Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

14 KEISTIMEWAAN DAN KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

14 KEISTIMEWAAN DAN KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Di susun oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

بسم الله الرحمن الرحيم

Ramadhan adalah bulan yang mulia dan penuh berkah, dihormati dan dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan. Dalam bulan ini, Allah SWT telah memberikan keutamaan dan keistimewaan yang tidak ditemukan pada bulan-bulan lainnya, membuatnya menjadi momen yang sangat istimewa dan berharga.


Beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan antara lain adalah:

1. SHAUM DI BULAN RAMADHAN ADALAH RUKUN ISLAM YANG KE-EMPAT

Allah SWT menjadikan puasa di Bulan Ramadhan merupakan rukun keempat di antara Rukun Islam. Sebagaimana firman-Nya:

(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْه)

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.(SQ. Al-Baqarah: 185)

Terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Bukhari, no. 8, dan Muslim, no. 16 dari hadits Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi  bersabda:

 بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَحَجُّ الْبَيْتِ

 “Islam dibangun atas lima (rukun); Bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.”

2. DI BULAN RAMADHAN AL QUR’AN DITURUNKAN OLEH ALLAH SWT

Allah Ta’ala menurunkan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta’ala pada ayat sebelumnya,

{ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ }.

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah: 185)

Allah Ta’ala juga berfirman:

(إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ)

"Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatur Qadar.” [QS. Al-Qodar: 1].

3. RAMADHAN MEMILIKI LAILATUL QODAR

Allah menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah:

(إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ)

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 1-5).

Dan firman-Nya yang lain:

(إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ)

"sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).

Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan keutamaan malam yang barokah ini, Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga banyak hadits yang menjelaskannya, di antaranya:

Hadits Abu Hurairah radhialahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah  bersabda:

" أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ".

“Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barokah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan-setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak)."

(HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999 dan Shahih al-Jaami' no. 55)

Dan hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata, Rasulullah  bersabda:

" مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ".

“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).

4. PUASA DAN SHOLAT DI BULAN RAMADHAN ADALAH SEBAB DIAMPUNI DOSA

Allah menjadikan puasa dan shalat yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi  bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. [HR. Bukhori, no. 2014, dan Muslim, no. 760]

Juga dalam riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”.

Umat islam telah sepakat (ijma) akan sunnahnya menunaikan qiyam waktu malam-malam Ramadhan.

Imam Nawawi telah menyebutkan:

أَنَّ الْمُرَادَ بِقِيَامِ رَمَضَانَ صَلَاةُ التَّرَاوِيحِ يَعْنِي أَنَّهُ يَحْصُلُ الْمَقْصُودُ مِنْ الْقِيَامِ بِصَلَاةِ التَّرَاوِيحِ.

Bahwa maksud dari qiyam di bulan Ramadhan adalah shalat Taraweh, Artinya dia mendapat nilai qiyam dengan menunaikan shalat Taraweh. [Di kutip dari Fath Al-Bari 4/251]

5. DI BULAN RAMADHAN PINTU-PINTU SYURGA DIBUKA, NERAKA DI TUTUP

Allah (di bulan Ramadhan) membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan-setan.

Dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah  bersabda:

" إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ".

“Ketika datang (bulan) Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. [HR. Bukhari, no. 1898, Muslim, no. 1079].

6. BULAN RAMADHAN ADA MOMENT PEMBEBASAN DARI SIKSA NERAKA

Pada setiap malam (bulan Ramadhan) ada yang Allah bebaskan dari (siksa) neraka.

 Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah  bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ

 “Sesungguhnya Allah memiliki pada setiap berbuka orang-orang yang dimerdekakan (dari api neraka) dan itu di setiap malam.”

[HR. Ibnu Majah no. 1643. Dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih Ibnu Majah, 2/59.]

Dari Abu Umamah: sesungguhnya Nabi  bersabda:

"‏ لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ ".

"Pada setiap (waktu) berbuka, Allah ada orang-orang yang dibebaskan (dari siksa neraka)”. [HR. Ahmad (5/256)].

(Al-Munziri berkata: ”Sanadnya tidak mengapa”, dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih At-Targhib, no. 987)

Dari Abu Said al-Khudri, dia berkata: Rasulullah  bersabda:

«إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عُتَقَاءَ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ - يَعْنِي فِي رَمَضَانَ - ‌وَإِنَّ ‌لِكُلِّ ‌مُسْلِمٍ ‌فِي ‌كُلِّ ‌يَوْمٍ ‌وَلَيْلَةٍ ‌دَعْوَةً ‌مُسْتَجَابَةً»

“Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memberikan kebebasan dari siksa neraka pada setiap malam –yakni di bulan Ramadhan- dan sesungguhnya setiap muslim pada waktu siang dan malam memiliki doa yang terkabul (mustajabah)”.

[HR. Bazzar (Kasyful Astaar 1/458 no. 962)].

Al-Haitsami berkata dalam al-Majma' 3/143 no. 4793:

رَوَاهُ الْبَزَّارُ، وَفِيهِ أَبَانُ بْنُ أَبِي عَيَّاشٍ، وَهُوَ ضَعِيفٌ

"Al-Bazzar meriwayatkannya, di dalam sanadnya terdapat Aban bin Abi Ayyash, dan dia itu lemah".

Di dha'ifkan oleh Ahmad Syakir dalam Takhrij al-Musnad 7/251 No. 7443 dan oleh Syu'aib al-Arna'uth dalam Takhrij al-Musnad 12/421 no. 7450].

7. BERPUASA DI BULAN RAMADHAN ADALAH SEBAB TERHAPUSNYA DOSA-DOSA LAMPAU JIKA MENJAUHI ALKABAAIR

Puasa pada bulan Ramadhan (merupakan) sebab terhapusnya dosa-dosa yang lampau sebelum Ramadhan jika menjauhi dosa-dosa besar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rosulullah  bersabda:

" الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، ‌وَالْجُمُعَةُ ‌إِلَى ‌الْجُمُعَةِ، ‌وَرَمَضَانُ ‌إِلَى ‌رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ "

“Dari shalat (ke shalat) yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar.” [HR. Muslim, 1/209 no. 233]

8. PUASA DI BULAN RAMADHAN BERPAHALA 10 KALI LIPAT

Puasa (di bulan Ramadhan) senilai puasa sepuluh bulan. Yang menunjukkan hal itu, adalah hadits Abu Ayub Al-Anshary, dia berkata:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ‌ثُمَّ ‌أَتْبَعَهُ ‌سِتًّا ‌مِنْ ‌شَوَّالٍ، ‌كَانَ ‌كَصِيَامِ ‌الدَّهْرِ»

“Barangsiapa yang berpuasa (pada bulan Ramadhan) kemudian diikuti (puasa) enam (hari) pada bulan Syawwal, maka hal itu seperti puasa setahun”. [HR. Muslim, no. 1164].

Dan dari Tsauban, bahwa Nabi  bersabda:

" ‌مَنْ ‌صَامَ ‌رَمَضَانَ ‌فَشَهْرٌ ‌بِعَشَرَةِ ‌أَشْهُرٍ، ‌وَصِيَامُ ‌سِتَّةِ ‌أَيَّامٍ ‌بَعْدَ ‌الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ "

“Siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadhan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah Id (Syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun”.

[HR. Ahmad no. 21906 dan 22412, At-Tabarani dalam “Al-Kabiir” (1451), dalam “Musnad Al-Syamiyyin” (485) (903), Al-Darimi (1755), Ibnu Majah (1715), Al-Nasa'i dalam “Al-Kubra” (2860) dan (2861), Ibnu Khuzaymah (2115), Al-Thahawi dalam “Syarah Musykil Al-Atsar” (2348) dan (2349), dan Ibn Hibban (3635), Al-Bayhaqi 4/293, dan Al-Khathib dalam “Tarikh Bagdad” 2/362]

Di Shahihkan oleh Ibnu Khuzaimah (2115), Syu'aib al-Arna'uth dalam Takhriij al-Musnad 37/94 no. 22412 dan oleh al-Albaani.

9. QIYAMUL LAIL DI BULAN RAMADHAN BERSAMA IMAM BERNILAI SEMALAM PENUH

Orang yang menunaikan qiyamul lail (Taraweh) bersama imam hingga selesai, dicatat baginya seperti qiyamul lail semalam (penuh).

Dari Abu Dzar radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah  bersabda:

(مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ)

“Bahwasiapa menunaikan qiyamul lail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail semalam (penuh)”. [HR. Abu Daud, no. 1370, Al-Tirmidzi (806), Al-Nasa’i (1364), Ibnu Majah (1327), dan Ahmad (21419).]

(Dishahihkan oleh Syeikh Bin Baaz dalam Majmu' Fatawaa Bin Baaz 25/178 dan Syeikh Al-Albany dalam kitab 'Shalat Tarawih' hal. 15 dan Shahih An-Nasaa'i no. 1364)

10. UMROH DI BULAN RAMADHAN BERNILAI DENGAN UMROH DAN HAJI BERSAMA NABI 

Melaksanakan umrah pada bulan Ramadhan, (pahalanya) seperti haji.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma, dia berkata:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِامْرَأَةٍ مِنَ الْأَنْصَارِ سَمَّاهَا ابْنُ عَبَّاسٍ فَنَسِيتُ اسْمَهَا: (مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّي مَعَنَا؟) قَالتْ: ‌لَمْ ‌يَكن ‌لَنَا ‌إلا ‌نَاضِحَانِ، ‌فَحَجَّ ‌أبو ‌وَلَدِهَا ‌وَابْنهَا ‌عَلَى ‌نَاضِحٍ، وَتَرَكَ لَنَا نَاضِحًا نَنْضِحُ عَلَيهِ. قَال: (فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً).

" Rasulullah  bersabda kepada wanita dari Anshar - Ibnu Abbas menamainya, dan saya lupa namanya-:

”Apa yang menghalangi anda melaksanakan haji bersama kami?” Dia berkata: ”Kami hanya mempunyai dua ekor onta untuk menyiram tanaman. Bapak dan anaknya menunaikan haji dengan membawa satu ekor onta dan kami ditinggalkan satu ekor onta untuk menyiram tanaman."

Beliau bersabda: “Jika datang bulan Ramadhan tunaikanlah umrah, karena umrah (di bulan Ramadhan) seperti haji”. [HR. Bukhari, no. 1782, dan Muslim, no. 1256]

Dalam riwayat Bukhori [1863] dan Muslim [1256] dari jalur lain dengan lafadz:

فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي

"Sesungguhnya Umrah pada bulan Ramadhan sebanding dengan haji atau haji bersamaku"

11. DI BULAN RAMADHAN DISUNNAHKAN I’TIKAF

Disunnahkan i’tikaf, karena Rasulullah  senantiasa melaksanakannya, sebagaimana dalam hadits Aisyah radhiallahu ’anha:

" أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ "

Bahwa Nabi  biasa beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah ta’ala mewafatkannya, kemudian istri-istrinya beri’tikaf (sepeninggal) beliau”. (HR. Bukhari, no. 1922, Muslim, no. 1172).

12. TADARRUS DAN TILAWAH AL QURAN DI BULAN RAMADHAN SANGAT DIANJURKAN

Sangat dianjurkan sekali pada bulan Ramadhan tadarus Al-Qur’an dan memperbanyak tilawah. Cara tadarus Al-Qur’an adalah dengan membaca (Al-Qur’an) kepada orang lain dan orang lain membacakan (Al-Qur’an) kepadanya.

Dalil dianjurkannya (adalah):

" أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَلْقَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ "

“Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi  setiap malam di bulan Ramadhan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya”. (HR. Bukhari, no. 6, dan Muslim, no. 2308).

Dari Ibnu 'Abbas berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Bahwa Rasulullah  adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril 'Alaihis Salam menemuinya, dan adalah Jibril 'Alaihis Salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, dimana Jibril 'Alaihis Salam bertadaarus Al Qur'an bersamanya. Sungguh Rasulullah  jauh lebih lembut daripada angin yang berhembus. (HR. Bukhari, no. 3220, dan Muslim, no. 2308)

Membaca Al-Qur’an dianjurkan secara mutlak, akan tetapi pada bulan Ramadhan sangat ditekankan.

13. DI BULAN RAMADHAN ADA KEUTAMAAN ISTIMEWA MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI YANG BERPUASA

Dianjurkan di bulan Ramadhan untuk memberikan buka kepada orang yang berpuasa, berdasarkan hadits Zaid Al-Juhany radiallahu ’anhu berkata, Rasulullah  bersabda:

" مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ ، غَيْرَ أَنَّهُ لا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا "

“Barangsiapa memberi buka (kepada) orang yang berpuasa, maka dia (akan mendapatkan) pahala seperti orang itu, tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikit pun juga”.

(HR.Tirmizi, no. 807, Ibnu Majah, no. 1746, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam shahih Tirmizi, no. 647)

14. KEUTAMAAN MAKAN SAHUR .

Telah ada banyak hadits terkait keutamaan sahur. Seperti sabda Nabi  :

( تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً)

“Sahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan.” HR. Bukhori, 1923 dan Muslim, 1095.

Dan sabda beliau  :

( فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ ، أَكْلَةُ السَّحَرِ)

“Pembeda antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” HR. Muslim, 1096.

Sabda Nabi   :

( إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ)

“Sesungguhnya Allah azza wajalla dan para Malaikat mendoakan kepada orang yang sahur.”

[HR. Ahmad, 11086 dinyatakan shoheh peneliti Musnad dan dinyatakan hasan oleh Albani di Shohehah, 1654].

 

Posting Komentar

0 Komentar