Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

RITUAL SYIRIK BERKEMAS AGAMA DALAM SESAJI DAN PERSEMBAHAN HEWAN KURBAN KEPADA JIN PENGUASA LAUT

RITUAL SYIRIK BERKEMAS AGAMA DALAM SESAJI DAN PERSEMBAHAN HEWAN KURBAN KEPADA JIN PENGUASA LAUT

Di Susun Oleh : Abu Haitsam Fakhry

GRUP KAJIAN NIDA AL-ISLAM

---

-----

DAFTAR ISI :

  • PENDAHULUAN
  • DOSA MENGEMAS KEMUNGKARAN DENGAN NAMA YANG TERKESAN HALAL, SYAR'I DAN ISLAMI  :
  • PARA PENDUSTA PENGEMAS KEMUNGKARAN DENGAN AGAMA KELAK ANTAR MEREKA SALING MENGUTUK. DAN MEREKA MUSTAHIL MASUK SYURGA KECUALI JIKA ADA ONTA BISA MASUK LUBANG JARUM .
  • HUKUM SESAJIAN , SAJEN ATAU JAMUAN MAKHLUK HALUS :
  • HUKUM PERSEMBAHAN HEWAN KURBAN KEPADA SELAIN ALLAH :
  • TAMBAHAN DALIL TENTANG HUKUM HEWAN SEMBELIHAN :
  • HAKIKAT PENGUASA LAUT YANG DIPERSEMBAHKAN PADANYA SESAJI DAN KURBAN
  • PENGUASA LAUT DAN RITUALNYA DALAM MITOLOGY UMAT DAHULU DAN SEKARANG :
  • PERTAMA : PENGUASA SUNGAI NIL DAN RITUALNYA Dalam Metology MESIR KUNO.
  • KEDUA : PENGUASA LAUT DAN RITUALNYA Dalam mitologi YUNANI :
  • KETIGA : MITOLOGY PENGUASA LAUT DI NUSANTARA DAN RITUALNYA :
  1. CONTOH KE 1 : MITODOLOGY PENGUASA LAUT SELATAN DAN RITUANYA
  2. CONTOH KE 2 : MITOLOGY PENGUASA LAUT DI PANTAI JARING HALUS , KAB. LANGKAT. 
  3. CONTOH MANTRA PAWANG RUATAN LAUT :
  4. CONTOH KE 3 : MITOLOGY DEWA LAUT DI BAGANSIAPI-API , KAB. ROKAN HILIR , RIAU .
  • BAGAIMANA HUKUM MENGAHDIRI ACARA RUATAN PENGUASA LAUT ?
  • LARANGAN UCAPAN : " DEMI ALLAH DEMI ROSULULLAH ". SERTA UCAPAN : " JIKA ALLAH BERKEHENDAK DAN JUGA ENGKAU YA ROSULULLAH ".
  • MARI KITA RENUNGKAN SEBAGIAN FIRMAN ALLAH SWT BERIKUT INI !
  1. PERTAMA : Ayat-ayat ancaman neraka Jahannam bagi orang yang tidak menggunakan akal pikirannya , matanya dan telingannya untuk mempelajari dan mengamati , mana yang hak dan mana yang batil ?.
  2. KEDUA : Dalam berdoa kepada Allah SWT hanya diperbolehkan dengan menyeru dan menyebut  Allah atau nama-nama-Nya yang maha indah ( Asmaaul-Husna ) .
  3. KETIGA : Sesembahan-sesembahan yang mereka seru dan mereka panggil-panggil saat berdoa termasuk para jin penguasa laut, sebenarnya mereka itu sangat lemah dan tidak punya kemampuan apa-apa , hanya prasangka manusia saja yang membesar-besarkannya
  4. KEEMPAT : Resiko Ketika Hati Manusia sudah keras , buta dan berpaling dari syariat Allah :

===*****===

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

*****

PENDAHULUAN

Di tengah kaum muslimin ada sebagian dari mereka yang senantiasa melakukan ritual tahunan yang di dalamnya terdapat ritual persembahan kurban kepala kerbau dan sesaji untuk jin penguasa laut, penguasa gunung, penguasa lembah dan lain-nya. Lalu oleh mereka di balut dengan istilah Sedekah Laut, Jamuan Laut, Ritus Bahari, Sedekah Bumi, Syukuran dan Selamatan

Dan yang lebih memprihatin lagi adalah adanya keterlibatan sebagian para tokoh agama seperti kyai dan ustadz dalam ritual tersebut , sehingga membuat orang-orang awam semakin yakin bahwa ritual tersebut sejalan dengan syariat Islam.

Bahkan dalam bacaan mantra-mantranya pun tersisipkan pula kalimat-kalimat yang memberikan kesan bahwa ritual tersebut benar-benar sesuai dengan syariat Islam , padahal dalam kandungannya itu sarat dengan ungkapan kata-kata syirik menyekutukan Allah dengan para makhluk ghaib penguasa lautan .

*****

DOSA MENGEMAS KEMUNGKARAN DENGAN NAMA YANG TERKESAN HALAL, SYAR'I DAN ISLAMI  :

Membalut perbuatan mungkar atau syirik dan mengemasnya dengan nama-nama dan istilah-istilah yang nampak Syar'i dan Islami yang bisa mengelabui umat Islam, sehingga mereka mengira bahwa perbuatan tersebut bukanlah sebuah kesyirikan dan kemungkaran, maka yang demikian itu pada hakikatnya adalah sama saja dengan membuat-buat kebohongan dengan mengatas namakan Allah dan Agama-Nya .

Dosa membuat  kebohongan dengan mengatas namakan Allah, dosanya sama dengan dosa mendustakan ayat-ayat Allah dan mendustakan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad .

-----

DALIL-DALILNYA :

Banyak sekali dalil -dalil yang menunjukkan bahwa berdusta dengan mengatas namakan itu sama dengan dengan mendustkan agama , bahkan lebih besar dari nya , diantaranya adalah sebagai berikut :

KE 1 : Allah SWT berfirman :

﴿وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim [QS. Hud : 18].

KE 2 : Allah SWT berfiraman :

﴿فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ ۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ ۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ﴾

Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya?

Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya.

Mereka (para malaikat) berkata, “Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?”

Mereka (orang musyrik) menjawab, “Semuanya telah lenyap dari kami.”

Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir. (QS. Al-A’raf: 37)

KE 3 : Allah SWT berfirman :

﴿وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ

Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata : “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.”

(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.”

Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. [ QS. Al-'An'am : 93]

KE 4 : Imam Bukhari telah menyebutkan dalam kitab Shahih-nya dalam Bab :

[ بَابُ : مَا جَاءَ فِيمَنْ يَسْتَحِلُّ الْخَمْرَ، وَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ]

Bab : Apa-Apa yang Datang Seputar Orang yang Menghalalkan Khamr dan MENGGANTINYA dengan NAMA LAIN.

Kemudian beliau membawakan hadits sebagai berikut dengan sanad nya :

Dari ‘Abdurrahman bin Ghunm Al-Asy’ary ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Aamir atau Abu Malik Al-Asy’ary : – demi Allah dia ia tidak mendustaiku – bahwa ia telah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

"‏ لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ، يَأْتِيهِمْ ـ يَعْنِي الْفَقِيرَ ـ لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا‏.‏ فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ‏"‏‏

“Akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr, alat musik (al-ma’aazif).

Dan sungguh akan ada beberapa kaum akan mendatangi tempat yang terletak di dekat gunung tinggi . Lalu mereka didatangi orang yang berjalan kaki untuk suatu keperluan.

Lantas mereka berkata : “Kembalilah besok !”. 

Maka pada malam harinya, Allah menimpakan gunung tersebut kepada mereka dan sebagian yang lain dikutuk menjadi kera dan babi hingga hari kiamat” . [HR. Al-Bukhari no. 5268 ].

Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban no. 6754; Ath-Thabrani dalam Al-Kabir no. 3417 dan dalam Musnad Syamiyyin no. 588; Al-Baihaqi 3/272, 10/221; Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Taghliqut-Ta’liq 5/18,19 dan yang lainnya. Hadits ini memiliki banyak penguat.

KE 5 : Dan Allah SWT berfirman :

﴿اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ

" Orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampuradukkan [membalut] iman mereka dengan kedzaliamn, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. [QS. al-'An'aam : 82]

-----

PARA PENDUSTA PENGEMAS KEMUNGKRAN DENGAN AGAMA KELAK ANTAR MEREKA SALING MENGUTUK . 
DAN MEREKA MUSTAHIL MASUK SYURGA KECUALI JIKA ADA UNTA BISA MASUK LUBANG JARUM .

Dalam surat al-A'raaf diantaranya dalam ayat 37 hingga ayat 41 , Allah SWT menjelaskan dengan cukup rinci ancaman bagi orang-orang yang berdusta berbalut agama dengan bawa-bawa nama Allah dan juga bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT , dengan ancaman-ancaman sbb :

A. Syahadat mereka adalah sahadat kekafiran .

B. Kelak antara mereka dan para pengikutnya akan saling mengutuk , meskipun antar mereka adalah masih ada hubungan saudara . 

C. Mereka adalah para penghuni Neraka .

D. PINTU-PINTU LANGIT tidak akan buka untuk mereka dan mereka mustahil akan masuk syurga kecuali jika ada seekor onta bisa masuk ke dalam lobang jarum , dan itu mustahil.

E. Mereka kelak akan di balut dengan tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut api neraka pula.

Allah SWT berfirman :

فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ ۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ ۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ ﴿الأعراف : ۳۷

Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata, “Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?” Mereka (orang musyrik) menjawab, “Semuanya telah lenyap dari kami.” Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir. (QS. Al-A’raf: 37)

قَالَ ادْخُلُوْا فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ فِى النَّارِ ۙ كُلَّمَا دَخَلَتْ اُمَّةٌ لَّعَنَتْ اُخْتَهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا ادَّارَكُوْا فِيْهَا جَمِيْعًا ۙقَالَتْ اُخْرٰىهُمْ لِاُوْلٰىهُمْ رَبَّنَا هٰٓؤُلَاۤءِ اَضَلُّوْنَا فَاٰتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِّنَ النَّارِ ە ۗ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَعْلَمُوْنَ ﴿الأعراف : ۳۸

Allah berfirman, “Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama golongan jin dan manusia yang telah lebih dahulu dari kamu.

Setiap kali suatu umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu : “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka”

Allah berfirman : “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 38)

وَقَالَتْ اُوْلٰىهُمْ لِاُخْرٰىهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُوْنَ ࣖ ﴿الأعراف : ۳۹

"Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.” (QS. Al-A’raf: 39)

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ ﴿الأعراف : ۴۰

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat. (QS. Al-A’raf: 40)

لَهُمْ مِّنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَّمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ ﴿الأعراف : ۴۱

Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-A’raf: 41)

===****===

HUKUM SESAJIAN, SAJEN ATAU JAMUAN MAKHLUK HALUS :

Sesaji dan persembahan hasil bumi dan ternak kepada Allah SWT dan kepada para sesembahan selain-Nya adalah salah satu bentuk praktek ibadah kaum musyrikin arab jahiliyah dahulu .

Dan ini merupakan salah satu bentuk kedustaan terhadap Allah swt . Hal ini seperti yang di nyatakan dalam Al-Qur'an :

﴿وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالأنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ﴾

Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian (sebagai sesajen dan persembahan) dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami".

Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. ( QS. Al-An'am : 136 ).

Ibnu Katsir mengatakan :

" Bahwa ayat ini berisi celaan dan cercaan dari Allah terhadap kaum musyrikin yang telah mengada-adakan amalan bid'ah , kekufuran dan kesyirikan . Mereka telah menjadikan untuk Allah bagian ( sesaji ) dari ciptaan Nya , padahal Dialah pencipta segala sesuatu , Maha Suci Allah dari segala apa-apa yang mereka sekutukan dengan-Nya ". (Tafsir Ibnu Katsir : 3/344).

Lagi pula mereka kaum jahiliyah selalu melakukan kecurangan kepada Allah , ketidak adilan dan pilih kasih dalam membagi dan menjaga sesaji-sesaji tersebut . Mereka lebih mementingkan dan mengutamakan sesaji-sesaji untuk berhala-berhala mereka dari pada untuk Allah SWT, seperti yang di tegaskan dalam ayat tadi .

Salah satu kasus kecurangan mereka adalah seperti yang dituturkan Ibnu Abbas dalam penafsiran ayat tersebut, bahwa :

Para musuh-musuh Allah ( orang-orang kafir ) ketika mereka bercocok tanam di ladang atau berkebun pohon berbuah mereka menjadikan sebagian dari ladang atau kebun tersebut untuk Allah sebagai sesaji , dan sebagian lain sebagai sesaji untuk berhala-berhala mereka .

Maka bagian dari hasil ladang atau kebun atau sesuatu yang telah di tetapkan sebagai sesaji untuk berhala-berhala tersebut , mereka betul-betul menjaganya dan selalu menghitungnya.

Jika ada sesaji yang terjatuh , maka mereka segera mengembalikannya untuk berhala-berhala tadi .

Jika ada yang rusak atau hanyut kena air , maka mereka segera menggantikannya dengan mengambil dari sesaji yang di peruntukan untuk Allah.

Jika ada yang terjatuh dan campur baur dengan sesaji yang diperuntukkan untuk Allah, maka mereka mengembalikan semuanya ke sesaji untuk berhala-berhala mereka, seraya mereka berkata: " (Kasihan berhala-hala), mereka ini kan fakir ". Mereka sama sekali tidak mengembalikannya kepada sajian untuk Allah.

Jika sesaji untuk Allah itu rusak atau hanyut kena air , mereka tidak mau menggantinya , apalagi dengan mengambil dari bagian untuk berhala-berhala mereka.

Ini adalah sesajian dari hasil pertanian dan perkebunan.

Adapun sesajian dari hasil ternak , mereka juga telah mengada-adakan syariat sendiri dengan mengharamkan sebagian hasil ternaknya yang mereka sebut Bahiirah , Saaibah , Wasiilah dan Haam . ( Tafsir Ibnu Katsir 3/208 )

Maksudnya adalah firman Allah :

﴿مَا جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلا سَائِبَةٍ وَلا وَصِيلَةٍ وَلا حَامٍ وَلَكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَأَكْثَرُهُمْ لا يَعْقِلُونَ﴾

" Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti " . ( QS. Al-Maidah : 103 ).

Bahiirah adalah : unta betina yang sudah beranak lima kali , dan anak yang kelima itu jantan , lalu unta betina tersebut di belah telinganya , dilepaskan , tidak boleh lagi di tunggangi , di ambil susunya , bulunya dll. (Tafsir Ibnu Katsir 3/208 ).

Saaibah adalah : unta betina yang di lepas untuk berhala-berhala mereka dan di biarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nadzar . (Tafsir Ibnu Katsir 3/211).

Washiilah adalah : domba yang telah melahirkan enam kali , maka jika ia melahirkan yang ketujuh , di sobek dan dipotong tanduknya . Mereka berkata : " Sudah tiba saatnya " , maka mereka melepaskannya , tidak boleh menyembelihnya , tidak boleh di pukul dan tidak boleh dihalang-halangi kemanapun pergi , meski mau minum di kolam orang lain. (Tafsir Ibnu Katsir 3/211).

Haam adalah : unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi , karena ia telah membuntingkan unta betina sepuluh kali . ( Tafsir Ibnu Katsir 3/210).

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata :

" Mereka persembahkan binatang-binatang ternak tersebut untuk berhala-berhala mereka , dan mereka berkeyakinan bahwa mereka mengharamkannya karena Allah , oleh karena itu Allah SWT berfirman :

" Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah ".

Penafsiran ini di katakan pula oleh Mujahid , Qotadah , Suday dan lainnya .
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/345).

DUA KESALAHAN KAUM JAHILIYAH :

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dalam tafsirnya telah menyimpulkan ada dua kesalahan yang dilakukan kaum jahiliyah yang terkandung dalam ayat tersebut di atas:

Kesalahan pertama :

Mereka menjadikan untuk Allah bagian (sesajian), padahal Dia lah Rabb segala sesuatu , Rajanya dan Penciptanya .

Kesalahan kedua :

Mereka tidak adil dalam pembagian tersebut , oleh karena itu Allah berfirman :

Amat buruklah ketetapan mereka itu " . (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/345).

Dan Nabi  melihat Amr bin Amer Al-Khuza'i menyeret-nyeret ususnya di Neraka . Karena dia adalah orang pertama yang mengubah agama bangsa Arab, dan menghalalkan bagi mereka hal-hal yang tidak dihalalkan Allah SWT, maka dia melarang beberapa jenis unta untuk ditunggangi, dan beberapa jenis lainnya dilarang diperah, dan beberapa jenis lainnya dia lepas sebagai persembahan untuk para dewa yang diyakininya .

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad  bersabda:

 « إِنَّ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ وَعَبَدَ الْأَصْنَامَ أَبُو خُزَاعَةَ عَمْرُو بْنُ عَامِرٍ وَإِنِّي رَأَيْتُهُ يَجُرُّ أَمْعَاءَهُ فِي النَّارِ »

“Sesungguhnya yang pertama kali membuat aturan tentang Saaibah dan menyembah berhala adalah Abu Khuza’ah ‘Amr bin ‘Amir, dan sungguh aku melihatnya di neraka sedang menyeret ususnya“. [ HR. Ahmad 1/446 no. 4258].

Derajat hadits :

Hadits ini shahih lighoirihi. Walaupun sanad hadits ini lemah karena lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-Sukuni, dan karena kurang kuatnya Ibrahim al-Hijri.

Dan diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam as-Siroh al-Kubro senada yang disebutkan oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari.

Al-Hafidz  Ibnu Hajar mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu Sholeh (yaitu dari Abu Hurairah) lebih sempurna dari yang ini. Lafalnya :

“Aku mendengar Rasulullah  mengatakan kepada Aktsam bin al-Jun;

 «رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ لحي الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ؛ لأَنه أولُ مَن غيَّرَ دِين إسماعيل ، فَنَصبَ الأوثَان وسَيَّبَ السَوائِبَ وبَحر البَحيرة ، ووَصلة الوَصِيلة ،  وحَمى الحَامي»

“Aku melihat ‘Amr bin Luhai menyeret ususnya di neraka. Karena ia merupakan orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il. Kemudian membawa berhala (untuk disembah), dan menetapkan aturan onta saaibah, bahiirah, wasiilah, dan ham“

(Al-Hafidz  Ibnu Hajar dalam al-Fath 6/549 mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu Sholeh (yaitu dari Abu Hurairah) .

====***====

HUKUM PERSEMBAHAN HEWAN KURBAN KEPADA SELAIN ALLAH:

Memberikan persembahan dan sesajian kepada sesuatu selain Allah adalah merupakan bentuk nyata dalam upaya pengabdian , penghambaan dan penyembahan kepada sesuatu tersebut . Hukumnya sangat jelas bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan syirik .

Syariat Islam dalam memandang bentuk persembahan dan sesajian , tidak melihat dari sisi nilai materinya saja , melainkan melihat juga dari sisi makna yang tersirat dalam praktek memberi persembahan tersebut . Meski seekor lalat atau sebatang rokok cerutu yang dipersembahkan kepada berhala , jin , syeitan dan makhluk halus lainnya , maka tetap saja hukumnya adalah sebuah pengabdian dan penyembahan .

Hadits : Tentang Seorang Pria Masuk Neraka Karena Kurban Seekor Lalat :

Ibnul Qoyyim menyebutkan sebuah hadits :

Dari Imam Ahmad bahwa dia telah berkata : telah bercerita padaku Abu Muawiyah, dia berkata: telah bercerita pada kami Al A’masy, dia berkata telah bercerita pada kami Salman Bin Masyrah hadits marfu' dan dia dari Thariq bin Syihab :  Rasulullah  telah bersabda :

«‌دَخَلَ ‌رَجُلٌ ‌الْجَنَّةَ ‌فِي ‌ذُبَابٍ، ‌وَدَخَلَ ‌النَّارَ ‌رَجُلٌ ‌فِي ‌ذُبَابٍ» قَالُوا: وَكَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ: " مَرَّ رَجُلَانِ عَلَى قَوْمٍ لَهُمْ صَنَمٌ لَا يَجُوزُهُ أَحَدٌ حَتَّى يُقَرِّبَ لَهُ شَيْئًا، فَقَالُوا لِأَحَدِهِمَا: قَرِّبْ قَالَ: لَيْسَ عِنْدِي شَيْءٌ فَقَالُوا لَهُ: قَرِّبْ وَلَوْ ذُبَابًا فَقَرَّبَ ذُبَابًا، فَخَلَّوْا سَبِيلَهُ " قَالَ: " فَدَخَلَ النَّارَ، وَقَالُوا لِلْآخَرِ: قَرِّبْ وَلَوْ ذُبَابًا قَالَ: مَا كُنْتُ لِأُقَرِّبَ لِأَحَدٍ شَيْئًا دُونَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ " قَالَ: «فَضَرَبُوا عُنُقَهُ» قَالَ: «فَدَخَلَ الْجَنَّةَ»

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”

Para sahabat bertanya, “Bagaimana hal itu, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab :

“Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak diperbolehkan seorangpun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut, “Persembahkanlah kurban kepadanya.”

Dia menjawab : “Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya.”

Mereka pun berkata kepadanya lagi : ‘Persembahkan, sekalipun seekor lalat.’

Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya. Maka dia masuk neraka karenanya.

Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain : ‘Persembahkanlah kurban kepadanya.’

Dia menjawab : ‘Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu qurban kepada selain Allah.’

Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya, orang ini masuk surga.”

LAFADZ LAIN :

Lafadz hadits lain yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Az-Zuhud hal. 15–16 , Imam Baihaqi dalam Sya'bul Iman no. 6962 dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf no. 33709 dengan sanad mauquf dari Salman Al-Farisy , beliau berkata :

دَخَلَ رَجُلٌ الْجَنَّةَ فِي ذُبَابٍ، وَدَخَلَ رَجُلٌ النَّارَ فِي ذُبَابٍ "، قَالُوا: وَمَا الذُّبَابُ؟، فَرَأَى ذُبَابًا عَلَى ثَوْبِ إِنْسَانٍ، فَقَالَ: " هَذَا الذُّبَابُ "، قَالُوا: وَكَيْفَ ذَاكَ؟، قَالَ: " مَرَّ رَجُلَانِ مُسْلِمَانِ عَلَى قَوْمٍ يَعْكِفُونَ عَلَى صَنَمٍ لَهُمْ، فَقَالُوا لَهُمَا: قَرِّبَا لِصَنَمِنَا قُرْبَانًا قَالَا: لَا نُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، قَالُوا: قَرِّبَا مَا شِئْتُمَا وَلَوْ ذُبَابًا، فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: مَا تَرَى؟، قَالَ أَحَدُهُمَا: لَا نُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، فَقُتِلَ فَدَخَلَ الْجَنَّةَ، ‌فَقَالَ ‌الْآخَرُ: ‌بِيَدِهِ ‌عَلَى ‌وَجْهِهِ ‌فَأَخَذَ ‌ذُبَابًا ‌فَأَلْقَاهُ ‌عَلَى ‌الصَّنَمِ فَدَخَلَ النَّارَ "

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”

Para sahabat bertanya, “ Apa lalat itu ? " , maka beliau  melihat seekor lalat hinggap di atas baju seseorang , lalu bersabda : " Ini dia lalat ".

Mereka bertanya : " Bagaimana hal itu ? ”

Beliau  menjawab :

“Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang biasa nyepi (I'tikaf) pada berhala mereka , maka mereka berkata kepada kedua orang tersebut, “Persembahkanlah kurban untuk berhala kami .”

Mereka berdua menjawab : Kami tidak mau menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun .

Mereka berkata lagi : “Persembahkanlah kurban apa saja yang kamu kehendaki meskipun hanya seekor lalat ! "

Maka salah satu dari keduanya bertanya kepada temannya : Bagaimana pendapatmu ?

Dia menjawab : Kami tidak mau menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun .

Maka di bunuhlah dia , dan dia masuk syurga . Adapun orang yang satunya lagi , dia menangkap seekor lalat di wajahnya dan dia melemparkannya ke berhala tersebut , maka dia masuk neraka".

DERAJAT HADITS :

Sanadnya Shahih , dan semua orang-orangnya tsiqot ( di percaya ) . ( lihat : Al-Qoulus Sadiid fii Maqoosidit Tauhid , Mausu'ah Tauhidir Rabbil 'Abiid 12/56 ).

Syeikh Zaaid Ahmad an-Nusyairi dalam Takhrij Hadits kitab الداء والدواء karya Ibnu al-Qoyyim 1/76 mengatakan : " SANADNYA SHAHIH".

Perawi hadits yang bernama Thariq bin Syihab beliau adalah Abu Abdillah Al-Bujally Al-Ahmasy, beliau pernah melihat Nabi  dan saat itu dia sudah dewasa , namun telah dikatakan bahwa beliau belum pernah mendengar Nabi  bersabda .

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata : "Jika sudah ditetapkan bahwa beliau pernah bertemu Nabi  maka beliau adalah seorang sahabat menurut qaul yang rajih . Dan jika telah di tetapkan bahwa beliau tidak pernah mendengar sabda Nabi  maka riwayatnya adalah Mursal Sahabat , dan itu di terima menurut qaul yang rajih . Oleh karena itu Imam Nasai telah meriwayatkan beberapa haditsnya , dan itu merupakan bentuk pengukuhan darinya yang membuktikan bahwa beliau betul-betul seorang sahabat Nabi  . Menurut ketetapan Ibnu Hibban bahwa beliau wafat pada tahun 83 Hijriyah " .

Sementara Abu Abdillah Kholdun al-Haqowi dalam التوضيح الرشيد في شرح التوحيد hal. 67 di hamisy berpendapat lain , dengan mengatakan :

صَحِيْحٌ مَوْقُوْفًا عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ سَلْمَانَ. رَوَاهُ أَحْمَدُ فِي كِتَابِ الزُّهْدِ (84). اُنْظُرِ التَّعْلِيْقَ عَلَى حَدِيْثِ الضَّعِيْفَةِ (5829).

قُلْتُ : وَهُوَ خَبَرٌ غَيْبِيٌّ لَا يُدْرَكُ بِالعَقْلِ، وَلَكِنْ لَا يُقَالُ: إِنَّ حُكْمَهُ الرَّفْعُ؛ لِأَنَّ سَلْمَانَ كَانَ - قَبْلَ إِسْلَامِهِ - مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ، فَيَحْتَمِلُ الخَبَرُ أَنْ يَكُوْنَ قَدْ تَلَقَّاهُ عَنْهُم، لِذَلِكَ يَبْقَى الخَبَرُ مَوْقُوْفًا عَلَيْهِ؛ وَلَا يَأْخُذُ حُكْمَ الرَّفْعِ

Shahih, Mauquuf , dari Thariq bin Syihab, dari Salman. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Kitab Al-Zuhd (84). Lihat : التَّعْلِيْقَ عَلَى حَدِيْثِ الضَّعِيْفَةِ no. (5829).

Aku berkata : Ini adalah kabar berita tentang ghaib yang tidak dipahami oleh akal pikiran, tetapi tidak dikatakan: Hukumnya adalah hukum marfu' ; Karena Salman - sebelum Islamnya - dari kalangan Ahli Kitab. Maka mungkin saja berita itu diterima dari mereka, sehingga berita itu tetap Mauquuf padanya. Dan dia tidak menjadikannya hukum marfu' kepada Nabi  ".

Namun menurut pendapat Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam kitab I'anatul Mustafid, tentang haditst mursal shohaabi : " Ia tetap dapat menjadi hujjah ".

[Sumber : 166 Kiat Menggapai Surga, Penulis Syaikh Shalih Al-Fauzan, Pustaka Darul Haq].

====

TAMBAHAN DALIL TENTANG HUKUM HEWAN SEMBELIHAN :

Firman Allah SWT :

 ﴿قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ. قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُون

Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, kurban sembelihanku , hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan". (QS. Al-An'am : 162 – 164).

Firman Allah Ta'ala yang lain dalam Surat Al-Kautsar : 2 :

)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ(

" Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (karena Tuhanmu)".

Laknat dan Kutukan atas seseorang yang menyembelih hewan untuk selain Allah SWT :

Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib , bahwa Rosulullah  bersabda :

« لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ »

" Allah mengutuk orang yang menyembelih untuk selain Allah ". ( HR. Muslim no. 1978 )

Haram memakan daging hewan sembelihan untuk selain Allah :

Daging hewan sembelihan untuk selain Allah haram di makan, sesuai dengan firman Allah SWT:  

) حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنزيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِه  وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ ( [ المائدة : 3 ] .

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu daging hewan ) yang disembelih di atas nushub ( batu tempat menyembelih hewan untuk berhala ) . (QS. Al-Maidah : 3 ).

Makna Nushub dan Nasheb :

Bentuk jamaknya adalah Anshaab , asal maknanya adalah : sesuatu yang di tegakkan atau di pancangkan . Dan Nushub juga maknanya adalah berhala atau batu sesembahan .

Adapaun yang di maksud dengan Nushub dalam firman Allah : " ( diharamkan bagimu daging hewan ) yang disembelih di atas nushub " , maka Imam Mujahid dan Ibnu Jureij berkata : " Dulu Nushub itu adalah batu-batu di sekitar Ka'bah ".

Kemudian Ibnu Jureij berkata : " Dan saat itu ia terdapat 360 nushub , dulu masyarakat arab jahiliyah menyembelih hewan sembelihan di atas nushub-nushub tersebut , setelah itu darah hewan-hewan sembelihan tadi mereka mengoleskannya pada bagian Ka'bah yang berhadapan dengan nushub itu , dan memotong-motong dagingnya serta meletakkannya di atas nushub ".

Mengenai tafsir Ibnu Jureij ini Ibnu Katsir memperkuatnya dengan mengatakan :

" Yang demikian itu telah di sebutkan pula oleh lebih dari satu orang . Maka Allah SWT melarang orang-orang mu'min untuk melakukan perbuatan itu , dan mengharamkan kepada mereka untuk memakan hewan-hewan sembelihan yang di sembelih di sisi Nushub , meskipun saat hendak menyembelihnya di sisi Nushub itu dengan menyebut nama Allah , dan itu tetap adalah syirik yang di haramkan oleh Allah dan RosulNya ".

Kemudian Ibnu Katsir berkata : " Dan sepantasnyalah penafsiarannya seperti ini karena seperti yang telah lalu akan pengharaman hewan yang di sembelih untuk selain Allah " . ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/23 ).

PENULIS KATAKAN :

Bahwa yang dinyatakan Ibnu Katsir tersebut sangat sesuai dengan hadits berikut ini :

عَنِ ابْنَةِ كَرْدَمَةَ عَنْ أَبِيهَا أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ : إِنِّي نَذَرْتُ أَنْ أَنْحَرَ ثَلَاثَةً مِنْ إِبِلِي ، فَقَالَ : «إِنْ كَانَ عَلَى جَمْعٍ مِنْ جَمْعِ الْجَاهِلِيَّةِ أَوْ عَلَى عِيدٍ مِنْ أَعْيَادِ الْجَاهِلِيَّةِ أَوْ عَلَى وَثَنٍ فَلَا وَإِنْ كَانَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَاقْضِ نَذْرَكَ»

Dari anak perempuan Kardamah dari bapaknya : bahwasanya dia pernah menanyakan kepada Rosulullah  dengan mengatakan : Sesungguhnya aku telah bernadzar berkurban tiga ekor dari unta-untaku ?

Beliau  bersabda : " Jika ( nadzar berkurban tersebut di laksanakan ) di tempat biasa berkumpulnya orang-orang jahiliyah atau di tempat perayaan orang-orang jahiliyah atau di tempat yang ada berhalanya maka janganlah kamu laksanakan ! Dan jika di tempat selain itu , maka laksanakan nadzar mu ".

( HR. Imam Ahmad 4/64 no. 16724 dan 5/376 no. 23583 dan lihat pula Musnad Sahabat 49/336 . Dan Imam Syafii meriwayatkannya dari Tsabit bin Adl-Dlahak , lihat Ma'rifat Sunan wal Atsar no. 19713).

Telah berkata Ibnu Hajar al-Haitsamy dalam Majma' Zawaid 4/343 tentang sanad hadits ini : " Di dalamnya terdapat orang yang tidak saya kenal ".

BUWANAH : adalah nama sebuah tempat antara Makkah dan Yanbu' .

Dalam riwayat Abu Daud dalam Sunannya no. 3316 dari Maimunah binti Kardam dari bapaknya Kardam bin Sufyan , dia bertanya kepada Rosulullah  :

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى نَذَرْتُ إِنْ وُلِدَ لِى وَلَدٌ ذَكَرٌ أَنْ أَنْحَرَ عَلَى رَأْسِ بُوَانَةَ فِى عَقَبَةٍ مِنَ الثَّنَايَا عِدَّةً مِنَ الْغَنَمِ. قَالَ : لاَ أَعْلَمُ إِلاَّ أَنَّهَا قَالَتْ خَمْسِينَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : « هَلْ بِهَا مِنَ الأَوْثَانِ شَىْءٌ ». قَالَ : لاَ. قَالَ : « فَأَوْفِ بِمَا نَذَرْتَ بِهِ لِلَّهِ ».

Wahai Rosulullah , sesungguhnya aku telah bernadzar , jika aku di anugerahi anak laki-laki aku akan berkurban beberapa ekor kambing diatas puncak Buwanah , di Aqobah dari Tsanaya …

Maka Rosulullah  bertanya : " Apakah di sana terdapat sesuatu dari berhala-berhala ? "

Dia menjawab : Tidak ada .

Lalu beliau  berkata : "Penuhilah apa-apa yang telah kamu nadzarkan karena Allah " .

( Hadits ini Shahih , di Shahihkan oleh al-Albany . Dan Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Baihaqi dalam Sunan Kubro 10/83 no. 20635 ) .

Riwayat lain oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 24/195 no. 15456 :

عَنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ كَرْدَمٍ عَنْ أَبِيهَا ، كَرْدَمِ بْنِ سُفْيَانَ ، أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنْ نَذْرٍ نُذِرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ : « أَلِوَثَنٍ أَوْ لِنُصُبٍ ؟» قَالَ : لَا ، وَلَكِنْ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ، قَالَ : « فَأَوْفِ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَا جَعَلْتَ لَهُ انْحَرْ عَلَى بُوَانَةَ وَأَوْفِ بِنَذْرِكَ  » .

Dari Maimunah binti Kardam dari bapaknya Kardam bin Sufyan bahawsanya dia telah bertanya kepada Rosulullah  tentang nadzar yang di nadzarkan di masa jahiliah , maka Nabi  berkata kepadanya :

" Apakah untuk berhala atau untuk Nushub ?"

Dia menjawab : Tidak , melainkan karena Allah Tabaroka wa Ta'ala .

Lalu beliau  berkata : " Laksanakanlah apa yang telah kamu janjikan karena Allah Tabaroka wa Ta'ala untuk berkurban di atas Buwanah , dan penuhilah Nadzar mu " .

Hadits Maimunah ini di riwayatkan pula oleh Ibnu Majah 1/668 no. 2130 . Dan sanadnya di hasankan oleh Ibnu Mulaqqin Asy-Syafii dalam Badrul Munir 9/815 .

Dan telah berkata Ibnu Hajar al-Haitsamy dalam Majma' Zawaid 4/343 tentang sanad hadits ini :  " Sanadnya Shahih ".

Dan di Shahihkan pula oleh Syeikh al-Albany dalam Shahih Ibnu Majah no. 1733 dan Ta'liq 'Alar Raudhah 2/179 .

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu telah meriwayat pula hadits ini  :

أَن رجلا جَاءَ إِلَى النَّبِي ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُول الله، إِنِّي نذرت أَن أنحر ببوانة؟ فَقَالَ: «فِي نَفسك شَيء من أَمر الْجَاهِلِيَّة ؟» قَالَ: لَا . قَالَ: «أوف بِنَذْرِك!».

Ada seorang laki-laki dating kepada Nabi  , lalu berkata : Wahai Rosulullah , Sesungguhnya aku telah bernadzar untuk berkurban di Buwanah ?

Maka beliau  menjawab : " Apakah pada dirimu masih ada sisa-sisa perkara jahiliyah ? ".

Dia menjawab : Tidak ada .

Beliau  berkata : " Penuhilah nadzar mu itu !".

( HR. Ibnu Majah dalam Sunannya 1/688 no. 2130 .

Derajat hadits :

Sanadnya di hasankan oleh Ibnu Mulaqqin Asy-Syafii dalam Badrul Munir 9/815 .

Dan di Shahihkan oleh Syeikh al-Albany dalam kitab Al-Misykah no. 3437 , sohhih Ibnu Majah no. 1732 dan Ta'liq 'Alar Raudhah 2/178-179 ).

*****

HAKIKAT PENGUASA LAUT YANG DIPERSEMBAHKAN PADANYA SESAJI DAN KURBAN .

Dia adalah IBLIS laknatullah.. Hakikat penguasa laut dan pantai yang kultuskan oleh para pemujanya adalah Iblis laknatullah. Rosulullah  pernah menceritakan tentang singgasana kerajaan Iblis di atas lautan. Dalam hadits Jabir radhiyallahu 'anhu , bahwa Rosulullah  bersabda :

«إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ ، فَيَقُولُ : فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا ، فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا . قَالَ : وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ : مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَهْلِهِ . قَالَ : فَيُدْنِيهِ مِنْهُ . أَوْ قَالَ : فَيَلْتَزِمُهُ ، وَيَقُولُ :  نِعْمَ أَنْتَ » . قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ مَرَّةً : «فَيُدْنِيهِ مِنْه».

"Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian menyebarkan bala tentaranya dan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar fitnahnya. Salah satunya datang lalu berkata : ' saya telah melakukan ini dan ini ' , lalu iblis mengatakan : ' kamu tidak berbuat apa-apa' .

Kemudian datang yang lain dan mengatakan : ' tidaklah aku meninggalkan manusia sehingga dia berselisih dengan keluarganya' . Maka iblis mendekatkan dia di sisinya , atau menjadikannya sebagai pendampingnya ,  dan dia mengatakan : 'kamu adalah sebaik-baik teman' ". ( HR.Muslim no. 2813 ).

Dalam riwayat lain dari Jabir radhiyallahu 'anhu ia berkata : aku mendengar Nabi  bersabda:

«إِنَّ عَرْشَ إِبْلِيْسَ عَلَى الْبَحْرِ. فَيَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَيُفتِنُوْنَ النَّاسَ. فَأَعْظَمُهُمْ عِنْدَهُ أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً».

“Sesungguhnya singgasana iblis berada dilautan dan dikirimnya pasukannya, lalu mereka menimbulkan fitnah (kekacauan) antara sesama manusia. Maka orang yang paling mulia dari pasukan itu dalam pandangan iblis adalah yang paling besar kemampuannya dalam menimbulkan kekacauan. ( HR. Muslim no. 2812 dan Ibnu Hibban no. 6187 )

Imam Ahmad berkata : bahwa telah bercerita kepadaku Yunus dari Hammad bin Salamah dari Ali dari Abu Nadlrah dari Abu Said bahwasanya Rasulullah  berkata kepada Ibnu Shoyyad :

«مَا تَرَى ؟» قَالَ: أَرَى عَرْشًا عَلَى الْمَاءِ، أَوْ قَالَ: عَلَى الْبَحْرِ حَوْلَهُ حَيَّاتٌ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : «ذَاكَ عَرْشُ إِبْلِيس».

“Apa yang kamu lihat ? Dia menjawab : saya melihat singgasana di atas air , atau dia menjawab: di atas lautan yang dikelilingi oleh ular-ular. Maka Rasulullah bersabda : “Itu adalah singgasana iblis.” ( HR.Ahmad 23/356 no. 15165 )

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Nadhrah dari Abu Said al-Khudry , dia berkata :

إنَّ  رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَقِيَ ابْنَ صَيَّادٍ وَمَعَهُ  أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فِي بَعْضِ طُرُقِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ ؟ فَقَالَ هُوَ : أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : آمَنْتُ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ ، مَا تَرَى ؟ قَالَ : أَرَى عَرْشًا عَلَى الْمَاءِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : تَرَى عَرْشَ إِبْلِيسَ عَلَى الْبَحْرِ ، وَمَا تَرَى ؟ قَالَ : أَرَى صَادِقَيْنِ وَكَاذِبًا أَوْ كَاذِبَيْنِ وَصَادِقًا . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : لُبِسَ عَلَيْهِ دَعُوهُ .

Sesungguhnya Rosulullah  bertemu Ibnu Shayyad di sebagian jalan-jalan yang ada di Madinah , dan saat itu beliau  bersama Abu Bakar dan Umar , maka beliau  bertanya kepada nya :

" Apakah kamu bersaksi bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah ? "

Ibnu Shoyyaad menjawab : Apakah kamu juga besaksi sesungguhnya aku adalah utusan Allah ?

Beliau  menjawab : " Aku beriman kepada Allah , para malaikatnya dan kitab-kitabnya , apa yang kamu lihat ?",

Dia menjawab : Aku melihat singgasana di atas air .

Rosulullah  bersabda : " Kamu telah melihat singgasana Iblis di atas laut , apa lagi yang kamu lihat ? ".

Dia menjawab : aku melihat dua orang jujur dan seorang pendusta atau dua pendusta dan seorang yang jujur .

Maka Rosulullah  berkata : " Dia ini kacau balau , maka kalian tinggalkanlah dia ! ". (HR. Muslim) .

SEJAK KAPAN ADANYA PEMUJAAN TERHADAP PENGUASA LAUT ?

Semenjak dahulu di seluruh belahan dunia, para nelayan dan para penduduk pantai pada umumnya, terutama para penganut faham animisme (penyembah roh-roh) menyakini bahwa ada penguasa gaib di laut, yang kepadanya mesti diberi persembahan agar mereka terhindar dari murkanya, dan sebaliknya mendapat limpahan berkah. Upaya menghindari kemurkaan penguasa samudera yang berwujud terhindar dari gulungan ombak besar, terjangan angin badai, pemangsaan binatang laut, dan sebagainya adalah hal yang penting menurut keyakinan mereka .

Dasar pemujaan mereka adalah ketakutan akan kekuatan Penguasa Laut yang konon Maha dahsyat.

Dalam kaitan itu, mereka beranggapan bahwa kedahsyatan dan keganasan samudera tak selalu mampu ditaklukkan dengan kekuatan lahiriyah , sehingga perlu ditempuh upaya lain, yakni dengan cara “menjinakkan” penguasa gaib-nya. Sebagai nelayan, berkah yang berupa melimpahnya ikan tangkapan di laut tentu amat diharapkannya. Mereka merasa tak cukup hanya dengan mengandalkan perangkat canggih penangkap ikan, namun perlu pula menyenangkan hati Si Penguasa Laut atau Pemberi Berkah dengan puja, sesaji ataupun dengan persembahan korban, yang semuanya ini merupakan " suap ( briber ) " terhadapnya. Bukan sekedar suap akan tetapi juga sebagai ujud nyata pengabdian , penghambaan diri , permohonan berkah serta perlindungan kepada si penguasa laut Iblis terkutuk tersebut .

Mereka berkilah : bahwa di balik ritus bahari tersebut tersirat adanya pernyataan syukur, ekspresi rasa terima kasih atas anugerah yang telah diberikan. Ketika para nelayan mengekspresikan rasa syukurnya dengan melempar kepala kerbau sembelihan atau melarung sebagian ikan tangkapannya ke laut, maka sesungguhnya mereka juga sedang berharap agar Sang Penguasa memberi anugerah yang lebih besar di kemudian hari.

Pada ritus Tutup Layang  yang terjadi di Brondong, Lamongan misalnya, salah satu kelengkapan sesajian yang penting adalah ikan yang telah dimasak, dan tumpeng yang dilengkapi dengan hiasan berbentuk ikan-ikanan.

Semua itu mereka kemas dengan kata-kata yang sarat dengan syubhat,  yaitu dengan mengatakan: "Mendermakan dan mensedekahkan sebagian dari rizki kita kepada Sang Penguasa Alam ".

Ritus kebaharian atau ruatan laut , sesungguhnya sudah ada sebelum hadirnya agama-agama besar , terutama agama Islam . Artinya ia telah menjadi ritus sedari dulu , dan tradisi tersebut masih berlangsung hingga kini. Namun di kemudian hari ada upaya kalangan agama-agama tertentu untuk mengintervensi pada tradisi ini. Misalnya dengan cara menyisipakan doa menurut agama tertentu, atau menyesuaikan waktu pelaksanaannya dengan hari-hari besar agama tertentu , agar nampak bahwa ritual tersebut di syariatkan oleh agama masing-masing .

PENULIS KATAKAN :

Apapun alasan yang mereka buat untuk melegalisasikan hukum syar'i pada acara ritual tersebut, namun tetap saja apa yang mereka lakukan itu adalah ritual agama berhala .

===****===

PENGUASA LAUT DAN RITUALNYA DALAM MITOLOGY UMAT DAHULU DAN SEKARANG :

*****

PERTAMA : 
PENGUASA SUNGAI NIL DAN RITUALNYA Dalam Metology MESIR KUNO.

Dalam metology Mesir kuno di sebutkan bahwa masyarakat Mesir meyakini akan adanya penguasa sungai Nil , yaitu dewa Osiris dan dewi Isis .

Osiris dalam bahasa Yunani Usiris yang berarti dewa di alam baka. Osiris tidak hanya menghakimi orang-orang yg sudah mati di alam baka, tetapi dia juga membuat subur tumbuh-tumbuhan dan menyebabkan sungai Nil banjir.

Osiris anak Dewa Geb dari bumi dan Dewi Nut dari langit. Ia mempunyai saudara kembar laki-laki bernama Seth, dan adik perempuan kembar juga bernama Isis dan Nephthys. Setelah ayahnya pensiun dan tinggal di langit, Osiris meneruskan mengelola Mesir di muka bumi, dan mengawini adik perempuannya, Isis, sebagai permaisuri , dan Horus merupakan peranakannya. Osiris terkenal sebagai firaun yang getol mengajari rakyat Mesir, bagaimana menanam gandum dan anggur (tanaman) untuk menghasilkan roti dan anggur (minuman). Di bawah pengelolaannya, Mesir kuno menjadi negeri yang subur makmur, tata-tenteram, karta-raharja.

Tapi ia juga dimitoskan dibunuh oleh saudara kembarnya, Seth, yang iri melihat keberhasilannya sebagai firaun. Jenazahnya disemayamkan dalam piramida, dan ditiupi napas kehidupan oleh Isis . Setelah merasa segar sejuk , Osiris hidup kembali, dan bisa pulang ke langit, tempat ayahnya menikmati masa pensiun sebagai dewa. Ia menetap di bintang Alnitak.

Isis adalah dewi di mesir kuno keyakinan agama, ibadah yang tersebar di seluruh dunia Yunani-Romawi.  Dia dipuja sebagai ibu dan istri yang ideal serta pelindung alam dan sihir. Isis adalah Dewi keibuan, sihir dan kesuburan.

Di kemudian mitos, Kuno Mesir percaya bahwa Sungai Nil banjir setiap tahun karena kesedihan air matanya untuk kematian suaminya , Osiris .  Ini terjadinya kematian dan kelahiran kembali adalah mengenang kembali setiap tahun melalui ritual-ritual. Penyembahan Isis akhirnya menyebar ke seluruh dunia Yunani-Romawi, berlanjut hingga penindasan paganisme di era Kristen .

Kisah Ruatan Sungai Nil di Mesir pada masa kholifah Umar bin Khoththob ra.

Ibnu Lahi'ah berkata : dari Qois bin Hajjaj dari orang yang bercerita padanya , dia berkata :

" Setelah Mesir di taklukkan ( pada masa Khilafah Umar radhiyallahu 'anhu ) , datanglah masyarakatnya menghadap 'Amr bin 'Ash – saat itu dia sebagai amirnya – ketika memasuki bulan Bauunah salah satu nama-nama bulan 'Ajam ( non arab ) , lantas mereka berkata :

Wahai Amir , sesungguhnya sungai Nil kami punya tradisi ( sunnah ) yang tidak akan mengalir airnya , kecuali jika kami melaksankan tradisi itu .

Beliau 'Amr bin 'Ash bertanya : " Tradisi apakah itu ? ".

Mereka menjawab :

Yaitu setiap tanggal dua belas malam dari bulan ini lewat , kami mengambil seoarang gadis yang masih perawan yang berada bersama kedua orang tuanya , maka kami membujuk kedua orang tua gadis tersebut agar merelakannya , kemudian kami dandani dengan perhiasan dan pakaian yang terbaik , setelah itu kami melemparkannya ke sungai Nil ini .

Maka Amr bin 'Ash berkata kepada mereka : “ Yang demikian itu tidak ada dalam Islam , dan sesungguhnya Islam itu menghilangkan sesuatu yang telah ada sebelumnya".

Setelah mereka menunggu selama bulan Bauunah ternyata sungai Nil ini tetap tidak mengalir , kemudian akhirnya mereka berniat hendak melaksanakan tradisi tersebut , maka 'Amr buru-buru menulis surat kepada Umar bin Khoththob tentang hal tersebut ,

Maka Umar pun menulis surat balasan yang bunyinya :

"Sesungguhnya apa yang telah kamu lakukan adalah benar , dan sungguh aku telah mengirimkan kepada mu selembar kartu di dalam suratku ini , maka lemparkanlah kartu itu ke sungai Nil ".

Setelah kitab itu nyampai , 'Amr pun mengambil kartu tersebut dan membukannya , ternyata di dalamnya terdapat tulisan yang kata-katanya :

" Dari hamba Allah , Umar , Amirul Mu'minin kepada sungai Nil penduduk Mesir. Amma Ba'du ( adapun setelah itu ) : …. Maka sesungguhnya kamu , jika kamulah yang mengalirkan air itu dari diri kamu maka kamu tidak akan bisa mengalirkannya . Dan jika Allah yang Maha Tunggal dan Maha Perkasa yang mengalirkan kamu , maka kami akan memohon kepada Allah agar mengalirkan kamu".

Maka Amr' pun melemparkan kartu tadi ke sungai Niil , dan pada hari Sabtu di pagi harinya mereka menemukan sungai Niil dengan izin Allah telah mengalir dengan ketinggian enam belas hasta dalam satu malam . Dan Allah Ta'ala telah menghilangkan tradisi tersebut dari masyarakat Mesir hingga hari ini " .

[[ Kisah ini di riwayatkan oleh Abul Qosim Al-Lalakai Ath-Thobary dalam kitabnya As-Sunnah. Di dalam sanadnya ada kelemahan .

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya 3/464 berkata : Di sanadnya terdapat Ibnu Lahi'ah , dan dia itu kodisinya di perdebatkan ".

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Taqrib berkata : Dia Shoduq dari thobaqot ke tujuh , dia hafalannya suka keliru setelah terbakar kitab-kitabnya ]]. 

*****

KEDUA : 
PENGUASA LAUT DAN RITUALNYA Dalam mitologi YUNANI :

Poseidon dikenal sebagai dewa penguasa laut, sungai, dan danau. Poseidon memiliki senjata berupa trisula yang bisa menyebabkan banjir dan gempa bumi. Poseidon merupakan pelindung bagi banyak kota di Yunani, meskipun dia gagal mendapatkan Kota Athena. Binatang kesukaannya adalah kuda dan banteng. Pohon pinus dikeramatkan baginya.

Orang Yunani kuno percaya jika Poseidon adalah dewa yang menciptakan pulau-pulau baru dan membuat laut menjadi tenang. Tetapi jika Poseidon sedang marah maka dia akan membenturkan trisulanya dan menyebabkan banjir, gempa bumi dan kehancuran kapal laut. Para pelaut berdoa pada Poseidon agar perjalanannya aman, terkadang dengan menenggelamkan kuda sebagai persembahan.

Tempat pemujaannya ada di seluruh Yunani dan Italia selatan tetapi Poseidon paling dipuja di Peloponnesia ( yang kemudian disebut oiketerion Poseidonos ) serta di kota-kota di pesisir Ionia. Yang dipersembahkan untuknya biasanya adalah banteng, namun babi hutan dan domba juga sering dikorbankan untuknya. Lomba balap kuda di Korinth dan Festival Panionia di Micale diselenggarakan untuk memujanya.

Poseidon adalah anak dari Kronus dan Rhea. Istri Poseidon adalah Amfitrit, seorang nimfa dan dewi laut kuno, anak Nereus dan Doris. Sebelum mereka menikah, Amfitrit, yang telah mengetahui reputasi buruk Poseidon mengenai wanita, bersembunyi di Samudera Atlantik. Poseidon mengirim berbagai makhluk laut untuk mencari Amfitrit tetapi mereka gagal. Poseidon lalu menyuruh lumba-lumba yang pada akhirnya berhasil menemukan Amfitrit dan membujuknya untuk menikah dengan Poseidon. Karena keberhasilannya, Poseidon mengangkat lumba-lumba menjadi konstelasi.

-----

KEJAHATAN SEXUAL POSEIDON DEWA PENGUASA LAUT YUNANI :

Ada seorang wanita bernama Tiro dinikahkan dengan Kretheus (mereka mempunyai seorang anak, Aeson) tetapi Tiro mencintai Enipeus, seorang dewa laut. Dia mengejar-ngejar Enipeus, yang menolaknya. Suatu hari, Poseidon bernafsu terhadap Tiro dan mengubah wujudnya menjadi Enipeus. Dari hubungan mereka lahirlah pahlawan kembar Pelias dan Neleus.

Poseidon juga punya hubungan gelap dengan cucunya sendiri, Alope yang kemudian melahirkan pahlawan Hippothoon. Kekryon (ayah Alope) mengubur Alope hidup-hidup namun Poseidon mengubahnya menjadi mata air, dekat Eleusis.

Poseidon pernah menyelamatkan Amimon dari seorang satir dan kemudian menzinahinya sampai Animon melahirkan seorang anak, Nauplius.

Poseidon juga pernah memperkosa seorang wanita bernama Kaeneus. Setelah melakukannya, Poseidon mengabulkan keinginan Kaeneus dengan mengubahnya menjadi prajurit pria.

*****

KETIGA : 
MITOLOGY PENGUASA LAUT DI NUSANTARA DAN RITUALNYA :

=====

CONTOH KE 1 : MITODOLOGY PENGUASA LAUT SELATAN DAN RITUANYA

Nyi Roro Kidul

Kepercayaan akan adanya penguasai lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda dan suku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.

Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan legenda ini dikenal. Namun demikian, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai tingkat tertinggi pada keyakinan yang dikenal di kalangan penguasa kraton dinasti Mataram ( Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta ) bahwa penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul, merupakan "istri spiritual" bagi raja-raja di kedua kraton tersebut. Pada kala-kala tertentu, kraton memberikan persembahan di Pantai Parangkusuma, Bantul, dan/atau di Pantai Paranggupita, Wonogiri, kepada sang ratu.

Panggung Sanggabuwana di komplek kraton Surakarta dipercaya sebagai tempat bercengkerama sang Sunan dengan Kanjeng Ratu.

Konon, Sang Ratu tampil sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama, namun berangsur-angsur menua dan buruk pada saat bulan menuju bulan mati.

Dalam keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai/Nyi Rara Kidul ( kadang-kadang ada yang menyebut Nyi Lara Kidul ).

Kalangan masyarakat Sunda menganggap bahwa Ratu Laut Selatan, dikenal sebagai Ratu Kidul, merupakan titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena diusir oleh keluarganya. Alasan pengusiran adalah karena ia menderita penyakit yang membuat anggota keluarga lainnya malu.

Berbagai macam apresiasi dilakukan orang untuk menghormati penguasa laut ini, diantaranya seperti berikut ini :

----

SEDEKAH LAUT :

Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap, dan sebagainya.

-----

TARI BEDAYA KETAWANG .


Tarian Khusus Persembahan Untuk Nyi Roro Kidul

Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi.

Panembahan Senapati adalah orang pertama yang disebut sebagai raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul.

Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.

-----

LARANGAN BERPAKAIAN WARNA HIJAU :

Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya.

-----

CONTOH PROSES ACARA PERSEMBAHAN BAGI SANG NYAI RARA KIDUL :

-----

-----
Pesta laut di Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi adalah sebuah hajatan besar bagi warga setempat yang berlangsung setahun sekali. Tidak hanya melibatkan nelayan, tapi juga anggota masyarakat lainnya.

Menjelang hari H, berbagai persiapan dilakukan. Para pengisi acara, termasuk para penari, latihan di tempat upacara, yaitu Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) Pelabuhan Ratu.

Sementara itu di depan TPI, berlangsung upacara pemotongan kerbau. Hewan tersebut nantinya akan dibuang ke laut, sebagai persembahan kepada Nyai Roro Kidul. Uniknya, sebelum dipotong, sang kerbau dirias terlebih dulu.

Usai doa, hanya dalam hitungan menit, nyawa sang kerbau sudah melayang. Sejumlah nelayan mengambil darah hewan tersebut ke dalam gelas, dan menyiramkannya ke perahu mereka.

Mereka percaya, darah tersebut membawa berkah. Setelah itu, sejumlah orang dengan cekatan langsung menguliti dan memotong-motong daging kerbau tersebut.

Kurang dari satu jam kemudian, binatang tersebut telah menjadi potongan-potongan daging. Kepalanya yang utuh, ditaruh terpisah, sebab akan disatukan dengan sesaji untuk acara puncak labuh saji, yang akan berlangsung esok harinya. Sedangkan daging dan isi perutnya, disumbangkan kepada masyarakat setempat.

Ada empat sesaji yang dibuat, masing-masing dimasukkan ke dalam semacam tandu, atau dalam bahasa setempat, disebut dongdang. Tiga dongdang yang berisi tumpeng, makanan dan minuman lainnya, dan tumbuh-tumbuhan, akan dibawa keesokan harinya, untuk dibuang ke laut. Sedangkan satu dongdang lagi berisi sesaji pendamping kepala kerbau.

Sementara itu, sejak jam 9 malam, dipentaskan wayang golek. Pementasan ini merupakan hiburan menarik bagi ratusan warga setempat. Hingga lewat tengah malam, mereka asyik mengikuti pertunjukan wayang tersebut.

Tepat tengah malam, pementasan wayang golek dihentikan untuk sementara. Inilah awal dari saat-saat terpenting, dimana dongdang yang berisi sesaji dan kepala kerbau, didoakan. Siap untuk dipersembahkan kepada Ratu Kidul esok hari.

-----

UPACARA LABUH SAJI :


---

Upacara ini diawali dengan prosesi dari gedung pendopo ke tempat pelelangan ikan.

Dalam barisan peserta prosesi, selain ada para penari yang akan mengisi acara, ada seorang perempuan yang berdandan ala Nyai Roro Kidul. Berpakaian serba hijau, dengan rambut dipenuhi rangkaian melati.

Jarak dari pendopo ke TPI tidak sampai satu kilometer.

Di TPI, sang ratu disambut dengan tari-tarian. Tempat upacara dipenuhi oleh para undangan dan masyarakat setempat.

Selesai atraksi kesenian, sampailah acara pada puncaknya, labuh saji atau pembuangan saji. Di tengah laut, sesaji dan kepala kerbau di buang sebagai persembahan .

Begitu sesaji dibuang, serentak para nelayan melompat ke dalam laut. Mereka berebut mengambil air laut tempat sesaji dibuang, dan menyiramnya ke kapal masing-masing. Harapannya tidak lain, agar mereka mendapat rezeki lebih banyak, di hari-hari mendatang.

Bagi masyarakat di Pelabuhan Ratu, legenda Ratu Kidul adalah salah satu penopang bagi mereka untuk tetap percaya laut akan selalu memberi kehidupan bagi mereka sekeluarga. Dan upacara labuh saji menjadi manifestasi kepercayaan tersebut.

====

ACARA RITUAL BEKTI NIDHI di daerah pantai SAMAS YOGYAKARTA :

Upacara ini dilaksanakan oleh para nelayan di daerah Pantai Samas Yogyakarta pada Bulan Suro. Mereka menggelar upacara ini untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan lewat penjaga pantai selatan atas hasil yang boleh mereka terima selama 1 tahun ini. Selain itu, mereka juga memohon berkah keselamatn dan rejeki yang melimpah di masa mendatang.

Seorang warga desa setempat menyiapkan berbagai macam sesaji yang akan dilarung bersama dengan kepala kerbau. Ada berbagai macam sesaji yang masing-masing mempunyai maksud dan tujuan sendiri.


Inilah kepala kerbau yang akan dilarung dalam upacara Bekti Jala Nidhi. Kerbau menjadi simbol kemakmuran .

Mesin tempel kapal ini pun tak luput dari sesaji. Hal ini mereka lakukan sebagai ucapan terima kasih atas kebersamaan para nelayan dengan alat-alat mereka yang telah membantu pekerjaan para nelayan. Inilah yang menjadi inti dalam perayaan Bekti Jala Nidhi ini.

Sesaat sebelum pelarungan persembahan, tokoh masyarakat dan juru kunci kampung setempat bersama-sama memanjaatkan doa.

Menaburkan beras kuning sebelum dimulainya pelarungan kepala kerbau.

Para Nelayan melarung kepala kerbau ke tengah lautan. Mereka berharap, kurban persembahan kepada penguasa laut ini akan membawa berkah dan hasil ikan yang melimpah di tahun mendatang.

=======

CONTOH KE 2 : MITOLOGY PENGUASA LAUT DI PANTAI JARING HALUS , KAB. LANGKAT. 


----

Masyarakat di Jaring Halus pada umumnya adalah nelayan yang banyak bergantung pada keadaan laut. Ketika mereka menghadapi tantangan laut yang dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan mereka, mereka akan mengadakan ritual (jamuan laut) agar mereka dapat terhindar dari malapetaka ketika melaut sehingga hasil tangkapan tetap memadai. Upacara ini dipimpin oleh seorang pawang yang dipercayai mempunyai kemampuan khusus yang berhubungan alam supranatural. Dengan kemampuan ini melalui mantera-mantera yang diucapkannya, dia mampu berinteraksi dengan penguasa laut yang tidak kasat mata.

Upacara ini dilakukan dengan memberikan sesajian persembahan kepada penguasa laut yang dipercayai oleh masyarakat tersebut sebagai suatu kekuasan yang dapat memberikan keuntungan atau kebahagiaan, dan kemarahan yang dapat mengurangi rezeki bagi kehidupan mereka.

------

BENDA PERSEMBAHAN DAN MACAMNYA :

Benda-benda yang dipersembahkan dalam upacara jamuan laut oleh masyarakat di Jaring Halus, Kabupaten Langkat :

PERSEMBAHAN BERUPA MAKANAN DAN JENIS TUMBUHAN :

Beras Putih , Beras Kuning , Bertih ( padi yang disangrai, digongseng atau digoreng tanpa menggunakan minyak makan ) , Sembilan Pohon Bakau , Limau Purut .

PERSEMBAHAN BERUPA HEWAN YANG DI KURBANKAN DAN LAINNYA :

1] Kambing hitam jantan disembelih.

Bagian kepala dan darahnya diambil sebagai pelengkap upacara, sedangkan dagingnya dimasak dan dimakan bersama sebagai hidangan.

2] Dua Ekor Ayam Putih.

Disembelih dan darahnya diambil sebagai persembahan dalam upacara. Ayam putih melambangkan penghargaan terhadap panglima tertinggi mahluk halus laut agar masyarakat nelayan terhindar dari bahaya laut.

3] Logam, Cawan dan Pakaian Putih Logam .

4] Darah, Tulang dan Air.

5] Gambar Ikan .

6] Kemenyan .

7] Asap kemenyan yang dibakar pawang ketika memulai upacara melambangkan komunikasi antara pawang dengan mahluk-mahluk halus dengan harapan agar mahluk halus tidak mengganggu masyarakat ketika melaut .

8] Pawang Berpakaian Serba Putih .

9] Mantera-mantera berbentuk syair .

Mantera yang diucapkan oleh pawang berupa syair merupakan media komunikasi antara pawang dengan penguasa laut atau penunggu laut yang bagian-bagiannya sering diulang-ulang dengan anapora, epifora, simplok, dan responsi yang tidak saja menggambarkan keindahan berbahasa, tetapi juga diyakini mengandung kekuatan supranatural.

------

CONTOH MANTRA PAWANG RUATAN LAUT :

CONTOH MANTRA KE SATU :

Assalamu’alaikum alaikumussalam

ampun beribu ampun

maaf beribu maaf

---

nenek air jembalang air

yang duduk di atas air di tepi air

nenek yang alus bahasa alus

anak cucu yang kasar bahasa kasar

maaf beribu maaf

ampun beribu ampun

---

nenek air jembalang air

yang duduk di atas air

jangan diulah-ulahi anak cucu

---

wahai nenek, nenek air jembalang air

yang duduk di atas air di tepi air

ampun beribu ampun

maaf beribu maaf

terimalah persembahan anak cucu

---

wahai nenek air jembalang air

yang duduk di atas tepi air

banyak bertanda ada

sikit tanda terkenang

inilah persembahan anak cucu

hendaklah diterima

----

wahai nenek air jembalang air

yang duduk di atas tepi air

maaf beribu maaf

ampun beribu ampun .

CONTOH MANTRA KE DUA :

Assalamu’alaikum ‘alaikumussalam

---

nenek puteri hijau

yang diam di galah jambu air

tempat jin turun berkecimpung

ampai pusat tasek pauh jenggi

galah jambu air

---

yang maha kuasa tanggungjawab

sampai pusat tasik pauh jenggi

mohon beta minta ampun minta maaf

terimalah persembahan anak cucu

---

nenek puteri hijau

banyak tanda ada

sikit tanda terkenang .

====

CONTOH KE 3 : 
MITOLOGY DEWA LAUT DI BAGANSIAPI-API , KAB. ROKAN HILIR , RIAU .

Jauh sebelum pemerintah Inggris membangun pelabuhan laut terbesar di Singapura, orang sudah mengenal Pelabuhan Bagansiapiapi sebagai pusat perdagangan di Nusantara. Pelabuhan tertua ini juga sudah dikenal saudagar-saudagar dari mancanegara.

Meski kondisinya sekarang tidak sebesar dahulu, Pelabuhan Bagansiapiapi, khususnya bagi penduduk ETNIK TIONGHOA yang tinggal di sana, masih dianggap memiliki arti tersendiri bagi kehidupan. Mereka percaya keberadaan DEWA LAUT-lah yang memberikan rezeki dan keselamatan mereka.

------

RITUAL BAKAR TONGKANG (GO GE CAP LAK) TIONGHOA

Ritual Bakar Tongkang dikenal juga sebagai Upacara Bakar Tongkang  atau singkatnya dalam Bahasa Hokkien dikenal sebagai GO GE CAP LAK adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di mancanegara dan masuk dalam kalender visit Imdonesia . Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara Malaysia , Singapura , Thailan , Taiwan hingga Tiongkok Daratan .

Upacara bakar Tongkang dan tari persembahan untuk DEWA LAUT :

Apresiasi yang dilakukan orang untuk menghormati penguasa laut ini adalah dengan mengadakan setiap tahun upacara bakar tongkang sebagai wujud syukur dan persembahan dewa laut yang telah memberi kesejahteraan.

Upacara bakar tongkang itu kini bahkan sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir , sekaligus fungsinya diperluas untuk menarik wisatawan dari mancanegara.

Dalam acara tersebut memang ribuan etnik Tionghoa dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan bahkan China hingga Amerika Serikat menghadiri upacara bakar tongkang itu.

Ritual diawali tari persembahan bagi para dewa khususnya dewa laut yang diyakini menyaksikan kemeriahan ritual setahun sekali itu.

Tari persembahan yang diyakini masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi tersebut diringi musik tradisional khas dari Negeri Tirai Bambu, China, dan beduk yang ditabuh keras.

Tari persembahan yang diperankan ratusan remaja Tionghoa itu dibawakan sambil berjalan dari kediaman bupati Rokan Hilir menuju kelenteng tempat dilakukannya acara puncak pembakaran replika tongkang. Acara ini diyakini juga dapat menolak bala serta mendatangkan rezeki dari dewa laut .

Setelah acara arak-arakan tarian, ritual ini biasanya diawali dengan doa memuji para dewa laut. Puncaknya replika kapal laut yang sudah diarak keliling kota dibakar pada sebuah tanah lapang. Warga memanjatkan doa kepada dewa laut memohon keberkatan dan rezeki yang melimpah untuk tahun-tahun berikutnya.

----

SEJARAH RITUAL BAKAR TONGKANG :

Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang TIONGHOA dari Provinsi FUJIAN - CHINA , merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa KIE ONG YA yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.

Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan SELAT MALAKA tersebut.

Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga ANG.

----

ASAL USUL NAMA BAGANSIAPI-API :

Cahaya terang yang dilihat ke-18 perantau ini pada waktu kehilangan arah adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang di atas bagan (tempat penampungan ikan di pelabuhan). Sehingga para perantau menamakan daratan tersebut dengan nama BAGANAPI yang kini dikenal sebagai Bagansiapi-api  .

Mereka inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur orang TIONGHOA BAGANSIAPI-API . Sehingga mayoritas warga TIONGHOA BAGANSIAPI-API  kini adalah bermarga ANG atau HONG .

Penulis kira cukup , sekedar untuk contah acara-acara Ritus Bahari atau Ruatan Laut yang ada di mancanegara sejak dahulu kala hingga kini  .

===****====

KESIMPULAN :

Penguasa laut adalah iblis yang terkutuk . Bertawassul dengannya jelas-jelas kemungkaran yang nyata dan merupakan salah satu bentuk penyekutuan terhadap Allah SWT .

Acara pesta laut atau ruatan atau ritus bahari adalah tradisi kaum animisme dan para pemeluk agama berhala .

*****

BAGAIMANA HUKUM MENGAHDIRI ACARA RUATAN PENGUASA LAUT ?

Dalam hadits riwayat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu , disebutkan bahwa Rosulullah  bersabda :

«مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ، فَهُوَ مِنْهُمْ»

"Barang siapa menyerupai sebuah kaum , maka dia dari golongan mereka " .
( HR. Abu Daud no. 4033 dan Ibnu Hibban serta menshahihkannya , dan Syeikh al-Albany berkata: " Hasan Shahih ".)

====

MARI KITA RENUNGKAN SEBAGIAN FIRMAN ALLAH SWT SEBAGAI BERIKUT  !

PERTAMA : 

Ayat-ayat ancaman neraka Jahannam bagi orang yang tidak menggunakan akal pikirannya , matanya dan telingannya untuk mempelajari dan mengamati , mana yang hak dan mana yang batil ?.

Allah SWT berfirman :

﴿وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ .

" Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.  Mereka itulah orang-orang yang lalai ". [ QS. Al-A'raf : 179 ].

Dan Allah swt berfirman :

﴿وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا﴾

"Dan janganlah kamu melakukan sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan (ilmu) tentang hal itu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati , semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban ." ( QS. Al-Israa : 36 ).

Dan Allah swt berfirman :

﴿قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103)  الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105) ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا (106)﴾

Katakanlah : ' Apakah akan Kami beri tahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amalannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah beramal sebaik-baiknya amal .

Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah [sia-sia] amalan-amalan mereka, dan Kami tidak memberikan suatu penilaian [timbangan] bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

KEDUA : 

Dalam berdoa kepada Allah SWT hanya diperbolehkan dengan menyeru dan menyebut  Allah atau nama-nama-Nya yang maha indah ( Asmaaul-Husna ) .

 

Contoh : Ya Allah , Ya Rozzaq , Ya Rohman , Ya Rahi .... . Tidak Boleh Mengatakan : Ya Allah , Ya Rosulullah , Ya Jibril , Ya Syeikh Abdul Qodir Jailani ....

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:

﴿قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى﴾

“Katakanlah: ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asma’ul husna (nama-nama yang terbaik) …”. (QS. Al-Isra’[17]: 110)

Dan seluruh makhluk Allah di langit dan di bumi , semuanya bertasbih dengan menyebut nama-nama-Nya yang Husnaa . Allah SWT berfirman :

﴿لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾

“… Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Hasyr[59]: 24).

Ancaman bagi orang yang berpaling dari menyebut nama-nama Allah SWT dalam berdoa dan menyeru-Nya .

﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُون﴾

‘ Hanya milik Allah asmaa-ul husna,, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan [ QS. Al-Araf : 180 ]

Dan Allah SWT dengan tegas melarang menyertakan nama selain nama-nama Allah dalam berdoa , terutama di dalam masjid-masjid , sebagaiman di sebutkan dalam firman-Nya :

﴿وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا﴾

Artinya : " Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kalian berdoa dengan menyertakan seseorang pun ( di dalamnya ) bersamaan dengan (berdoa kepada) Allah . ( QS. Al-Jinn : 18 ).

Al-Imam Abu Hanifah berkata:

لا ينبغي لاحد أن يدعو الله إلا به ، والدعاء المأذون فيه ، المأمور به ، ما استفيد من قوله تعالى : ﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُون

“ Tidak sepantasnya bagi seseorang untuk berdoa kepada Allah kecuali denganNya, dan doa yang diijinkan dan diperintahkan adalah apa yang bisa diambil faidah dari firman Allah:

‘ Hanya milik Allah asmaa-ul husna,, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan ’ . "

(Lihat : Ad-Durrul Mukhtaar min Haasyiyatil Mukhtaar(6/396-397)).

Berkata pula Imam Abu Hanifah dan dua sahabatnya Abu Yusup dan Muhammad bin al-Hasan:

« يُكْرَهُ أَنْ يَقُولَ الدَّاعِي : أَسْأَلُكَ بِحَقِّ فُلَانٍ ، أَوْ بِحَقِّ أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ ، وَبِحَقِّ الْبَيْتِ الْحَرَامِ ، وَالْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ، وَنَحْوِ ذَلِك »

“ Adalah suatu hal yang dibenci jika seorang berdoa :’ aku memohon kepadaMu dengan hak Fulaan, atau dengan hak para Nabi dan RasulMu dan hak Baitul Haram, dan Masy-‘aril Haraam, atau kata-kata mirip itu “ .

(Lihat Syarh Fiqhil Akbar lil Qoori hal. 189 dan Syarah Ath-Thohawiyah 2/83 ).

LARANGAN UCAPAN : " DEMI ALLAH DEMI ROSULULLAH ". 

SERTA LARANGAN UCAPAN : " JIKA ALLAH BERKEHENDAK DAN JUGA ENGKAU , YA ROSULULLAH ".

Jangankan menyertakan sesorang dalam berdoa kepada Allah , Rosulullah  telah melarang umatnya mensejajarkan dirinya dengan Allah dengan kalimat DAN dalam hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan Allah dan bersumpah dengannya .

Bahkan Rosulullah  telah menganggap seseorang yang BERSUMPAH dengan menyebut nama dirinya , orang itu telah menjadikan Rosulullah  sebagai sekutu Allah [ Syirik ]. Contohnya ucapan : DEMI ALLAH DEMI ROSULULLAH .  

Begitu juga ketika ada seseorang yang mengatakan : ( مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ ) JIKA ALLAH BERKEHENDAK DAN JUGA ENGKAU .

DALILNYA :

Di riwayatkan dari Abdullah bin Umar , bahwa Rosulullah  bertemu Umar bin Al-Khoththob, dan dia diatas tunggangannya sedang berjalan , dan dia bersumpah dengan menyebut bapak nya , maka Rosulullah  bersabda :

«أَلاَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُم ْأَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ ، مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ».

" Ketahuilah sesungguhnya Allah I melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian , barang siapa yang bersumpah , maka bersumpahlah dengan menyebut Allah atau diamlah dia". ( HR. Bukhory no. 6108 dan Muslim no. 1646-(3) dan (4) .

Dari Qutailah binti Shoyfiyy Al-Juhaniyah radhiyallahu 'anha , dia berkata :

أَتَى حَبْرٌ مِنَ الأَحْبَارِ إلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، نِعْمَ الْقَوْمُ أَنْتُمْ لَوْلا أَنَّكُمْ تُشْرِكُونَ ، قَالَ : " سُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا ذَاكَ ؟ " قَالَ : تَقُولُونَ إذَا حَلَفْتُمْ : وَالْكَعْبَةِ ، فَأَمْهَلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ , ثُمَّ قَالَ : " إنَّهُ يُقَالَ : فَمَنْ حَلَفَ مِنْكُمْ فَلْيَحْلِفْ بِرَبِّ الْكَعْبَةِ " ثُمَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ، نِعْمَ الْقَوْمُ أَنْتُمْ لَوْلا أَنَّكُمْ تَجْعَلُونَ لِلَّهِ نِدًّا، قَالَ : " سُبْحَانَ اللَّهِ! " قَالَ : تَقُولُونَ : مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ فُلانٌ , فَأَمْهَلَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلامُ , ثُمَّ قَالَ : " إنَّهُ قَدْ قَالَ مَنْ قَالَ ، فَمَنْ قَالَ : مَا شَاءَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ مَعَهَا ، ثُمَّ شِئْتَ " 

Telah datang salah seorang dari kalangan para uskup kepada Rosulullah  , lalu dia berkata : Wahai Muhammad , kalian adalah sebaik-baiknya kaum kalau saja kalian tidak menyekutukan ( Allah ) .

Beliau bertanya : Subhanallah ! apa itu ? .

Dia menjawab : Karena kalian mengatakan ketika bersumpah (( Demi Ka'bah )) .

Maka Rosulullah  merenunginya sejenak , kemudian beliau bersabda : " Barang siapa yang bersumpah , maka bersumpah dengan mengatakan (( Demi Tuhan pemilik Ka'bah )).

Lalu dia berkata : Wahai Muhammad ! Kalian adalah sebaik-baiknya kaum jika saja kalian tidak menjadikan tandingan / sekutu bagi Allah .

Beliau bertanya : Subhanallah ! apa itu ? .

Dia menjawab : Karena kalian mengatakan : (( Maa Syaa Allah wa syi'ta / apa yang Allah kehendaki dan juga yang kamu kehendaki )) .

Maka Rosulullah  merenunginya sejenak , kemudian beliau bersabda dan sesungguhnya beliau juga pernah bersabda :

Barang siapa yang mengatakan : (( maa syaa Allah / apa  yang Allah kehendaki )) maka diantara keduanya harus di pisah dengan : (( kemudian yang kamu kehendaki / Tsumma Syi'ta )) .

( HR. Ahmad 45/43 no. 27093 , Al-Hakim 4/297 no. 7815 dan Abu Nu'aim dalam Ma'rifatush Shohabah 6/3427 . Dan di sahihkan oleh Al-Hakim ).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma , dia berkata :

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَكَلَّمَه ُفِى بَعْضِ الأَمْرِ فَقَالَ الرَّجُلُ لِرَسُول ِاللَّهِﷺ : مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ فَقَال َرَسُولُ اللَّهِ ﷺ : «أَجَعَلْتَنِى وَاللَّهَ عَدْلاً بَلْ مَا شَاءَ اللَّهُ وَحْدَهُ».

Telah datang seseorang menghadap Rosulullah  , lalu berbicara pada nya suatu perkara , kemudian orang itu mengatakan kepada Rosulullah  :

" Apa yang Allah kehendaki dan yang kamu kehendaki pula ".

Maka Rosulullah  bersabda :

" Demi Allah , apakah kamu telah menjadikan aku sebagai tandingan ( sekutu Allah ) , akan tetapi ( katkanlah ) apa yang Allah sendiri kehendaki saja ".

( HR. Imam Bukhori di Adabul Mufrod , Ahmad , Ibnu Syaibah , Nasai , Ibnu Majah , Abu Nu'aim di Al-Hilyah dan Baihaqi di Al-Asmaa Wassifaat ). Syeikh Al-Albany berkata : Hadits hasan sahih.

Hadits Qutailah ini diriwayatkan pula oleh An-Nasai dalam Sunannya 7/6 no. 3773 dan Amalul Yaum wal Laylah no. 986 dan di sahihkan oleh Syeikh al-Albany .

Dan semakna dengan hadits ini riwayatkan pula oleh Imam Ahmad , Ibnu Majah dan Bayhaqi dari sahabat Thufeil bin Sakhbarah .

Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah , Ahmad , Abu Daud , Nasai , Ibnu Majah dan Baihaqy dari hadits sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman .

KETIGA : 

Sesembahan-sesembahan yang mereka seru dan mereka panggil-panggil saat berdoa termasuk para jin penguasa laut, sebenarnya mereka itu sangat lemah dan tidak punya kemampuan apa-apa , hanya prasangka manusia saja yang membesar-besarkannya . Allah SWT berfirman :

﴿اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمْثَالُكُمْ فَادْعُوْهُمْ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ﴾

" Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk-makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kalian . Maka kalian serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaan kalian, jika kalian orang-orang yang benar. (QS. Al-A’raf: 194)

 

Dan Allah SWT berfirman :

﴿إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ﴾

" Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah ". ( QS. Al-Hajj : 73 ).

Dan Allah SWT berfirman :

﴿مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ﴾

" Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung ( wali-wali ) selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui ". (QS. Al-Ankabut: 41 ).

KEEMPAT : 

Resiko Ketika Hati Manusia sudah keras , buta dan berpaling dari syariat Allah :

Allah SWT berfirman :

﴿ أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ﴾

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar ? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada ". ( QS. Al-Hajj : 46 )

Dan Allah SWT berfirman :

﴿وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ . وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ﴾

" Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.

Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. ( QS. Az-Zukhruf : 36-37 ).

Dan Allah SWT berfirman :

﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu , dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali ". ( QS. An-Nisaa : 115 ).

Dan Allah SWT berfirman :

﴿فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ﴾

" Maka tatkala mereka berpaling ( dari kebenaran ), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik ". (QS. Ash-Shaf : 5).

Dan Allah SWT berfirman :

﴿وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ﴾

" Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang membuat mereka mengira bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi ". ( QS. Fushshilat : 25 ) .

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar