Oleh Abu Haitsam Fakhri
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
بسم الله الرحمن الرحيم
Kita melihat banyak keajaiban-keajaiban ilmiah di dalam Al-Qur’an, dan itu bukan hal yang aneh karena Al-Quran adalah firman Allah SWT dan Sang Pencipta alam semesta adalah Allah SWT. Di antaranya adalah ayat yang menyatakan terkelupasnya kulit siang dari malam.
Allah SWT berfirman:
﴿وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ﴾
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami menguliti siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan". [QS. Yaasiin: 37].
Secara bahasa makna: سَلَخَ – يَسْلَخً – سَلاَخَةً: menguliti, mengetam, mengelupas, melepaskan dan membuka pakaian.
Dalam Kamus Lisan al-Arab karya Ibnu Mandzur di katakan:
السَّلْخُ: كُشْطُ الإِهابِ عنِ ذيهِ، سَلَخَ الإِهابَ: كَشَطه. والإهاب هو الجلد. أي بمعنى آخر فإن فِعل السلخ يقتصر على ازالة جلود الحبوانات، حيث يقوم الجزّار أو اللّحام بشد الجلد بقوّة بعيداً عن اللّحم ويقوم بفصلهما بسكين. فما علاقة الليل والنهار بسلخ جلود الحيوانات؟
As-Salkh [السَّلْخُ]: mengikis kutikula dari kulitnya. Menguliti kutikula adalah: mengikisnya. Kutikula adalah kulit. Dengan kata lain: bahwa menguliti itu hanya sebatas membuang kulit hewan. Di mana tukang jagal atau tukang daging menarik kulit dari daging dan memisahkannya dengan pisau.
![]() |
Gambar menguliti kulit kambing |
Ali ash-Sholaby dalam: " كروية الأرض ودورانها.. إعجاز علمي وسَبْق قرآني رسالة جديدة للملحدين" berkata:
"ومعنى ذلك أن الله تعالى ينزع نور النهار من أماكن الأرض التي يتغشاها الليل بالتدريج كما ينزع جلد الذبيحة عن كامل بدنها بالتدريج، ولا يكون ذلك إلا بدوران الأرض حول محورها أمام الشمس، وفي هذا النص القرآني سبق بالإشارة إلى رقة طبقة النهار في نصف الكرة الأرضية المواجهة للشمس وهي حقيقة لم يدركها الإنسان إلا بعد زيارة الفضاء في النصف الثاني من القرن العشرين، واتضحت كذلك لمحة الإعجاز القرآني في تشبيه انحسار طبقة النهار الرقيقة عن ظلمة الليل بسلخ جلدة الذبيحة الرقيق في كامل بدنها وفي التأكيد على أن الظلام هو الأصل في الكون، وأن نور النهار ظاهرة رقيقة عارضة لا تظهر إلا في الطبقات الدنيا من الغلاف الغازي للأرض في نصفها المواجه للشمس، والذي يتحرك باستمرار مع دوران الأرض حول محورها أمام الشمس".
Artinya, Allah Ta'aala secara bertahap menguliti cahaya siang hari dari tempat-tempat di bumi yang tertutup malam, sebagaimana menguliti kulit hewan sembelihan secara bertahap dari seluruh tubuhnya. Ini hanya mungkin terjadi jika bumi berputar pada porosnya di depan matahari.
Nash Al-Qur’an ini, telah mendahalui sains dalam mengisyaratkan tipisnya lapisan siang hari di belahan bumi yang menghadap matahari. Ini sebuah fakta ilmiyah yang tidak disadari manusia hingga setelah ada astronot yang mengunjungi ruang angkasa pada paruh kedua abad ke-20.
Dan keajaiban Al-Qur’an juga terlihat jelas dalam mengibaratkan tipisnya siang yang surut dari gelapnya malam dengan pengelupasan kulit hewan sembelihan yang tipis di sekujur tubuhnya.
Dan juga dalam menegaskan bahwa kegelapan adalah asal muasal alam semesta. Dan siang hari itu adalah Fenomena tipis yang datang kemudian dan itu hanya muncul di lapisan bawah selubung gas bumi di setengah bagian yang menghadap matahari. Yang terus bergerak mengikuti perputaran bumi pada porosnya di depan matahari.
Husein Ahmad Kaatib dalam artikel [[ الإعجاز العلمي في سورة يس – 37 ]] menjelaskan:
“Apa keajaiban ilmiah dalam Al-Qur'an tentang hal ini? Semua orang tahu bahwa ada siang dan malam, dan saat matahari terbenam, malam datang dan dunia menjadi gelap, bukankah begitu?
Inilah yang diyakini kebanyakan orang, akan tetapi realitas ilmiah berbeda, karena malam itu tidaklah datang, melainkan yang benar adalah siang pergi, jadi malam (kegelapan) itu adalah keadaan yang berlaku, dan terang adalah unsur asing yang masuk.
Inilah yang terjadi pada saat siang hari, karena cahaya matahari menghilangkan kegelapan. Dan pada saat matahari terbenam, maka cahaya matahari pergi, sementara malam (kegelapan) tetap ada. Inilah yang dikatakan oleh ayat mulia:
﴿وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ﴾
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami kuliti siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan". [QS. Yaasiin: 37].
Gambar bola dunia saat matahari terbenam dari Stasiun Luar Angkasa Internasional dari ketinggian 380 km. Di mana nampak siang terkelupas dari malam.
Arah cahaya yang sebenarnya dan arah cahaya yang diperkirakan. Karena matahari berada di sebelah kanan gambar, dan karena cahaya bergerak dalam garis lurus, maka yang diperkirakan bentuk cahayanya akan seperti yang ditunjukkan di dalam lingkaran pada gambar kiri yang gambar yang diperkirakan [الشكل المتوقع]". Namun yang sebenarnya terjadi pada “gambar yang asli [الصورة الأصلية]” justru sebaliknya.
Akan Tapi bagaimana tentang menguliti [ السَّلْخُ]?
Karena letak matahari berada di sebelah kanan gambar, maka arah dan bentuk cahaya seharusnya seperti yang ditunjukkan pada "gambar yang diperkirakan [ الشكل المتوقّع ]", namun kenyataan menunjukkan sebaliknya karena lapisan atas atmosfer bertindak sebagai cermin dan memantulkan sinar matahari yang jatuh padanya (setelah matahari terbenam) dari bagian bawah atmosfer menuju Bumi. Oleh karena itu, cahaya tetap menyala bahkan setelah matahari terbenam hingga waktu shalat Isya.
Gambar menunjukkan fenomena pantulan cahaya, bahwa sudut jatuhnya cahaya sama dengan sudut pantul
Inilah yang membuat orang yang memandang dari pesawat atau stasiun luar angkasa bahwa ia nampak terkuliti. Di sini keajaiban ilmiah terbukti dalam ayat ini:
Pertama: karena fenomena ini tidak dapat dilihat dari permukaan bumi, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak memiliki pesawat terbang atau stasiun ruang angkasa untuk mengamati fenomena ini dan membicarakannya.
Dan kedua, karena ayat terkulitinya siang dari malam tampaknya tidak masuk akal pada pandangan pertama, kecuali dengan mengetahui bahwa lapisan atas atmosfer memantulkan cahaya.
] أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ ٱلظِّلَّ وَلَوْ شَآءَ لَجَعَلَهُۥ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا ٱلشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا [
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang. Dan jika Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu. Kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. [ QS. Al-Furqan: 45 ].
Dan itu mengembalikannya ke permukaan bumi, dan ini adalah fenomena yang belum disetujui oleh sains modern hingga tanggal penerbitan artikel tersebut tiba. Anda belum yakin?
Siapa pun yang ingin membicarakan fenomena ini juga harus menyadari kebulatan Bumi dan fakta bahwa Bumi berputar mengelilingi dirinya sendiri.
Ingatlah bahwa ilmuwan Galileo meninggal saat dia ditahan karena dia mengakui bahwa bumi itu bulat, dan ini terjadi pada tahun 1642.
Sekarang ide dan penemuannya telah menjadi jelas. Namun dapatkah Anda menggambarkan hubungan siang dan malam? Misalnya, malam menggantikan siang, menutupinya, atau mengusirnya?
Allah Yang Mahakuasa menggambarkannya dalam Al-Qur'an di Surat Al-A'raf - 36:
﴿ اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًا ۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُ ۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ﴾
“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam". (QS. Al-A’raf: 54)
Nash serupa disebutkan dalam: Surat Al-Ra'd - 3
﴿ وَهُوَ الَّذِيْ مَدَّ الْاَرْضَ وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْهٰرًا ۗوَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ جَعَلَ فِيْهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ﴾
“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir". (QS. Ar-Ra’d: 3)
Dan dalam surat al-Lail: 1:
﴿ وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰى ۙ. وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰى ۙ ﴾
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Demi siang apabila telah nampak [terang benderang] ". (QS. Al-Lail: 1- 2)
Sesungguhnya orang yang berani berbicara tentang subjek ilmiah yang mendalam dengan keyakinan penuh seperti ini pada 1400 tahun yang lalu ; maka dia pasti seseorang yang memiliki pengetahuan atau dia memperoleh pengetahuan ini dari sumber yang dapat dipercaya!
Jawabannya jelas dan terang benderang, yaitu wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:
﴿ وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى. اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰى ۙ. عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰى ۙ ﴾
"Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, (QS. An-Najm: 3-5)
0 Komentar