
Sebaliknya jika energi untuk penguapan air di permukaan bumi (lautan)
sangat besar, sehingga uap air yang dikandung udara sangat banyak, dan udara
lembab yang naik tersebut selalu memperoleh inti kondensasi maka butir-butir
air akan selalu terbentuk ditambah dorongan terhadap massa udara untuk
naik ke atas oleh energi laten yang dilepaskan menjadi panas terasa (sensible
heat) selama proses kondensasi, sampai ketinggian awan menengah maupun awan
tinggi.
Dalam hal ini awan cumulus telah berkembang menjadi sangat besar mulai
dari dasarnya di ketinggian awan rendah hingga mencapai puncaknya di ketinggian
awan tinggi, yang selanjutnya awan raksasa ini disebut
"cumulonimbus".
Berapa jumlah energi laten yang dilepas kembali ke atmosfer selama
proses kondensasi dari uap menjadi butir-butir air atau es?
Bayangkan jika cumulonimbus tersebut menjadi hujan seluas 1000 ha
dengan curah hujan 50 mm saja, maka volume air yang jatuh adalah = 1000 x 10
000 m2 x 50/1000 m = 500 000 m3 = 500 000 ton = 500 juta kg. Jika panas
laten yang dilepaskan adalah 2.3 mega Joule/kg, maka panas laten yang
dilepaskan dalam awan comulonimbus adalah 2.3 MJ/kg x 5 juta kg = 11.5 x 1012
joule atau 11,5 juta MJ.
Dengan jumlah energi yang besar tersebut, maka akan terjadi turbulensi
udara dalam awan cumulonimbus yang menghasilkan aliran listrik bagaikan turbin
bendungan pembangkit tenaga listrik yang sangat besar. Besarnya energi
listrik yang dihasilkan, menyebabkan terjadi lompatan elektron dari permukaan
bumi ke dasar awan berupa kilat/halilintar.
Dalam penutupan penjelasannya Prof. Handoko mengatakan :
"memang tidak mengherankan jika cumulonimbus sangat ditakuti oleh para
pilot dan mereka seharusnyalah memang menghindari awan raksasa ini".
SUMBER :
1.Catatan khusus Prof. Handoko tentang awan Comulonimbus.
2.http://bersamadakwah.net/2015/01/menguak-penyebab-jatuhnya-airasia-ini-kata-quran-tentang-awan-cumulonimbus/
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/rrnoor/54f918d2a33311ae068b46c4/awan-cumulonimbus-dalam-al-quran-dan-penjelasan-pakar
Kreator: Ronny Rachman Noor
====
FAKTA ILMIYAH AIR PERTAMA DI BUMI
DITURUNKAN DARI LANGIT
Bagaimana yang dimaksud dengan ayat al-Qur’an bahwa Allah menurunkan
air dari langit ?
Allah SWT berfirman :
] وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ، وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ
لَقَادِرُونَ [
Dan Kami turunkan air dari langit dengan kadar yang sesuai; lalu Kami menempatkannya
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa untuk membuat air itu pergi
meninggalkan nya ( menghilangkan dari bumi
) . ( QS. Al-Mukminun : 18 )
Ilmu pengetahuan modern masih kebingungan tentang sumber air pertama
yang ada di planet bumi ini.
Teori-teori modern sepakat bahwa planet Bumi dan kumpulam planet-planet
tata surya terbentuk karena akumulasi ASAP yang dihasilkan dari ledakan bintang
raksasa dalam suatu peristiwa. disebut SUPERNOVA, dan karena pengaruh daya
gravitasi, partikel unsur-unsur mulai menumpuk satu sama lain.
Beberapa juta atau miliaran tahun kemudian, tata surya terbentuk,
termasuk planet Bumi.
Allah SWT berfirman dalam Surat Fush-shilat :
قُلْ
أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ۚ ذَٰلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
(Ayat 9) Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
وَجَعَلَ
فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا
فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
(Ayat 10) Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya.
ثُمَّ
اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا
طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
(Ayat 11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan ASAP, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
فَقَضَاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ
وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
(Ayat 12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (
QS. Fush-shilat : 9-12 ).
===
ADA DUA PENDAPAT TENTANG TEORI ASAL USUL AIR DI BUMI :
PENDAPAT TEORI PERTAMA :
Yaitu yang menyatakan bahwa Air di Bumi bukan dari Langit , tapi dari
Bumi itu sendiri dan sudah ada sejak awal terciptanya bumi .
Teori ini adalah terori yang sudah lama dikenal hingga saat ini tentang
sumber air didasarkan pada kenyataan bahwa air itu melekat pada bebatuan
dan terakumulasi oleh gravitasi, dan setelah permukaan bola bumi mendingin, uap
air menebal dan jatuh dalam bentuk hujan, yang membentuk lautan.
Di sana ada massa bebatuan yang berada di atas lautan yang disebut Pangea,
dan yang kemudian terjadi peretakan , pembelahan dan pencerai beraian yang menyebabkan
terbentuknya benua-benua sekarang.
PENDAPAT TEORI KEDUA :
Yaitu yang menyatakan bahwa Air pertama di Bumi diturunkan dari langit
. Bumi pada awal terbentuknya masih belum ada air , lalu Allah turunkan dari
Langit .
Teori kedua ini didasarkan pada fakta ilmiyah bahwa air terbentuk dan
sudah ada sebelum pembentukan tata surya.
Dan pada masa tahapan kondensasi ( penebalan) dan akumulasi, bola bumi belum
dapat menahan air karena adanya tumbukan-tumbukan yang hebat, seperti suhu panas
permukaan bumi mencapai beberapa ribu derajat Celcius, yang berarti bahwa air saat
itu dalam keadaan gas ( uap) .
Selain itu, Bumi pada tahap awal pembentukannya belum memiliki
atmosfer, dan hal yang sama berlaku untuk planet-planet lainnya hingga orbit
Mars.
Setelah Bumi terbentuk, ia "dibombardir" oleh komet-komet
atau meteor-meteor yang kaya akan air dan mengandung banyak air, yang membentuk
samudra-samudra dan lautan-lautan.
Dalam hal ini Allah Sang Pemrakarsa penciptaan langit dan bumi , berfirman dalam surat al-Mukminun : 18 :
] وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً
بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِي ٱلأَرْضِ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَٰدِرُونَ [
“Dan Kami turunkan air dari langit
sesuai dengan kadar yang dibutuhkan ; lalu Kami menempatkannya di bumi. Dan
sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa untuk membuat air itu pergi meninggalkan
nya ( menghilangkannya dari bumi)” . ( QS. Al-Mukminun : 18 )
Tafsirnya :
adalah air itu dari langit.
Dan mengenai firman-Nya :
] وَإنَّا علـى ذهابٍ بِهِ لَقادِرُونَ [
“dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa untuk membuat air itu pergi
meninggalkan nya ( menghilangkan dari bumi )” . ( QS. Al-Mukminun : 18 )
Imam ath-Thobari berkata : Allah Ta'ala, berfirman :
وإنا علـى
الـماء الذي أسكناه فـي الأرض لقادرون أن نذهب به فتهلكوا أيها الناس عطشاً وتـخرب
أرضوكم، فلا تنبت زرعاً ولا غرساً، وتهلك مواشيكم، يقول: فمن نعمتـي علـيكم تركي
ذلك لكم فـي الأرض جاريا
Dan sesungguhnya kami terhadap air yang kami tempatkan di bumi, maka
kami sunguh mampu bagi kami untuk menghilangkan nya ; maka kalian akan
binasa , wahai para manusia karena kehausan , dan bumi kalian akan mejadi
rusak ; maka tidak bisa menumbuhkan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan , dan
ternak-ternak kalian menjadi binasa “. Dia berfirman : maka sebagian kenikmatan
dariku atas kalian adalah aku tinggalkan air itu untuk kalian mengalir di bumi “.
( Baca : Tafsir ath-Thobari 20/19 )
[Dan mengenai firman-Nya :
﴿وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ
بِقَدَرٍ﴾
“ Dan Kami turunkan air dari langit sesuai dengan kadar yang dibutuhkan
“.
Ibnu Katsir berkata tentang tafsirnya :
أَيْ: بِحَسْبِ
الْحَاجَةِ، لَا كَثِيرًا فَيُفْسِدُ الْأَرْضَ وَالْعُمْرَانَ، وَلَا قَلِيلًا
فَلَا يَكْفِي الزُّرُوعَ وَالثِّمَارَ، بَلْ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ إِلَيْهِ مِنَ السَّقْيِ
وَالشُّرْبِ وَالِانتِفَاعِ بِهِ
Yaitu: sesuai dengan kebutuhan; Tidak terlalu banyak , sehingga merusak
tanah dan bangunan, juga tidak terlalu sedikit, sehingga tidak cukup untuk
tanaman dan buah-buahan, tetapi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menyiram,
minum dan mengambil manfaat darinya. [ baca : Tafsir Ibnu Katsir: 5/470]
Ini berarti bahwa air pada awalnya tidak ada di bumi, tetapi Allah SWT
menurunkan air dari langit dengan kadar yang tepat dan menempatkannya di bumi.
Dan konteks serupa disebutkan pula dalam surat al-Baqarah : 164:
] إِنَّ فِي خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلأَرْضِ وَٱخْتِلاَفِ ٱللَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِي تَجْرِي فِي
ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن
مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ
دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَاحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ
وَٱلأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ [
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi ; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang berakal “ . ( QS. al-Baqarah : 164).
] اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا
اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ۗ وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ [
Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami belah
(pisahkan) antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? (QS. Al-Anbiya': 30)
Seperti yang Allah Ta’ala jelaskan pula
kepada kita dengan apa yang tidak dapat diragukan , yaitu perbedaan
antara firmannya :
] أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن
مَّآءٍ [
" Allah turunkan dari langit
berupa air "
dan
] ٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ
ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَرْضِ [
" dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; "
Dimana awan itu bukan langit,
melainkan antara bumi dan langit .
====
PENDAPAT TEORI YANG PALING KUAT
berdasarkan nash al-Qur’an dan fakta ilmiyah :
Tampaknya TEORI KEDUA, yang mengatakan bahwa air di bumi itu awalnya
diturunkan dari langit , dan air sudah ada di langit sebelum terbentuknya matahari
dan planet-planet , teori ini lebih dekat dengan apa yang Allah SWT uraikan
kepada kita dalam Surat Hud : 7 :
] وَهُوَ ٱلَّذِي خَلَق ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى ٱلْمَآءِ [
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air . ( QS. Hud : 7 ).
di mana tafsir nya dan tafsir firman-Nya “dan adalah singgasana-Nya
(sebelum itu) di atas air” , YAKNI : sebelum Dia menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di dalamnya . Dan setelah bumi terbentuk , lalu Allah
menurunkan air ke atasnya.
[Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam (Sahihnya)
dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Aash, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
" كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ
قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ - قَالَ
- وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ "
"Allah telah menetapkan kadar semua mahluk 50 ribu tahun sebelum
menciptakan langit dan bumi, dan Arsy Allah berada di atas air." (HR.
Muslim no. 2653)].
*****
MAKALAH ILMIYAH TENTANG AIR TURUN DARI LANGIT :
Untuk memperkuat pendapat teori yang kedua ini , penulis akan sebutkan
sebuah artikel berbahasa arab yang telah diterjemahkan oleh penulis sendiri ,
yaitu sebuah artikel yang berjudul :
نُزُولُ ٱلْمَاءِ
مِنَ ٱلسَّمَاءِ.. حَقِيقَةٌ عِلْمِيَّةٌ وَقُرْآنِيَّةٌ
AIR TURUN DARI LANGIT .... FAKTA
ILMIYAH DAN SESUAI NASH AL-QUR’AN
بقلم عبد
الدائم الكحيل
karya Abdul-Daa’im Al-Kuhail
“ Air adalah zat yang membedakan planet kita dan memberinya warna biru
ketika kita melihatnya dari luar angkasa . Air adalah asal mula kehidupan di
bumi, dan air adalah zat yang tanpanya manusia tidak akan pernah bisa hidup!
Air menutupi lebih dari 70 persen permukaan bumi, dan membentuk lebih
dari 70 persen tubuh kita, dan air terdiri dari hidrogen dan oksigen .
Para ilmuwan mengatakan bahwa hidrogen adalah unsur pertama yang
terbentuk di alam semesta karena merupakan salah satu unsur paling ringan di
alam semesta.
Adapun oksigen adalah unsur (elemen) yang kedelapan dari 99 unsur-unsur
yang tetap stabil di alam semesta. Kedua unsur ini terbentuk di galaksi yang
jauh, dan kemudian kedua-duanya dibawa dengan meteor dan komet yang
membombardir Bumi dalam jumlah besar selama jutaan tahun, yaitu empat ribu juta
tahun yang lalu.
Meteorit yang jatuh ke bumi biasanya sarat dengan jejak air dan jejak
kehidupan, dan inilah yang dicatat para ilmuwan ketika menganalisis beberapa
meteorit yang baru jatuh yang menembus atmosfer dan mencapai permukaan bumi.
Meteorit ini juga menabrak bulan dan membuatnya berlubang saking
kerasnya , tetapi air tidak dapat bertahan di permukaan bulan karena
gravitasinya yang rendah.
Sementara Bumi, Allah menciptakannya dengan kadar ukuran ( مقادير ) yang tepat yang
menyebabkan gravitasi yang tepat untuk menarik air dari meteorit ini dan
menyimpannya di permukaannya tanpa kembali beterbangan ke luar angkasa.
Seiring dengan zaman , Bumi menerima jutaan meteorit dan beberapa komet
juga menabrak Bumi, dan komet biasanya memiliki ekor salju, sehingga Bumi
menerima sejumlah besar air yang membentuk samudra-samudra dan lautan-lautan,
dan berkontribusi pada pembentukan atmosfer.
.
Sebuah penelitian ilmiah baru (tahun 2012) yang diterbitkan di situs
luar angkasa Amerika menegaskan bahwa air Bumi berasal dari sumber yang sama
dengan air Mars, setelah mempelajari sifat air di kedua planet. Dengan
mempelajari dan menganalisis meteorit yang berasal dari Mars.
Sejumlah penelitian ilmiah menegaskan keberadaan sejumlah besar air
yang tersebar di luar angkasa dalam bentuk salju yang didistribusikan di tata
surya kita dan dalam debu antar bintang, di mana para ilmuwan telah menemukan bahwa
asap kosmik mengandung molekul air yang melekat pada atomnya .
Meteor-meteor tsb datang ke Bumi miliaran tahun yang lalu , sarat
dengan jumlah air dan besi, sehingga para ilmuwan
hari ini menegaskan bahwa air turun dari langit juga besi ...
Subhanallah , inilah yang diisyaratkan oleh ayat-ayat Alquran, Allah
Ta’aala berfirman :
وَأَنْزَلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ
بِهِ لَقَادِرُونَ
Dan Kami turunkan air dari langit dengan kadar yang sesuai; lalu Kami menempatkannya
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa untuk membuat air itu pergi
meninggalkan nya ( menghilangkan dari bumi
) . ( QS. Al-Mukminun : 18 )
[ Tambahan penulis : Dan Allah SWT berfirman :
] وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ
بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ [
Dan Kami TURUNKAN BESI yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) “. ( QS.
Al-Hadiid : 25 ) PEN.]
Dengan demikian jelas bahwa air yang kita lihat di sekitar kita telah
turun dari langit, dan karena itu kita menemukan Al
- Qur'an selalu menekankan
fakta hakiki ini dengan firman Allah yang Haq :
] وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ
لَقَادِرُونَ [
Dan Kami turunkan air dari langit dengan kadar yang sesuai; lalu Kami menempatkannya
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa untuk membuat air itu pergi
meninggalkan nya ( menghilangkan dari bumi
) . ( QS. Al-Mukminun : 18 )
Dan demikianlah, banyak ayat-ayat yang menggunakan bentuk kata : “
Menurunkan air dari langit”.
Pembaca yang budiman, renungkanlah bagaimana ayat mulia itu datang
untuk menegaskan bahwa air yang diturunkan Allah dari langit agar menetap di
bumi, dan jika seandainya gravitasi bumi sedikit lebih kecil darinya, air itu
akan pergi dan terbang ke luar angkasa.
Dan juga jika gravitasi bumi itu berlebihan , terlalu besar untuk kadar
yg dibutuhkan atau lebih besar dari itu, maka bumi akan menangkap sejumlah
besar air , maka air akan membanjiri permukaan bumi dan bumi pun tidak akan
layak untuk kehidupan .
[ Tambahan Penulis : Allah SWT berfirman :
] وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ [
“Demi langit yang memiliki daya tarik mengembalikan sesuatu (
gravitasi )”. (QS. At-Thooriq: 11 ) PEN.]
Tetapi mungkin ada orang yang mengatakan :
Bahwa ada ayat-ayat yang berbicara tentang air yang turun dari awan,
dan awan itu jatuh di atmosfer bumi, lalu bagaimana mungkin air itu turun dari
langit?
Kami jawab :
Bahwa salah satu kehebatan mukjizat Al-Qur’an adalah bahwa ayat
tersebut memberi kita banyak makna, dan semuanya benar.
Air pertama kali yang ada di bumi, Allah menurunkannya dari langit, dan
menetapkannya di bumi, karena ukuran besarnya bumi cocok untuk penempatan air
di dalamnya.
Demikian juga, Allah menjadikan atmosfer sebagai langit bagi kita,
karena langit itu adalah atap . Allah SWT berfirman :
] وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا
مَحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آَيَاتِهَا مُعْرِضُونَ [
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang dijaga, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya “. (
QS. Al-Anbiyaa : 32 ).
Di sini ayat tersebut mengacu pada ATMOSFIR yang melindungi bumi dari
sinar kosmik dan sinar ultraviolet yang merusak dan berbahaya, yang jika sampai
ke tubuh kita akan membakarnya, juga melindungi bumi dari miliaran meteor, batu-batu,
dan radiasi yang mempengaruhi bumi. , maka dengan demikian atmosfir menjauhkan
semua itu dan mencerai beraikannya. Dan melalui atmosfir ini Allah SWT
memelihara kehidupan bagi kita di bumi.
Ketika Allah SWT berfirman :
] وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ
بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا *
لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا
وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا * وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى
أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا [
Dialah yang mengirimkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang
amat suci ( bersih ). agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang
mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia
supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu
tidak mau kecuali mengingkari (nikmat). (QS. Al-Furqoon : 48-50 ) .
Ayat ini berbicara tentang air yang turun dari awan, tetapi mengandung
petunjuk tersembunyi bahwa asal mula air turun dari langit, dan Al-Qur’an
adalah kitab yang agung dan mengandung banyak isyarat-isyarat yang samar-samar
dan tersembunyi.
Dan dengan berikutnya , kita dapat menganggap bahwa ungkapan :
] وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
[
“Dan kami turunkan air dari langit “.
Ini mencakup dua arti :
Pertama : adalah
bahwa air turun dari langit yang di dalam atmosfer,
karena atmosfer adalah langit bagi kita.
Dan yang kedua :
adalah bahwa air itu awal mulanya turun dari langit dari luar angkasa lalu
menetap di bumi.
Jadi ketika para ilmuwan baru-baru ini melihat banyak tanda dan sinyal
untuk turunnya air dari langit dan air itu datang dari luar angkasa, dan kita
melihat bahwa Al
- Qur'an berisi
beberapa sinyal yang mengkonfirmasi hal ini, maka ini menunjukkan adanya
keserasian antara ilmu pengetahuan (sains) dengan Al
- Qur'an. Allah
Ta’aala berfirman :
] أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا [
Maka apakah mereka tidak mentadabburi (memperhatikan) Al Quran? Kalau
kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. ( QS. An-Nisaa : 82 ).
Ada penemuan ilmiah yang mengatakan bahwa alam semesta mengandung
sejumlah besar bintang yang membuang air !
Para ilmuwan telah menemukan sebuah bintang yang berjarak 750 tahun
cahaya dari kita yang memuntahkan banyak air (setiap detik ia memuntahkan
jumlah air yang diperkirakan 100 juta kali lipat dari kandungan air di Sungai
Amazon) . Air ini sangat panas, dengan suhu lebih dari
100.000 derajat Celcius.
Akhirnya, kami ingin menunjukkan bahwa para ilmuwan baru-baru ini
(sejak tahun 2010) mulai menemukan air di langit, dan menemukan sebuah bintang
yang dikelilingi oleh sejumlah besar uap air panas, dan mereka menyatakan
pendapat bahwa air telah ada sejak awal penciptaan dan menyertai proses
pembentukan langit dan bumi!!
Artinya, miliaran tahun yang lalu.
Inilah yang diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam sebuah ayat yang mulia.
Allah Yang Mahakuasa berfirman :
] وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ
الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ [
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (enam masa),
dan adalah ‘Arasy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di
antara kalian yang lebih baik amalnya, dan jika kalian berkata (kepada penduduk
Mekah): "Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata". (QS. Hud : 17).
Maka kalian lihatlah bersamaku pada firman Allah :
] خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ [
“Dia menciptakan langit dan bumi”
Dan pada saat yang sama Dia berfirman :
] وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ [
“ Dan Arsy-Nya berada di atas air”
Yang berarti bahwa air telah ada selama penciptaan langit dan bumi dan
ini adalah apa yang para ilmuwan konfirmasikan pada hari ini, Subhaanallaah !!!
_____
Diterjemahan oleh Abu Haitsam Fakhry dari Artikel karya Abdul-Daa’imm
Al-Kuhail yang berjudul :
نُزُولُ ٱلْمَاءِ
مِنَ ٱلسَّمَاءِ.. حَقِيقَةٌ عِلْمِيَّةٌ وَقُرْآنِيَّةٌ
Air turun dari langit..fakta ilmiah dan Al-Qur'an
**Referensi :**
1. Water on Mars and Earth Had Similar Origins,
http://www.space.com/18571-mars-water-formation-earth.html
2. Origin of water on Earth,
http://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_water_on_Earth
3. New theory on the origin of water on Earth,
http://phys.org/news/2010-12-theory-earth.html
4. Solar System Ice: Source of Earth’s Water
http://www.sciencedaily.com/releases/2012/07/120712144743.htm
http://earthsky.org/space/did-comets-bring-water-to-earth
5. Scientists discover recipe for water in space.
http://edition.cnn.com/2010/WORLD/europe/09/03/space.starlight.water/index.html
6. Star Found Shooting Water “Bullets”.
http://news.nationalgeographic.com/news/2011/06/110613-space-science-star-water-bullets-kristensen/
===***===
KELIMA : ANJURAN MEMPELAJARI ILMU PELEBURAN BESI [METALURGI]
Allah SWT berfirman :
وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ
فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
“Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia”. [QS. Al-Hadid 25].
SEKILAS TENTANG ILMU PELEBURAN BESI [METALURGI]
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Besi merupakan logam dalam deret transisi pertama.
Besi adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk
sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat
terbesar pada kerak bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi
karena melimpahnya produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di
mana produksi nikel-56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah
reaksi fusi nuklir terakhir yang bersifat eksotermal. Akibatnya, nikel
radioaktif adalah unsur terakhir yang diproduksi sebelum keruntuhan hebat
supernova. Keruntuhan tersebut menghamburkan prekursor radionuklida besi ke
angkasa raya
Besi merupakan logam yang luar biasa . Ilmu Besi dipelajari melalui
suatu ilmu yang disebut dengan metalurgi.
Metalurgi merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membahas
tentang besi, baik pada proses pengolahan dari bijinya, proses pemurniaan,
serta kajian yang membahas tentang sifat maupun penggunaan dari besi itu
sendiri.
Metalurgi juga adalah teknologi logam, yakni penerapan sains dalam
produksi logam dan rekayasa komponen-komponen logam untuk digunakan pada
produk-produk yang ditujukan bagi konsumen dan industri-industri manukfaktur.
Produksi logam meliputi kegiatan mengolah bijih untuk mengekstrasi kandungan
logamnya, dan kegiatan memadu logam, kadang-kadang dengan unsur-unsur nonlogam,
untuk menghasilkan aloi.
Metalurgi berbeda dari kriya pengolahan logam, meskipun kemajuan teknis
dalam pengolahan logam bergantung pada perkembangan ilmu metalurgi, sebagaimana
kemajuan teknis dalam praktik kedokteran bergantung pada perkembangan ilmu
kedokteran eek.
Metalurgi terbagi menjadi metalurgi besi-baja (ilmu logam hitam) dan
metalurgi bukan besi-baja (ilmu logam aneka warna).
ILMU BESI DALAM AL-QUR’AN
Ilmu besi dalam Al-Qur'an tercantum dalam surat Al-Hadid (57) ayat 25.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah menciptakan besi yang memiliki kekuatan dan
manfaat bagi manusia.
Selain itu, Al-Qur'an juga menggambarkan proses pengolahan besi dan
penggunaan besi dalam peperangan.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan besi:
Surat Al-Hadid ayat 25, yang menyatakan bahwa Allah menciptakan besi
yang memiliki kekuatan dan manfaat bagi manusia.
Surat Al-Khafi ayat 96, yang menyatakan bahwa Dzul Qornain meminta
potongan-potongan besi.
Surat Al-Anbiyaa' ayat 80, yang menyatakan bahwa Allah mengajari Daud
membuat baju besi.
Surat Saba' ayat 10 dan 11, yang menyatakan bahwa pengolahan besi telah
berkembang di zaman Nabi Daud AS.
Kata besi dalam Al Quran disebutkan sebanyak sembilan kali dalam enam
ayat yang berbeda. Dalam ilmu kimia besi atau Fe memiliki delapan isotop dengan
hanya empat saja yang stabil yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan
Fe-58. Menariknya bukanlah suatu kebetulan jika dalam Q.S. Al Hadid yang
berarti besi merupakan surat ke-57 dalam Al Quran, dan 57 adalah salah satu
isotop besi sedangkan jika dihitung dari surah akhir Al Quran merupakan surah ke-58
yang juga merupakan salah satu isotop besi lainnya, yaitu 58.
Meskipun besi merupakan logam yang luar biasa kuat, akan tetapi
ternyata memiliki kelemahan yaitu mudah berkarat. Analogi semacam ini
menunjukkan bahwa makhluk sehebat apapun itu pasti memiliki kelemahan.
Di dalam Al-Quran terdapat penjelasan tentang dasar-dasar aqidah,
kaidah-kaidah syariat, asas-asas perilaku dan beramal. Tidak hanya itu saja, di
dalam Al-Quran juga terdapat penjelasan ilmiah yang ada hubungannya dengan
keagamaan.
Penjelasan ilmiah tersebut dapat berupa ilmu pengetahuan atau sains.
Seperti yang kita ketahui ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan mengingatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Salah
satu contoh ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia adalah Kimia.
Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat,
komposisi, dan struktur unsur dan senyawa, perubahan serta energi yang
menyertai perubahan tersebut. Berbicara tentang kimia, sebenarnya kita dapat
menemukan aplikasi Kimia dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita selalu bersinggungan
terhadap Kimia itu sendiri. Kita dapat menemukan bahan kimia dalam makanan,
udara, bahan kimia pembersih, emosi kita, dan secara harfiah setiap objek yang
dapat kita lihat atau sentuh.
Di bangku sekolah ataupun kuliah kita juga mempelajari Kimia. Kaitannya
penjelasan Al-Quran dengan Kimia, terdapat ayat-ayat yang berbicara tentang
logam yang sering kita jumpai sehari-hari. Secara ilmu pengetahuan, Logam
dipelajari melalui suatu ilmu yang disebut dengan metalurgi. Metalurgi
merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membahas tentang logam, baik pada
proses pengolahan dari bijinya, proses pemurniaan, serta kajian yang membahas
tentang sifat maupun penggunaan dari logam itu sendiri.
Logam di alam umumnya tidak ditemukan secara bebas tetapi selalu ada
dalam bentuk persenyawaannya. Logam yang pada awalnya sudah memiliki
sifat-sifat penggunaan teknis tertentu dan berjumlah cukup besar ialah; besi,
tembaga, seng, nikel, aluminium, magnesium, timah, dan timbel dan lain
sebagainya.
Penggunaan logam tersebut diantaranya telah dijelaskan dalam Al-Quran
surat Al-Kahfi ayat 96-97 yaitu tentang penggunaan besi dan tembaga.
اٰتُوْنِيْ زُبَرَ
الْحَدِيْدِۗ حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا ۗحَتّٰىٓ
اِذَا جَعَلَهٗ نَارًاۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ۗ فَمَا اسْطَاعُوْٓا
اَنْ يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا
Artinya:
(Zulqarnain berkata ) : Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga
ketika (potongan besi) itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak)
gunung itu, dia (Zulqarnain) berkata, “Tiuplah (api itu).” Ketika (besi) itu
sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” Maka, mereka (Ya’juj
dan Ma’juj) tidak mampu mendakinya dan tidak mampu (pula) melubanginya.
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Zulkarnain menyuruh tentaranya untuk
mengambil sejumlah potongan-potongan besi: “Bawalah kepadaku potongan-potongan
besi.”
Dan setelah mereka membawa potongan-potongan besi itu, lalu Zulkarnain
merangkai dan memasang besi-besi itu sehingga tingginya sama rata dengan kedua
puncak gunung itu. Lalu ia berkata kepada pekerja-pekerjanya, “Gerakkanlah
alat-alat peniup angin untuk menyalakan api dan memanaskan besi-besi itu.”
Sehingga bilamana besi itu telah merah seperti api, maka dia berkata pula,
“Sekarang berilah aku tembaga yang mendidih agar kutuangkan ke atas besi yang
panas itu,” sehingga lubang-lubangnya tertutup rapat dan terbentuklah sebuah
benteng besi yang kokoh dan kuat.
Kemudian, tatkala Yakjuj dan Makjuj mengadakan penyerbuan ke tempat
tersebut, mereka tidak bisa mendakinya karena tingginya yang luar biasa dan
mereka tidak bisa pula melubanginya karena keras dan tebal sekali.
Pada surat Al-Hadid ayat 25 juga dijelaskan tentang penggunaan besi
yang dapat bermanfaat bagi manusia.
لَقَدْ اَرْسَلْنَا
رُسُلَنَا بِالْبَيِّنٰتِ وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ
النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ
لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَرُسُلَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّ اللّٰهَ
قَوِيٌّ عَزِيْزٌ ࣖ
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab dan
neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Kami menurunkan besi yang
mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia agar Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah)
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
*****
TENTANG TURUNNYA BESI DARI LANGIT MENURUT AL-QURAN & FAKTA ILMIYAH :
Allah SWT berfirman :
وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ
فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
“Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia”. [QS. Al-Hadid 25].
Dalam dekade modern ini (abad ke-20), para ilmuwan Astronomi dan Fisika
Astronomi telah mempelajari kandungan kimia (yang dikenal dalam tabel periodik)
di alam semesta . Mereka menemukan bahwa unsur yang paling dominan adalah gas
hidrogen (unsur tertipis dengan susunan paling sederhana) yang menyusun lebih
dari 74% materi perspektif alam semesta.
Kemudian setelah dia adalah gas helium (elemen kedua dari tabel
periodik) yang membentuk 24% dari materi perspektif alam semesta. Kemudian
sisanya yang kurang dari 2% adalah sejumlah unsur yang jumlahnya lebih dari 100
unsur (dikenal manusia saat ini adalah 105 unsur) dari perspektif materi alam
semesta.
Semua data ini menghasilkan konklusi logis yang dapat diterima
bahwasanya seluruh unsur-unsur yang kita ketahui tadi telah menciptakan
sejumlah gumpalan-gumpalan angin kencang di dalam bintang-bintang di dalam
bintang-bintang yang diakibatkan gas Hidrogen dengan intensitas pada dirinya
dan menyebabkan biji atom di dalamnya bersatu padu satu sama lain dengan proses
yang disebut dengan proses fusi nuklir. Kemudian dengan proses tadi akan
meluncurkan energi besar yang dari bintang-bintang tersebut.
Semua data ini mengarah pada kesimpulan logis yang dapat diterima bahwa
semua unsur yang kita ketahui sebelumnya telah menciptakan sejumlah gumpalan
angin kencang di bintang-bintang yang disebabkan oleh gas hidrogen dengan
intensitas pada dirinya sendiri dan menyebabkan benih atom di dalamnya bersatu
satu sama lain melalui proses yang dikenal sebagai fusi nuklir. Kemudian dengan
proses ini akan meluncurkan energi yang besar dari bintang-bintang.
Seperti yang diketahui, bahan bakar di matahari adalah gas hidrogen,
yang biji atomnya bergabung satu sama lain untuk membuat biji atom helium.
Kemudian inti matahari yang panasnya sekitar 15 juta derajat akan memancarkan
energi yang sangat besar, sedangkan permukaannya mencapai 6000 derajat, dan
lidah api matahari yang disebabkan oleh inti matahari mencapai 1 juta derajat.
Efek dari proses fusi nuklir pada jantung matahari tidak selalu menghasilkan
unsur berat, apalagi menghasilkan unsur besi. Proses fusi di matahari ini hanya
menghasilkan helium dan sejumlah unsur lainnya (unsur yang termasuk dalam tabel
periodik) dalam persentase yang sangat kecil.
Sekarang, muncul pertanyaan: “Dari manakah asal besi dalam jumlah besar
di bumi yang merupakan sepertiga dari massa bumi (6 x 1018 x 35,9% = 2,154 x
1018 ton besi))?
Studi astronomi yang ekstensif telah membuktikan bahwa bintang melewati
banyak fase dalam sejarah hidupnya. Mulai dari lahir, remaja, dewasa, tua,
mulai berguguran, memudar, mati, terbelah, lalu menyatu dengan asap langit. Di
antara fase-fase ini, bintang menyala dengan nyala api yang sangat panas yang
disebut “amukan yang hebat / ‘the great raging’'.
Tingkat panas di inti bintang mencapai sekitar belasan hingga ratusan
triliun derajat. Inti dari amukan besar / the great raging ini adalah satu-satunya tempat yang diketahui di
mana fusi nuklir terjadi dan benar-benar mengubah inti bintang menjadi besi.
Dengan transformasi menjadi besi secara sempurna melalui hasil energi
bintang-bintang, maka besi tersebut pecah dan berserakan di seluruh hamparan
langit. Oleh karena itu besi mencapai beberapa benda langit termasuk bumi,
karena meteorit-meteorit besi turun mendarat di bumi saat ini.
Semua fakta ini mengarah pada persepsi yang benar bahwa bumi ketika
dipisahkan dari matahari (awan kosmik yang akhirnya menggumpal menjadi
matahari) tidak berubah menjadi apapun kecuali hanya setumpuk abu, dan tidak
ada unsur yang lebih tinggi kecuali aluminium dan silikon.
Kemudian bumi dihujani berbagai meteorit besi, batu, dan campuran kedua
material tersebut yang akhirnya membuatnya lebih padat dari sebelumnya (saat
masih berupa tumpukan abu). Setelah itu, semua tumpukan besi, batu, dan
tumpukan abu meleleh dengan panas yang stabil di tengahnya.
Pada akhirnya bumi dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:
Inti padat di dalam (90% besi, 9% nikel.
Dan beberapa elemen-elemen ringan seperti sebagai : belerang, fosfor,
dan karbon hingga 1%.)
Inti cair luar (terdiri dari berbagai bahan kimia),
Lapisan ketiga adalah selendang bumi (scarves of the earth) yang
semakin berkurang karena Zat besi dari dalam yang terus memancar keluar
(terbagi menjadi 3 bagian).
Lapisan paling bawah lapisan batuan bumi,
Dan yang terakhir adalah lapisan paling atas dari bebatuan ke permukaan
bumi (unsur besi hanya 6,5%).
Dengan semua fakta tersebut telah terbukti bahwa semua besi yang ada di
bumi benar-benar pada awalnya diturunkan dari langit, dan telah ditegaskan apa
yang ada dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Subhanallah, Maha Suci
Allah...
Jika bukan karena besi bumi sebabnya , tidak akan ada medan magnet yang
menahan lapisan gas dan cairan ini, juga tidak akan ada kehidupan di
permukaannya. Jika saja besi tidak turun dari langit ke bumi, maka tidak ada
yang bisa hidup. Karena zat besi merupakan bagian penting dari hemoglobin dalam
darah manusia, hewan, maupun tumbuhan.
In the end, everyone was surprised when the above facts were written in
the Quran and confirmed by the Prophet 1400 years ago. This is proof that the
Messenger of Allah is truly the messenger of Allah who never lies and can be
trusted in all his words.
Artinya : Pada akhirnya, semua orang merasa kagum ketika fakta-fakta di
atas telah termaktub dalam Al-Qur'an dan didukung oleh Sabda Nabi SAW 1400
tahun yang lalu. Ini adalah bukti bahwa Rasulullah SAW adalah benar-benar
utusan Allah yang tidak pernah berbohong dan lagi dapat dipercaya dalam segala
perkataannya.
*****
ILMU PENGETAHUAN NABI DAUD - ALAIHIS
SALAM - TENTANG PELEBURAN BESI
UNTUK MEMPRODUKSI SENJATA PERANG DAN
UNTUK MENCARI NAFKAH
Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ
آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ
وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ . أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ
وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah
berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan
kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
(QS. Saba : 10-11) .
Imam Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya 6/498 ketika menafsiri Firman
Allah Swt diatas :
" Al-Hafiz Ibnu Asakir mengatakan dalam biografi Daud ‘alaihis
salam melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr yang di dalamnya terdapat kisah dari Abul
Yas, dari Wahb ibnu Munabbih, yang kesimpulannya seperti berikut:
"أَنَّ دَاوُدَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، كَانَ
يَخْرُجُ مُتَنَكِّرًا، فَيَسْأَلُ الرُّكْبَانَ عَنْهُ وَعَنْ سِيرَتِهِ، فَلَا
يَسْأَلُ أَحَدًا إِلَّا أَثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا فِي عِبَادَتِهِ وَسِيرَتِهِ وَمَعْدَلَتِهِ،
صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ".
" Bahwa Daud ‘alaihis salam keluar dengan menyamar, lalu ia
menanyakan tentang dirinya kepada kafilah-kafilah yang datang. Maka tidaklah ia
menanyai seseorang, melainkah orang tersebut memujinya dalam hal ibadah dan
sepak terjangnya ".
Wahb ibnu Munabbih melanjutkan :
حَتَّى بَعَثَ
اللَّهُ مَلَكًا فِي صُورَةِ رَجُلٍ، فَلَقِيَهُ دَاوُدُ فَسَأَلَهُ كَمَا كَانَ
يَسْأَلُ غَيْرَهُ، فَقَالَ: هُوَ خَيْرُ النَّاسِ لِنَفْسِهِ وَلِأُمَّتِهِ، إِلَّا
أَنَّ فِيهِ خَصْلَةً لَوْ لَمْ تَكُنْ فِيهِ كَانَ كَامِلًا قَالَ: مَا هِيَ؟ قَالَ:
يَأْكُلُ وَيُطْعِمُ عِيَالَهُ مِنْ مَالِ الْمُسْلِمِينَ، يَعْنِي: بَيْتَ الْمَالِ،
فَعِنْدَ ذَلِكَ
نَصَبَ دَاوُدُ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، إِلَى رَبِّهِ فِي الدُّعَاءِ أَنْ يُعَلِّمَهُ
عَمَلًا بِيَدِهِ يَسْتَغْنِي بِهِ وَيُغْنِي بِهِ عِيَالَهُ، فَأَلَانَ لَهُ الْحَدِيدَ،
وَعَلَّمَهُ صَنْعَةَ الدُّرُوعِ، فَعَمَلَ الدِّرْعَ، وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ عَمِلَهَا،
فَقَالَ اللَّهُ: {أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ} يَعْنِي: مَسَامِيرَ
الْحَلَقِ،
قَالَ: وَكَانَ
يَعْمَلُ الدِّرْعَ، فَإِذَا ارْتَفَعَ مِنْ عَمَلِهِ دِرْعٌ بَاعَهَا، فَتَصَدَّقَ
بِثُلْثِهَا، وَاشْتَرَى بِثُلْثِهَا مَا يَكْفِيهِ وَعِيَالَهُ، وَأَمْسَكَ الثُّلُثَ
يَتَصَدَّقُ بِهِ يَوْمًا بِيَوْمٍ إِلَى أَنْ يَعْمَلَ غَيْرَهَا
" Bahwa pada akhirnya Allah mengutus malaikat dalam rupa
seorang lelaki. Kemudian lelaki itu dijumpai oleh Daud ‘alaihis salam, lalu Daud menanyakan kepadanya
dengan pertanyaan yang biasa ia kemukakan kepada orang lain.
Maka malaikat itu menjawab :
"Dia adalah seorang yang paling baik buat dirinya sendiri dan buat
orang lain, hanya saja di dalam dirinya terdapat suatu pekerti yang seandainya
pekerti itu tidak ada pada dirinya, tentulah dia adalah seorang yang
kamil."
Daud bertanya, "Pekerti apakah itu?"
Malaikat menjawab : "Dia makan dan menafkahi anak-anaknya dari
harta kaum muslim.' yakni baitul mal [ Kas Negara ].
Maka pada saat itu juga Nabi Daud ‘alaihis salam menghadapkan diri
kepada Tuhannya seraya berdoa, semoga Dia mengajarkan kepadanya suatu pekerjaan
yang dilakukan tangannya sendiri sehingga menjadi orang yang berkecukupan dan
dapat membiayai anak-anak dan keluarganya. Lalu Allah melunakkan besi baginya
dan mengajarkan kepadanya cara membuat baju besi.
Lalu Daud dikenal sebagai pembuat baju besi; dia adalah orang yang
mula-mula membuat baju besi.
Allah Swt. telah berfirman :
﴿ أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي
السَّرْدِ ﴾
" Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya"
(Saba: 11)
Yang dimaksud dengan sard ialah pakunya lingkaran besi yang
dipakai sebagai anyaman baju besi.
Wahb ibnu Munabbih mengatakan :
Bahwa Daud bekerja sebagai pembuat baju besi. Apabila telah selesai,
maka ia jual; sepertiga dari hasil penjualan itu dia sedekahkan, sepertiganya
lagi ia belikan keperluan hidup untuk mencukupi keluarga dan anak-anaknya,
sedangkan yang sepertiganya lagi ia pegang untuk ia sedekahkan setiap harinya,
hingga selesai dari membuat baju besi lainnya ". [Tafsir Ibnu Katsir 6/498].
Al-Imam al-Qurthubi dlam tafsir nya 14/267 berkata :
فِي هَذِهِ الْآيَةِ
دَلِيلٌ عَلَى تَعَلُّمِ أَهْلِ الْفَضْلِ الصَّنَائِعَ، وَأَنَّ التَّحَرُّفَ بِهَا
لَا يُنْقِصُ مِنْ مَنَاصِبِهِمْ، بَلْ ذَلِكَ زِيَادَةٌ فِي فَضْلِهِمْ وَفَضَائِلِهِمْ،
إِذْ يَحْصُلُ لَهُمُ التَّوَاضُعُ فِي أَنْفُسِهِمْ وَالِاسْتِغْنَاءُ عَنْ غَيْرِهِمْ،
وَكَسْبُ الْحَلَالِ الْخَلِيِّ عَنِ الِامْتِنَانِ
Dalam ayat ini, terdapat bukti bahwa orang-orang yang berbudi luhur
telah mempelajari tehnik-tehnik industri , dan bahwa bekerja mencari nafkah
dengan keahliannya tidak mengurangi kedudukan mereka, melainkan meningkatkan
pahala dan keutamaan mereka.
Karena mereka mencapai kerendahan hati dalam diri mereka sendiri dan tidak
bergantung pada orang lain, dan mendapatkan rizki yang halal yang bebas dari
minta-minta belas kasihan kepada manusia ".
Dan al-Hafidz Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah SWT :
وَأَلَنَّا
لَهُ الْحَدِيدَ
" dan kami telah
melunakkan besi untuknya. (Saba: 10)
Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, Al-A'masy, dan lain-lainnya mengatakan
bahwa untuk melunakkan besi bagi Nabi Daud tidak perlu memasukkannya ke dalam
tungku api, dan tidak perlu palu untuk membentuknya, tetapi Daud dapat
memintalnya dengan tangannya seperti halnya memintal kapas untuk menjadi
benang. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
أَنِ اعْمَلْ
سَابِغَاتٍ
" Buatlah baju besi yang besar-besar. (Saba: 11)
Yaitu baju-baju besi yang dianyam lagi besar-besar.
Qatadah mengatakan bahwa Daud adalah orang yang mula-mula membuat baju
besi dengan dianyam. Dan sesungguhnya sebelum itu baju besi-hanya berupa
lempengan-lempengan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Husain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sama'ah, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Damrah, dari Ibnu Syauzab yang mengatakan bahwa Daud ‘alaihis salam setiap
hari dapat membuat sebuah baju besi, lalu ia menjualnya dengan harga enam ribu
dirham; dua ribu untuk dirinya dan keluarganya, sedangkan yang empat ribu dia
belikan makanan pokok untuk memberi makan kaum Bani Israil.
Dan firman Allah SWT :
وَقَدِّرْ فِي
السَّرْدِ
" Dan ukurlah anyamannya. (Saba: 11)
Ini merupakan petunjuk dari Allah Swt. kepada Daud dalam mengajarinya
cara membuat baju besi.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan
ukurlah anyamannya. (Saba: 11) : " Janganlah kamu menjadikan pakunya kecil
karena akan membuatnya longgar pada lingkaran. Jangan pula kamu menjadikannya
besar karena mengalami keausan, tetapi pakailah paku yang berukuran sedang.
Al-Hakam ibnu Uyaynah mengatakan, bahwa janganlah engkau memakai paku
yang besar karena akan aus, jangan pula memakai paku kecil karena longgar. Hal
yang sama telah diriwayatkan dari Qatadah dan lain-lainnya yang bukan hanya
seorang.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang
dimaksud dengan as-sard ialah lingkaran besi. Sebagian dari mereka
mengatakan bahwa bila dikatakan baju besi yang dianyam, istilah Arabnya
ialah dar'un masrudah.
Sebagai dalilnya ialah ucapan seorang penyair yang mengatakan:
وَعَليهما
مَسْرُودَتَان قَضَاهُما ... دَاودُ أَوْ صنعَ السَّوابغ
تُبّعُ ...
" Keduanya memakai baju besi yang dianyam, sebagaimana baju
besi buatan Nabi Daud atau baju besi yang biasa dipakai oleh
Tubba' (buatan negeri Yaman) ".
[Lalu Allah Swt mengingatkan kita agar jangan lupa dengan beramal
shaleh dengan firman nya:]
وَاعْمَلُوا
صَالِحًا
“dan kerjakanlah amalan yang saleh”. (Saba: 11)
Artinya, gunakanlah nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah
kepadamu untuk mengerjakan amal saleh.
إِنِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan”. (Saba: 11)
Yakni ; mengawasi kalian dan melihat semua amal perbuatan dan ucapan
kalian, tiada sesuatu pun darinya yang samar bagi Allah Swt. [ SELESAI KUTIPAN
DARI IBNU KATSIR].
****
ALLAH SWT MEMULIAKAN DZUL QORNAIN DENGAN ILMU ARSITEK DAN PELEBURAN BESI
Maha Suci Allah Azza Wa Jalla, Rabb pencipta alam semesta, Rabb yang
Maha Mengetahui segala sesuata dan Rabb yang menciptakan hukum alam semesta dan
sebab akibat .
Dalam al-Quran Allah SWT mengisahkan tentang Dzul-Qornain dan ilmu
pengetahuan-nya tentang hukum alam dan sebab akibat :
﴿إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ
وَآتَيْنَاهُ مِن كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا . فَأَتْبَعَ سَبَبًا﴾
" Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya (Dzul
Qonaian) di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya sebab ( sarana
untuk mencapai) segala sesuatu. Maka diapun menempuh cara sarana sebab akibat
". [QS. Al-Kahfi : 84-85]
Maksudnya : Sesungguhnya Kami telah menjadikan Dzû al-Qarnain berkuasa
di muka bumi dan mengendalikannya dengan aturannya. Dan Kami berikan kepadanya
ilmu pengetahuan yang banyak tentang teori sebab akibat yang dengannya bisa
digunakan untuk mengendalikan segala sesuatu. Dengan cara-cara itu dia memperluas
kekuasannya di muka bumi. Dia pun menjadikan jalan yang dapat mengantarkannya
ke belahan bumi bagian barat.
ILMU ARSITEK DZULQORNAIN & ILMU
PELEBURAN BESI-NYA
Dzul Qornain pernah membangun untuk suatu kaum tembok pelindung dari
kejahatan Ya'juz wa makjuz dengan teori dan ikmu pengetahuan tentang melebur
besi dan tembaga, bukan dengan khurafat, padahal itu terjadi ribuan tahun
silam, ketika ilmu pengetahun manusia belum sehebat sekarang .
Berikut ini ayat-ayat al-Quran yang mengisahkannya :
قَالُوْا يٰذَا
الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ
نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu
(makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan
agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” (QS.
Al-Kahf: 94)
قَالَ مَا
مَكَّنِّيْ فِيْهِ رَبِّيْ خَيْرٌ فَاَعِيْنُوْنِيْ بِقُوَّةٍ اَجْعَلْ بَيْنَكُمْ
وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku
lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku
dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. (QS. Al-Kahf: 95)
اٰتُوْنِيْ
زُبَرَ الْحَدِيْدِ ۗ حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا
ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَعَلَهٗ نَارًا ۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ۗ
Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu
telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain)
berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti)
api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke
atasnya (besi panas itu).” (QS. Al-Kahf: 96)
فَمَا
اسْطَاعُوْٓا اَنْ يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا
Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat
(pula) melubanginya. (QS. Al-Kahf: 97)
*****
KISAH SINGKAT YAKJUZ WA MAKJUZ DAN TEMBOK YANG DIBANGUN DZUL QORNAIN :
Kisah Yajuj dan Majuj adalah salah satu cerita yang dilingkupi banyak
misteri dan dikelilingi berbagai kisah dan legenda.
Ya’juj dan Ma’juj atau Yakjuj dan Makjuj (Dalam Bahasa
Arab: يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ ) atau Gog dan Magog dalam
tradisi Ibrani (Yahudi, גוג ומגוג) adalah : sebutan yang
muncul dalam kitab suci umat Islam, al-Quran serta kitab-kitab agama lain
mengenai sekelompok manusia yang memiliki kekuatan dan daya tempur yang
dahsyat, namun berkarakter rakus dan barbar, sehingga membuat mereka menjadi
bangsa perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.
Perkataan "Magog" pertama kali muncul dalam kitab Injil
Ibrani dalam Genesis (Kejadian) 10. Magog merujuk kepada nenek moyang satu-satu
bangsa atau negeri dan cucu kepada keturunan Nuh
‘alaihis salam.
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya,
dia berkata :
خَطَبَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ لَدْغَةِ عَقْرَبٍ
فَقَالَ: " إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ
عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ، صِغَارُ الْعُيُونِ،
صُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ
الْمُطْرَقَةُ "
“Rasulullah ﷺ berkhutbah sedangkan jari tangan beliau
dibalut dengan perban karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda:
‘Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh sementara kalian
senantiasa memerangi musuh hingga datang Ya’juj dan Ma’juj, mereka bermuka lebar
(datar), bermata sipit, berambut pirang, mereka datang dari setiap arah,
wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.’”
[Musnad Imam Ahmad no. 22331. Dan diriwayatkan pula dalam Sunan
al-Kubra oleh An-Nasa'i 9/312 (8967), serta Al-Mu'jam Al-Kabir 25/183 (448),
dari jalur Yahya.
Dishahihkan oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi 2/189. Al-Mundziri dalam
At-Targhib 2/671 (2888) mengatakan: “Diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i
dengan dua sanad yang hasan”.
Al-Haitsami dalam Al-Majma' 4/309 mengatakan:
رِجَالُهُ رِجَالُ
الصَّحِيحِ، غَيْرَ حُصَيْنٍ، وَهُوَ ثِقَةٌ
“Para perawinya adalah para perawi yang terpercaya, kecuali Hushain,
yang juga dianggap tsiqot (terpercaya)."
Dan Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan ath-Thabrani,
perawi keduanya adalah perawi ash-Shahiih.” Majma’uz Zawaa-id (8/6).
Mufrodaat :
Makna “المِجَانُّ المَطْرُوقَةُ /Perisai yang ditempa dengan
palu godam” :
"المِجَنُّ:
هُوَ التِّرْسُ، المَطْرُوقَةُ: المَضْرُوبَةُ فَيَكُونُ المَعْنَى: كِنَايَةٌ عَنْ
عَرْضِ وُجُوهِهِمْ".
Makna “المِجَنُّ/ Perisai” adalah tameng. Makna
“المَطْرُوقَةُ” adalah yang ditempa dengan palu godam. Jadi maknanya: Kiasan tentang
menampilkan wajah mereka yang lebar dan datar (gepeng)."
Dalam Shahih Bukhori no. 2929 dan Muslim no. 2912 dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
لا تَقُومُ
السَّاعَةُ حتَّى تُقاتِلُوا قَوْمًا نِعالُهُمُ الشَّعَرُ، ولا تَقُومُ
السَّاعَةُ حتَّى تُقاتِلُوا قَوْمًا كَأنَّ وُجُوهَهُمُ المَجانُّ المُطْرَقَةُ.
[وفي رِوايةٍ]: صِغارَ الأعْيُنِ، ذُلْفَ الأُنُوفِ، كَأنَّ وُجُوهَهُمُ
المَجَانُّ المُطْرَقَةُ.
"Tidak akan tiba hari kiamat hingga kalian memerangi suatu kaum
yang sandal-sandalnya terbuat dari bulu, dan tidak akan tiba hari kiamat hingga
kalian memerangi suatu kaum yang seakan-akan wajah-wajah mereka seperti
perisai-perisai yang ditempa.
[Dalam riwayat lain]: mereka bermata sipit, berhidung pesek,
seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai-perisai yang ditempa dengan palu
godam [gepeng dan kemerah-merahan]."
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى:
يَا آدَمُ! فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ. فَيَقُولُ:
أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ؟ قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ
تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ وَتَضَعُ كُلُّ
ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَـا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ
عَذَابَ اللهِ شَدِيدٌ. قَالُوا: وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ؟ قَالَ: أَبْشِرُوا
فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلاً وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا.
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai Adam!’ Adam menjawab, ‘Aku menjawab
panggilan-Mu, segala kebaikan ada di kedua tangan-Mu.’
Lalu Allah berfirman, ‘Keluarkanlah rombongan penghuni Neraka!’ Dia
bertanya, ‘Berapakah jumlah rombongan penghuni Neraka?’
Allah menjawab, ‘Untuk setiap seribu orang ada sembilan ratus sembilan
puluh sembilan.’
Saat itu rambut anak kecil mendadak beruban, setiap orang yang hamil
keguguran kandungnya, dan engkau lihat manusia mabuk padahal mereka tidak
mabuk, melainkan adzab Allah sangat pedih.’”
Para Sahabat ber-tanya, “Siapakah di antara kami yang termasuk satu
orang itu?”
Nabi ﷺ menjawab : “Bergembiralah, sesungguhnya satu
orang dari kalian dan seribu orang dari Ya’-juj dan Ma’-juj.”[HR. Bukhori no.
3348 dan Muslim no. 222].
Dan diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, dari
Rasulullah ﷺ:
"أَنَّ
يَأْجُـوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، وَأَنَّهُمْ لَوْ أُرْسِلُوْا إِلَـى
النَّاسِ؛ لأَفْسَدُوْا عَلَيْهِمْ مَعَايِشَهُمْ، وَلَنْ يَمُوْتَ مِنْهُمْ أَحَدٌ؛
إِلاَّ تَرَكَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَلْفًا فَصَاعِدًا".
“Sesungguhnya Ya’-juj dan Ma’-juj dari keturunan Adam, dan sesungguhnya
jika mereka diutus kepada manusia, niscaya akan merusak kehidupan mereka, dan
tidaklah salah seorang dari mereka mati, kecuali meninggal-kan seribu keturunan
dari mereka atau lebih.
[HR. Abu Daud ath-Thayaalisi 4/39 no. 2396 dan ath-Tabarani (al-Bidayah
wan Niahayah karya Ibnu Katsir 1/185)].
Al-Haitsami menyebutkannya dalam 'Al-Majma'' 8/6 dan berkata:
"رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي "الكَبِيرِ"
وَ"الأَوْسَطِ" وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ".
“Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dalam 'Al-Kabir' dan
'Al-Awsat', dan para perawinya terpercaya”.
Hafiz Ibnu Katsir dalam 'Tafsirnya' 5/196 berkata: “Ini adalah hadits
yang ghorib (aneh), bahkan mungkar dan lemah”. Dia juga berkata dalam
'An-Nihayah' 1/185: “Ini adalah hadits yang ganjil, mungkin ini adalah
perkataan Abdullah bin Amr”. Dan dia berkata dalam 'Al-Bidayah wan Nihayah'
2/101: “Ini adalah hadits yang sangat ganjil dan sanadnya lemah, dan di
dalamnya terdapat kejanggalan yang kuat".
====
DIMANAKAH LETAK TEMBOK YANG DIBANGUN DZUL-QARNAIN ?
Seorang peneliti Arab memanfaatkan kunjungannya ke China dalam sebuah
kompetisi pada tahun 2000 M untuk meneliti dan menggali rahasia tersebut.
Dia berkenalan dengan salah satu profesor di Universitas (Tenghua) di
Shanghai yang bernama (Huxiao Tian). Suatu hari, dia bertanya kepada profesor
tersebut tentang kisah (Yajuj dan Majuj), dan penulis mengucapkan frasa ini
dalam bahasa Arab sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an.
Di sinilah kejutan besar terjadi... .
Seorang Profesor China mengatakan bahwa kata (يَأْ) dalam bahasa Mandarin berarti (benua), dan (جُوْجُ) berarti (Asia) yang ditulis sebagai (Ya Jou). Pengucapannya
dalam bahasa Mandarin sama persis dengan pengucapan saat dibaca dalam Al-Qur'an
dengan menggetarkan huruf (Jou) dan mengheningkan huruf alif dalam (يَأْ). Ketika ditanya tentang kata (مَأْجُوجَ), dia menjelaskan bahwa itu
berarti (bangsa kuda) karena (مَأْ) berarti kuda atau kuda
dalam bahasa Mandarin, dan (Jou) berarti benua atau bangsa.**
**Ini adalah kejutan yang sangat mengejutkan.**
**Bahwa frasa (يَأْجُوجُ ومَأْجُوجَ) dalam keseluruhannya adalah
frasa dalam bahasa Mandarin seperti yang digunakan saat ini, meskipun telah
berlalu lebih dari 3300 tahun. Ini menunjukkan bahwa orang Cina pada masa itu
berbicara dalam bahasa yang sama dengan bahasa mereka saat ini, dan ini juga
menunjukkan keaslian bahasa tersebut. Penulis tidak merasa tenang sampai dia
bertanya dan memverifikasi dari berbagai sumber, dan jawaban serta penjelasan
yang diterimanya sama. Bahkan, penulis mengambil pelajaran intensif dalam
bahasa Mandarin agar dia dapat memahami, meskipun secara sederhana, apa yang
dibaca dan didengarnya dari orang Cina.
[Sumber : “فَكُّ أَسْرَارِ
ذِي الْقَرْنَيْنِ وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ” hal. 339 dan sesudahnya karya Prof. DR. Hamdi Hamzah
al-Juhani].
Prof. DR. Hamdi Hamzah al-Juhani dalam “فَكُّ
أَسْرَارِ ذِي الْقَرْنَيْنِ وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ” hal. 324 berkata :
وَبِنَاءً عَلَىٰ
ذَٰلِكَ وَعَلَىٰ مَا تَمَّ اسْتِخْلَاصُهُ مِنْ مَعَانِي بِاللُّغَةِ الصِّينِيَّةِ
وَمَا يُقَابِلُهُ مِنْ مَعَانِي بِاللُّغَتَيْنِ العَرَبِيَّةِ وَالإِنْجْلِيزِيَّةِ
فَإِنَّهُ يُمْكِنُنَا تَفْسِيرُ وَتَرْجَمَةُ عِبَارَةِ (إِنَّ يَأْجُوجَ وَيَأْجُوجَ
مُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ) عَلَى النَّحْوِ التَّالِي:
(إِنَّ سُكَّانَ قَارَّةِ آسِيَا، وَسُكَّانَ
قَارَّةِ الخَيْلِ مُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ)
Berdasarkan itu dan apa yang telah disimpulkan dari makna dalam bahasa
Mandarin serta padanannya dalam bahasa Arab dan Inggris, kita bisa
menerjemahkan frasa :
(إِنَّ
يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ)
Adalah sebagai berikut:
(Penduduk benua Asia, dan
penduduk benua kuda adalah para perusak di bumi).**
Keajaiban Al-Qur'an dalam kandungan ayat yang berbunyi (يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجَ), yang ternyata ada dalam bahasa
Mandarin, itu adalah bukti keajaiban tersebut. Keajaiban ini tidak hanya
terletak pada dimensi linguistiknya saja, tetapi juga, yang lebih penting dan
signifikan, pada makna dan dimensi historis, demografis, dan ilmiahnya yang
penting bagi seluruh umat manusia dalam masa lalu, sekarang, dan masa depan”.
Setelah melakukan penelitian dan pemeriksaan serta mendengarkan frasa
ini dari warga China dalam berbagai dialek Cina, ternyata pengucapan frasa (يَأْجُوجُ) seperti yang dibaca dalam bahasa Arab sesuai dengan dialek
Mandarin, yaitu dialek orang-orang di utara China. Hal ini juga berlaku untuk
pengucapan frasa (مَأْجُوجَ). Bagian ini memiliki
signifikansi besar dalam membuktikan lokasi di mana Zul-Qarnain bertemu dengan
orang-orang Cina, dan selanjutnya menentukan lokasi (بَيْنَ
السَّدَّيْنِ),
yaitu lokasi tembok bendungan. Ini memastikan bahwa (بَيْنَ
السَّدَّيْنِ)
dan lokasi tembok bendungan terletak di utara dan tengah China, yang kami
yakini berada di provinsi (Henan) dan sekitar kota Zhengzhou. Hal ini telah
dikonfirmasi dan akan dijelaskan lebih lanjut nanti.
[Sumber : “فَكُّ أَسْرَارِ
ذِي الْقَرْنَيْنِ وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ” hal. 339 dan sesudahnya karya Prof. DR. Hamdi Hamzah
al-Juhani].
Dan Prof. DR. Hamdi Hamzah al-Juhani di hal. 339 berkata :
دُخُولُ
ذِي الْقَرْنَيْنِ لِبِلَادِ الصِّينِ (بِلَادِ بَيْنَ السَّدَّيْنِ): بَعْدَمَا غَادَرَ
بِلَادَ مَطْلِعِ الشَّمْسِ فِي جُزُرِ الْمُحِيطِ الْهَادِي عَادَ إِدْرَاجَهُ نَحْوَ
الْغَرْبِ فِي اِتِّجَاهِ الصِّينِ عَابِرًا الْمُحِيطَ الْهَادِي حَتَّى الْوُصُولِ
إِلَى الْبَحْرِ الْأَصْفَرِ الَّذِي تَقَعُ عَلَيْهِ الصِّينُ، وَمِنْ هُنَاكَ كَمَا
نَعْتَقِدُ دَخَلَ بِلَادَ الصِّينِ، وَلَعَلَّهُ تَوَجَّهَ مُبَاشَرَةً إِلَى مَنْطِقَةِ
(بَيْنَ السَّدَّيْنِ) الْوَاقِعَةِ كَمَا تُشِيرُ الْكَثِيرُ مِنَ الدَّلَائِلِ وَالْمُؤَشِّرَاتِ
فِي الْجُزْءِ الْأَوْسَطِ مِنَ الصِّينِ وَالْأَقْرَبِ إِلَى الصِّينِ الشِّمَالِيَّةِ
فِيمَا يُعْرَفُ الْيَوْمَ (بِمَنْغُولِيَا الدَّاخِلِيَّةِ وَسِيبِيرْيَا وَكُورِيَا)
بِمَنْطِقَةِ (خِنَانَ) (Henan) وَبِالتَّحْدِيدِ فِي مَدِينَةِ (جِنْج جُو)..
وَمِمَّا يَجْدُرُ ذِكْرُهُ هُنَا أَنَّ مَنْ كَانَ يَحْكُمُ الصِّينَ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ
حَوَالَيْ 1330 ق.م هُوَ الْمَلِكُ (شَانْغ) مِنْ أُسْرَةِ شَانْغ.
“Masuknya Dzulqarnain ke negeri Cina (negeri antara dua sadd/ gunung):
Setelah meninggalkan negeri terbitnya matahari di pulau-pulau Samudra
Pasifik, ia kembali ke arah barat menuju Cina, melintasi Samudra Pasifik hingga
mencapai Laut Kuning yang di situ terletak Cina. Dari sana, sebagaimana yang
kami yakini, ia memasuki negeri Cina. Mungkin ia langsung menuju ke wilayah
(antara dua sadd/ gunung) yang terletak, menurut banyak indikasi, di bagian
tengah Cina dan lebih dekat ke Cina Utara yang sekarang dikenal sebagai
(Mongolia Dalam, Siberia, dan Korea) di wilayah (Henan) dan tepatnya di kota
(Zhengzhou). Perlu disebutkan di sini bahwa yang memerintah Cina pada waktu itu
sekitar tahun 1330 SM adalah Raja (Shang) dari Dinasti Shang”.
Lalu Prof. DR. Hamdi Hamzah al-Juhani berkata :
مَوْقِعُ الرَّدْمِ
تَوْجَدُ فِي شَمَالِ مُقَاطَعَةِ (خِنَان) سَلَاسِلُ جَبَلِيَّةٌ شَاهِقَةٌ يُوجَدُ
بَيْنَهَا سُهُولٌ أَوْ مَنَافِذُ.. وَيَسْكُنُ شَمَالَ تِلْكَ السَّلَاسِلِ أَقْوَامٌ
يُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الصِّينِ (يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ) وَكَانُوا يَقُومُونَ بِالِاعْتِدَاءِ
عَلَى الصِّينِيِّينَ مِنْ خِلَالِ تِلْكَ السَّلَاسِلِ.. وَقَدْ تَكُونُ اعْتِدَاءَاتُهُمْ
مُتَرَكِّزَةً مِنْ أَحَدِ الْمَنَافِذِ بَيْنَ تِلْكَ الْجِبَالِ وَمِنْ خِلَالِ رُؤْيَةِ
الْمُؤَلِّفِ لِتِلْكَ الْمِنْطَقَةِ فَإِنَّ مَوْقِعَ الرَّدْمِ هُوَ شَمَالَ مَدِينَةِ
(جِنْج جُو).
Lokasi tembok terletak di utara Provinsi Henan, di mana terdapat
pegunungan tinggi yang memiliki dataran rendah atau celah di antaranya. Di
utara pegunungan tersebut, tinggal suku-suku yang disebut oleh penduduk Cina
sebagai "Yajuj dan Majuj." Mereka sering melakukan serangan terhadap
penduduk Cina melalui pegunungan tersebut. Serangan mereka kemungkinan besar
berfokus pada salah satu celah di antara gunung-gunung itu. Berdasarkan pengamatan
penulis terhadap daerah tersebut, lokasi tembok tersebut terletak di utara Kota
Zhengzhou”.
====
TEMBOK YAKJUJ WA MAKJUZ DAN MATERIAL BAHAN BANGUNAN-NYA :
Prof. Hamdi Hamzah al-Juhani berkata :
الرَّدْمُ (Rampart):
هُوَ الْبُنْيَانُ
الْمَرْصُوصُ رَصًّا قَوِيًّا لِيَكُونَ خَطًّا دِفَاعِيًّا ضِدَّ اعتِدَاءَاتِ الْمُعْتَدِينَ.
**الصَّدْفَيْنِ**: النَّاحِيَتَيْنِ أَوِ الْجِهَتَيْنِ
قَدْ تَكُونَ جَبَلَيْنِ وَقَدْ تَكُونَ غَيْرَ ذَلِكَ.
**الْقَطْرُ**:
مَادَّةٌ أَقْرَبُ
مَا تَكُونُ إِلَى الطِّينِ أَوِ السِّمِينِ أَوِ الْجِيرِ.. وَلَيْسَتِ النُّحَاسَ
الذَّابِ مِنْ مَا يَعْتَقِدُهُ كَثِيرُونَ. وَاسْمُهَا الْعِلْمِيُّ (The Earth) أَوْ (الْمَعَادِنُ التُّرَابِيَّةُ القَلْوِيَّةُ).. هَذِهِ المَادَّةُ
كَانَ الصِّينِيُّونَ عَلَى مَرِّ العُصُورِ يَسْتَعْمِلُونَهَا فِي بِنَاءِ مَنَازِلِهِمْ
وَأَسْوَارِهِمْ وَرَدْمِهِمْ.. وَهِيَ ذَاتُ قُدْرَةٍ مُقَاوِمَةٍ قَوِيَّةٍ وَغَيْرُ
قَابِلَةٍ لِلصَّدَأِ.
**السَّدُّ**:
حَائِطٌ مُرْتَفِعٌ
بَيْنَ جَبَلَيْنِ يُسْتَخْدَمُ لِحِفْظِ الْمِيَاهِ وَتَصْرِيفِ مِيَاهِ الأَنْهَارِ
وَالأَمْطَارِ يَتَطَلَّبُ بِنَاؤُهُ تَطْبِيقَ مُوَصَفَاتٍ خَاصَّةٍ تَتَّفِقُ مَعَ
تَحْقِيقِ هَـٰذَا الْهَدَفِ.
**زُبَرُ الْحَدِيدِ**:
قِطَعٌ أَوْ صُفَائِحُ
مِنَ الْحَدِيدِ يُمْكِنُ تَحْوِيلُهَا إِلَى صُلْبٍ عَنْ طَرِيقِ أَكْسِدَةِ الشَّوَائِبِ
عَنْ طَرِيقِ نَفْخِ الْهَوَاءِ مِنْ خِلَالِ الْمَعْدِنِ الْمَنْصَهِرِ وَإِضَافَةِ
مَعْدِنِ الْقَطْرِ.
**Rampart (الرَّدْمُ):**
[ Rampart adalah struktur pertahanan yang biasanya berupa tembok besar
atau benteng yang dibangun untuk melindungi suatu wilayah dari serangan.
Biasanya terbuat dari bahan seperti tanah, batu, atau bahan konstruksi lainnya
yang disusun secara strategis untuk menciptakan barikade yang kuat].
**Sudut (الصَّدْفَيْنِ):**
Dua sisi atau arah yang bisa berupa dua gunung atau bentuk lain.
**Kapur (الْقَطْرُ):**
Bahan yang mirip dengan tanah liat, semen, atau kapur, bukan tembaga
cair seperti yang diyakini banyak orang. Nama ilmiahnya adalah (The Earth) atau
(mineral tanah alkali). Bahan ini digunakan oleh orang Cina sepanjang sejarah
untuk membangun rumah, tembok, dan benteng mereka. Ini memiliki kemampuan tahan
lama yang kuat dan tidak berkarat.
**Tembok/ Bendungan (السَّدُّ):**
Dinding tinggi di antara dua gunung yang digunakan untuk menyimpan air
dan mengatur aliran air sungai dan hujan. Pembangunannya memerlukan penerapan
spesifikasi khusus yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
**Zubur Besi (زُبَرُ الْحَدِيدِ):**
Potongan atau lembaran besi yang dapat diubah menjadi baja melalui
proses oksidasi kotoran dengan meniupkan udara melalui logam cair dan
menambahkan logam kapur.
سَجِّلْ هَذِهِ
المُلاحَظَاتِ وَالِاسْتِنْتَاجَاتِ:
1- ارْتِفَاعُ الرَّدْمِ يُبْلِغُ حَوَالَيْ
9 أَمْتَارٍ مِنَ القَاعِدَةِ.. وَيَبْدُو أَنَّ جُزْءًا مِنْ قَاعِدَتِهِ قَدْ رُدِمَتْ
نَتِيجَةَ الرَّفْعِ المِسَاحِيِّ لِلشَّارِعِ وَالسَّفْلَةِ وَتَسْوِيَةِ الأرْصِفَةِ..
وَمِنْ ثَمَّ فَإِنَّ ارْتِفَاعَ الرَّدْمِ الحَقِيقِيَّ لَابُدَّ أَنْ يَكُونَ أَكْثَرَ
مِنْ تِسْعَةِ أَمْتَارٍ عَلَى الأَغْلَبِ.
2- عَرْضُ قَاعِدَةِ الرَّدْمِ يَبْدُو كَبِيرًا
جِدًّا حَوَالَيْ 36 مِتْرًا.. أَمَّا هَيْكَلُ الرَّدْمِ فَإِنَّهُ جَاءَ مُنَسَجِمًا
فِي ضِخَامَتِهِ وَحَجْمِهِ الكَبِيرِ مَعَ القَاعِدَةِ.. وَلَوْلَا وُجُودُ الدَّرَجِ
لَمَا اسْتَطَاعَ أَحَدٌ تَسَلُّقَهُ بِسُهُولَةٍ.. وَصَدَقَ اللَّهُ العَظِيمُ حَيْثُ
قَالَ: (فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْطَاعُوا لَهُ نَقْبًا) لِأَنَّ
قُوَّةَ (يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ) كَانَتْ تَكْمُنُ فِي مَهَارَتِهِمْ وَخِبْرَتِهِمْ
فِي رُكُوبِ الخَيْلِ وَالْقِتَالِ مِنْ عَلَى صُدُورِهَا، فَلَمَّا بُنِيَ الرَّدْمُ
فَقَدُوا تِلْكَ المِيزةَ.
3- الشَّكْلُ الهَنْدَسِيُّ لِلرَّدْمِ: هَيْكَلٌ
ضَخْمٌ لَهُ ضِلْعَانِ وَبَيْنَهُمَا زَاوِيَةٌ... طُولُهُ الإجْمَالِيُّ حَوَالَيْ
سَبْعَةِ كِيلُومِتَرَاتٍ.. وَعِنْدَ مُعَايَنَةِ تُرْبَتِهِ.. كَانَتْ مِنَ الطِّينِ
المُحْرَقِ الَّذِي يُمِيلُ إِلَى اللَّوْنِ الأصْفَرِ مَعَ اتِّصَامِهِ بِخَاصِيَّةِ
البِنَاءِ المُشَدُودِ وَالمُتَمَاسِكِ فِي كُلِّ أَجْزَائِهِ بِحَيْثُ يَبْدُو كَأَنَّهُ
كُتْلَةٌ مُتَرَاصَةٌ لَا فَرَاغَاتٍ وَلَا ثُغَرَاتٍ بَيْنَ أَجْزَائِهِ.
**Catatan dan Kesimpulan:**
1. **Tinggi rampart** mencapai sekitar 9 meter dari dasar. Tampaknya
sebagian dari dasar rampart telah tertutup akibat peninggian permukaan jalan,
pengaspalan, dan perataan trotoar. Oleh karena itu, tinggi sebenarnya dari
rampart kemungkinan besar lebih dari sembilan meter.
2. **Lebar dasar rampart**
Tampak sangat besar, sekitar 36 meter. Struktur rampart cocok dengan
besarnya dan ukurannya yang besar dengan dasar. Tanpa adanya tangga, hampir
tidak mungkin bagi seseorang untuk memanjatnya dengan mudah. Benarlah apa yang
dikatakan Allah dalam Al-Qur'an:
﴿فَمَا اسْطَاعُوا أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا
لَهُ نَقْبًا﴾
Artinya : “Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa
(pula) melobanginya”. [QS. Al-Kahfi : 97]
Karena kekuatan (Yajuj dan Majuj) terletak pada keterampilan dan
pengalaman mereka dalam menunggang kuda dan bertempur dari atasnya. Ketika
rampart dibangun, mereka kehilangan keunggulan tersebut.
3. **Bentuk geometris rampart:**
Struktur besar dengan dua sisi dan sudut di antara keduanya. Panjang
totalnya sekitar tujuh kilometer.
Saat diperiksa tanahnya, tanah tersebut terdiri dari tanah liat yang
terbakar yang cenderung berwarna kuning dengan sifat konstruksi yang padat dan
kohesif di seluruh bagiannya, sehingga tampak seperti massa yang rapat tanpa
celah atau retakan di antara bagiannya.
**كَيْفَ بَنَى ذُو الْقَرْنَيْنِ الرَّدْمَ**
بَعْدَ لِقَاءِ
ذِي الْقَرْنَيْنِ بِالصِّينِيِّينَ فِي مُقَاطَعَةِ (خِنَانٍ) وَاطْمِئِنَانِهِمْ
لَهُ بَعْدَ مُكُوثِهِ فَتْرَةً عِنْدَهُمْ، وَلَمَّا رَأَوْهُ مِنْ عَبْقَرِيَّتِهِ
وَمَعَارِفِهِ.. طَلَبُوا مِنْهُ أَنْ يَبْنِيَ لَهُمْ سَدًّا يَدْرَأُ عَنْهُمْ اعتداء
جِيرَانِهِمُ الشِّمَالِيِّينَ الَّذِينَ يُطْلِقُونَ (يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ).. وَكَانُوا
يُصِفُونَهُمْ بِأَنَّهُمْ بَرَابِرَةٌ مُتَوَحِّشُونَ.. وَلَكِنَّ ذَا الْقَرْنَيْنِ
لَمْ يُجِبْهُمْ إِلَى طَلَبِهِمْ فِي بادِئِ الأَمْرِ بَلْ قَدْ يَكُونُ تَعَجَّبَ
مِنْ طَلَبِهِمْ.. لِأَنَّ السَّدَّ إِنَّمَا يَكُونُ لِحَجْزِ المِيَاهِ فَقَطْ..
وَالأَوْلَى أَنْ يَكُونَ رَدْمًا وَلَيْسَ سَدًّا.. مَا يَعْنِي أَنْ الصِّينِيِّينَ
لَمْ يَكُونُوا ذَوِي دِرَايَةٍ كَبِيرَةٍ بِالطُّرُقِ الحَرْبِيَّةِ وَالدِّفَاعِيَّةِ
فَأَغْلَبُهُمْ كَانُوا فِلَاحِينَ وَمَا زَالُوا كَذَلِكَ.. عِنْدَئِذٍ طَلَبَ مِنْهُمْ
ذُو الْقَرْنَيْنِ أَنْ يُعِينُوهُ بِقُوَّةٍ.. أَيْ بِالْعُمَّالِ.. ثُمَّ بَدَؤُوا
العملَ بِتَشْيِيدِ حَائِطَيْنِ مِنَ الخَشَبِ ثُمَّ تَمَّ إِفْرَاغُ مَادَّةِ القَطْرِ
بَيْنَ هَذَيْنِ الحَائِطَيْنِ بَعْدَ أَنْ مَلَأَهُ بِزُبَرِ الحديدِ وَلَعَلَّ هَذا
يُفَسِّرُ عِبَارَةَ (حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدْفَيْنِ) بِمَعْنَى حَتَّى
إِذَا سَاوَى بَيْنَ قِمَّتَيِ الخَشَبِ عَلَى جَانِبَيِ الرَّدْمِ بِزُبَرِ الحديدِ..
(قَالَ آتُونِي أَفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا) وَهُنَا لَابُدَّ مِنَ الإِشَارَةِ إِلَى
أَنَّ الأَلْوَاحَ الخَشَبِيَّةَ الَّتِي استُخْدِمَتْ.. لَابُدَّ أَنَّهَا كَانَتْ
تَسْتَنِدُ إِلَى جَبَلَيْنِ حَتَّى تَتَمَاسَكَ وَتَثْبُتَ... الجَدِيرُ بِالذِّكْرِ
أَنَّ اسْتِخْدَامَ ذِي الْقَرْنَيْنِ لِمَعْدِنِ الحديدِ مَعَ مَادَّةِ القَطْرِ ضِمْنَ
عَمَلِيَّةٍ كِيمِيَائِيَّةٍ لِتَكْوِينِ مُرَكَّبٍ إِنَّمَا هِيَ نَوْعٌ مِنَ البِنَاءِ
المُسَلَّحِ الَّذِي لَمْ يَسْتَخْدِمْهُ الإِنسَانُ إِلَّا مُنْذُ قَرْنٍ أَوْ أَكْثَرَ
قَلِيلًا. وَقَدِ اسْتُخْدِمَ ذُو الْقَرْنَيْنِ النَّارَ لِصَهْرِ الحديدِ.. وَاسْتُعْمِلَ
نَوْعٌ مِنَ المَنَافِخِ لِنَفْخِ الهواءِ عَلَى النَّارِ وَالْحَدِيدِ المنصَهِرِ..
وَالشَّيْءُ المُؤَكَّدُ أَنَّ عَمَلِيَّةَ الصَّهْرِ تَمَّتْ فِي الهَوَاءِ الطَّلِقِ
المُحْتَوِي عَلَى الأُكْسِجِينِ الكَافِي لِإِتْمَامِ صِنَاعَةِ الحديدِ الصُّلْبِ.
إِنَّ هَذَا الأُسْلُوبَ التَّشْيِيدِيَّ الَّذِي يُسْتَخْدَمُ طَرِيقَةَ رَدْمٍ أَوْ
دَكِّ مَادَّةِ القَطْرِ لِمَلْءِ الفَرَاغَاتِ بَيْنَ الأَلْوَاحِ.. ثُمَّ دَكُّهَا
وَرَصُّهَا طَبَقَةً عَلَى طَبَقَةٍ بِوَاسِطَةِ رَصَاصٍ ثَقِيلٍ... هَذِهِ الطَّرِيقَةُ
تَجْعَلُ مِنَ الرَّدْمِ ذُو قُوَّةٍ خَارِقَةٍ وَمُقَاوَمَةٍ شَدِيدَةٍ لِلِاخْتِرَاقِ
وَالثُّقُوبِ وَالصَّدَأِ.
**Cara Dzulqarnain Membangun Rampart:**
Setelah Dzulqarnain bertemu dengan orang-orang Tiongkok di Provinsi
(Henan) dan mendapatkan kepercayaan mereka setelah tinggal beberapa waktu di
sana, serta melihat kecerdasan dan pengetahuannya, mereka meminta agar dia
membangun sebuah bendungan untuk melindungi mereka dari serangan tetangga utara
mereka yang dikenal sebagai (Yajuj dan Majuj). Mereka menggambarkan mereka
sebagai orang-orang barbar yang kejam. Namun, Dzulqarnain tidak langsung
memenuhi permintaan mereka dan mungkin saja dia merasa heran dengan permintaan
tersebut, karena bendungan biasanya digunakan untuk menahan air, sedangkan yang
lebih tepat adalah membangun rampart, bukan bendungan. Ini menunjukkan bahwa
orang Tiongkok mungkin tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang metode
perang dan pertahanan, karena sebagian besar dari mereka adalah petani dan
tetap demikian.
Kemudian, Dzulqarnain meminta mereka untuk membantunya dengan tenaga
kerja, yaitu para pekerja. Dia mulai membangun dua dinding dari kayu dan
kemudian mengisi bahan logam di antara kedua dinding tersebut setelah diisi
dengan potongan besi. Hal ini mungkin menjelaskan frasa "hingga jika dia
meratakan antara kedua sisi" yang berarti hingga dia meratakan kedua
puncak kayu di sisi rampart dengan potongan besi. (Dia berkata, "Bawalah
kepadaku untuk mengisinya dengan logam"). Di sini perlu dicatat bahwa
papan kayu yang digunakan kemungkinan besar ditopang oleh dua gunung agar tetap
stabil dan kokoh.
Perlu dicatat bahwa penggunaan Dzulqarnain terhadap logam besi dengan
bahan logam dalam proses kimia untuk membentuk senyawa merupakan jenis
konstruksi bertulang yang tidak digunakan manusia kecuali sejak satu abad atau
sedikit lebih lama. Dzulqarnain menggunakan api untuk melelehkan besi dan
menggunakan jenis terompet untuk meniupkan udara pada api dan besi cair. Hal
yang pasti adalah proses peleburan dilakukan di udara terbuka yang mengandung
oksigen yang cukup untuk menyelesaikan pembuatan besi yang keras. Metode
konstruksi ini, yang menggunakan cara meratakan atau memadatkan bahan logam
untuk mengisi celah-celah antara papan, kemudian memadatkannya lapis demi lapis
dengan timbangan berat, membuat rampart memiliki kekuatan luar biasa dan
ketahanan yang sangat tinggi terhadap penetrasi, lubang, dan karat.
0 Komentar