Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Firman Allah: "BERBEKAL LAH!"

YAKNI BERBEKAL MAKANAN DAN SEGALA MACAM KEBUTUHAN HIDUP LAINNYA


Di Tulis oleh: Abu Haitsam Fakhry

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

04 Des 2020

بسم الله الرحمن الرحيم

Firman Allah Swt.:

{وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa”. (Al-Baqarah: 197)

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam "Shahih" nya dari Ibnu Abbas RA, dia berkata:

كَانَ أَهْلُ الْيَمَنِ يَحُجُّونَ، وَلَا يَتَزَوَّدُونَ، وَيَقُولُونَ: نَحْنُ الْمُتَوَكِّلُونَ، فَإِذَا قَدِمُوا مَكَّةَ، سَأَلُوا النَّاسَ. فَأَنزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}

“Orang-orang Yaman dulu pergi menunaikan ibadah haji, akan tetapi mereka tidak membawa bekal, dan mereka berkata: Kami adalah orang-orang yang bertawakkal, lalu ketika mereka tiba di Makkah, mereka minta-minta kepada manusia”. Maka Allah SWT menurunkan wahyu:

{وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al-Baqarah: 197)

Ini adalah riwayat yang paling Shahih berkaitan dengan sebab Turunnya ayat tersebut.

Dan Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bin Hibban, yang berkata:

لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {وَتَزَوَّدُوا} قَامَ رَجُلٌ مِنْ فُقَرَاءِ المُسْلِمِينَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا نَجِدُ زَادًا نَتَزَوَّدُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "تَزَوَّدُوا مَا تَكْفِيهِ وَجْهَكَ عَنِ النَّاسِ، وَخَيْرُ مَا تَزَوَّدْتُمُ التَّقْوَى”.

Ketika ayat ini diturunkan: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa”, maka berdirilah seorang pria dari orang-orang muslim yang fakir, lalu berkata:

“Ya Rasulullah, kami tidak memilika sesuatu yang bisa kami jadikan bekal untuk kami”.

Rasulullah SAW berkata:

"تَزَوَّدْ مَا تَكُفُّ بِهِ وَجْهَكَ عَنِ النَّاسِ، وَخَيْرُ مَا تَزَوَّدْتُمُ التَّقْوَى”..

“Berbekal lah dengan sesuatu yang bisa menjaga kehormatan wajah mu dari meminta-minta kepada manusia, dan sebaik-baik bekal adalah takwa”

Dalam hadits ini Rosulullah SAW tetap mengaharuskan pria tersebut bawa bekal.

Sebagian para ulama berkata:

وَهَذِهِ الرِّوَايَةُ جَاءَتْ مُطْلَقَةً حَتَّى مِنْ مُطْلَقِ السَّفَرِ، بِحَيْثُ تَشْمَلُ الْمُقِيمَ غَيْرَ الْمُسَافِرِ.

Riwayat ini mutlak sehingga mencakup semua jenis safar, begitu juga termasuk orang yang tinggal di rumahnya yang tidak melakukan safar.

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya 1/548 berkata:

“Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ada orang-orang yang berangkat meninggalkan keluarga mereka tanpa membawa bekal.

Mereka mengatakan: "Kami akan melakukan ibadah haji, mengapa Allah tidak memberi kami makan?" (yakni niscaya Allah memberi kami makan).

Maka turunlah ayat ini yang maknanya: "Berbekallah kalian untuk mencegah diri kalian dari meminta-minta kepada orang lain."

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr ibnu Dinar, dari Ikrimah, bahwa orang-orang ada yang menunaikan hajinya tanpa membawa bekal. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al-Baqarah: 197)

Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Amr (yaitu Al-Fallas), dari Ibnu Uyaynah.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, sesungguhnya hadis ini diriwayatkan pula oleh Warqa, dari Amr ibnu Dinar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa apa yang diriwayatkan oleh Warqa, dari Ibnu Uyaynah lebih sahih.

Menurut kami, hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Nasai, dari Sa'id ibnu Abdur Rahman Al-Makhzumi, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr ibnu Dinar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ada orang-orang yang menunaikan ibadah haji tanpa membawa bekal, lalu Allah menurunkan firman-Nya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al-Baqarah: 197)

Adapun hadis Warqa, diketengahkan oleh Imam Bukhari, dari Yahya ibnu Bisyr, dari Syababah.

Diketengahkan oleh Abu Daud, dari Abu Mas'ud (yaitu Ahmad ibnul Furat Ar-Razi) dan Muhammad ibnu Abdullah Al-Makhzumi, dari Syababah, dari Warqa, dari Amr ibnu Dinar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa orang-orang Yaman melakukan ibadah hajinya tanpa membawa bekal, dan mereka mengatakan, "Kami adalah orang-orang yang bertawakal." Maka Allah menurunkan firman-Nya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al-Baqarah: 197) [SELESAI PERKATAAN IBNU KATSIR]

Sebagian ulama mengatakan:

وَلَا شَكَّ، فَإِنَّ الرِّوَايَةَ الَّتِي مَعُولًا عَلَيْهَا فِي سَبَبِ نُزُولِ هَذِهِ الْآيَةِ رِوَايَةُ الْبُخَارِيِّ، وَهِيَ صَرِيحَةٌ فِي أَنَّ الْآيَةَ نَازِلَةٌ فِي أَهْلِ الْيَمَنِ، حَيْثُ كَانُوا يَقْصُدُونَ الْحَجَّ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَتَزَوَّدُوا بِمَا يَحْتَاجُونَ إِلَيْهِ مِنْ طَعَامٍ وَنَحْوِهِ، فَأَمَرَهُمُ اللَّهُ بِالتَّزَوُّدِ بِالطَّعَامِ وَمَا يَحْتَاجُونَ إِلَيْهِ فِي سَفَرِهِمْ، وَنَبَّهَ إِلَى أَنَّ أَهْمَ مَا يُتَزَوَّدُ بِهِ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ عُمُومًا، وَفِي الْأَسْفَارِ خُصُوصًا، وَفِي سَفَرِ الْحَجِّ عَلَى وَجْهِ أَخْصَ، إِنَّمَا هُوَ تَقْوَى اللَّهِ؛ وَلِذَلِكَ قَالَ: {فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}.

Tidak ada keraguan, bahwa riwayat yang paling diandalkan untuk asbaabun nuzuul ayat ini adalah riwayat Al-Bukhari, dan jelas ayat tersebut turun berkaitan dengan masyarakat Yaman.

Dimana mereka masyarakat Yaman berniat untuk berhaji tanpa membawa bekal makanan yang mereka butuhkan dan yang lainnya, maka Allah swt memerintahkan mereka untuk membawa bekal untuk mereka berupa makanan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam perjalanan mereka.

Allah swt mengingatkan bahwa bekal terpenting dalam kehidupan ini pada umumnya, dan dalam perjalanan khususnya, dan begitu juga dalam perjalanan haji pada khususnya, adalah bekal taqwa kepada Allah SWT. Karena itu, Allah SWT berfirman: {Maka sesungguhnya bekal yang terbaik adalah ketakwaan}.

وَظَاهِرُ الْآيَةِ الْكَرِيمَةِ، وَمَا جَاءَ فِي سَبَبِ نُزُولِهَا يُفِيدُ أَنَّ الْمُرَادَ مِنَ الْآيَةِ، حَثُّ مَنْ عَزَمَ عَلَى سَفَرٍ وَحَجٍّ أَنْ يَتَزَوَّدَ بِأَسْبَابِ الْحَيَاةِ الْمَادِيَّةِ مِنْ طَعَامٍ وَشَرَابٍ وَكِسَاءٍ وَنَحْوِهَا مِنَ الضُّرُورَاتِ الَّتِي لَا تَسْتَقِيمُ حَيَاةُ النَّاسِ إِلَّا بِهَا، وَهَذَا حَقٌّ لَا رَيْبَ فِيهِ، وَالْآيَةُ دَالَّةٌ عَلَيْهِ بِظَاهِرِهَا.

Makna yang tampak dari ayat yang mulia ini, dan apa yang disebutkan dalam Asbabun Nuzuul ayat tersebut menunjukkan bahwa makna ayat tersebut adalah untuk menghimbau orang yang hendak bepergian [safar] dan berangkat haji agar menyiapkan bekal dengan segala macam kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, pakaian, dan sejenisnya dari kebutuhan-kebutuhan darurat yang mereka akan tidak bisa bertahan hidup tanpa itu semua.

Ini adalah sebuah kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi, dan dzohir ayat tersebut sangat jelas menunjukkan hal itu.

SIAPKAN BEKAL! JANGAN JADI PENGEMIS

Posting Komentar

0 Komentar