Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Studi Hadits Matiku Adalah Kebaikan bagi Kalian

 STUDI HADITS:

" MATIKU ADALAH KEBAIKAN BAGI KALIAN ; KARENA AMAL AMAL KALIAN DIPERLIHATKAN KEPADAKU... ".



Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri


KAJIAN NIDA AL-ISLAM


بسم الله الرحمن الرحيم


Hadist riwayat Al Bazzar bahwa Rosulullah SAW bersabda:

(( حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ وَمَمَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ، تُحْدِثُوْنَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ، وَوَفَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ، فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ لَكُمْ )).


“Hidupku adalah kebaikan bagi kalian dan matiku adalah kebaikan bagi kalian.

Ketika aku hidup kalian melakukan banyak hal lalu dijelaskan hukumnya bagi kalian melalui aku.

Matiku juga kebaikan bagi kalian, diperlihatkan kepadaku amal perbuatan kalian.

Jika aku melihat amal kalian baik maka aku memuji Allah karenanya dan jika aku melihat ada amal kalian yang buruk maka aku memohonkan ampun untuk kalian kepada Allah”

 [HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 5/308 dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه]

Al-Hafidz Al-Haitsami dalam مجمع الزوائد 9/24 berkata: “ رجاله رجال الصحيح / Perawinya adalah perawi-perawi ash-Shahih " ( Baca pula: كشف الأستار karya al-Haitsami 1/397)

Dan al-Munawi berkata:

"وَرَوَاهُ الْبَزَّارُ مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ الْهَيْثَمِي وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ".


 “Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Ibnu Mas’ud. Al-Haitsami berkata: “Perawinya adalah perawi-perawi yang sahih”.  [فيض القدير شرح الجامع الصغير, 3/532)

Dan Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibu Saad dalam kitabnya Ath-Thobaqoot 2/194, dan disebutkan dalam kitab al-Faidhul Qodiiir 3/401 bahwa sanadnya Hasan Mursal “.

Zainuddin al-Iraqi berkata dlm kitabnya  [المغني عن حمل الأسفار في الأسفار / kitab takhrij hadits-hadits Ihya ‘Ulumuddin Imam Ghazali]:

رجاله رجال الصحيح إلا أن عبد المجيد بن عبد العزيز بن أبي رواد وإن أخرج له مسلم ووثقه ابن معين والنسائي فقد ضعفه كثيرون، ورواه الحارث بن أبي أسامة في مسنده من حديث أنس بنحوه بإسناد ضعيف. اهـ.


“ Para perawinya adalah orang-orang yang shahih kecuali Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abu Ruwad, meskipun beliau ini perawi yang dipakai oleh imam Muslim, juga di tsiqoh kan oleh Ibnu Ma’iin dan An-Nasaai, akan tetapi beliau ini di Dhoif kan oleh banyak para ulama.

Dan Hadits ini dinilai shahih oleh sekelompok huffadz yaitu oleh Al-Haitsami, Al-Qasthalani, As-Suyuthi, dan Isma’il Al-Qadhi.

Dan hadits yang mirip seperti ini diriwayatkan pula oleh al-Harits bin bin Abi Usamah dalam musnadnya dari Hadits Anas dengan sanad yang lemah “.

FIQIH HADITS:

Hadits ini di jadikan dalil oleh para ulama yang MENSYARIATKAN TAWASSUL DENGAN NABI SAW SETELAH WAFAT.

Hadits ini menunjukkan bahwa Rosulullah SAW meskipun sudah meninggal, namun beliau masih bisa mendoakan atau memohonkan ampun kepada Allah untuk ummatnya. Oleh karenanya diperbolehkan bertawassul dengannya, memohon didoakan olehnya meskipun beliau sudah meninggal.

BANTAHAN - BANTAHAN:

BANTAHAN PERTAMA:

Hadits ini diriwayatkan pula oleh al-Harits bin Usamah dalam Musnadnya 2/884 melalui jalur Jisr bin Farqod dari Bakr bin Abdullah al-Muzani secara MURSAL, Rosulullah SAW bersabda:

“حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ ، تُحْدِثُونَ وَيَحْدُثُ لَكُمْ ، وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمُ ، تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ فَمَا كَانَ مِنْ حَسَنٍ حَمِدْتُ اللَّهَ ، وَمَا كَانَ مِنْ سَيِّءٍ اسْتَغْفَرْتُ اللَّهَ لَكُمْ”.


“ Hidupku adalah kebaikan bagi kalian. Ketika aku hidup kalian melakukan banyak hal lalu dijelaskan hukumnya bagi kalian melalui aku.

Matiku juga kebaikan bagi kalian, diperlihatkan kepadaku amal perbuatan kalian.

Jika aku melihat amal kalian baik maka aku memuji Allah karenanya dan jika aku melihat ada amal kalian yang buruk maka aku memohonkan ampun untuk kalian kepada Allah”

ANALISA SANAD DAN DERAJAT HADITS:

Hadits ini munkar / dhaif.

Jisr bin Farqad al-Qashshaab, mayoritas para ulama mendha'ifkannya.

Yahya bin Ma'in berkata tentang " Jisr bin Farqad, maka dia berkata, “Tidak ada nilainya.”

Demikian juga, Al-Bukhari berkata: Dia tidak kuat. An-Nasa'i mengatakan Jisr bin Farqad lemah  [Al-Kamil fi Al-Du'afa 2/168].

Ibnu Hibbaan berkata:

كان ممن غلب عليه التقشف حتى أغضى عن تعهد الحديث فأخذ يهم إذا روى ويخطيء إذا حدث حتى خرج عن حد العدالة  [المجروحين 1/217].


" Dia termasuk orang yang diliputi oleh kehidupan yang sengsara, sehingga dia tidak mempedulikan hafalan hadits, maka dia mulai terkena illusi / wahm jika dia meriwayatkan dan salah jika dia menyampaikan hadits, sehingga dia keluar dari batas al-'adaalah".  [Al Majrouhin 1/217].

Ada [un Bakr bin Abdullah Al-Muzani, tsiqoh/dapat dipercaya, tsabat/kokoh, mulia, tingkatan ke tiga, dia meriwaytakannya secara mursal.
Ibnu Hajar berkata:

بكر بن عبد الله المزني أبو عبد الله البصري ثقة ثبت جليل من الثالثة مات سنة ست ومائة


" Bakr bin Abdullah Al-Muzni Abu Abdullah Al-Basri adalah orang yang dapat dipercaya, agung, dari yang ketiga, dia meninggal pada tahun 106 H. ".  [at-Taqriib 1/127].

Hadits ini diriwayatkan oleh Ismaa’iil al-Qoodhi al-Jahdhomi dalam فضل الصلاة على النبي 1/127 dan Ibnu Saad dlam ath-Tabaqoot 3/194 dari Bakr bin Abdullah al-Muzani secara MURSAL:

حدثنا سليمان بن حرب قال: حدثنا حماد بن زيد قال حدثنا غالب القطان عن بكر بن عبد الله المزني، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم... فذكره بلفظ آخر غير ما ذكر


Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb, berkata: telah bercerita kepada kami Hammaad bin Zaid, berkata: telah bercerita kepada kami Ghoolib bin al-Qoththoon, dari Bakar bin Abdullah al-Muzany bahwa Rosulullah SAW bersabda: ….. ( maka dia menyebutkannya dengan lafadz lain ).

Bakar bin Abdullah al-Muzany ( Perawi dari Rosulullah saw dlm hadits ini ) wafat thn 106 H, dia dari kalangan Tabi’iin yang tsiqoot, maka hadistnya mursal. Dan hadits mursal tidak diterima oleh kalangan ahli hadits. ( هذه مفاهيمنا hal. 86).

BANTAHAN KEDUA:

Hadits ini diriwayatkan pula dari Anas bin Malik - semoga Allah meridhoinya -:

Dan Ibn 'Adiy meriwayatkan dalam الكامل في الضعفاء (3/75, 76): dari al-Hasan bin 'Ali al-'Adwi, dari Khorroosy, dari Anas ibn Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda:

حياتي خير لكم وموتي خير لكم أما حياتي فأحدث لكم وأما موتي فتعرض علي أعمالكم عشية الإثنين والخميس فما كان من عمل صالح حمدت الله عليه وما كان من عمل سيء استغفرت لكم”


“Hidupku adalah kebaikan bagi kalian dan matiku adalah kebaikan bagi kalian,

Adapun hidupku maka aku menjelaskan pada kalian.

Dan adapun matiku ; maka diperlihatkan kepadaku amal perbuatan kalian pada waktu sore hari Senin dan Kamis.

Jika aku melihat amal kalian baik maka aku memuji Allah karenanya dan jika aku melihat ada amal kalian yang buruk maka aku memohonkan ampun untuk kalian kepada Allah”

ANALISA SANAD DAN DERAJAT HADITS:

Ibnu 'Adiy (3/76) berkata:

وخراش هذا مجهول ليس بمعروف وما أعلم حدث عنه ثقة أو صدوق إلا الضعفاء وهذه الأحاديث عن أنس عامة متونها صالحة قد روى من غير هذا الوجه في بعض هذه المتون مناكير فإذا لم يعرف الرجل وكان مجهولا كان حديثه مثله والعدوي هذا كنا نتهمه بوضع الحديث وهو ظاهر الأمر في الكذب”


" Dan Kharasy ini majhul. Dia tidak dikenal. Dan saya tidak tahu kalau ada seorang tsiqoh atau shoduuq yang meriwayatkan hadits dari dia, kecuali hanya orang-orang yang lemah saja. Dan hadits-hadits ini dari Anas pada umumnya matannya baik. Telah diriwayatkan dari selain arah ini di sebagian teks-teks nya terdapat hal-hal yang munkar. Maka jika orang itu tidak dikenal dan dia itu majhul, maka haditsnya akan seperti dia.

Dan Al-Adawi ini kami menuduhnya dengan pemalsuan hadits, dan itu adalah nampak jelas bahwa masalah ini adalah dusta ".

Ibnu Hibban berkata:

لا يحل كتب حديثه إلا للاعتبار


" Tidak halal menulis haditsnya, kecuali untuk pertimbangan".  [Mizan al-I`tidal 1/651]

Dan Ibn Hajar berkata dalam Lisan al-Mizan (2/395):

خراش بن عبد الله عن أنس بن مالك ساقط


" Kharash bin Abdullah, adalah Anas bin Malik adalah saaqith / jatuh ".

Muhammad bin Thohir al-Maqdisi berkata dalam ذخيرة الحفاظ (3/1251):

رواه خراش: عن أنس ، وعنه الحسن بن علي العدوي. وخراش مجهول ، والعدوي كذاب.


" Diriwayatkan oleh Kharash: dari Anas, dan darinya al-Hasan bin Ali al-'Adawi. Dan Kharash ini majhul/tidak dikenal, dan al-'Adawi adalah pendusta ".

RIWAYAT LAIN DARI ANAS:

Ada riwayat lain dari Anas - semoga Allah meridhoinya –

Ibnu al-Najjaar menulis kepada Muammar ibnu Muhammad al-Ashbahaani bahwa Abu Nasher Muhammad ibnu Ibrahim al-Yuunaariti mengkabarkan kepadanya dalam al-Mu'jam nya, dia berkata: Saya mendengar asy-Sharif Wadhih ibn Abi Tammaam al-Zubaybi berkata:

" سمعت الشريف واضح بن أبي تمام الزبيبي يقول: سمعت أبا علي بن تومة يقول اجتمع قوم من الغرباء عند أبي حفص بن شاهين فسألوه أن يحدثهم أعلى حديث عنده فقال: لأحدثنكم حديثا من عوالي ما عندي: ثنا عبد الله بن محمد البغوي ثنا شيبان بن فروخ الأبلي حدثنا نافع أبو هرمز السجستاني قال: سمعت أنس بن مالك يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: حياتي خير لكم ومماتي خير لكم – الحديث ".


Aku mendengar Abu Ali bin Taumah berkata: Bahwa sekelompok orang asing berkumpul di Abu Hafash bin Syahiin dan mereka memintanya untuk memberitahu mereka hadits yang tertinggi yang dia miliki.

Maka dia berkata: Saya akan memberi tahu kalian sebuah hadits dari 'Awaalii yang saya miliki: Abdullah bin Muhammad Al-Baghawi memberi tahu kami, Shaiban bin Farrukh Al-Abli memberi tahu kami, Nafi 'Abu Hormuz Al-Sijistani berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Hidupku adalah kebaikan bagi kalian dan matiku adalah kebaikan bagi kalian.... dst.  [Baca: كنز العمال 12/676].

ANALISA SANAD DAN DERAJAT HADITS:

Nafii' Abu Hurmuz: lemah

Dari Yahya bin Ma'in, dia berkata:

نافع أبو هرمز ليس بشيء

Nafi' Abu Hurmuz Dia tidak ada nilainya."

Dan dari Abu Hatim, dia berkata:

متروك الحديث ذاهب الحديث.

"Haditsnya ditinggalkan, haditsnya menghilang ".

Dari Abdur Rahman:

سألت أبا زرعة عن نافع أبى هرمز فقلت ضعيف الحديث فقال كما يكون هو ذاهب


" Saya bertanya kepada Abu Zur'ah tentang Nafi' Abu Hurmuz, dan saya katakan bahwa hadits tersebut lemah, dan dia berkata: " sama seperti halnya dia itu pergi ".  [Al-Jarh wat-Ta'diil 8/ 455]

Al-'Uqaili berkata:

أبو هرمز الغالب على حديثه الوهم حدثنا محمد بن عثمان ، ونقل عن أحمد بن حنبل أنه ضعيف الحديث


" Abu Hormuz, pada umumnya hadits nya adalah wahm / ngawur. Muhammad bin Usman menceritakan kepada kami, dan diriwayatkan dari Ahmad bin Hanbal bahwa dia lemah dalam hadits ".  [Baca: ضعفاء العقيلي 4/286].

BANTAHAN KETIGA:

Hadits tsb diriwayatkan pula oleh Imam al-Bazzar dalam Musnadnya 5/308. ( Baca pula: كشف الأستار karya al-Haitsami 1/397), dia berkata:

حدثنا يوسف بن موسى، حدثنا عبد المجيد بن عبد العزيز بن أبي رواد عن سفيان عن عبد الله بن السائب عن زاذان عن عبد الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:


"إنَّ للهِ مَلائِكةً سَيّاحِيْنَ يُبَلِّغُوْنِي عَنْ أُمَّتِي السَّلامَ "، قال: وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ وَمَمَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ.... الحديث ".


Telah bercerita kepada kami Yusuf bin Musa, telah bercerita kepada kami Abdul Majiid bin Abdul ‘Aziiz bin Abu Ruaad, dari Sufyan, dari Abdullah bin Saaib, dari Zaadzaan, dari Abdullah, dari Nabi SAW, bersabda:

" إنَّ للهِ مَلائِكةً سَيّاحِيْنَ يُبَلِّغُوْنِي عَنْ أُمَّتِي السَّلامَ "


“Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berjalan-jalan di bumi, yang akan menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”

Dia berkata: dan Rosulullah SAW bersabda:

" حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ وَمَمَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ، تُحْدِثُوْنَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ، وَوَفَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ، فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ لَكُمْ ".


“Hidupku adalah kebaikan bagi kalian dan matiku adalah kebaikan bagi kalian.

Ketika aku hidup kalian melakukan banyak hal lalu dijelaskan hukumnya bagi kalian melalui aku.

Matiku juga kebaikan bagi kalian, diperlihatkan kepadaku amal perbuatan kalian.

Jika aku melihat amal kalian baik maka aku memuji Allah karenanya dan jika aku melihat ada amal kalian yang buruk maka aku memohonkan ampun untuk kalian kepada Allah”

ANALISA SANAD DAN DERAJAT HADITS:

Al-Bazzaar berkata: “"لا نعلمه يروى عن عبد الله إلا بهذا الإسناد" / kami tidak mengetahuinya, diriwayatkan dari Abdullah kecuali dengan sanad ini “.

Di dalam sanad terdapat “ Abdul Majiid bin Abu Ruwaad”, dan dia itu termasuk orang-orang yang tidak diterima riwayatnya oleh mereka ketika dia meriwayatkannya sendirian.

Oleh karena itu al-Haafidz al-‘Iraaqi, gurunya al-Haitsamy berkata:

"رجاله رجال الصحيح إلا أن عبد المجيد بن أبي رواد وإن أخرج له مسلم ووثقه ابن معين والنسائي، فقد ضعفه بعضهم"


“ Para perawinya orang-orang sahih kecuali “ Abdul Majiid bin Abu Ruwaad”, meskipun Imam Muslim memakainya, dan di tsiqoh kan oleh Ibnu Ma’iin dan an-Nasaaii, tapi sebagian mereka men dhoif kannya “.

Ini adalah sebuah hasil dari penelusuran dan pengecekan. Dan sungguh dia telah meriwayatkannya sendirian: “ حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ …. dst “. ( هذه مفاهيمنا hal. 87-88 ).

Syeikh Abu Mush'ab, Sayyid bin Khats'amah berkata:

وعبد المجيد أكثر الأئمة على ضعفه قال عنه البخاري: يرى الإرجاء عن أبيه وكان الحميدي يتكلم فيه  [الضعفاء الصغير 1/78] وسئل عنه أبو حاتم: فقال ليس بالقوي  [الجرح والتعديل6/64].

وسئل عنه محمد بن يحيى فقال: ضعيف  [ضعفاء العقيلي 3/96].

وقال ابن حبان: منكر الحديث جدا يقلب الأخبار ويروي المناكير عن المشاهير فاستحق الترك  [المجروحين2/161].


Dan Abd al-Majid ini mayoritas para imam menganggapnya dha'if. Al-Bukhari berkata tentang dia: " Dia beraqidah murji'ah dari ayahnya ". Dan al-Humaidi membicarakan tentang dia  [Ad-Du'afa' al- Saghir 1/78].

Abu Hatim ditanya tentang dia: Dia berkata, “Dia tidak kuat.”  [Al-Jarh wa'l-Ta'deel 6/64]

Muhammad bin Yahya ditanya tentang dia dan dia berkata: Lemah  [Du`afa Al-Uqaili 3/96].

Ibnu Hibban berkata: Hadits nya sangat munkar sekali, ia memutarbalikkan kabar-kabar dan meriwayatkan kemungkaran dari orang-orang yang masyhur, maka ia layak untuk ditinggalkan  [Al-Majrouhin 2/161]. ( Selesai Kutipan dari Abu Mush'ab )

Adapun hadist yang bagian awal – yakni:

إنَّ للهِ مَلائِكةً سَيّاحِيْنَ يُبَلِّغُوْنِي عَنْ أُمَّتِي السَّلامَ -

“Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berjalan-jalan di bumi, yang akan menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”

Maka kalau yang ini saja jelas hadits yang sahih dan mahfudz, dari hadits riwayat Sufyan dari Abdullah bin as-Saaib …. Dan semua para perawinya telah sepakat meriwayatkannya dari Sufyan hanya sebatas lafadz ini.

Kemudian datang Abdul Majiid bin Abu Ruwaad sendirian meriwayatkannya dgn tambahan:

“ حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ …. dst “


Maka jelaslah tambahan ini dhoif, sesuai dengan hasil penelitian. (هذه مفاهيمنا hal. 88)

Syeikh Abu Mush'ab, Sayyid bin Khats'amah berkata:

والثقات من أصحاب سفيان الثوري رووا هذا الحديث بالفقرة الأولى دون قوله “حياتي خير لكم “إلى آخر الحديث وقد خالفهم عبد المجيد فرواه بهذا اللفظ


Para perawi tsiqoot dari para sahabat Sufyan al-Tsawri hanya meriwayatkan paragraf pertama hadits ini tanpa mengatakan "Hidupku lebih baik untuk kalian " sampai akhir hadits, dan hanya Abd al-Majid sendirian yang menyelisihi mereka, lalu dia meriwayatkan dengan kata-kata ini.

Syeikh al-Albaany berkata dalam kitab As-Silsilah adl-Dlo’iifah 2/406:

وجملة القول أن الحديث ضعيف بجميع طرقه، وخيرها حديث بكر بن عبد الله المزني وهو مرسل، وشرها حديث أنس بطريقيه، وهما موضوعان، ويعني بذلك:


" تُعْرَضُ عَليَّ أعْمَالُكُم كُلَّ اثْنَيْنِ وَخَمِيْسٍ أوْ كُلَّ خَمِيْسٍ".


Secara globalnya: bahwa hadits ini semua jalur-jalurnya lemah. Sementara sanad yang terbaik dari jalur-jalur tsb adalah hadits Bakr bin Abdullah al-Muzany, tapi sanadnya Mursal.

Dan Yang terburuk nya adalah hadits Anas dengan kedua sanadnya, kedua duanya Palsu, yakni perkataan:

“ Diperlihatkan pada ku amalan-amalan kalian pada hari Senin dan Kamis atau pada setiap hari Kamis “.

BANTAHAN KEEMPAT: PERKATAAN PARA ULAMA:

PERKATAAN SYEIKH ABU MUSH'AB SAYYID BIN KHAYTSAMAH

Beliau setelah mentakhrij hadist diatas dan menyatakannya sebagai hadits munkar, lalu beliau berkata:

" والنبي صلى الله عليه وسلم لا يعلم أعمال أمته بعد موته. في الحديث السابق الغير صحيح “تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ” وهذا معارض لكتاب الله جل وعلا. والأحاديث الصحيحة الثابتة عن النبي صلى الله عليه سلم الدالة على أن النبي صلى الله عليه وسلم لا يعلم أعمال أمته بعد موته.

قال تعالى عن عيسى – عليه الصلاة والسلام: {وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ} المائدة آية (117)


والذي يدل على نكارة الحديث ما جاء في الصحيحين وغيرهما عن ابن عباس رضي الله عنهما قال عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَامَ فِينَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ فَقَالَ « إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً ( كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ) الآيَةَ ، وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلاَئِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ ، وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِى ، فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ. فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُصَيْحَابِى. فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ. فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ ( وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ) إِلَى قَوْلِهِ ( الْحَكِيمُ ) قَالَ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ«


هو متفق عليه: أخرجه البخاري في التفسير (4259)  ومسلم في الجنة وصفة نعيمها(5104) والحديث رواه جمع من الصحابة في الصحيحين والسنن والمسانيد وغير ذلك ".


Dan Nabi SAW tidak mengetahu perbuatan umatnya setelah beliau wafat. Dalam hadits yang tidak shahih sebelumnya, “Perbuatan-perbuatan kalian akan diperlihatkan kepadaku,” ini bertentangan dengan Firman Allah SWT.

Dan hadits-hadits shahih yang terbukti dari Nabi SAW menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak mengetahui perbuatan umatnya setelah wafat nya.

Allah Yang Mahakuasa berfirman tentang Isa 'alaihis salaam:

{ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ}


" Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku  [masih hidup] berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku. Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan jika Engkau meng¬ampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."  [QS. Al-Maidah: 117].

Yang menunjukkan adanya nakaaroh dalam lafadz hadits adalah hadits yang ada dalam dua kitab Shahih  [Bukhori dan Muslim] dan lainnya.

Dari Ibnu Abbas RA berkata:

قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا بِمَوْعِظَةٍ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تُحْشَرُونَ إِلَى اللَّهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا { كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ } أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام أَلَا وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ { وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ } قَالَ فَيُقَالُ لِي إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ


Rasulullah SAW berdiri berkhutbah menyampaikan suatu nasehat ditengah-tengah kami, beliau bersabda:

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kulup '{ Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya }' (Al Anbiyaa`: 104)

Ingat lah, sesungguhnya makhluk pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim 'alaihis salaam.
Ingatlah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri, aku berkata: 'Wahai Rabb, sahabat-sahabatku.'

Dikatakan: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka buat-buat sepeninggalmu.'

Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih:

{ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ }


{ 'Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu. Jika Engkau siksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hambaMu.' (Al Maa`idah: 117-118)

Lalu dijawab: Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka."

 [Hadits Muttafaq alaihi: Al-Bukhari no. (4259) dan Muslim no. (5104), dan hadits ini diriwayatkan oleh sejumlah para sahabat dalam Bukhori, Muslim, kitab-kitab Sunan, kitab-kitab Musnad., dan lainnya].  [Selesai kutipan dari Syeikh Abu Mush'ab]

 [Sumber: موقع منهاج السنة النبوية للشيخ أبي مصعب سيد بن خيثمة / درجة حديث رقم (71)].

PERKATAAN SYEIKH BIN BAAZ rahimhullah:

Beliau berkata tentang hadits “ حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ …. dst “:

" Ini adalah hadits lemah, sanadnya mursal dari Nabi SAW. Meskipun ada jalur riwayat yang lain, namun di dalam sanadnya terdapat seseorang yang di sebut: Abd al-Majid bin Abi Rawad, dia itu lemah menurut para ulama. Maksudnya hadits ini lemah dan tidak terbukti kebenarannya. Justru yang benar adalah hadits yang menganjurkan agar kita senantiasa bersholawat untuk Nabi SAW.

Beliau SAW bersabda:

 إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَام ، وَفِيهِ قُبِضَ ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ -أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ- قَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى الأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلام


“Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Juma’t, pada hari itu Adam alaihissalaam diciptakan dan pada hari itu diwafatkan, pada hari itu ditiupkan ruh (dibangkitkan) dan diwafatkan kembali, perbanyaklah shalawat kepadaku (pada hari Jumat) sesungguh shalawatmu di sampaikan kepadaku ".

Kemudian para sahabat berkata: “Ya Rasulullah bagaimana shalawatmu disampaikan kepadamu, padahal engkau sudah berkalang tanah?”

Lalu beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.“

(HR. Abu Daud, Nasa’i, Ibn Majah, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Dan dalam hadits yang lain:

(( إنَّ للَّهِ ملائِكةً سيَّاحينَ في الأرضِ يبلِّغوني عن أمَّتيَ السَّلامَ ))


“Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berjalan-jalan di bumi, yang akan menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”

HR. Nasa’i, 1282. Dan dishohehkan oleh Al-Bany di Shoheh At-Targib, 1664.

Maka ini khusus berkaitan dengan sholawat dan salam kepada Nabi SAW. Jadi hanya itu yang sampai kepada beliau SAW.

Dan di perkuat lagi dengan hadits lain:

((ما من أحدٍ يسلِّمُ عليَّ إلَّا ردَّ اللَّهُ عليَّ روحي حتَّى أردَّ عليْهِ السَّلامَ))


“ Tiada seseorang yang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku hingga aku dapat menjawab salamnya”.

(HR. abu Dawud No. 2041 dan Imam Ahmad No. 10815. Di hasankan sanadnya oleh Syeikh al-Baani dlam kitabnya “التوسل” hal. 60 dan Shahih Abu Daud No. 2041).

Semua riwayat diatas yang datang dari Nabi SAW hanya berkaitan dengan bacaan sholawat dan hanya jawaban salam dari Nabi SAW terhadap orang mukmin yang mengucapkan salam kepadanya.

Dan hanya terjadi pada diri Nabi SAW.

Adapun para manusia ( selain Nabi SAW ) maka menurut sepengetahuan kami tidak ada dalil yang menunjukkan kepada makna ini.

Jika dikatakan: ada orang yang berpendapat bahwa orang mati itu bisa mendengar dan bisa menjawab. Dan ada pula yang berpendapat sebaliknya. Maka yang benar jawabannya: jangan di katakan bahwa perkataan “ orang mati tidak bisa mendengar “ itu harus ada dalilnya, akan tetapi yang benar adalah: “ pada asalnya orang mati itu tidak bisa mendengar apa-apa “. Inilah asal yang benar. Seperti yang Allah swt firmankan:

{ إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى }  [النمل: 80]


“ Sesungguhnya kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang mati mendengar “. ( QS. An-Naml: 80 )

Dan firman lainnya:


{ وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ }  [فاطر: 22]

“ Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar “. ( QS. Faathir: 22 )

Maka mayit itu pada asalnya tidak bisa mendengar apa-apa, kecuali jika ada nash atau dalil yang menunjukkan bahwa mayit bisa mendengar, contohnya:

Nash atau dalil yang menyebutkan bahwa mayit mendengar suara sandal para pengiring jenazah di pemakaman di saat mereka beranjak meninggalkannya. Maka yang ini telah datang nash khusus, dan si mayit akan mendengar pertanyaan, yaitu pertanyaan malaikat ketika bertanya kepada si mayit: siapa Robb mu, apa agama mu dst.. Maka yang ini ada nash nya. Yaitu:

Dari Anas bin Malik berkata: Nabi Allah SAW bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ


"Sesungguhnya hamba bila telah diletakkan dikuburnya dan teman-temannya telah meninggalkannya, ia mendengar derap sandal mereka."  [HR. Bukhori no. 1374 dan Muslim no. 2870].

Begitu pula nash yang berkaitan dengan Nabi SAW berbicara kepada mayat-mayat kaum musyrikin yang terbunuh dalam perang Badar. Yang ini juga jelas ada nash nya.

Dari Anas bin Malik RA meriwaytakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَرَكَ قَتْلَى بَدْرٍ ثَلاَثًا ثُمَّ أَتَاهُمْ فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ ‏"‏ يَا أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ يَا أُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ يَا عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ يَا شَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ أَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّي قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي رَبِّي حَقًّا ‏"‏ ‏.‏ فَسَمِعَ عُمَرُ قَوْلَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَسْمَعُوا وَأَنَّى يُجِيبُوا وَقَدْ جَيَّفُوا قَالَ ‏"‏ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لاَ يَقْدِرُونَ أَنْ يُجِيبُوا ‏"‏ ‏.‏ ثُمَّ أَمَرَ بِهِمْ فَسُحِبُوا فَأُلْقُوا فِي قَلِيبِ بَدْرٍ


bahwa Rasulullah (semoga damai besertanya) membiarkan mayat orang-orang kafir yang berperang di Badar (tidak dikubur) selama tiga hari.

Dia kemudian datang kepada mereka dan berdiri dihadapan mereka dan memanggil mereka dan berkata:

" Wahai Abu Jahal bin Hisyam, wahai Umayyah bin Khalaf, wahai 'Utbah bin Rabi'ah, wahai Syaybah bin Rabi'ah !!! apakah kalian tidak menemukan kebenaran yang dijanjikan Tuhan kalian kepada kalian ? Adapun aku, aku telah menemukan janji-janji Tuhan ku itu benar".

Umar mendengarkan kata-kata Rasulullah SAW maka dia berkata:

Wahai Rosulullah, bagaimana mereka bisa mendengarkan dan mana mungkin mereka bisa menjawab? Mereka sudah mati dan tubuh mereka telah membusuk ".

Kemudian Beliau SAW berkata:

" Demi Dzat yang hidupku ada di tangan-Nya, apa yang aku katakan kepada mereka, kalian tidaklah lebih dapat mendengar daripada mereka, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjawab ".  [HR. Muslim no. 7403].

Dalam hal ini apa-apa yang ada nash atau dalilnya, maka kami menetapkannya. Dan yang tidak ada nashnya, maka kami pun tidak menetapkannya, karena pada asalnya mayit itu tidak bisa mendengar, serta tidak mengetahui tentang keadaan-keadaan yang ada di dunia.

Oleh sebab itu kelak di hari kiamat datang sebagian para sahabat Nabi SAW ke Telaga, lalu mereka di usir, maka Nabi SAW berkata:

“ sahabatku sahabatku, umatku umatku “.

Lalu dikatakan kepada Nabi SAW:

"Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu”.

Nash ini Seperti yang terdapat dalam ash-Shohihain:

 [لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ الْحَوْضَ رِجَالٌ مِمَّنْ صَاحَبَنِي ، حَتَّى إِذَا رَأَيْتُهُمْ وَرُفِعُوا إِلَيَّ اخْتُلِجُوا دُونِي ، فَلَأَقُولَنَّ: أَيْ رَبِّ أُصَيْحَابِي أُصَيْحَابِي ، فَلَيُقَالَنَّ لِي: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ ".


“ Maka pasti akan ada beberapa orang sahabatku akan menghampiriku di telaga, hingga setelah kalian melihat nya dan mereka mendekatiku, tiba-tiba mereka dijauhkan dariku, maka aku berkata: “Ya Tuhanku, sahabat-sahabat kecilku”.

Maka dikatakan kepadaku: “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu”  [HR. Bukhori no. 6211 dan Muslim no. 2304].

Hadits Telaga ini juga menunjukan tidak shahih nya hadits yang menyatakan bahwa amalan-amalan mereka akan diperlihatkan kepada Nabi SAW.

Dan Jika Nabi SAW saja tidak mengetahui amalan-amalan manusia, maka apalagi orang selain Nabi SAW, jelas lebih tidak tahu lagi. Orang yang sudah mati itu terputus panca indera nya, terputus amalan-amalannya dan tidak mengetahui tentang keadaan manusia yang masih hidup.

Akan tetapi terkadang datang dalam mimpi ruh-ruh saling bertemu, yaitu di saat kaum muslimin bermimpi melihatnya.

Terkadang ruh-ruh mayit saling bertemu dan saling bicara tentang sesuatu sesama yang ruh mayit lainnya. Yang demikian itu terkadang terjadi dalam mimpi. Wallaahu jalla w ‘alaa a’lam ( selesai perkataan syeikh Bin Baaz )


BANTAHAN KE LIMA: HADITS LAIN YANG MIRIP:

Ada hadits lain yang mirip hadits  [حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ وَمَمَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ] tapi beda rinciannya, yaitu hadits shahih yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu dari Nabi SAW, beliau bersabda:
 

(( إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ رَحْمَةَ أُمَّةٍ مِنْ عِبَادِهِ ، قَبَضَ نَبِيَّهَا قَبْلَهَا ، فَجَعَلَهُ لَهَا فَرَطًا وَسَلَفًا بَيْنَ يَدَيْهَا ، وَإِذَا أَرَادَ هَلَكَةَ أُمَّةٍ ، عَذَّبَهَا وَنَبِيُّهَا حَيٌّ ، فَأَهْلَكَهَا وَهُوَ يَنْظُرُ ، فَأَقَرَّ عَيْنَهُ بِهَلَكَتِهَا حِينَ كَذَّبُوهُ وَعَصَوْا أَمْرَهُ ))


"Jikalau Allah menghendaki kerahmatan kepada sesuatu umat dari hamba-hambanya, maka Allah mencabut nyawa Nabinya terlebih dahulu sebelum umatnya, lalu dijadikanlah Nabi tadi sebagai pendahulu  [sebagai perintis kebaikan dalam menyiapkan kemaslahatan-kemaslahatan umat nya] serta pemuka bagi kaumnya  [yakni merupakan tabungan pahala yang akan dibalas dengan adanya kesabaran atas kematiannya itu].

Tapi jikalau Allah menghendaki kebinasaan kepada sesuatu umat, maka Allah swt meng adzab umat itu selagi Nabi mereka masih hidup. Maka Allah binasakan umat itu dalam keadaan Nabi mereka memandanginya, maka turunnya adzab yang membinasakan umatnya itu menjadi pelipur lara hati Nabi-nya yang disebabkan oleh kaumnya yang telah mendustakan serta bermaksiat padanya." ( HR. Muslim no. 2288 )

Allah swt berfirman:

{وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ}


" Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untuk kalian, lalu Kami selamatkan kalian dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya, sedangkan kalian sendiri menyaksikan". (Al-Baqarah: 50)

Dan berfirman:

{ قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ * وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ } (التوبة: 14-15)


“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 14-15).

Makna sabda Nabi saw:

(( إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ رَحْمَةَ أُمَّةٍ مِنْ عِبَادِهِ ))


"Jikalau Allah menghendaki kerahmatan kepada sesuatu umat dari hamba-hambanya “

Yakni: Bahwa umat-umat terdahulu yang Allah swt binasakan itu terjadi sebelum nabinya wafat. Seperti yang terjadi pada umat Nabi Nuh, Allah swt menyuruh Nabi Nuh dan otang-orang yang beriman bersamanya agar naik ke atas perahu, kemudian setelah itu Allah tenggelamkan sisanya.

Begitu juga ketika Allah swt menghancurkan kaum Hud, kaum Sholeh dan Kaum Luth. Maka Allah swt selamatkan yang pertama kali adalah para Nabinya, lalu Allah swt binasakan kaumnya, sementara para Nabinya tetap dalam keadaan hidup.

Dan yang dimaksud sabda Nabi saw: “ Jika Allah swt menghendaki rahmat bagi suatu umat maka Allah dahulukan Nabinya wafat mendahului kaumnya “. Itu bukan berarti wafat Nabinya mendahului semua individu umatnya, akan tetapi maksudnya adalah umatnya tidak lenyap secara total alias tidak ada yang tersisa sebelum wafat Nabinya.

Dan adapun secara individu maka terkadang ada sebagian individu yang wafat mendahului Nabinya seperti yang terjadi pada sebagian sahabat-sahabat Nabi saw diantaranya ‘Utsman bin Madz’un dan lainnya.  

Prof. DR. Kholid Utsman al-Sabat dalam mensyarahi hadits diatas ini beliau berkata:

قال: قبض نبيها قبلها فجعله لها فرَطًا يعني: متقدمًا، وأصل الفَرَط يقال في الذي يتقدم إلى الحياض، يعني: يتقدم الناس، ويتقدم المسافرين إلى حياض الماء، من أجل أن يصلح لهم الدلاء، ويصلح لهم الحياض، حتى إذا وصلوا إليها وجدوها مهيأة، فإذا سبقهم نبيهم يكون فرَطًا لهم بهذا الاعتبار.

قال: وسلفًا بين يديها، فيَرِدُون عليه ﷺ بعد ذلك الحوض، والنبي ﷺ قال للأنصار: إنكم ستلقون بعدي أثرة

(رواه البخاري 4330 ومسلم 1061) ، يعني: استئثارًا بالمال والدنيا، فاصبروا حتى تلقوني على الحوض ( رواه مسلم 247 ) ، وأخبر ﷺ أن أمته تَرِدُ حوضه ﷺ، وأنه يعرفهم


Kata-kata Nabi saw: “ Allah mencabut nyawa Nabinya terlebih dahulu sebelum umatnya, lalu dijadikanlah Nabi nya itu sebagai ( فَرَطًا ) yakni yang mendahului.

Dan asal makna kata al-farth ( الفرط ) ditujukan kepada seseorang yang datang lebih dahulu ke telaga-telaga, yakni dia mendahului orang-orang atau dia datang lebih dahulu dari pada para musafiriin ke telaga-telaga air dalam rangka menyiapkan untuk mereka ember-ember dan menata serta merapihkan telaga-telaga tadi, agar di saat mereka datang dalam kondisi sudah benar-benar siap pakai.

Maka dengan demikian jika Nabi saw wafat mendahului para sahabatnya dan umatnya berarti beliau menyiapkan telaga air untuk mereka.

Dan kata-kata:  [وسلفًا بين يديها] pemuka bagi umatnya, yakni mereka nanti akan mendatangi Nabi SAW di telaga.

Dan Nabi SAW pernah bersabda kepada kaum Anshor:

 [إنكم ستلقون بعدي أثرة]

sungguh kalian akan menjumpai atsaroh

( yakni: orang-orang yang mementingkan harta dan dunia )

 [فاصبروا حتى تلقوني على الحوض]

maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di telaga.

Dalam hadits ini Nabi SAW mengkhabarkan bahwa umatnya akan mendatangi nya ditelaga nya”. (Sampai disini perkataan Prof. DR. Khalid as-Sabat )

Imam Bukhory dalam shahihnya ( 6097 ) meriwayatkan dari Sahal bin Sa'd mengatakan, Nabi SAW bersabda:

((إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ))


" Sesungguhnya Aku  [فرطكم] mendahului kalian mendatangi telaga, siapa yang menuju telagaku akan minum, dan siapa yang meminumnya tak akan haus selama-lamanya, sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi."

Dan Imam Bukhory meriwayatkan pula dari dari Abu Hurairah bahwasanya ia menceritakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

(( يَرِدُ عَلَيَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَهْطٌ مِنْ أَصْحَابِي فَيُحَلَّئُونَ عَنْ الْحَوْضِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيَقُولُ إِنَّكَ لَا عِلْمَ لَكَ بِمَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ إِنَّهُمْ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ الْقَهْقَرَى ))


"Pada hari kiamat beberapa orang sahabatku mendatangiku, kemudian mereka disingkirkan dari telaga, maka aku katakan; 'ya rabbi, (mereka) sahabatku! ' Allah menjawab; 'Kamu tak mempunyai pengetahuan tentang yang mereka kerjakan sepeninggalmu. Mereka melakukan kemurtadan berbalik ke belakang lagi ".

AL-HAMDULILLAH.

Posting Komentar

0 Komentar