WANITA YANG MINTA DILINDUNGI ALLAH SWT DARI RASULULLAH
ﷺ
Disusun oleh Abu Haitsam Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
===
====
**بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ**
**Hadis tentang wanita yang dijodohkan dengan Rasulullah ﷺ, namun ia memohon perlindungan kepada Allah agar tidak
berdekatan dengan beliau ﷺ serta dijauhkan darinya**.
===****====
**PEMBAHASAN PERTAMA:**
Status dan derajat hadits:
Kisah ini adalah sahih, terdapat dalam beberapa hadis dengan redaksi
yang saling melengkapi:
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah dalam Sahihnya (5254) dari
Imam Al-Awza’i, dia berkata:
سَأَلْتُ الزُّهْرِي أَي أَزْوَاجِ
النَّبِي صلى الله عليه وسلم اسْتَعَاذَتْ مِنْهُ ؟
قَالَ : أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ ، عَنْ
عَائِشَةَ رضي الله عنها : ( أَنَّ ابْنَةَ الْجَوْنِ لَمَّا أُدْخِلَتْ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَدَنَا مِنْهَا قَالَتْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْكَ . فَقَالَ لَهَا : لَقَدْ عُذْتِ بِعَظِيمٍ ، الْحَقِى بِأَهْلِكِ )
"Saya bertanya kepada Al-Zuhri, 'Siapakah di antara istri-istri
Nabi ﷺ yang meminta perlindungan darinya?'
Dia menjawab: 'Telah memberitahuku Urwah, dari Aisyah radhiyallahu
'anha:
'Ketika putri Al-Jawn dibawa kepada Rasulullah ﷺ dan beliau mendekatinya, maka
dia (putri al-Jawan) berkata: 'Aku berlindung kepada Allah darimu.'
Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Sesungguhnya kamu
telah berlindung kepada yang Maha Agung, maka kembalilah kepada
keluargamu.'"
Al-Bukhari juga meriwayatkan dalam Sahihnya (5255) dari Abu Usaid
radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
(خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم حَتَّى انْطَلَقْنَا إِلَى حَائِطٍ يُقَالُ لَهُ الشَّوْطُ ، حَتَّى
انْتَهَيْنَا إِلَى حَائِطَيْنِ ، فَجَلَسْنَا بَيْنَهُمَا ، فَقَالَ النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم : اجْلِسُوا هَا هُنَا . وَدَخَلَ وَقَدْ أُتِىَ
بِالْجَوْنِيَّةِ ، فَأُنْزِلَتْ فِي بَيْتٍ فِي نَخْلٍ فِي بَيْتٍ أُمَيْمَةُ
بِنْتُ النُّعْمَانِ بْنِ شَرَاحِيلَ ، وَمَعَهَا دَايَتُهَا حَاضِنَةٌ لَهَا ،
فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : هَبِي نَفْسَكِ
لِي .
قَالَتْ : وَهَلْ تَهَبُ الْمَلِكَةُ
نَفْسَهَا لِلسُّوقَةِ . قَالَ : فَأَهْوَى بِيَدِهِ يَضَعُ يَدَهُ عَلَيْهَا لِتَسْكُنَ
. فَقَالَتْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ . فَقَالَ : قَدْ عُذْتِ بِمَعَاذٍ .
ثُمَّ خَرَجَ عَلَيْنَا ، فَقَالَ : يَا أَبَا أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ
وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا)
"Kami keluar bersama Nabi ﷺ hingga kami menuju sebuah
kebun yang disebut Asy-Syauth, sampai kami tiba di dua kebun. Kami duduk di
antara keduanya, maka Nabi ﷺ berkata: 'Duduklah di sini.'
Lalu beliau masuk dan saat itu beliau telah dinikahkan dengan seorang putri
dari Al-Jawn, dan putri tersebut ditempatkan di dalam sebuah rumah di antara
pohon-pohon kurma di rumah Umaymah binti Nu'man bin Syarahiil, dan bersamanya
ada wanita pengasuhnya.
Ketika Nabi ﷺ masuk, beliau berkata kepada
putri tersebut : 'Berikanlah dirimu kepadaku.'
Dia berkata: 'Apakah seorang ratu akan memberikan dirinya
kepada seorang yang biasa?'
Lalu Abu Usaid (perawi hadits) berkata: 'Maka beliau meraih dengan
tangannya untuk meletakkan tangannya di atasnya agar putri itu
menjadi tenang.'
Putri itu berkata: 'Aku berlindung kepada Allah dari dirimu.'
Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Kamu telah
berlindung kepada yang terpelihara.'
Kemudian beliau keluar kepada kami dan berkata: 'Wahai Abu Usaid,
berilah dia dua kain dan pulangkanlah dia kepada keluarganya.'"
Dan dia juga meriwayatkan (nomor/5256) dari Abbas bin Sahal, dari
ayahnya dan Abu Usaid, mereka berkata:
تَزَوَّجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أُمَيْمَةَ بِنْتَ شَرَاحِيلَ، فَلَمَّا أُدْخِلَتْ عَلَيْهِ بَسَطَ يَدَهُ
إِلَيْهَا، فَكَأَنَّهَا كَرِهَتْ ذَلِكَ، فَأَمَرَ أَبَا أُسَيْدٍ أَنْ يُجَهِّزَهَا
وَيَكْسُوَهَا ثَوْبَيْنِ رَازِقِيَّيْنِ (ثِيَابٌ مِنْ كَتَّانٍ بِيضٍ طُوالٍ).
"Rasulullah ﷺ menikahi Umaymah binti Syarahil. Ketika dia dibawa kepada beliau, beliau mengulurkan tangannya kepadanya, tetapi dia tampak enggan dengan hal tersebut. Maka beliau memerintahkan kepada Abu Usaid untuk menyiapkannya dan memberinya dua kain dari bahan linen putih yang panjang."
Dan Imam Bukhori juga meriwayatkan dengan (nomor/5637) dari Sahl bin
Sa'ad radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
( ذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
امْرَأَةٌ مِنَ الْعَرَبِ ، فَأَمَرَ أَبَا أُسَيْدٍ السَّاعِدِيَّ أَنْ يُرْسِلَ
إِلَيْهَا ، فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا ، فَقَدِمَتْ فَنَزَلَتْ فِي أُجُمِ بَنِي
سَاعِدَةَ ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى جَاءَهَا ، فَدَخَلَ
عَلَيْهَا ، فَإِذَا امْرَأَةٌ مُنَكِّسَةٌ رَأْسَهَا ، فَلَمَّا كَلَّمَهَا
النَّبِيُ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ. فَقَالَ : قَدْ
أَعَذْتُكِ مِنِّى . فَقَالُوا لَهَا : أَتَدْرِينَ مَنْ هَذَا ؟ قَالَتْ : لاَ .
قَالُوا هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَاءَ لِيَخْطُبَكِ . قَالَتْ :
كُنْتُ أَنَا أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ . فَأَقْبَلَ النَّبي صلى الله عليه وسلم
يَوْمَئِذٍ حَتَّى جَلَسَ فِي سَقِيفَةِ بَنِي سَاعِدَةَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ ،
ثُمَّ قَالَ : اسْقِنَا يَا سَهْلُ . فَخَرَجْتُ لَهُمْ بِهَذَا الْقَدَحِ
فَأَسْقَيْتُهُمْ فِيهِ ، فَأَخْرَجَ لَنَا سَهْلٌ ذَلِكَ الْقَدَحَ فَشَرِبْنَا
مِنْهُ . قَالَ : ثُمَّ اسْتَوْهَبَهُ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بَعْدَ
ذَلِكَ فَوَهَبَهُ لَهُ )
"Dikabarkan kepada Nabi ﷺ tentang seorang wanita dari Arab, maka beliau memerintahkan Abu Usaid as-Sa'idi untuk mengirim kepadanya. Dia mengirimnya, dan wanita itu datang dan tinggal di kebun Bani Sa'adah. Nabi ﷺ keluar dengan para sahabatnya hingga mendatanginya, lalu beliau dan para sahabatnya masuk ke tempatnya. Ternyata wanita itu menundukkan kepalanya.
Ketika Nabi ﷺ berbicara dengannya, wanita itu berkata: 'Aku berlindung kepada Allah darimu.'
Maka beliau berkata: 'Aku telah memberi perlindungan padamu dariku.'
Mereka berkata kepadanya: 'Apakah kamu tahu siapa ini?' Dia menjawab:
'Tidak.'
Mereka berkata: 'Ini adalah Rasulullah ﷺ yang datang untuk
meminangmu.'
Dia berkata: 'Aku adalah orang yang lebih malang dari itu.'
Maka pada hari itu, Nabi ﷺ mendekat hingga beliau duduk di Saqifah Bani Sa'idah bersama para sahabatnya, lalu beliau ﷺ berkata: 'Berikan kami minum, wahai Sahl.'
Maka aku keluar kepada mereka dengan gelas ini dan memberinya minum,
lalu Sahl mengeluarkan gelas itu dan kami pun meminumnya.
Kemudian pada masa Umar bin Abdul Aziz, Umar meminta agar gelas itu dihibahkan
untuk dirinya setelah itu, maka dia [Sahl] pun menghibahkan-nya
kepadanya."**
**Riwayat ini juga diriwayatkan oleh Muslim (2007).
Makna Al-Ajum adalah :
benteng-benteng.**
===*****===
** PEMBAHASAN KEDUA:**
Para ulama berbeda pendapat mengenai nama wanita ini dengan tujuh
pendapat yang berbeda. Namun, pendapat yang paling kuat di antara mayoritas
ulama adalah bahwa namanya adalah "Umaymah binti an-Nu'man bin
Syarahail" sebagaimana disebutkan dalam riwayat hadits Abu Usaid. Ada juga
yang mengatakan bahwa namanya adalah Asma.
====*****====
** PEMBAHASAN KETIGA:**
Mengapa wanita al-Jawniyah itu meminta perlindungan dari Rasulullah ﷺ?
Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa jawaban berikut:
**ALASAN KE SATU**:
Bisa dikatakan bahwa dia tidak mengenal Rasulullah ﷺ, sebagaimana yang dibuktikan oleh riwayat terakhir dari
riwayat-riwayat yang disebutkan di atas, di mana disebutkan:
(. فَقَالُوا لَهَا : أَتَدْرِينَ مَنْ هَذَا
؟ قَالَتْ : لاَ . قَالُوا هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَاءَ لِيَخْطُبَكِ
. قَالَتْ : كُنْتُ أَنَا أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ )
"Mereka berkata kepadanya: 'Tahukah kamu siapa ini?' Dia menjawab:
'Tidak.' Mereka berkata: 'Ini adalah Rasulullah ﷺ yang datang untuk
melamarmu.' Dia berkata: 'Aku lebih malang daripada itu.'"
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
**وَقَالَ غَيْرُهُ: يُحْتَمَلُ أَنَّهَا لَمْ
تَعْرِفْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَاطَبَتْهُ بِذَلِكَ.
وَسِيَاقُ القِصَّةِ مِنْ مَجْمُوعِ طُرُقِهَا
يَأْبَى هَذَا الاحْتِمَالَ.
نَعَمْ، سَيَأْتِي فِي أَوَاخِرِ الأَشْرِبَةِ
مِنْ طَرِيقِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ – فَذَكَرَ الرِّوَايَةَ الأَخِيرَةَ،
ثُمَّ قَالَ: –
فَإِنْ كَانَتِ القِصَّةُ وَاحِدَةً فَلاَ
يَكُونُ قَوْلُهُ فِي حَدِيثِ البَابِ: (أَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا)، وَلاَ قَوْلُهُ
فِي حَدِيثِ عَائِشَةَ: (الْحَقِي بِأَهْلِكِ) تَطْلِيقًا، وَيَتَعَيَّنُ أَنَّهَا
لَمْ تَعْرِفْهُ.
وَإِنْ كَانَتِ القِصَّةُ مُتَعَدِّدَةً
– وَلاَ مَانِعَ مِنْ ذَلِكَ – فَلَعَلَّ هَذِهِ المَرْأَةَ هِيَ الكِلاَبِيَّةُ الَّتِي
وَقَعَ فِيهَا الاضْطِرَابُ" انتهى.**
"Orang lain mengatakan bahwa mungkin saja dia tidak mengenal
Rasulullah ﷺ, sehingga dia berbicara demikian. Namun, konteks cerita dari
berbagai riwayat menolak kemungkinan ini.
Ya, akan disebutkan di bagian akhir kitab al-Asyribah melalui jalur Abu
Hazim dari Sahl bin Sa'd – disebutkan riwayat terakhir – kemudian beliau
berkata:
Jika ceritanya satu, maka pernyataan dalam hadits ini: 'Kembalikan dia
kepada keluarganya,' dan dalam hadits 'Aisyah: 'Kembalilah kepada keluargamu,'
tidak bisa dianggap sebagai talak, dan menjadi jelas bahwa dia tidak mengenal
Rasulullah ﷺ.
Namun, jika ceritanya berbeda – dan tidak ada halangan untuk itu – mungkin wanita ini adalah al-Kilabiyyah yang mengalami kerancuan dalam riwayat." (Selesai) . [Fath al-Bari** (9/358)].
**ALASAN KE DUA** :
Sebagian para ulama menyebutkan bahwa alasan wanita tersebut meminta
perlindungan kepada Allah dari Nabi ﷺ adalah karena dia ditipu
oleh beberapa istri Nabi ﷺ. Mereka membuatnya percaya
bahwa Nabi ﷺ menyukai kalimat tersebut, sehingga dia mengucapkannya dengan
harapan untuk mendekatkan diri kepada Nabi ﷺ, padahal dia tidak tahu
bahwa Nabi ﷺ akan mengabulkan permintaannya untuk diberi perlindungan dengan
cara berpisah (menceraikannya) jika mendengar kalimat itu darinya.
Hal ini diriwayatkan melalui tiga jalur:
**Jalur pertama:**
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd dalam **at-Tabaqat** (8/143-148) dan oleh
al-Hakim dalam **al-Mustadrak** (4/39), dari jalur Muhammad bin Umar al-Waqidi
yang dianggap lemah dalam hadits.
**Jalur kedua:**
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd dalam **at-Tabaqat** (8/144) dengan
sanadnya dari Sa'id bin Abdurrahman bin Abza yang berkata:
**(الجُوْنِيَّةُ اسْتَعَاذَتْ مِنْ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقِيلَ لَهَا: هُوَ أَحْظَى لَكِ عِنْدَهُ. وَلَمْ
تَسْتَعِذْ مِنْهُ امْرَأَةٌ غَيْرُهَا، وَإِنَّمَا خُدِعَتْ لِمَا رُئِيَ مِنْ جَمَالِهَا
وَهِئَتِهَا، وَلَقَدْ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللهِ مَنْ حَمَلَهَا عَلَى مَا قَالَتْ لِرَسُولِ
اللهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّهُنَّ صَوَاحِبُ
يُوسُفَ).**
"Al-Jawniyah meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan Rasulullah
ﷺ, lalu dikatakan kepadanya: 'Itu lebih disenangi untukmu di
hadapan beliau.' Tidak ada wanita lain selain dia yang meminta perlindungan kepada
Allah dari beliau ﷺ, dan dia hanya tertipu
karena kecantikan dan penampilannya. Hal ini disebutkan kepada Rasulullah ﷺ tentang siapa yang membujuknya untuk mengatakan hal tersebut
kepada Rasulullah ﷺ. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Mereka adalah para wanita sahabat nabi Yusuf.'"
**Jalur ketiga:**
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa’d dalam **at-Tabaqat** (8/145), ia
berkata: “Hisham bin Muhammad bin as-Sa'ib memberitahu kami, dari ayahnya, dari
Abu Shalih, dari Ibnu Abbas yang berkata:
**(تَزَوَّجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَسْمَاءَ بِنْتَ النُّعْمَانِ، وَكَانَتْ مِنْ أَجْمَلِ أَهْلِ زَمَانِهَا
وَأَشْبَهِهِمْ، قَالَ: فَلَمَّا جَعَلَ رَسُولُ اللهِ يَتَزَوَّجُ الغَرَائِبَ، قَالَتْ
عَائِشَةُ: قَدْ وَضَعَ يَدَهُ فِي الغَرَائِبِ، يُوشِكُنَّ أَنْ يُصْرِفْنَ وَجْهَهُ
عَنَّا. وَكَانَ خَطَبَهَا حِينَ وَفَدَتْ كِنْدَةُ عَلَيْهِ إِلَى أَبِيهَا، فَلَمَّا
رَآهَا نِسَاءُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَسَدْنَهَا، فَقُلْنَ
لَهَا: إِنْ أَرَدْتِ أَنْ تَحْظَي عِنْدَهُ فَتَعَوَّذِي بِاللهِ مِنْهُ إِذَا دَخَلَ
عَلَيْكِ. فَلَمَّا دَخَلَ وَأَلْقَى السِّتْرَ مَدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ. فَقَالَ: أَمِنْ عَائِذِ اللهِ! اِلْحَقِي بِأَهْلِكِ).**
Rasulullah ﷺ menikahi Asma binti
an-Nu’man, dan dia adalah salah satu wanita paling cantik di masanya dan paling
serupa dengan wanita lainnya. Ketika Rasulullah ﷺ mulai ada keinginan menikahi
wanita asing, maka 'Aisyah berkata: 'Ketika beliau mulai memperhatikan wanita
asing, maka wanita asing ini hampir saja membuat perhatian beliau ﷺ berpaling dari kita semua.'
Rasulullah ﷺ melamarnya saat kabilah
Kindah datang kepada ayahnya. Ketika wanita-wanita Nabi ﷺ melihatnya, mereka merasa iri padanya, lalu mereka berkata
kepadanya:
'Jika kamu ingin mendapatkan perhatian dari
Rasulullah, maka mintalah perlindungan kepada Allah darinya ketika dia
mendatangimu.'
Ketika Rasulullah ﷺ masuk dan menurunkan tirai,
beliau mengulurkan tangan kepadanya, dan dia berkata:
'Aku berlindung kepada Allah darimu.'
Rasulullah ﷺ bersabda: 'Apakah kamu
berlindung kepada Allah dariku? Kembalilah kepada keluargamu.'”
Diriwayatkan juga: Hisham bin Muhammad berkata, Ibnu al-Ghasil
menceritakan kepadaku, dari Hamzah bin Abi Usaid as-Sa’idi, dari ayahnya — yang
merupakan sahabat yang ikut dalam perang Badar — berkata:
**(تَزَوَّجَ رَسُولُ اللهِ أَسْمَاءَ بِنْتَ
النُّعْمَانِ الجُونِيَّةَ، فَأَرْسَلَنِي فَجِئْتُ بِهَا، فَقَالَتْ حَفْصَةُ لِعَائِشَةَ
أَوْ عَائِشَةُ لِحَفْصَةَ: اخْضِبِيهَا أَنْتِ وَأَنَا أُمْشِطُهَا، فَفَعَلْنَ، ثُمَّ
قَالَتْ لَهَا إِحْدَاهُمَا: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ
مِنَ المَرْأَةِ إِذَا دَخَلَتْ عَلَيْهِ أَنْ تَقُولَ أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ. فَلَمَّا
دَخَلَتْ عَلَيْهِ وَأَغْلَقَ البَابَ وَأَرْخَى السِّتْرَ مَدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا
فَقَالَتْ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ. فَقَالَ بِكُمِّهِ عَلَى وَجْهِهِ فَاسْتَتَرَ
بِهِ وَقَالَ: عُذْتِ مَعَاذًا، ثَلاثَ مَرَّاتٍ. قَالَ أَبُو أُسَيْدٍ: ثُمَّ خَرَجَ
عَلَيَّ فَقَالَ: يَا أَبَا أُسَيْدٍ اِلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا وَمَتِّعْهَا بِرَازِقِيَّتَيْنِ،
يَعْنِي كِرْبَاسَتَيْنِ، فَكَانَتْ تَقُولُ: دَعُونِي الشَّقِيَّةَ).**
“Rasulullah ﷺ menikahi Asma binti
an-Nu’man al-Jawniyyah, dan beliau mengutusku untuk menjemputnya. Hafshah
berkata kepada 'Aisyah, atau 'Aisyah kepada Hafshah: 'Kamu yang meminyaki
rambutnya, dan aku yang menyisirnya.' Maka mereka melakukannya. Kemudian salah
satu dari mereka berkata kepadanya:
'Nabi ﷺ menyukai seorang wanita yang
ketika ia masuk menemuinya, ia berkata: "Aku berlindung kepada Allah
darimu."'
Ketika dia masuk menemui Nabi ﷺ dan pintu ditutup serta
tirai diturunkan, Nabi ﷺ mengulurkan tangan
kepadanya, lalu dia berkata:
'Aku berlindung kepada Allah darimu.' Maka beliau ﷺ menutupi wajahnya dengan lengan bajunya dan berkata: 'Engkau
benar-benar berlindung kepada yang dilindungi.'
Beliau mengucapkannya tiga kali. Abu Usaid berkata: Kemudian Nabi ﷺ keluar menemuiku dan berkata: 'Wahai Abu Usaid, kembalikan
dia kepada keluarganya dan berikan dia dua kain, yaitu dua potong kain kasar.'
Wanita itu kemudian berkata: 'Biarkan aku yang malang ini.'"
Jalur-jalur ini saling menguatkan satu sama lain dan dapat dijadikan
bukti bahwa kisah ini memiliki dasar yang kuat.
**ALASAN KE TIGA.**
Sebagian para ulama lain menyebutkan bahwa alasan wanita tersebut
meminta perlindungan adalah karena kesombongan dirinya. Sebab, dia adalah
wanita yang cantik dan berasal dari keluarga kerajaan-kerajaan Arab, dan dia
tidak ingin menikah dengan seseorang yang bukan raja. Hal ini didukung oleh
riwayat yang disebutkan sebelumnya, di mana disebutkan:
( فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهَا النَّبِيُّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ : هَبِي نَفْسَكِ لِي . قَالَتْ : وَهَلْ تَهَبُ الْمَلِكَةُ
نَفْسَهَا لِلسُّوقَةِ . قَالَ : فَأَهْوَى بِيَدِهِ يَضَعُ يَدَهُ عَلَيْهَا
لِتَسْكُنَ . فَقَالَتْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ . فَقَالَ : قَدْ عُذْتِ
بِمَعَاذٍ . ثُمَّ خَرَجَ عَلَيْنَا ، فَقَالَ : يَا أَبَا أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ
وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا )
"Ketika Nabi ﷺ masuk menemuinya, beliau
berkata: 'Berikan dirimu kepadaku.' Dia menjawab: 'Apakah seorang ratu
memberikan dirinya kepada rakyat biasa?' Nabi ﷺ kemudian mengulurkan tangan
untuk menyentuhnya agar ia merasa tenang. Lalu dia berkata: 'Aku berlindung
kepada Allah darimu.' Nabi ﷺ bersabda: 'Kamu telah
berlindung kepada perlindungan.' Kemudian beliau keluar dan berkata: 'Wahai Abu
Usaid, berikan dia dua kain dan kembalikan dia kepada keluarganya.'"
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
**(السُّوقَةُ) قِيلَ لَهُمْ ذَلِكَ لِأَنَّ الْمَلِكَ
يَسُوقُهُمْ فَيُسَاقُونَ إِلَيْهِ، وَيُصَرِّفُهُمْ عَلَى مَرَادِهِ، وَأَمَّا أَهْلُ
السُّوقِ فَالْواحِدُ مِنْهُمْ سُوقِيٌّ. قَالَ ابْنُ الْمُنِيرِ: هَذَا مِنْ بَقِيَّةِ
مَا كَانَ فِيهَا مِنَ الْجَاهِلِيَّةِ، وَالسُّوقَةُ عِندَهُمْ مَنْ لَيْسَ بِمَلِكٍ
كَائِنًا مَّنْ كَانَ، فَكَأَنَّهَا اسْتَبْعَدَتْ أَنْ يَتَزَوَّجَ الْمَلِكَةَ مِمَّنْ
لَيْسَ بِمَلِكٍ، وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ خُيِّرَ أَنْ يَكُونَ
مَلِكَا نَبِيًّا، فَاخْتَارَ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا نَبِيًّا، تَوَاضُعًا مِنْهُ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَبِّهِ، وَلَمْ يُؤَاخِذْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَلَامِهَا، مُعَذِّرَةً لَهَا لِقُرْبِ عَهْدِهَا بِجَاهِلِيَّتِهَا
"انْتَهَى.**
"Istilah **as-suuqah** digunakan untuk mereka yang dipimpin oleh
raja, yang mengikuti perintahnya dan diarahkan sesuai kehendaknya. Sedangkan
orang-orang pasar, satu orang dari mereka disebut **suuqiy**.
Ibnu al-Munir berkata: 'Ini adalah sisa dari sifat-sifat jahiliyah yang
masih ada dalam dirinya, di mana pada masa jahiliyah, seorang suuqi adalah
seseorang yang bukan raja, siapapun dia. Dia merasa tidak pantas seorang ratu
menikah dengan seseorang yang bukan raja.'
Nabi ﷺ sebenarnya diberi pilihan
untuk menjadi raja sekaligus nabi, tetapi beliau memilih menjadi hamba
sekaligus nabi sebagai bentuk kerendahan hati kepada Tuhannya. Nabi ﷺ tidak memarahi wanita tersebut atas ucapannya karena beliau
memaklumi bahwa dia masih baru keluar dari masa jahiliyahnya." [ **Fath
al-Bari** (9/358)]
Inilah yang dapat diperoleh dari sebab-sebab yang disebutkan dalam
berbagai riwayat dan perkataan ulama. Semua ini menunjukkan mulianya akhlak
Rasulullah ﷺ, di mana beliau tidak rela menikahi seseorang yang merasa tidak
menginginkannya, dan beliau menolak untuk menyakiti siapapun dari kaum
muslimin, baik fisik maupun hartanya.
Wallahu A’lam
0 Komentar