Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

HADITS : “JAMUAN MAKANAN PERTAMA AHLI SURGA ADALAH HATI IKAN PAUS”.

 Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhry

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

------


******

HADITS : “JAMUAN MAKANAN PERTAMA AHLI SURGA ADALAH HATI IKAN PAUS”.

=====

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Telah ada ketetapan dalam hadits yang shohih bahwa sajian penduduk surga saat pertama kali masuk surga adalah ‘bagian terlezat hati ikan paus (ikan besar), yaitu bagian pinggirnya atau ujungnya ’. Hal itu terdapat dalam hadits-hadits berikut ini :

HADITS PERTAMA :

Hadits Tsauban pembantu Rasulullah  , yang menyatakan : Bahwa diantara pendeta (rabi) Yahudi ada yang mendatangi Rasulullah ﷺ dan pendeta tersebut bertanya kepadanya untuk mengujinya dengan beberapa pertanyaan. Berikut ini cuplikan percakapannya : . 

( قَالَ الْيَهُودِيُّ : فَمَا تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ؟

قَالَ : زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ .

قَالَ : فَمَا غِذَاؤُهُمْ عَلَى إِثْرِهَا ؟

قَالَ : يُنْحَرُ لَهُمْ ثَوْرُ الْجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا .

قَالَ : فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ ؟قَالَ : مِنْ عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا ...إلى آخر الحديث )

Yahudi bertanya, ‘Apa suguhan penduduk surga ketika mereka masuk surge?

Beliau menjawab, ‘Sekerat bagian tepi hati ikan paus’

Bertanya, ‘Apa makan siang setelahnya?

Dijawab, ‘Disembelihkan untuk mereka sapi surga yang dimakan mulai dari bagian-bagian tepinya.

Bertanya, ‘Apa minuman mereka?

Dijawab, ‘Dari mata air yang dinamakan salsabila...... [ Dst sampai akhir hadits. HR. muslim, no. 315].

Imam Nawawi rahimahullah berkata :

قَوْلُهُ: (فَمَا تُحْفَتَهُمْ) وَهِيَ مَا يُهْدَى إِلَى الرَّجُلِ وَيُخَصُّ بِهِ وَيُلَاطَفُ، وَقَالَ إِبْرَاهِيمُ الْحَلَبِيُّ هِيَ طُرَفُ الْفَاكِهَةِ.... . وَتَقْدِيرُهُ مَا غِذَاؤُهُمْ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ وَلَيْسَ الْمُرَادُ وَالسُّؤَالُ عَنْ غِذَائِهِمْ دَائِمًا وَاللَّهُ أَعْلَمُ . انْتَهَى

‘Ungkapan kata ‘Fama tuhfatuhum’ adalah apa yang dihadiahkan dan dikhususkan kepada seseorang dan dipersembahkan. Ibrohim Al-Halaby mengatakan ia adalah bagian ujung buah-buahan....

Dan ketentuan maknanya adalah makanan mereka pada saat itu, bukan yang dimaksudkannya itu untuk bertanya tentang makanan mereka secara terus-menerus, dan Wallaahu a’lam”. [Selesai dari kitab ‘Syarah Muslim, 3/227].

Beliau juga mengatakan :

"أَمَّا النُّونُ فَهُوَ الْحُوتُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ.. وَأَمَّا زَائِدَةُ الْكَبِدِ وَهِيَ الْقَطْعَةُ الْمُنْفَرِدَةُ الْمُتَعَلِّقَةُ فِي الْكَبِدِ، وَهِيَ أَطْيَبُهَا"انْتَهَى

‘Sementara ‘An-Nun adalah ikan hiu menurut kesepakatan para ulama’. Sementara kata ‘Zaidahul kibdi’ adalah potongan tersendiri yang menempel di hati. Dan itu yang paling enak dan lezat.’ [Selesai dari kitab ‘Syarah Muslim, 17/135-136].

Dan di halaman lain, Imam Nawawi berkata :

وَالزِّيَادَةُ وَالزَّائِدَةُ شَيْءٌ وَاحِدٌ وَهُوَ طَرَفُ الْكَبِدِ وَهُوَ أَطْيَبُهَا.

"Makna az-Ziyaadah dan az-Zaaidah adalah satu arti, yaitu bagian tepi hati, dan itulah bagian yang paling lezat." [‘Syarah Muslim 3/227].

Lafadz lengkap Hadits Tsauban diatas adalah sbb :

Dari Tsauban maula Rasulullah , ia berkata,

كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ حَبْرٌ مِنْ أَحْبَارِ الْيَهُودِ، فَقَالَ: سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدُ، فَدَفَعْتُهُ دَفْعَةً كَادَ يُصْرَعُ مِنْهَا، فَقَالَ: لِمَ تَدْفَعُنِي؟ فَقُلْتُ: أَلَا تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ الْيَهُودِيُّ: إِنَّمَا نَدْعُوهُ بِاسْمِهِ الَّذِي سَمَّاهُ بِهِ أَهْلُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اسْمِي مُحَمَّدٌ الَّذِي سَمَّانِي بِهِ أَهْلِي» . قَالَ الْيَهُودِيُّ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ، فَنَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعُودٍ مَعَهُ، فَقَالَ: «سَلْ» ، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فِي الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ» . قَالَ: فَمَنْ أَوَّلُ النَّاسِ إِجَازَةً؟ قَالَ: «فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ» . قَالَ: فَمَا تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: «زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ» . قَالَ: فَمَا غِذَاؤُهُمْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: «يُنْحَرُ لَهُمْ ثَوْرُ الْجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا» . قَالَ: فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: «مِنْ عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا» . قَالَ: صَدَقْتَ , وَجِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنْ شَيْءٍ لَا يَعْلَمُهُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ رَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ قَالَ: «يَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ قَالَ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنِ الْوَلَدِ قَالَ: «مَاءُ الرَّجُلِ أَبْيَضُ، وَمَاءُ الْمَرْأَةِ أَصْفَرُ، فَإِذَا اجْتَمَعَا فَعَلَا مَنِيُّ الرَجُلٍ مَنِيَّ الْمَرْأَةِ أَذْكَرَا بِإِذْنِ اللَّهِ، وَإِذَا عَلَا مَنِيُّ الْمَرْأَةِ مَنِيَّ الرَّجُلِ آنَثَا بِإِذْنِ اللَّهِ» قَالَ الْيَهُودِيُّ: صَدَقْتَ وَإِنَّكَ لِنَبِيٌّ ثُمَّ انْصَرَفَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَلَنِي هَذَا عَنِ الَّذِي سَأَلَنِي عَنْهُ، وَمَا لِي عِلْمٌ بِشَيْءٍ مِنْهُ حَتَّى أَتَانِي اللَّهُ بِهِ»

"Aku pernah berdiri di dekat Rasulullah , tiba-tiba datanglah salah seorang rahib dari orang-orang Yahudi seraya berkata :

'Semoga keselamatan tercurah atasmu wahai Muhammad”.

Maka akupun mendorongnya dengan keras hingga dia hampir saja terjungkal karenanya.' Lantas dia bertanya, 'Kenapa kamu mendorongku? '

Aku menjawab, 'Tidak bisakah kamu memanggilnya dengan panggilan "Rasulullah"? '

Rahib Yahudi itu menjawab, 'Cukuplah kami memanggilnya dengan nama yang diberikan keluarganya kepadanya.'

Lantas Rasulullah  berkata, ' namaku ialah Muhammad, nama yang diberikan keluargaku kepadaku.'

Yahudi itu berkata, 'Aku datang untuk bertanya beberapa pertanyaan kepadamu.'

Rasulullah  balik bertanya, 'Adakah sesuatu yang bermanfaat bagimu jika aku berbicara denganmu.'

Dia menjawab, 'Aku akan mendengarkan dengan kedua telingaku ini'.

Lalu Rasulullah  membuat garis-garis ke tanah dengan tongkat yang ada di tangan beliau seraya berkata, 'Bertanyalah! '

Yahudi itu berucap, '(Hari ketika bumi diganti dengan bumi dan langit yang lain…) (QS. Ibrahim 48), kala itu manusia berada di mana? '

Rasulullah  menjawab, 'Mereka berada dalam kegelapan di bawah shirath (jembatan).'

Dia bertanya, 'Lalu siapakah orang yang paling pertama diizinkan untuk menyeberangi jembatan itu? '

Beliau menjawab, 'Orang-orang fakir dari kaum Muhajirin'.

Yahudi itu bertanya lagi, 'Apa hidangan spesial bagi mereka ketika memasuki surga? '

Beliau menjawab, 'Bagian tepi hati ikan paus'. Dia bertanya lagi, 'Setelah itu hidangan apa lagi yang disuguhkan untuk mereka? '

Beliau menjawab, 'Mereka disembelihkan sapi surga yang dimakan dari sisi-sisinya'.

Dia bertanya lagi, 'Apa minuman mereka? ' Beliau menjawab, 'Minuman yang diambil dari mata air yang bernama Salsabila'.

Dia berkata, 'Kamu benar'.

Kemudian dia melanjutkan ucapannya, 'Aku juga datang untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang jawabannya tidak diketahui seorang pun di muka bumi ini kecuali seorang Nabi atau seorang atau dua orang lelaki saja'.

Beliau berkata, 'Apakah akan memberikan manfaat kepadamu jika aku menjawabnya? '

Dia menjawab, 'Aku akan mendengarkannya dengan kedua telingaku'.

Dia berkata, 'Aku datang dengan sebuah pertanyaan mengenai anak'.

Beliau menjawab, 'Air mani seorang lelaki berwarna putih dan air mani seorang wanita berwarna kuning, jika keduanya menyatu lalu air mani si lelaki lebih dominan atas air mani wanita maka janin itu akan berkelamin laki-laki dengan izin Allah. Namun jika air mani wanita lebih dominan atas air mani si lelaki maka janin itu akan berkelamin wanita dengan izin Allah.'

Yahudi itu berkata, 'Kamu benar, dan kamu memang benar-benar seorang Nabi'.

Lalu lelaki Yahudi itupun beranjak pergi.

Setelah itu Rasulullah  bersabda, 'Sungguh aku pernah ditanya seseorang tentang pertanyaan yang dia juga menanyakannya kepadaku, dan aku sama sekali tidak tahu jawabannya sampai Allah memberitahukannya kepadaku'.

[Shahih Muslim no. 473 dan Shahih Ibnu Khuzaimah no. 232]:

HADITS KE DUA :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu :

أنَّ عَبْدَ اللَّهِ بنَ سَلَامٍ، بَلَغَهُ مَقْدَمُ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ المَدِينَةَ فأتَاهُ يَسْأَلُهُ عن أشْيَاءَ، فَقَالَ: إنِّي سَائِلُكَ عن ثَلَاثٍ لا يَعْلَمُهُنَّ إلَّا نَبِيٌّ، ما أوَّلُ أشْرَاطِ السَّاعَةِ؟ وما أوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أهْلُ الجَنَّةِ؟ وما بَالُ الوَلَدِ يَنْزِعُ إلى أبِيهِ أوْ إلى أُمِّهِ؟

قَالَ: أخْبَرَنِي به جِبْرِيلُ آنِفًا. قَالَ ابنُ سَلَامٍ: ذَاكَ عَدُوُّ اليَهُودِ مِنَ المَلَائِكَةِ .

قَالَ: أمَّا أوَّلُ أشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُهُمْ مِنَ المَشْرِقِ إلى المَغْرِبِ، وأَمَّا أوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أهْلُ الجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ الحُوتِ، وأَمَّا الوَلَدُ فَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ المَرْأَةِ نَزَعَ الوَلَدَ، وإذَا سَبَقَ مَاءُ المَرْأَةِ مَاءَ الرَّجُلِ نَزَعَتِ الوَلَدَ

قَالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأنَّكَ رَسولُ اللَّهِ، قَالَ يا رَسولَ اللَّهِ: إنَّ اليَهُودَ قَوْمٌ بُهُتٌ فَاسْأَلْهُمْ عَنِّي، قَبْلَ أنْ يَعْلَمُوا بإسْلَامِي، فَجَاءَتِ اليَهُودُ فَقَالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أيُّ رَجُلٍ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ فِيكُمْ؟ قالوا: خَيْرُنَا وابنُ خَيْرِنَا، وأَفْضَلُنَا وابنُ أفْضَلِنَا، فَقَالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أرَأَيْتُمْ إنْ أسْلَمَ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ قالوا: أعَاذَهُ اللَّهُ مِن ذلكَ، فأعَادَ عليهم، فَقالوا: مِثْلَ ذلكَ، فَخَرَجَ إليهِم عبدُ اللَّهِ فَقَالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللَّهِ، قالوا: شَرُّنَا وابنُ شَرِّنَا، وتَنَقَّصُوهُ، قَالَ: هذا كُنْتُ أخَافُ يا رَسولَ اللَّهِ.

“Bahwa telah sampai berita kepada Abdullah bin Salam tentang kedatangan Nabi  di Madinah, lalu dia menanyakan beberapa perkara kepada beliau.

Katanya : "Aku akan bertanya kepada anda tiga perkara yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apa makanan pertama yang akan dimakan oleh penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana ia mirip dengan ibunya?.

Beliau  menjawab: "Jibril baru saja memberitahuku."

Abdullah bin Salam berkata; "Dia adalah malaikat yang menjadi musuh orang-orang Yahudi."

Beliau  bersabda: "Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring orang-orang dari timur menuju barat. Dan makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan paus, sedangkan (miripnya) seorang anak, apabila sang suami mendatangi istrinya dan air maninya mendahului air mani istrinya, berarti akan lahir anak yang menyerupai bapaknya, namun bila air mani istrinya mendahului air mani suaminya, maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya."

Mendengar itu Abdullah bin Salam berkata : "Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang sangat suka berbohong (menuduh). Untuk itu, tanyalah mereka tentang aku sebelum mereka mengetahui keIslamanku."

Setelah itu orang-orang Yahudi datang, lalu Nabi  bersabda: "Bagaimana pendapat kalian tentang seorang laki-laki yang bernama Abdullah bin Salam?".

Mereka menjawab; "Dia adalah seorang 'alim kami dan putra dari seorang 'alim kami dan orang kepercayaan kami dan putra dari orang kepercayaan kami."

Kemudian Rasulullah  bersabda: "Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam memeluk Islam?."

Mereka menjawab : "Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu".

Beliau mengulangi pertanyaannya kepada mereka, Namun mereka tetap menjawab seperti tadi. Lalu Abdullah bin Salam keluar seraya berkata;

"Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Maka mereka berkata; "Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk."

Mereka terus saja meremehkan Abdullah bin Salam. Lalu Abdullah bin Salam berkata; "Inilah yang aku khawatirkan tadi, wahai Rasulullah [HR. Bukhori no. 3938]

HADITS KETIGA :

Dari Abu Sa'id Al Khudzri radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah  bersabda:  

تَكُونُ الأرْضُ يَومَ القِيامَةِ خُبْزَةً واحِدَةً، يَتَكَفَّؤُها الجَبَّارُ بيَدِهِ كما يَكْفَأُ أحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ في السَّفَرِ، نُزُلًا لأهْلِ الجَنَّةِ. فأتَى رَجُلٌ مِنَ اليَهُودِ فقالَ: بارَكَ الرَّحْمَنُ عَلَيْكَ يا أبا القاسِمِ، ألَا أُخْبِرُكَ بنُزُلِ أهْلِ الجَنَّةِ يَومَ القِيامَةِ؟ قالَ: بَلَى. قالَ: تَكُونُ الأرْضُ خُبْزَةً واحِدَةً. كما قالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فَنَظَرَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إلَيْنا ثُمَّ ضَحِكَ حتَّى بَدَتْ نَواجِذُهُ، ثُمَّ قالَ: ألَا أُخْبِرُكَ بإدامِهِمْ؟ قالَ: إدامُهُمْ بَالَامٌ ونُونٌ، قالوا: وما هذا؟ قالَ: ثَوْرٌ ونُونٌ، يَأْكُلُ مِن زائِدَةِ كَبِدِهِما سَبْعُونَ ألْفًا

"Pada hari kiamat bumi bagaikan sekeping roti, Allah Al Jabbar memutar-mutarnya dengan tangan-Nya sebagaimana salah seorang diantara kalian bisa memutar-mutar rotinya dalam perjalanan sebagai kabar gembira penghuni surga."

Selanjutnya ada seorang yahudi dan berujar; 'Kiranya Allah Arrahman memberkatimu wahai Abul Qasim, maukah kamu kuberitahu kabar gembira penghuni surga dihari kiamat nanti?'

Nabi  menjawab "baik".

Lanjut si yahudi; 'Bumi ketika itu bagaikan sekeping roti'. Sama sebagaimana yang disabdakan Nabi . Lantas Nabi  memandang kami dan tertawa hingga terlihat gigi serinya, kemudian Nabi bersabda;

"Maukah kamu kuberitahu lauk penghuni surga?" Lanjut beliau; "lauk mereka adalah sapi dan ikan paus."

Mereka bertanya; 'Apa keistimewaan daging ini? ' Nabi menjawab: "Bagian tepi hati keduanya [ikan paus dan sapi] , cukup untuk dimakan oleh tujuh puluh ribu orang."

[HR. Bukhori no. 6520 dan Muslim no. 2792]

Imam Nawawi berkata :

وَالزِّيَادَةُ وَالزَّائِدَةُ شَيْءٌ وَاحِدٌ وَهُوَ طَرَفُ الْكَبِدِ وَهُوَ أَطْيَبُهَا.

"Makna az-Ziyaadah dan az-Zaaidah adalah satu makna, yaitu bagian tepi hati, dan itulah bagian yang paling lezat." [‘Syarah Muslim 3/227].

HIKMAH :

Namun demikian saya sebagai penulis belum menemukan hikmah pengkhususan ‘bagian tepi hati ikan paus’ sebagai makanan pertama penduduk surga. Akan tetapi kami meyakini bahwa Allah mempunyai hikmah nan tinggi. Dan Allah Azza Wajalla Dia Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Dia berfirman terkait dengan diri-Nya,

( وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ )

‘Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).’ [QS. Al-Qasas: 68].

Hal itu tidak menafikan sebagian ulama’ yang mencoba mengungkap hikmah pemilihan sekerat hati ikan secara khusus. Sebagian mengatakan, bahwa hal itu sebagai isyarat akhir dari kehidupan dunia nan fana. Berpindah ke surga merupakan kehidupan kekal. Karena ikan termasuk salah satu hewan laut yang menunjukkan unsur kehidupan di bumi. Sapi termasuk hewan darat yang menunjukkan cocok tanam dan berusaha di atas bumi. Pemberian makanan penduduk surga dengan keduanya mengisyaratkan akhir dari kehidupan dunia dan permulaan kehidupan akhirat. [Silahkan melihat kitab ‘Ruhul Ma’ani karangan Al-Alusi, 7/94].

FAIDAH :

Sementara faedah hati ikan secara kedokteran bagi makanan penduduk dunia banyak sekali, yang memberi perhatian khusus para dokter spesialis dalam masalah makanan. Mereka menyebutkan diantaranya, menurunkan prosentasi kolesterol dalam darah, menurunkan minyak di tubuh, meringankan sakit di persendian tulang dan ia sangat kaya dengan vitamin (D) yang mempunyai banyak faedah. Barangsiapa yang ingin lebih luas dalam masalah ini, hendaknya dia merujuk ke refrensi khusus dalam masalah ini.

Wallahu’alam .

 

Posting Komentar

0 Komentar