Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

TAKDIR SUMBER KEHIDUPAN, MAKANAN DAN MINUMAN BAGI PARA PENGHUNI BUMI

TAKDIR SUMBER KEHIDUPAN, MAKANAN DAN MINUMAN SERTA ENERGI LAIN-NYA BAGI PARA PENGHUNI BUMI

Di Susun oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

==

===

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Allah SWT berfirman :

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ﴾

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia takdir-kan (menentukan kadar) padanya (sumber-sumber) makanan ( untuk para penghuni)nya dalam empat hari (empat masa). (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”. [Fussilat: 10].

Kehidupan di bumi ini tidak mungkin muncul jika seluruh bagian dari alam semesta ini tidak diciptakan dengan takdir (perencanaan dan penentapan kadar) yang sangat teliti di setiap tahap penciptaannya. Sebab, kesalahan kecil pada salah satu tahap penciptaan bisa mengakibatkan bumi tidak berada dalam bentuk dan spesifikasi seperti yang kita lihat sekarang. Jika ada yang beranggapan bahwa alam semesta ini tercipta secara kebetulan, maka kini telah terbukti melalui hukum-hukum yang mengatur kebetulan bahwa mustahil jutaan kebetulan terjadi dalam perjalanan panjang penciptaan alam semesta sehingga pada akhirnya memenuhi syarat kemunculan kehidupan di bumi. 

Jika manusia yang berakal tidak dapat mempercayai bahwa kebetulan dapat menciptakan sebuah paku dari besi di atas permukaan bumi yang penuh dengan lapisan besi, maka seharusnya dia tidak mempercayai bahwa kebetulan berada di balik penciptaan alam semesta ini beserta isinya yang sangat rumit sehingga manusia tidak mampu memahami banyak rahasia dalam struktur penciptaannya. 

Di antara bukti bahwa Al-Qur'an ini diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana adalah banyaknya ayat yang mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda perencanaan yang sangat teliti dalam proses penciptaan segala sesuatu di sekitar mereka. Seruan semacam ini tidak mungkin berasal dari seorang laki-laki yang buta huruf yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang juga buta huruf. Melainkan, seruan ini berasal dari Dzat yang pengetahuan-Nya meliputi seluruh rincian makhluk-makhluk ini.

Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan takdir yang tepat dan perencanaan yang sangat teliti, sebagaimana firman-Nya: 

"وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا"

_"Dan Dia menciptakan segala sesuatu dan mentaqdirkannya dengan taqdir (menetapkannya dengan kadar yang tepat)." (Al-Furqan: 2),_

Dan firman-Nya : 

"إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ"

_"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qodar (kadar atau ukuran)." (Al-Qamar: 49),_ 

Dan firman-Nya yang lain:

"وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ"

_"Dan segala sesuatu di sisi-Nya ada kadar ukurannya." (Ar-Ra'd: 8),_

Dan firman-Nya :

  "الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ"

_"Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah liat." (As-Sajdah: 7),_

Dan firman-Nya : 

"صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ"

_"(Itulah) ciptaan Allah yang membuat segala sesuatu dengan meyakinkan." (An-Naml: 88),_ 

"وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ"

_"Dan Kami hamparkan bumi, Kami letakkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya segala sesuatu menurut ukuran yang seimbang." (Al-Hijr: 10)._ 

Allah SWT menetapkan kadar dan ukuran penciptaan alam semesta 50.000 tahun sebelumnya, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin ‘Amr radhyallahu ‘anhuma, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah mencatat kadar-kadar seluruh makhluk-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan alam semesta (langit dan bumi)”. [HR. Muslim, Kitab al-Qadar, no. 2653].

Lalu Allah SWT membagi periode enam hari penciptaan langit dan bumi menjadi dua fase, yaitu fase penciptaan awal bumi dan juga langit, yang memakan waktu dua hari dari enam hari tersebut, dan fase penetapan kadar makanan di bumi ini, yang memakan waktu empat hari sisanya, sebagaimana firman-Nya:

﴿فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ﴾

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah takdir (ketentuan kadar) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Fussilat: 12]

Dan dalam ayat 9 di surat yang sama, Allah SWT berfirman :

﴿قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ۚ ذَٰلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ .

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". [Fussilat: 9]

Kemudian Allah mentaqdirkan (menetapkan kadar) sumber makanan, minuman dan sumber energi bagi para penghuninya selama empat hari ( 4 masa). Sebagaimana dalam firman-Nya:

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ﴾

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia mentakdirkan (menentukan kadar) padanya (sumber-sumber) makanan ( untuk para penghuni)nya dalam empat hari (empat masa). (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”. [Fussilat: 10].

Totalnya jadi enam hari (6 masa) sebagaimana dalam firman Allah SWT :

﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ﴾

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”. [Araf: 54]

Enam hari penciptaan yang disebutkan dalam kitab suci mewakili rentang waktu yang diperlukan untuk penciptaan alam semesta sejak ledakan besar yang memenuhi ruang dengan asap hingga Allah menghancurkan alam semesta ini dan mengembalikannya seperti semula, sebagaimana firman-Nya:

{ أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا }

" Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami memisahkan antara keduanya ". (QS. Al-Anbiyaa : 30).

Dari kepingan-kepingan tersebut Allah SWT ciptakan pula gugusan-gugusan galaksi di alam raya, sebagaimana dalam firman-Nya :

﴿وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِۙ

"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang (Galaksi)". [QS. al-Buruuj : 1]

Dan Allah SWT berfirman :

ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌۭ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ٱئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًۭا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ. فَقَضَىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍۭ فِى يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِى كُلِّ سَمَآءٍ أَمْرَهَاۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَٰبِيحَ وَحِفْظًۭاۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ"

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih berupa asap.

Lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, 'Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku, dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab, 'Kami datang dengan suka hati.' Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari.

Dia mewahyukan pada setiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit dunia dengan pelita-pelita dan penjagaan. Itulah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui."* (Fushshilat: 11–12). 

Dan firman-Nya:

"يَوْمَ نَطْوِي ٱلسَّمَآءَ كَطَيِّ ٱلسِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ"

*"Pada hari Kami melipat langit seperti melipat lembaran buku. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itu adalah janji yang pasti bagi Kami; sungguh, Kamilah yang akan melaksanakannya."* (Al-Anbiya: 104). 

Dan kami telah menyebutkan bahwa periode penciptaan bumi yang pertama merupakan rentang waktu yang dilalui bumi sejak berada dalam keadaan berupa asap hingga menempati orbit tetapnya mengelilingi matahari dalam bentuk bola halus yang menyala dengan permukaan yang hampir cair.

Adapun periode takdir (penentuan kadar) makanan adalah empat hari yang tersisa dari hari-hari penciptaan, dan Allah telah menentukan tanda yang jelas untuk permulaan empat hari tersebut, yaitu Allah menyempurnakan persiapan bumi, dan tanda tersebut adalah pembentukan gunung-gunung di atas permukaan bumi. Wajar jika gunung-gunung menjadi yang pertama kali muncul di permukaan bumi dan merupakan peristiwa pertama dalam persiapan bumi, karena bumi sebelumnya, seperti yang telah kami sebutkan, adalah bola halus dengan permukaan yang sangat panas dan hampir cair. Bumi mendidih dan bergolak karena panas yang sangat tinggi di dalamnya, sebagaimana keadaannya nanti saat kiamat, sesuai firman Allah Ta’ala:

﴿وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا . فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا . لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا﴾

*“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: ‘Rabbku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia menjadikannya debu yang bertebaran. Tidak ada lagi padanya tempat yang rendah ataupun tinggi.”* (Tha-Ha: 105-107).

Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan maksud dari penentuan kadar makanan bumi melalui penjabaran peristiwa-peristiwa yang dialami bumi setelah ia menetap di orbit tetapnya mengelilingi matahari dalam bentuk bola halus yang menyala dengan permukaan yang hampir cair. Kata *aqwat* dalam ayat ini berarti segala hal yang diperlukan untuk munculnya kehidupan di permukaan bumi, karena makanan bagi makhluk hidup adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupannya.

Dalam empat hari di mana Allah menentukan kadar makanan bumi, terbentuklah gunung-gunung, benua-benua, samudra-samudra, danau-danau, sungai-sungai, serta atmosfer. Atmosfer ini mulai melindungi bumi dari sisa-sisa meteor yang menghujani bumi dari luar angkasa dan dipenuhi dengan berbagai jenis gas yang dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup. Setelah Allah menyediakan segala penyebab kehidupan di bumi ini, mulailah kehidupan awal muncul di atasnya. Kemudian Allah menciptakan tumbuhan dan hewan, dan akhirnya Allah menciptakan manusia pada jam terakhir dari hari keenam penciptaan, sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis Nabi.

Para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah berhasil menggambarkan dengan jelas dan terperinci semua peristiwa yang terjadi di bumi sejak ia berupa bola menyala hingga menjadi bentuk yang indah seperti sekarang ini.

Para ilmuwan evolusi alam semesta mengatakan :

“Bahwa bumi, beserta planet-planet lain dalam tata surya, terbentuk dari kumpulan puing-puing yang tersebar akibat ledakan beberapa bintang yang kemudian tertarik oleh gravitasi matahari. Puing-puing ini meleleh akibat tumbukan dahsyat di antara mereka dan meteor-meteor yang jatuh dari luar angkasa.

Pada awal pembentukannya, materi bumi harus berupa cairan atau hampir cair agar dapat membentuk bola seperti yang kita lihat sekarang, karena satu-satunya bentuk yang diambil oleh massa materi cair di ruang angkasa adalah bentuk bola. Ketika massa cair ini berada dalam medan gravitasi suatu benda seperti matahari, akan terjadi penyimpangan bentuk bola ke arah gaya tarik gravitasi. Penyimpangan ini dapat dihilangkan dengan memutar bola tersebut dengan kecepatan yang sesuai pada poros yang tegak lurus terhadap arah gaya gravitasi, yang persis seperti yang terjadi pada bumi saat awal pembentukannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

﴿ وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا﴾

*“Dan bumi sesudah itu Dia bentuk seperti telur.”* (An-Nazi’at: 30).

Bumi tetap dalam kondisi ini hingga kulit bumi yang keras mulai terbentuk setelah permukaannya mendingin akibat memancarkan panasnya ke luar angkasa. Namun, materi bumi, kecuali lapisan tipis keraknya, masih dalam keadaan cair, seperti yang terlihat saat materi ini keluar dari celah-celah kerak bumi saat terjadi letusan gunung berapi.

Salah satu keajaiban dari takdir Allah (penentuan kadar) adalah bahwa manusia dapat hidup dengan aman dan tenteram di atas bola yang menyala-nyala dengan materi cair yang suhunya di pusat bumi mencapai lima ribu derajat dan jari-jarinya lebih dari enam ribu kilometer. Hanya lapisan tipis dari batuan dengan ketebalan tidak lebih dari lima puluh kilometer yang memisahkan manusia dari panas tersebut”.

Namun, lapisan tipis kerak bumi inilah yang membantu menjaga materi bumi tetap dalam keadaan cair. Lapisan ini berfungsi sebagai isolator yang mencegah pancaran panas dari dalam bumi ke luar angkasa, yang suhunya mendekati nol mutlak. Menjaga materi bumi tetap dalam keadaan cair memiliki hikmah yang besar, karena materi cair ini, yang keluar dalam bentuk letusan gunung berapi dari waktu ke waktu, menyuplai permukaan bumi dengan bahan-bahan yang diperlukan oleh makhluk hidup, seperti air, karbon dioksida, dan elemen-elemen alami lainnya. Allah Ta’ala berfirman dengan benar:

وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا ۝ أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا ۝ وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا ۝ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ ۝

*“Dan bumi sesudah itu Dia bentuk seperti telur. Dia keluarkan darinya airnya dan tumbuh-tumbuhannya, dan Dia pancangkan gunung-gunungnya, untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.”* (An-Nazi’at: 30-33).

Ketika ketebalan kerak bumi mencapai tingkat yang memadai, materi cair yang dimuntahkan gunung berapi dari dalam bumi mulai menumpuk di atas permukaan keras tersebut. Dengan demikian, proses pembentukan gunung dimulai, yang merupakan peristiwa pertama dari empat hari terakhir, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ﴾

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia mentakdirkan (menentukan kadar) padanya (sumber-sumber) makanan (untuk para penghuni)nya dalam empat hari (empat masa atau fase). (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”. [Fussilat: 10].

Hingga hari ini, proses pembentukan gunung dari gunung berapi masih berlangsung, meskipun dengan laju yang sangat lambat dibandingkan dengan keadaan pada awal pembentukan bumi.

Coba kita bayangkan : apa yang akan terjadi jika kerak bumi terbentuk dengan ketebalan yang tidak memungkinkan materi cair keluar dalam bentuk gunung berapi ?. Maka tentunya permukaan bumi akan terus tetap seperti yang Allah gambarkan:

﴿فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا . لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا﴾

*“Maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi”*. [TaHa: 106-107] Yakni : bola yang halus, kering, dan tandus, seperti permukaan banyak planet lain di tata surya...... .

Setelah gunung-gunung mulai terbentuk di permukaan bumi pada awal empat hari terakhir dari hari-hari penciptaan, dimulailah tahap persiapan bumi agar layak untuk munculnya kehidupan. Ini adalah tahap penentuan kadar makanan, yang berlangsung selama empat hari tersebut, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

﴿وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ﴾

*“ Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya, dan Dia tetapkan kadar makanannya dalam empat masa, cukup untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memintanya.”* (Fushshilat: 10).

Daya radiasi matahari adalah empat ratus miliar miliar megawatt, yaitu matahari menghasilkan dalam satu detik jumlah energi yang setara dengan semua pembangkit listrik di dunia selama delapan juta tahun.

===****====

SYARAT UTAMA KEHIDUPAN DI MUKA BUMI :

Selanjutnya, kami akan menjelaskan beberapa syarat utama yang diperlukan untuk munculnya kehidupan di permukaan bumi. Kami juga akan menunjukkan bahwa ketiadaan salah satu syarat ini cukup untuk mencegah kehidupan muncul di bumi, sebagaimana terjadi pada planet-planet di tata surya yang sepenuhnya kosong dari kehidupan, seperti yang dibuktikan oleh para ilmuwan melalui misi luar angkasa ke planet-planet tersebut.

SYARAT PERTAMA :

Syarat pertama dalam mendesain taqdir bumi agar layak untuk munculnya kehidupan di atasnya adalah keberadaannya yang dekat dengan sumber energi yang menyediakan energi yang diperlukan untuk menjaga suhu permukaannya dalam batas minimum dan maksimum yang memungkinkan munculnya kehidupan. Matahari dipilih sebagai sumber yang memberikan energi yang dibutuhkan bumi melalui radiasi gelombang elektromagnetik yang jatuh ke permukaan bumi, diserap energinya, dan menaikkan suhunya.

Matahari adalah bintang berukuran sedang dengan radius sekitar tujuh ratus ribu kilometer, yang berarti ukurannya 1,3 juta kali lebih besar dari bumi. Kapasitas radiasinya mencapai 400 miliar miliar megawatt, sehingga dalam satu detik saja, matahari menghasilkan energi yang setara dengan total energi yang dihasilkan seluruh pembangkit listrik di dunia selama delapan juta tahun. Matahari menghasilkan energi luar biasa ini melalui proses peleburan sekitar empat juta ton hidrogen per detik dalam reaksi nuklir termal. Dalam proses ini, dua atom hidrogen digabungkan menjadi satu atom helium, dan selisih massanya diubah menjadi energi.

Salah satu keajaiban dari ketetapan Allah adalah bahwa suhu permukaan matahari mencapai enam ribu derajat Celsius. Ternyata, suhu ini menghasilkan spektrum radiasi yang terpusat pada bagian yang terlihat dari spektrum elektromagnetik, yang sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup terhadap radiasi matahari. Radiasi ini digunakan dalam proses fotosintesis dan juga dalam sistem penglihatan yang digunakan oleh banyak jenis makhluk hidup.

Untuk memastikan bumi tetap berada pada jarak tetap dari matahari sehingga mendapatkan jumlah energi yang stabil, Allah telah menetapkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dalam orbit yang hampir melingkar dengan rata-rata radius sebesar 150 juta kilometer.

Perlu dicatat bahwa pergerakan benda-benda langit yang berputar mengelilingi satu sama lain di alam semesta ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah benda-benda tersebut saling bertabrakan akibat gaya gravitasi di antara mereka. Bulan berputar mengelilingi bumi, bumi berputar mengelilingi matahari, dan matahari berputar mengelilingi pusat galaksi. Allah Ta’ala berfirman dengan benar:

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ۝ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ ۝ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ ۝

*"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah sampai ke manzilah terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."* (Yasin: 38-40).

Meskipun jarak bumi sangat jauh dari matahari, jumlah energi yang jatuh pada satu meter persegi permukaan bumi di garis khatulistiwa mencapai sekitar seribu joule per detik. Ini berarti total energi yang diterima bumi dari matahari dalam satu detik mencapai seratus miliar megawatt. Jumlah energi yang diterima bumi dari matahari ini cukup untuk menjaga suhu rata-rata permukaannya pada lima belas derajat Celsius, yang merupakan suhu yang sesuai untuk berbagai jenis makhluk hidup.

Jarak bumi dari matahari telah dipilih dengan ketelitian yang luar biasa. Jika jarak bumi lebih dekat atau lebih jauh dari matahari dibandingkan sekarang, suhu bumi akan lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk munculnya kehidupan. Bukti dari ketepatan ini adalah tidak adanya kehidupan di planet lain dalam tata surya, baik yang lebih dekat ke matahari seperti Merkurius dan Venus, maupun yang lebih jauh dari matahari seperti Mars, Jupiter, dan planet-planet lainnya.

SYARAT KE DUA :

Syarat kedua adalah keharusan bumi berputar mengelilingi poros yang hampir tegak lurus dengan garis yang menghubungkan matahari dan bumi, agar seluruh permukaan bumi dapat terpapar cahaya matahari melalui pergantian malam dan siang. Jika bumi berhenti berputar atau jika poros rotasinya sejajar dengan garis tersebut, seperti yang terjadi pada beberapa planet, maka salah satu belahan bumi akan terus terpapar matahari, sementara cahaya matahari tidak akan mencapai belahan lainnya. Akibatnya, salah satu belahan bumi akan selalu siang dengan suhu yang sangat panas, sementara belahan lainnya akan selalu malam dengan suhu yang sangat dingin.

Allah Ta'ala berfirman:

قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّٰهُ عَلَيْكُمْ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مِنْ إِلٰهِ غَيْرِ اللَّٰهِ يَأْتِيكُم بِضِيَاءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ ۝ قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّٰهُ عَلَيْكُمْ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مِنْ إِلٰهِ غَيْرِ اللَّٰهِ يَأْتِيكُم بِاللَّيْلِ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ۝ وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

*"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan malam terus-menerus atas kamu hingga hari kiamat, adakah Tuhan selain Allah yang dapat memberi terang kepadamu? Maka, mengapa kamu tidak mendengar?'

Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan siang terus-menerus atas kamu hingga hari kiamat, adakah Tuhan selain Allah yang dapat memberi malam untuk kamu beristirahat di dalamnya? Maka, mengapa kamu tidak melihat?'

Dan atas rahmat-Nya, Dia menjadikan malam dan siang untuk kamu agar kamu dapat beristirahat di dalamnya dan untuk mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.'"* (Al-Qasas: 71-73).

Syarat rotasi bumi mengelilingi porosnya mungkin tidak cukup untuk memungkinkan kehidupan jika kecepatan rotasinya tidak ditakdirkan atau tidak dipilih dengan cermat. Jika kecepatan rotasinya lebih lambat dari yang ada sekarang, maka durasi malam dan siang akan meningkat, dan suhu bumi akan meningkat drastis selama siang karena waktu yang lebih lama terpapar matahari, serta suhu bumi akan menurun drastis selama malam karena periode radiasi panasnya. Sebaliknya, jika rotasinya lebih cepat, durasi malam dan siang akan berkurang, dan bumi tidak akan mendapatkan cukup energi matahari selama siang, sehingga suhu rata-ratanya akan lebih rendah dari saat ini.

Salah satu karunia Allah bagi manusia adalah meskipun bumi bergerak mengelilingi matahari dengan kecepatan luar biasa yang melebihi seratus ribu kilometer per jam dan bergerak mengelilingi porosnya dengan kecepatan permukaan lebih dari seribu lima ratus kilometer per jam di garis khatulistiwa, manusia sama sekali tidak merasakan gerakan ini. Bumi tampak tetap dan stabil bagi mereka. Manusia baru mengetahui bahwa bumi bergerak dengan kecepatan luar biasa ini pada abad ketujuh belas Masehi.

Para ilmuwan menemukan bahwa qadar poros bumi miring dengan sudut sebesar 23,5 derajat dari bidang vertikal rotasi.

SYARAT KE TIGA :

Adapun syarat ketiga adalah perlunya kemiringan arah sumbu rotasi bumi dari arah vertikal dengan sudut yang cukup dan secara terus-menerus selama peredarannya mengelilingi matahari, hal ini penting untuk kelangsungan hidup di bumi. Para ilmuwan telah menemukan bahwa sumbu ini miring dengan sudut 23,5 derajat dari tingkat vertikal, dan bergerak secara perlahan dengan gerakan kerucut yang menyebabkan perubahan perlahan pada arah sumbu, sehingga belahan bumi utara condong menuju matahari pada musim panas dan menjauh darinya pada musim dingin.

Kadar kemiringan ini sangat penting untuk memastikan bahwa kutub utara dan selatan bumi mendapatkan cahaya matahari, yang tidak akan mencapai keduanya jika sumbu rotasi tetap tegak lurus. Masuknya cahaya matahari ke kutub-kutub sangat penting untuk mencairkan sebagian es yang ada di sana, jika tidak maka hujan yang turun akan membeku dan tidak akan kembali lagi ke lautan, yang akhirnya akan mengeringkan lautan dari airnya. Perubahan kemiringan sumbu rotasi bumi juga diperlukan untuk perubahan suhu permukaan bumi secara berkala melalui perubahan arah pergerakan angin, yang mendistribusikan hujan ke sebagian besar permukaan daratan.

Pergerakan ini juga menyebabkan fenomena empat musim yang penting untuk mengatur siklus hidup berbagai tanaman, serta menyediakan berbagai kondisi iklim yang mendukung munculnya beragam bentuk kehidupan di bumi.

Allah swt berfirman :

﴿ أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاءَ لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا. ثُمَّ قَبَضْنَاهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا﴾

"Apakah kamu tidak melihat kepada Tuhanmu bagaimana Dia memanjangkan bayangan? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikannya tetap. Kemudian kami menjadikan matahari sebagai penunjuk baginya, kemudian kami tarik bayangannya itu dengan penarikan yang mudah" (QS. Al-Furqan 45-46),

Dalam firman Allah Ta'ala diatas terdapat indikasi terhadap fenomena kemiringan ini, di mana panjang bayangan setiap hari sepanjang tahun berbeda dengan panjang bayangan pada hari-hari lainnya karena pergerakan kemiringan ini. Penarikan yang mudah yang disebutkan dalam ayat ini mungkin merujuk pada fenomena tersebut. Wallaahu a’lam.

SYARAT KE EMPAT :

Adapun syarat keempat adalah pentingnya perlindungan kehidupan di bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari matahari dan bintang-bintang lainnya di alam semesta ini. Bintang-bintang tersebut menghasilkan energi mereka melalui proses fusi nuklir yang menghasilkan semua jenis radiasi, baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya. Allah, dalam kebijaksanaan-Nya, memilih lokasi tata surya kita di galaksi Bima Sakti di tempat yang sangat tepat; tidak di pusat galaksi spiral ini dan tidak pula di dalam dua lengan yang menjulur dari galaksi, di mana kerapatan bintang, meteor, dan debu kosmik sangat tinggi. Namun, posisi kita ada di antara kedua lengan ini, di mana kerapatan bintang lebih rendah, sehingga hanya sedikit radiasi dari bintang-bintang galaksi yang sampai ke bumi.

Selanjutnya, perlindungan permukaan bumi dari radiasi berbahaya matahari juga telah dilakukan dengan cara yang sangat cerdas. Para ilmuwan menemukan bahwa bumi memiliki medan magnet yang lebih kuat seratus kali lipat dibandingkan dengan medan magnet paling kuat di planet lain, meskipun bumi bukanlah planet terbesar. Medan magnet ini terbentuk karena adanya inti besar yang terdiri dari besi dan nikel di dalam bumi, yang tidak ditemukan di planet lain, menjadikan bumi sebagai planet dengan kepadatan terbesar.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa medan magnet bumi ini bukanlah kebetulan, melainkan merupakan kadar atau takdir yang telah diatur sebagai perisai yang melindungi permukaan bumi dari radiasi berbahaya matahari. Medan magnet yang mengelilingi bumi ini memantulkan radiasi tersebut dan mengarahkan jalurnya menuju kutub utara dan selatan bumi, di mana jarang terdapat kehidupan. Karena medan magnet bumi hanya berinteraksi dengan radiasi yang membawa muatan listrik, medan ini tidak dapat menangkis partikel netral yang datang dari matahari. Oleh karena itu, diperlukan cara lain untuk mencegah radiasi ini mencapai permukaan bumi. Dengan rahmat Allah, bumi dilindungi dengan lapisan kedua yang berfungsi sebagai perisai, yaitu lapisan ozon yang terletak di bagian atas atmosfer. Ozon ini menyerap energi radiasi tersebut dan mencegahnya untuk sampai ke permukaan bumi.

Para ilmuwan memberikan nama "Pemburu Meteor" kepada planet Jupiter.

SYARAT KE LIMA :

Adapun syarat kelima adalah perlindungan bumi dari meteor yang dilemparkan oleh bintang-bintang yang meledak di galaksi kita atau galaksi-galaksi tetangga. Setiap jam, ribuan meteor dan meteorit mencapai tata surya kita. Meskipun ukuran meteor ini kecil, kecepatan mereka yang sangat tinggi, yang bisa mencapai ratusan ribu kilometer per jam, dapat menyebabkan kehancuran besar di permukaan bumi. Sebuah meteor dengan massa hanya beberapa ratus kilogram dapat menyebabkan kerusakan yang tidak kalah parahnya dengan ledakan bom nuklir. Contoh kehancuran ini dapat dilihat pada kawah besar yang ditinggalkan oleh meteor setelah menabrak bumi. Yang paling ditakuti oleh para ilmuwan adalah kemungkinan tabrakan meteor besar yang dapat menyebabkan kehancuran total kehidupan di bumi.

Allah yang Maha Agung berfirman :

﴿ أَمْ أَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ﴾

"Apakah kalian merasa aman terhadap siapa yang di langit, bahwa Dia akan mengirimkan kepada kalian badai batu? Maka kalian akan mengetahui bagaimana akibatnya" (Al-Mulk 17).

Namun, sebagai rahmat Allah terhadap umat manusia, bumi dilindungi dari meteor- meteor ini dengan berbagai mekanisme, yang terpenting adalah adanya sejumlah planet luar yang menarik meteor sebelum mereka mencapai bumi. Salah satu planet tersebut adalah Jupiter, yang ukurannya seribu tiga ratus kali lebih besar dari bumi. Jupiter terletak pada orbit yang lebih jauh dari orbit bumi terhadap matahari, yang bertentangan dengan distribusi planet-planet pada umumnya di sekitar bintang mereka, di mana planet dengan massa lebih besar biasanya lebih dekat ke bintang yang mereka orbit. Oleh karena itu, para ilmuwan menyebut Jupiter sebagai "pemburu meteor."

Sedangkan untuk meteor kecil yang lolos dari tarikan gravitasi matahari serta planet-planet luar dan dalam dan akhirnya sampai ke bumi, atmosfer bumi akan membakar sebagian besar massanya sebelum mencapai permukaan bumi, akibat gesekan hebat antara meteor dengan udara. Apa yang kita lihat di langit pada malam hari sebagai meteor sebenarnya adalah proses pembakaran meteor ini di atmosfer bumi.

SYARAT KE ENAM :

Adapun syarat keenam adalah perlunya kerak bumi relatif tipis, di mana ketebalan rata-rata kerak di bawah benua adalah 35 kilometer, dan di bawah samudra adalah 7 kilometer. Dengan membandingkan ketebalan kerak ini dengan jari-jari bola bumi yang sekitar 6.400 kilometer, kita dapat melihat betapa tipisnya kerak bumi ini.

Kerak bumi ini begitu tipis sehingga ada kemungkinan dapat retak, sehingga memungkinkan munculnya gunung berapi atau terjadinya penyusutan akibat erosi bagian dalam bumi yang disebabkan oleh suhu tinggi di inti bumi.

Allah yang Maha Agung berfirman :

﴿ أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ﴾

"Apakah kalian merasa aman terhadap siapa yang di langit, bahwa Dia akan menenggelamkan bumi dengan kalian sehingga bumi itu berguncang?" (Al-Mulk 16).

Para ilmuwan telah menemukan bahwa ketipisan kerak bumi ini memiliki peranan sangat penting bagi munculnya kehidupan di bumi. Karena kerak bumi yang relatif tipis ini, bumi tidak dapat menyerap beberapa gas penyusun atmosfer yang tanpa gas-gas tersebut, kehidupan tidak mungkin ada di bumi. Selain itu, ketipisan kerak bumi ini juga mempermudah pergerakan kerak tersebut untuk membentuk benua dan samudra serta memungkinkan terjadinya letusan gunung berapi yang membentuk berbagai relief bumi yang indah seperti gunung, bukit, dataran, dataran tinggi, gurun, lembah, dan cekungan.

Relief bumi yang menakjubkan ini tidak hanya diciptakan untuk keindahannya, tetapi juga untuk memainkan peranan penting dalam kemunculan kehidupan di bumi. Gunung-gunung yang tinggi menyimpan air hujan dalam bentuk salju yang akan mengalirkan air ke sungai-sungai saat mencair di musim panas, sedangkan cekungan-cekungan menyimpan air hujan dalam bentuk danau, dan lekukan-lekukan pada lapisan batuan menyimpan air tanah.

Perbedaan ketinggian relief bumi ini juga menyebabkan perbedaan suhu permukaan bumi, yang pada gilirannya menciptakan berbagai lingkungan bagi berbagai jenis makhluk hidup.

Allah yang Maha Agung berfirman :

﴿أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ﴾

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut?

Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”. [QS. Naml: 61]

Karena ketipisan kerak bumi ini, maka kerak tersebut perlu dipasang dengan sangat kuat agar tidak tergelincir di atas lapisan mantel semi-cair yang berada di bawahnya ketika bumi berputar pada porosnya. Proses pengikatan ini terjadi melalui akar-akar gunung yang terbenam ke dalam mantel dan bertindak seperti pasak yang mencegah kerak bumi tergelincir karena gesekan besar antara akar gunung yang keras dan lapisan mantel cair.

Allah yang Maha Agung berfirman :

﴿خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ﴾

"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kalian lihat, dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi agar bumi itu tidak bergoyang-goyang, dan Dia menyebarkan di dalamnya segala jenis makhluk, dan Dia menurunkan air dari langit sehingga kami menumbuhkan berbagai macam tanaman yang baik" (Luqman 10).

Dan firman-Nya :

﴿ أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا ﴾

"Bukankah Kami menjadikan bumi ini sebagai tempat tidur dan gunung-gunung sebagai pasak?" (An-Naba 6-7).

SYARAT KE TUJUH :

Adapun syarat ketujuh adalah pentingnya ketersediaan sejumlah besar unsur-unsur yang diperlukan untuk membangun makhluk hidup. Yang mengejutkan para ilmuwan adalah bahwa bumi mengandung 92 unsur alami dari lebih seratus unsur yang mungkin ada di alam semesta ini. Para ilmuwan masih bingung mengenai bagaimana unsur-unsur sebanyak ini bisa sampai di bumi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Matahari kita, yang membakar empat juta ton hidrogen per detik secara nuklir, hanya dapat menghasilkan satu unsur, yaitu helium.

Oleh karena itu, para ilmuwan menyimpulkan bahwa ada bintang-bintang di alam semesta ini yang memiliki ukuran jauh lebih besar dari matahari untuk dapat memproduksi sejumlah besar unsur-unsur berat ini. Allah telah mengatur bahwa bintang-bintang ini meledak, dan unsur-unsur tersebut tersebar ke seluruh ruang angkasa sekitarnya. Sebagian dari unsur-unsur ini terperangkap oleh gravitasi bumi ketika bumi pertama kali terbentuk. Delapan unsur ini menyusun 98% dari berat kerak bumi, yaitu oksigen (47%), silikon (28%), aluminium (8%), besi (5%), kalsium (3,6%), natrium (2,8%), kalium (2,6%), dan magnesium (2,1%).

Makhluk hidup membutuhkan lebih dari dua puluh unsur alami yang terkandung dalam tanah bumi, yang jumlahnya 92 unsur. Empat unsur utama yaitu karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen, menyusun lebih dari 95% dari berat tubuh makhluk hidup, sementara sisa unsur-unsur lainnya, yang paling penting adalah fosfor, belerang, natrium, kalsium, magnesium, kalium, klor, dan besi, menyusun lima persen sisanya. Salah satu keajaiban pengaturan adalah bahwa unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan bahan organik telah tersebar di udara, air, dan tanah bumi. Jarang sekali Anda menemukan tanah di permukaan bumi yang tidak mengandung unsur-unsur penting bagi kehidupan.

Meskipun jumlah unsur yang diperlukan untuk membangun tubuh makhluk hidup tidak lebih dari dua puluh unsur, pentingnya ketersediaan unsur lainnya baru dikenal pada zaman ini, ketika manusia mulai menggunakannya dalam berbagai aplikasi. Seandainya tidak ada unsur besi yang sangat kuat dan mudah dibentuk, banyak industri modern seperti industri mobil, mesin, alat dan peralatan pertanian serta militer tidak akan ada. Seandainya tidak ada unsur aluminium dan titanium yang ringan, maka industri pesawat terbang, roket, dan kendaraan ruang angkasa tidak akan ada. Seandainya tidak ada unsur silikon dan germanium, maka industri elektronika tidak akan ada, dan perangkat komunikasi serta informasi tidak akan muncul. Seandainya tidak ada unsur tembaga dan aluminium yang memiliki konduktivitas listrik tinggi, maka pembangkit listrik dan distribusinya ke rumah-rumah dan pabrik-pabrik tidak akan sesukses sekarang. Seandainya tidak ada unsur uranium, energi nuklir tidak akan dapat dimanfaatkan. Begitulah seterusnya dengan unsur-unsur lainnya, yang masing-masing memiliki sifat khas yang sesuai dengan berbagai jenis industri.

Allah Yang Maha Agung berfirman:

﴿وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ﴾

"Dan Dia memberi kepada kalian dari segala apa yang kalian minta. Jika kalian menghitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim lagi sangat ingkar" (Ibrahim 34)

Dan firman-Nya :

﴿وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ﴾

"Dan Kami turunkan besi yang di dalamnya ada kekuatan yang dahsyat dan manfaat bagi manusia" (Al-Hadid 25).

SYARAT KE DELAPAN :

Adapun syarat kedelapan adalah pentingnya ketersediaan air dalam jumlah yang cukup di permukaan bumi, dengan adanya mekanisme yang jelas untuk mendistribusikannya ke daratan. Planet Bumi menonjol di antara semua planet dalam sistem tata surya karena memiliki jumlah air yang sangat besar, yang menutupi sekitar tujuh puluh persen dari permukaan bumi. Para ilmuwan telah menemukan bahwa sebagian besar air yang ada di permukaan bumi berasal dari dalam bumi melalui letusan gunung berapi, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:

وَالأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا

"Dan bumi setelah itu dihamparkan, Dia mengeluarkan darinya air dan padang rumputnya" (An-Nazi'at 30-31).

Para ilmuwan memperkirakan jumlah air yang ada di permukaan bumi mencapai 1.400 juta kilometer kubik. Jumlah ini cukup untuk menutupi seluruh permukaan bumi dengan kedalaman tiga kilometer seandainya bumi berbentuk bola yang halus. Namun, dengan takdir Allah dan karena tekanan besar air pada kerak bumi yang masih lunak dan tipis pada awal pembentukannya, sebagian permukaan bumi mulai terbenam di bawah tekanan ini, yang kemudian menarik lebih banyak air ke bagian tersebut yang semakin tenggelam. Proses ini berlanjut hingga air terkumpul di satu sisi permukaan bumi, sementara bagian yang tersisa terangkat karena tekanan yang berlawanan dari dalam bumi, membentuk daratan.

Melalui penelitian mereka, para ilmuwan telah menemukan bahwa samudra yang kita lihat hari ini dulunya adalah satu samudra besar, begitu juga dengan benua yang awalnya merupakan satu benua. Namun, karena pergerakan lempeng-lempeng yang membentuk kerak bumi, benua awal ini mulai terpecah menjadi beberapa benua dalam proses yang sangat lambat yang dikenal dengan fenomena pergeseran benua. Samudra menutupi tujuh puluh persen dari permukaan bumi, sementara daratan menutupi tiga puluh persen, dengan rata-rata ketinggian daratan sekitar satu kilometer di atas permukaan laut, sementara kedalaman samudra sekitar empat kilometer di bawah permukaan laut.

Mekanisme untuk mendistribusikan air dari samudra ke seluruh permukaan daratan dilakukan dengan cara yang sangat cermat. Energi matahari digunakan untuk menguapkan air dari laut dan samudra tanpa meningkatkan suhu air hingga titik didihnya, kemudian angin membawa uap air tersebut ke atas permukaan air, mengangkatnya ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Uap ini mengembun ketika bertemu dengan area yang lebih dingin dan jatuh sebagai hujan atau salju di daratan.

Allah Yang Maha Agung berfirman:

﴿ وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾

"Dan Dia-lah yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum rahmat-Nya, hingga ketika angin itu mengangkut awan yang berat, Kami arahkan awan itu ke negeri yang mati, lalu Kami turunkan hujan dengan awan itu, dan dengan hujan itu Kami keluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untuk mereka. Begitulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, agar kalian dapat mengambil pelajaran" (Al-A'raf 57).

Salah satu keajaiban pengaturan adalah bahwa perbandingan antara luas permukaan samudra dan daratan telah dipilih dengan sangat tepat, sehingga jumlah hujan yang jatuh di daratan tidak terlalu banyak untuk menggerus segala sesuatu yang ada di atasnya, dan tidak pula terlalu sedikit sehingga menyebabkan kekeringan.

Allah Yang Maha Agung berfirman:

﴿وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ . فَأَنْشَأْنَا لَكُم بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةً وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ. وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَاءَ تَنبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْآكِلِينَ﴾

"Dan Kami turunkan air dari langit dengan qadar yang tepat, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya..

Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kalian makan.

Dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan" (Al-Mu'minun 18-20).

SYARAT KE SEMBILAN :

Adapun syarat kesembilan adalah pentingnya adanya atmosfer yang mengelilingi bumi ini, yang komposisinya telah dihitung dengan sangat tepat. Seandainya komposisi ini terganggu, bahkan sedikit saja, maka kehidupan di bumi tidak akan ada. Atmosfer terdiri dari campuran empat gas, yaitu nitrogen yang mencapai 78%, oksigen 21%, argon sekitar 1%, dan karbon dioksida yang mencapai 0,03%. Atmosfer ini dirancang dengan sangat teliti untuk menjalankan berbagai fungsi yang mendukung muncul dan berlanjutnya kehidupan di bumi.

Tugas pertama atmosfer adalah memisahkan permukaan bumi dari ruang angkasa yang mengelilinginya, yang suhunya hampir mendekati nol mutlak. Atmosfer memungkinkan energi matahari untuk sampai ke permukaan bumi pada siang hari, sementara sebagian besar radiasi termal yang dipancarkan dari permukaan bumi yang panas diblokir agar tidak keluar ke luar angkasa. Agar bumi tetap dalam keseimbangan termal, jumlah energi yang diterima dari matahari harus sama dengan jumlah energi yang dipancarkan bumi ke luar angkasa. Para ilmuwan menemukan bahwa keseimbangan termal ini tercapai pada suhu rata-rata permukaan bumi sekitar 15°C. Atmosfer bekerja menjaga suhu permukaan bumi agar tetap dalam batas yang memungkinkan kehidupan, dengan perbedaan suhu terbesar antara suhu tertinggi dan terendah pada kondisi ekstrem bumi tidak lebih dari 50°C. Bila dibandingkan dengan suhu permukaan bulan yang tidak memiliki atmosfer, suhu di siang hari bisa mencapai 130°C dan pada malam hari turun hingga -170°C, dengan selisih hingga 300°C.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa meskipun jumlah karbon dioksida dalam atmosfer sangat sedikit, gas ini memainkan peran besar dalam menentukan suhu keseimbangan tersebut. Ada kekhawatiran besar bahwa peningkatan jumlah karbon dioksida akibat pembakaran bahan bakar fosil yang besar-besaran dapat menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat, yang dikenal dengan fenomena pemanasan global, yang dapat menyebabkan gangguan besar dalam iklim bumi dan sistem ekosistemnya.

Tugas kedua atmosfer adalah melindungi makhluk hidup dari radiasi berbahaya yang datang dari matahari serta meteor dan meteorit dari luar angkasa. Lapisan ozon di atmosfer bagian atas menyerap radiasi berbahaya ini, sementara meteor dan meteorit terbakar habis saat melewati atmosfer.

Tugas ketiga atmosfer adalah menyediakan makanan yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Atmosfer mengandung tiga elemen dari empat elemen penting yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, yaitu karbon, oksigen, dan nitrogen, sementara elemen keempat, yaitu hidrogen, diserap oleh tanaman dari air yang mereka ambil melalui akarnya. Berdasarkan perhitungan ilmiah, jumlah karbon dioksida yang diserap oleh tanaman dari udara setiap tahun mencapai 500 miliar ton, jumlah air yang diserap sekitar 410 miliar ton, dan energi yang mereka serap dari sinar matahari hanya 1/2000 dari total energi matahari yang sampai ke bumi. Sebagai hasilnya, mereka menghasilkan 341 miliar ton glukosa, 205 miliar ton air, dan 364 miliar ton oksigen.

Dan Allah Yang Maha Agung berfirman, "Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala jenis tanaman. Dari tanaman itu kami keluarkan biji yang menumpuk, dan dari pohon kurma, dari tandannya yang saling berdekatan, serta kebun-kebun anggur, zaitun, dan delima yang serupa dan tidak serupa. Lihatlah buahnya saat ia berbuah dan masaknya. Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang beriman." (Al-An'am 99). Dan Allah berfirman, "Yang menjadikan untuk kalian dari pohon hijau api, maka kalian nyalakan darinya." (Yasin 80).

Para ilmuwan mengatakan bahwa kestabilan kecepatan rotasi bumi pada porosnya dan mengelilingi matahari, serta kestabilan jarak orbitnya dari matahari, disebabkan oleh keberadaan bulan dengan ukuran seperti itu yang mengelilinginya.

SYARAT KE SEPULUH :

Adapun syarat kesepuluh adalah adanya bulan berukuran besar yang mengelilingi bumi. Diameter bulan kira-kira mencapai 27% dari diameter bumi dan ia bergerak dalam orbit yang hampir melingkar dengan jarak rata-rata sekitar 384.000 kilometer dari bumi. Para ilmuwan menyatakan bahwa kestabilan kecepatan rotasi bumi pada porosnya serta orbitnya mengelilingi matahari, juga stabilnya jarak orbit bumi dari matahari, sangat dipengaruhi oleh keberadaan bulan sebesar ini yang mengelilingi bumi.

Bulan juga berperan dalam menciptakan fenomena pasang surut di laut dan samudra, yang menurut para ilmuwan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan rotasi bumi, memengaruhi iklim, membentuk garis pantai, dan mendukung kelangsungan kehidupan laut. Salah satu keajaiban dari ketentuan Allah adalah bahwa fenomena pasang surut bekerja dengan cara memindahkan sebagian energi kinetik dari rotasi bumi ke bulan, yang menyebabkan kecepatan rotasi bulan mengelilingi bumi meningkat. Akibatnya, jarak bulan dari bumi bertambah sekitar 3 cm per tahun, sementara kecepatan rotasi bumi melambat dengan sangat kecil.

Seandainya ketentuan ini tidak ada, bulan bisa saja jatuh ke bumi setelah miliaran tahun akibat melambatnya kecepatan rotasinya akibat tumbukan meteorit, atau sebaliknya, bulan bisa terlalu dekat dengan bumi sehingga meningkatkan intensitas fenomena pasang surut yang dapat membawa dampak buruk. Para ilmuwan juga berpendapat bahwa gravitasi bulan memengaruhi pergerakan materi semi-cair di mantel bumi, yang dapat memicu proses geologis di kerak bumi seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Proses-proses ini pada masa lalu membantu membentuk topografi bumi dan mengeluarkan banyak elemen alami yang diperlukan untuk kehidupan dari dalam bumi ke permukaannya.

Tidak lupa, bulan juga memiliki peran penting dalam memberikan cahaya pada malam yang gelap gulita, memberikan pemandangan yang indah bagi manusia, serta membantu penentuan bulan dan tahun. Maha Benar Allah yang berfirman dalam kitab-Nya :

﴿ هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ﴾

**"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia menetapkan tempat-tempat orbit bagi bulan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan semua itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui."** (Yunus: 5).

Dan Dia berfirman :

﴿ تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا . وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا ﴾

**"Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan padanya matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya. Dan Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur."** (Al-Furqan: 61-62).

 ===

REFERENSI :

1- ** وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ**

Prof. Dr. Mansour Ibrahim Abushariah Abadi 

Departemen Teknik Elektro - Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Yordania, Irbid – Yordania 

Telepon Tetap: Amman 5412220 -6-962 

Telepon Seluler: Amman 0795574238 

Email: mabbadi@just.edu.jo 

2- **بِدَايَةُ الْخَلْقِ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ**(Awal Penciptaan dalam Al-Qur'an), Dr. Mansour Abadi, Dar Al-Falah untuk Publikasi dan Distribusi, Amman, Yordania, Edisi 2006 M. 

Sumber gambar: Situs Ensiklopedia Bebas

[http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page](http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page)  

Posting Komentar

0 Komentar