MENGERASKAN SUARA BACA " 'AUDZU BILLAH " & "BISMILLAH" SAAT HENDAK BACA SURAT SETELAH AL-FATIHAH KETIKA SHALAT TARAWEH

 Di tulis oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

*****

بسم الله الرحمن الرحيم

 
=====

MENGERASKAN SUARA BACA AL-ISTIAADZAH DAN BASMALAH 
SAAT HENDAK BACA SURAT SETELAH AL-FATIHAH 
KETIKA SHALAT TARAWIIH 

Di antara syiar-syiar sholat Tarawih di masa para Salaf diantaranya adalah:

Mengeraskan suara baca : '" A'udzu billaahi minasy Syaithoonir Rojiim" dan baca "Bismillahir Rahamaanir Rahiim" saat hendak baca surat al-Quran setelah baca al-Fatihah ketika shalat tarawih di bulan Ramadhan .

Diantara atsar dari para Salaaf adalah para imam dalam shalat Tarawih ketika mereka selesai membaca Al-Fatihah, dan mereka hendak mulai membaca surah dari Al-Qur'an, maka mereka terlebih dahulu membaca " A'udzu billaahi minasy Syaithoon.... " dengan meninggikan suara mereka dengan bacaan itu, sementara para makmum mendengarkannya.

Amalan ini khusus untuk shalat Tarawih di bulan Ramadhan, sebagaimana diketahui bahwa membaca " A'udzu billaahi minasy Syaithoonir Rojiim.... " biasanya pada awal mulai shalat setelah takbirotul ihraam dan doa al-Istiftaah.

Namun yang baru dalam shalat tarawih di masa salaf adalah membaca " A'udzu billaahi minasy Syaithoon " setelah membaca Al-Fatihah dan sebelum membaca surat dari Al-Qur’an dengan suara keras.

Dan ini adalah khusus untuk shalat Tarawih di bulan Ramadhan pada masa itu:

BERIKUT INI ATSAR-ATSAR PARA TABI'IIN TENTANG HAL ITU:

ATSAR KE 1:

Ibnu Syihaab az-Zuhri (wafat thn 123 atau 124 H), semoga Allah merahmatinya, berkata:

"مَا زَالَ الْقُرَّاءُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يُصَلُّونَ إِذَا خَتَمُوا أُمَّ الْقُرْآنِ يَسْتَعِيذُونَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَيَرْفَعُونَ أَصْوَاتَهُمْ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ: نَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ"

Para Qoori masih terbiasa di bulan Ramadhan ketika mereka shalat jika mereka selesai baca al-Faatihah, mereka ber isti'aadzah [memohon perlindungan] kepada Allah dari Syaitan, maka mereka meninggikan suara di setiap rakaat dengan mengucapkan:

" نَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ".

Kami berlindung kepada Engkau dari syeithan yang terkutuk, karena sesungguhnya Engkau adalah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Maha Suci Engkau, Tuhan semesta alam, bismillahir rahmaanir rohiim

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi (wafat 294 H)]

ATSAR KE 2:

Abu Az-Zanaad Abdullah bin Dzakwan (w. 130 H) berkata:

 ((أَدْرَكْتُ الْقُرَّاءَ إِذَا قَرَءُوا فِي رَمَضَانَ يَتَعَوَّذُونَ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ يَقْرَءُونَ)). وَكَانَ إِذَا قَامَ فِي رَمَضَانَ يَتَعَوَّذُ حَتَّى لَقِيَ اللَّهَ لَا يَدَعُ ذَلِكَ. وَكَانَ قُرَّاءُ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ لَا يَدَعُونَ التَّعَوُّذَ فِي رَمَضَانَ.

((Saya menjumpai para qoori jika mereka selesai membaca [al-Faatihah] di bulan Ramadhan, maka mereka mengucapkan:

أَعُوَّذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"Aku berlindung kepada Allah - Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui - dari Syaithan yang terkutuk "

Lalu mereka membaca surat".

Dan dia [Abu Az-Zanaad] ketika shalat di bulan Ramadhan maka dia senantiasa baca Ta'awwudz [memohon perlindungan], dan dia tidak pernah meninggalkan bacaan itu hingga dia wafat.

Dan dulu para qari Umar bin Abd al-Aziz tidak pernah meninggalkan bacaan Ta'awwudz [memohon perlindungan] di bulan Ramadhan.

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]

ATSAR KE 3:

Abaan bin Taghlab Al-Juzairi (w. 141 H) berkata:

كَانُوا إِذَا حَضَرَ شَهْرُ رَمَضَانَ يَقُولُونَ: ((اللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لَنَا, وَسَلِّمْ مِنَّا شَهْرَ رَمَضَانَ وَتَقَبَّلْهُ مِنَّا)) وَرَأَيْتُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ إِذَا فَرَغُوا مِنْ أُمِّ الْقُرْآنِ {وَلَا الضَّالِّينَ}. وَذَلِكَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ يَقُولُونَ: رَبَّنَا إِنَّا نَعُوذُ بِكَ، فَذَكَرَهُ"

Mereka ketika bulan Ramadhan tiba, mengucapkan:

((اللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لَنَا ، وَسَلِّمْ مِنَّا شَهْرَ رَمَضَانَ وَتَقَبَّلْهُ مِنَّا))

Artinya: “Ya Allah, antarkanlah kami hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepada kami, dan terimalah amal-amal kami di bulan Ramadhan.”

Dan aku melihat penduduk Madinah, ketika mereka telah selesai baca Ummu Al-Qur'an, { وَلَا الضَّالِّينَ } - pada bulan Ramadhan -, mereka mengucapkan

{ رَبَّنَا إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ }

dan seterusnya.

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]

ATSAR KE 4:

Ibnu Wahb (w. 197 H) berkata:

سَأَلْتُ مَالِكًا ، قُلْتُ: أَيَتَعَوَّذُ الْقَارِي فِي النَّافِلَةِ؟ قَالَ:" نَعَمْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ يَتَعَوَّذُ فِي كُلِّ سُورَةٍ يَقْرَأُ بِهَا, يَقُولُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، قِيلَ لَهُ: يَجْهَرُ بِذَلِكَ؟ قَالَ: نَعَمْ ، قُلْتُ: وَيَجْهَرُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ؟ فَقَالَ لِي: نَعَمْ"

Saya bertanya kepada Malik, dan saya berkata: Apakah seorang Qori membaca al-isti'adah [meminta perlindungan kepada Allah] ketika melakukan shalat sunnah Tarawih ? Dia berkata: "Ya, di bulan Ramadhan, dia membaca Ta'awwudz di setiap surah yang dia baca yaitu dengan mengatakan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Aku berlindung kepada Allah dari Syaithan yang terkutuk.

Ditanyakan kepadanya: Apakah dia melakukan dengan mengerasaskan suara ?

Dia jawab: Ya.

Lalu saya bertanya lagi: Dan apakah mengeraskan pula suara dalam shalat Tarawih di bulan Ramadhan ketika membaca:

بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Artinya: Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha pengasih, lagi Maha Penyayang

Beliau menjawab: Iya.

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]

ATSAR KE 5:

Dan dari Ibnu al-Qaasim (w. 191 H), semoga Allah merahmatinya:

سُئِلَ مَالِكٌ عَنِ الْقِرَاءَةِ إِذَا كَبَّرَ الْإِمَامُ افْتَتَحَ بِأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ, قَالَ: ((لَا أَعْلَمُهُ يَكُونُ إِلَّا فِي رَمَضَانَ فَإِنَّ قُرَّاءَنَا يَفْعَلُونَ ذَلِكَ وَهُوَ مِنَ الْأَمْرِ الْقَدِيمِ))

 وَكَانَ إِسْحَاقُ ((يَرَى أَنْ يَجْهَرَ الْإِمَامُ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ فِي كُلِّ سُورَةٍ))

Malik ditanya tentang bacaan Imam ketika telah selesai bertakbiir dia memulainya dengan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Aku berlindung kepada Allah dari Syaithan yang terkutuk

Malik menjawab: Saya tidak tahu, dan setahuku bahwa itu tidak pernah terjadi kecuali di bulan Ramadhan, karena para qoori kami melakukan itu, dan itu dari masalah lama.”

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]

Dan Ishak berpendapat: bahwa imam harus mengeraskan suara bacaan: bismillahir rahmaanir rahiim pada malam Ramadhan di setiap surat.

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]

ATSAR KE 6:

Dihikayatkan dari Ibnu al-Mubarak (w. 181 H):

أَنَّهُ كَانَ يَرَى ذَلِكَ, وَكَانَ يَقُولُ: ((مَنْ تَرَكَ قِرَاءَةَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِيمَا بَيْنَ السُّوَرِ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ فَقَدَ مِنَ الْقُرْآنِ مِائَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ آيَةً وَلَا يَكُونُ خَتَمَ الْقُرْآنَ))

Bahwa dia berpendapat sama seperti itu, dan dulu dia berkata: ((Barang siapa yang meninggalkan bacaan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ di antara surat-surat di bulan Ramadhan, maka dia telah kehilangan 113 ayat. Dan dia tidak dianggap telah mengkhatam kan Al-Qur'an".

[Lihat مختصر قيام الليل وقيام رمضان وكتاب الوتر 1/235 karya Muhammad bin Nasher al-Marwazi]