Oleh Abu Haitsam Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
*****
Di saring oleh Abu Haitsm Fakry dari:
Fatwa Syeikh Syekh Mohammad Saleh 'Uthaymeen – فتاوى نور على الدرب - Kaset No. [300]
Dan
"Fatwa dan Risalah Syekh Mohammad Saleh 'Uthaymeen - Jilid 13 –
=====
Bab: Gerakan dalam Sholat
------
بسم الله الرحمن الرحيم
أقسَامُ الحَرَكَة في الصَّلَاةِ
Pembagian gerak dalam shalat ada lima:
1] gerak yang wajib.
2] gerak yang mustahab.
3] gerak yang mubah.
4] gerak yang makruh.
5] gerak yang dilarang.
PERTAMA: GERAK YANG WAJIB:
Gerak wajib adalah: di mana shahnya shalat bergantung kepadanya. Ini adalah hukum gerak wajib.
Penulis menyebutkan dua contoh untuk itu:
Contoh pertama:
Seseorang teringat bahwa ada najis di sorbannya saat dia sedang shalat, maka ia harus bergerak untuk mencopot sorbannya dan melanjutkan shalatnya.
Contoh kedua:
Seorang laki-laki shalat ke arah selain kiblat, lalu ada seseorang yang tahu arah kiblat datang kepadanya dan berkata kepadanya: Kiblat berada di arah sebelah kananmu. Maka di sini dia harus beregerak menghadap kiblat.
Dan masing-masing dari dua contoh ini memiliki dalil.
Adapun contoh pertama: dalilnya adalah bahwa Nabi shallallahu ' alaihi wa sallam sedang shalat dengan memakai kedua sandalnya dan ada kotoran padanya yang Beliau SAW tidak mengetahuinya, maka Jibril mendatanginya dan memberi tahu kepadanya tentang hal itu, maka Beliau SAW segera melepas kedua sandalnya dan melanjutkan shalatnya.
Adapun yang kedua: penduduk Quba sedang shalat subuh menghadap ke arah Bait al-Maqdis, dan Mekah ada di belakang mereka. Lalu datanglah seorang pendatang kepada mereka dan berkata kepada mereka:
“ Nabi SAW telah diturunkan kepadanya wahyu Al-Qur'an, yang memerintahkan untuk menghadap kiblat (ke Ka’bah), maka mereka menghadap ke arahnya “.
Lalu mereka pun bergerak menghadap ke arah Ka'bah saat mereka sedang sholat.
====
KEDUA: GERAK YANG MUSTAHAB:
Gerakan mustahabb: itu adalah gerakan yang bergantung kepadanya gerakan mustahabb.
Contohnya: ketika ada sebuah celah shaff terbuka di depan Anda, dan menutup celah shaff itu SUNNAh. Jadi Anda bergerak maju untuk menutup celah ini, karena ini adalah gerakan yang mustahabb. Begitu pula gerakan untuk merapatkan shaff.
Maka jika ada celah antara Anda dan makmum di sebelah Anda, lalu Anda mendekatkannya, maka ini juga merupakan gerakan yang mustahabb.
KETIGA: GERAKAN YANG MUBAH:
Gerakan yang diperbolehkan: itu adalah gerakan yang sedikit ketika adanya hajat kebutuhan, atau gerakan yang banyak dalam keadaan dlarurat.
Contoh gerakan sedikit untuk keperluan: orang yang menghadapi kesulitan shalat langsung di tanah karena panasnya lantai, atau karena ada durinya, atau ada kerikil di dalamnya yang melukai dahinya, maka ia pun bergerak., dan meletakkan sapu tangan untuk sujud di atasnya.
Ini adalah gerakan yang diperbolehkan; Karena untuk keperluan, tetapi gerakannya sedikit.
Dan sebaiknya saputangannya harus cukup lebar agar bisa menampung telapak tangan dan dahinya. Ini adalah yang terbaik, tetapi jika dia hanya memiliki saputangan kecil yang hanya cukup untuk dahi dan diperlukan untuk sujud. itu, maka itu tidak lah mengapa dengan itu.
Ini adalah gerakan yang sedikit karena adanya suatu hajat kebutuhan.
Dan ada juga gerakan yang banyak yang di sebabkan oleh keadaan Darurat:
Contohnya: Jika Anda sedang sholat, tiba-tiba ada binatang buas menyerang Anda. Dalam kondisi seperti ini, maka Anda membutuhkan gerakan yang banyak dan yang cepat.
Tidak ada masalah, jika anda berusaha mempertahankan diri dari bahaya ini, meskipun anda dalam keadaan sholat, karena firman Allah Yang Maha Kuasa:
فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا ۖ فَإِذَآ أَمِنتُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 239).
Artinya: jika kalian takut pada diri kalian sendiri, maka shalat lah sambil berjalan di atas kaki kalian meskipun kalian sambil melarikan diri, atau sambil menunggani kendaraan kalian.
Inilah pembagian-pembagian hukum gerak dalam shalat, maka jagalah agar hati dan anggota badan kalian khusyu’ dan tawadlu’, sehingga sempurna shalat kalian, karena Allah telah memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya “.
====
KEEMPAT: GERAKAN YANG MAKRUH:
Gerakan yang makruh: merupakan gerakan kecil yang tidak ada hajat, seperti yang terjadi pada sebagian orang-orang ketika mereka dalam shalatnya main-main dengan pulpen, jam tangan, ikat kepala, atau sorban tanpa adanya hajat keperluan, maka ini adalah gerakan yang Makruh.
====
KELIMA: GERAKAN YANG DI LARANG:
Gerakan terlarang: adalah gerakan yang bertentangan dengan sholat. Artinya gerakan yang banyak sekali sehingga siapapun yang melihatmu bergerak akan berkata: “ Kamu tidak sedang shalat “. Standar gerakan yang di larang: “ gerakan yang banyak dan berurutan “.
Dan contoh lainnya adalah tertawa. Tertawa dalam shalat membatalkannya; Karena tertawa itu benar-benar menghilangkan kekhusyu'an dalam shalat. Itulah sebabnya para ulama, semoga Allah merahmati mereka, berkata:
" Tertawa dalam shalat itu membatalkannya, berbeda dengan tersenyum, karena tersenyum itu tidak mengeluarkan suara, sehingga tidak membatalkan shalat.
TEXS FATWA SYEIKH AL-UTSAIMIIN:
الحركة في الصلاة على أقسام. القسم الأول:حركة واجبة، والثاني: حركة مستحبة، والثالث: حركة مباحة، والرابع: حركة مكروهة، والخامس: حركة محرمة تبطل الصلاة،
فأما الحركة الواجبة، فهي كل حركة تتوقف عليها صحة الصلاة، مثال ذلك أن يذكر أن في قترته نجاسة، أو في لباسه نجاسة، أو في خفه نجاسة ففي هذه الحالة يجب عليه أن يزيل ذلك النجس، يخلع القترة، يخلع السروال، يخلع الخف؛ لأنه يتوقف على ذلك صحة الصلاة. ولذلك لما أخبر جبريل النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أن في نعليه قذراً، خلعهما رسول الله صلى اله عليه وعلى آله وسلم، وكذلك لو كان المصلي غير مستقبل للقبلة في البر، لكن هذا الذي أداه إليه اجتهاده، فجاءه إنسان وقال: القبلة على يمينك، فهنا يجب أن يتحرك نحو القبلة؛ لأنه يتوقف على هذه الحركة صحة الصلاة، وكذلك لو صف وحده خلف الصف لكمال الصف، ثم انفرج أمامه فرجه، فإنه يتقدم إلى الصف وجوباً؛ لأن هذه الحركة يتوقف عليها صحة الصلاة، ولهذا أمثلة أخرى لكن رابطها كل حركة يتوقف عليها الصلاة فإنها واجبة.
أما المستحبة: فكل حركة يتوقف عليها فضل في الصلاة، مثل التراص في الصف، بأن يتراص الناس شيئا فشيئا فهنا لابد من حركة، ومثل أن يبتدأ الصلاة اثنان إمام ومأموم، ثم يأتي ثالث فهنا السنة أن يتأخر الاثنان خلف الإمام، فهذه الحركة مستحبة؛ لأنه يتوقف عليها كمال الصلاة، ويتساءل كثيراً من الناس هل يصف الداخل الثالث قبل أن يجلب صاحبه، ويقدم الإمام؟ أو يقدم الإمام أو يجلب صاحبه قبل أن يصف في الصلاة؟ والجواب: أنه يقدم الإمام أو يؤخر المأموم ثم يصف؛ لأنه لو صف قبل أن يقدم الإمام أو يؤخر المأموم؛ لزم من ذلك حركة في الصلاة لا داعي لها، إذن الحركة المستحبة كل حركة يتوقف عليها تمام الصلاة.
الحركة المباحة: كل حركة لحاجة لا تتعلق بالصلاة أو لضرورة، مثال ذلك: أن يستأذن عليه أحد ليدخل إلى حجرته والباب مغلق، فيتقدم قليلاً ثم يفتح الباب، أو يكلمه أحد في شىء هل حصل أو لم يحصل فيشير برأسه، نعم. إن كان حاصلاً، أو بيده لا. إن كان غير حاصل وما أشبه ذلك، وأما الحكة في الصلاة، فإن كانت حكة يسيرة لا تذهب الخشوع فهي من القسم المباح، وإن كانت حكة شديدة تذهب الخشوع، فالحركة من أجل برودتها سنة، لأن ذلك يتوقف عليه كمال الصلاة؛ لأنه إذا حكها بردت عليه وصار قلبه حاضراً في الصلاة.
وأما الحركة المكروهة: فهي الحركة التي لا حاجة إليها ولكنها ليست كثيرة، كما تجد بعض الناس يعبث بقلمه أو بساعته، أو بأنفه، أو بقترته، أو بمشلحه أو ما أشبه ذلك، هذه حركة مكروهة.
[ وأما الحركة المحرمة ] فإن كثرت [ الحركة] وتوالت صارت من القسم الخامس: وهو الحركة الكثيرة في غير الضرورة، فهذه تبطل الصلاة؛ لأنها تنافي الصلاة تماماً، ومن ذلك الضحك، فإن الضحك في الصلاة مبطل لها؛ لأن الضحك ينافي الخشوع تماماً. ولهذا قال العلماء رحمهم الله: إن الضحك في الصلاة مبطل لها دون التبسم، فالتبسم ليس فيه صوت فلا يكون مبطلاً للصلاة. نعم.
0 Komentar