KEUTAMAAN
MEMBACA SURAH AL-KAHFI PADA HARI JUM'AT
Di Tulis Oleh Abu Haitsam
Fakhri
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
==
==
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
===***===
MEMBACA SURAH AL-KAHFI PADA HARI
JUM’AT
Mayoritas ulama, yaitu Hanafiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah, menganjurkan membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat. Pendapat ini juga dipilih oleh Ibnu Al-Hajj dari kalangan Malikiyah, serta Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin dan telah menjadi ketetapan fatwa al-Lajnah ad-Daimah, para mufti Saudi Arabia.
Referensi:
1] Madzhab Hanafiyah:
*Hasyiyah At-Tahthawi* (hal. 324), *Hasyiyah Ibnu Abidin* (2/164).
2] Madzhab Syafi'iyah:
*Al-Majmu'* karya An-Nawawi (4/548), *Raudhah At-Talibin* karya An-Nawawi
(2/46).
3] Madzhab Hanabilah:
*Al-Furu'* karya Ibnu Muflih (3/160), *Kasyaf Al-Qina'* karya Al-Buhuti
(2/43).
4] Madzhab Malikiyah:
*Al-Madkhal* karya Ibnu Al-Hajj (2/281).
Al-Manawi berkata :
فَيُنْدَبُ قِرَاءَتُهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَكَذَا لَيْلَتَهَا كَمَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ.
“Dianjurkan membacanya pada hari Jum'at begitu juga pada malamnya sebagaimana ditegaskan oleh Syafi’i rahimahullah.” (Faidul Qadir, 6/198)
Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- berkata :
(قِرَاءَةُ سُورَةِ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَمَلٌ مَنْدُوبٌ إِلَيْهِ، وَفِيهِ فَضْلٌ، وَلَا فَرْقَ فِي ذَلِكَ بَيْنَ أَنْ يَقْرَأَهَا الْإِنْسَانُ مِنَ الْمُصْحَفِ أَوْ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ، وَالْيَوْمُ الشَّرْعِيُّ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمْسِ، وَعَلَى هَذَا فَإِذَا قَرَأَهَا الْإِنْسَانُ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ أَدْرَكَ الْأَجْرَ).
*"Membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat adalah amalan yang dianjurkan dan memiliki keutamaan. Tidak ada perbedaan dalam hal ini, baik seseorang membacanya dari mushaf maupun dari hafalan. Waktu hari Jumat yang sesuai secara syar'i adalah dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Oleh karena itu, jika seseorang membacanya setelah shalat Jumat, ia tetap mendapatkan pahala."* (*Majmu' Fatawa wa Rasa'il Al-Utsaimin* 16/143).
FATWA AL-LAJNAH AD-DAIMAH SAUDI ARABIA – Kumpulan Kedua: 7/105
Pertanyaan kesembilan dari fatwa nomor (18762)
PERTANYAAN :
Ada orang-orang yang rutin membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, dan mereka mengatakan kepada orang yang tidak membacanya: "Bacalah Surah Al-Kahfi setiap Jumat, karena membacanya memiliki keutamaan. Orang yang membacanya lebih utama daripada yang tidak membacanya, meskipun ia membaca bagian lain dari Al-Qur'an. Dan orang yang tidak membacanya akan berkurang pahalanya, meskipun ia membaca Al-Qur'an dari awal hingga akhir?"
JAWABAN :
قِرَاءَةُ سُورَةِ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مُسْتَحَبَّةٌ؛ لِوُرُودِ الْأَحَادِيثِ بِذَلِكَ عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَمِنْهَا: «مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ» رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَالْحَاكِمُ فِي (صَحِيحِهِ) وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ. وَمَا ذُكِرَ فِي السُّؤَالِ مِنْ عَدَمِ إِجْزَاءِ قِرَاءَةِ غَيْرِ سُورَةِ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَوْلٌ لَا أَصْلَ لَهُ. وَبِاللَّهِ التَّوْفِيقُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat adalah disunnahkan karena adanya hadits-hadits dari Nabi ﷺ tentang hal itu. Di antaranya: “Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat.” Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Al-Hakim dalam kitab Shahih-nya, dan sanadnya hasan. Adapun yang disebutkan dalam pertanyaan, bahwa membaca selain Surah Al-Kahfi pada hari Jumat tidak mencukupi, maka itu adalah perkataan yang tidak memiliki dasar.
Dan hanya kepada Allah-lah tempat memohon taufik. Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Lajnah Daimah untuk Riset Ilmiah dan Fatwa
Anggota … Anggota … Wakil Ketua … Ketua
Bakar Abu Zaid … Shalih Al-Fauzan … Abdul Aziz Alu Syaikh … Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.
****
DALIL DARI AS-SUNNAH:
Hadits-hadits dari Nabi ﷺ keutamaan bacaan surat Al-Kahfi di hari
Jum’at atau malamnya di antaranya adalah:
A]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri,
bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
((مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ
يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ ))
*"Barang siapa membaca Surah
Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dipancarkan cahaya baginya antara dua
Jumat."*
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam
al-Mustadrak (2/399 no. 3392) dan Al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubro (3/249)
(6209) dan ad-Da’awaat al-Kabiir 2/133 no. 526.
Al-Hakim berkata :
هَذَا
حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخْرِجَاهُ
“Ini adalah hadits yang sanadnya
shahih dan belum diriwayatkan oleh keduanya (Bukhari dan Muslim)”.
Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam
*Irsyad Al-Faqih* (1/199) menyatakan: *"Hadis ini marfu’, tetapi juga
diriwayatkan secara mauquf."*
Hadits ini dikatakan oleh Ibnu
Hajar dalam ‘Takhrij Al-Adzkar' :
هُوَ
حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَهُوَ أَقْوَى مَا وُرِدَ فِي قِرَاءَةِ سُورَةِ الْكَهْفِ. اﻫـ.
“Ini adalah hadits hasan. Dan Ini
merupakan riwayat terkuat tentang bacaan surat Al-Kahfi”. [Silahkan lihat
‘Faidhul Qadir, 6/198 dan Takhrij al-Ihya 1/447].
Syeikh Al-Albani mensahihkan-nya
dalam *Shahih Al-Jami'* no. (6470).
Al-Imam Adz-Dzahabi dalam
*Al-Muhadzdzab* (3/1181) berkata: *"Riwayat mauquf lebih sahih."*
Ibnu Utsaimin dalam *Syarh
Al-Mumti'* (5/91) berkata:
أَعَلَّ
بَعْضُ العُلَمَاءِ الْمَرْفُوعَ بِأَنَّ الحَدِيثَ رُوِيَ مَوْقُوفًا، وَنَحْنُ
نَقُولُ: إِذَا كَانَ الرَّافِعُ ثِقَةً، فَهَذِهِ العِلَّةُ غَيْرُ قَادِحَةٍ،
وَعَلَى فَرْضِ أَنَّهُ مِنْ قَوْلِ أَبِي سَعِيدٍ، فَمِثْلُ هَذَا لَا يُقَالُ
بِالرَّأْيِ، فَيَكُونُ لَهُ حُكْمُ الرَّفْعِ.
*"Sebagian ulama melemahkan
hadis marfu’ ini karena diriwayatkan juga secara mauquf. Namun, kami katakan:
Jika perawi yang meriwayatkan secara marfu’ itu tsiqah, maka kelemahan tersebut
tidak berdampak. Dan seandainya pun itu adalah perkataan Abu Sa'id, maka hal
seperti ini tidak dikatakan berdasarkan pendapat pribadi, maka baginya memiliki
hukum marfu’."*
FATWA LAJNAH AD-DAIMAH - Kumpulan Kedua: 3/138
PERTANYAAN :
Bagaimana dengan hadits-hadits berikut ini :
Hadits ke 1:
«مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ»
“Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari Surah Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” [Diriwayatkan oleh Muslim].
Hadits ke 3 :
«مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِ الْكَهْفِ، فَإِنَّهُ عِصْمَةٌ مِنَ الدَّجَّالِ» أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ.
“Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah Al-Kahfi, maka itu menjadi pelindung dari Dajjal.” [Diriwayatkan oleh An-Nasa’i].
Al-Hakim juga meriwayatkan dan menshahihkan dari hadits Abu Sa’id bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ».
“Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat.”
JAWABAN :
الرِّوَايَةُ الْمَحْفُوظَةُ هِيَ حِفْظُ عَشْرِ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ، وَأَمَّا رِوَايَةُ الْعَشْرِ الْأَخِيرَةِ فَهِيَ شَاذَّةٌ.
وَأَمَّا حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فَهُوَ حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ.
Riwayat yang terpelihara (terjaga kesahihan-nya) adalah : “menghafal sepuluh ayat pertama dari Surah Al-Kahfi”.
Adapun riwayat tentang “sepuluh ayat terakhir” maka itu adalah riwayat yang syadz (ganjil).
Adapun hadits Abu Sa’id radhiyallahu 'anhu [hadits ke 3], maka itu adalah hadits hasan dan disahihkan oleh Al-Hakim.
Lajnah Daimah untuk Riset Ilmiah dan Fatwa
Anggota … Anggota … Ketua
Bakar Abu Zaid … Shalih Al-Fauzan … Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh
Dan hadits ini merupakan riwayat terkuat tentang bacaan surat Al-Kahfi.
B]. Dari Abu Said Al-Khudri -radhiyallahu
‘anhu- berkata,
مَنْ
قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا
بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surat
Al-Kahfi pada malam Jum'at, maka dia akan diterangi dengan cahaya antara dia
dan ke Bailul Atiq (Mekkah).”
(HR. Ad-Darimi, 4/2143 no. 3450, al-Baihaqi
dalam Syu’ab al-Iman 4/86 no. 2220, Abu ‘Ubaid dalam Fadhoil al-Qur’an hal. 244
dan Ibnu Nashr dalam Fawa’id hal. 109 no. 123).
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam
at-Talkhish al-Habiir 2/146 (Cet. Qurthubah) berkata :
وَرَوَاهُ
الدَّارِمِيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ مَوْقُوفًا، قَالَ النَّسَائِيُّ بَعْدَ أَنْ
رَوَاهُ مَرْفُوعًا وَمَوْقُوفًا: وَقْفُهُ أَصَحُّ، وَلَهُ شَاهِدٌ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ
عُمَرَ فِي تَفْسِيرِ ابْنِ مَرْدُوَيْهِ
“Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dan
Sa’id bin Manshur secara mauquf. An-Nasa’i berkata setelah meriwayatkannya
secara marfu’ dan mauquf: Riwayat mauquf-nya lebih shahih. Dan hadits ini
memiliki syahid dari hadits Ibnu ‘Umar dalam *Tafsir* Ibnu Mardawaih”.
Hadits ini dishahihkan oleh
Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 6471).
Syeikh Bin Baz berkata:
(جَاءَ فِي قِرَاءَةِ
سُورَةِ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَحَادِيثُ لَا تَخْلُو مِنْ ضَعْفٍ، لَكِنْ
ذَكَرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَصْلُحُ
لِلِاحْتِجَاجِ، وَثَبَتَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ، فَالْعَمَلُ بِذَلِكَ حَسَنٌ؛ تَأَسِّيًا
بِالصَّحَابِيِّ الْجَلِيلِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَعَمَلًا بِالْأَحَادِيثِ
الْمُشَارِ إِلَيْهَا؛ لِأَنَّهُ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَيُؤَيِّدُهَا
عَمَلُ الصَّحَابِيِّ الْمَذْكُورِ، أَمَّا قِرَاءَتُهَا فِي لَيْلَةِ
الْجُمُعَةِ، فَلَا أَعْلَمُ لَهُ دَلِيلًا، وَبِذَلِكَ يَتَّضِحُ أَنَّهُ لَا
يُشْرَعُ ذَلِكَ)
*"Terdapat hadis-hadis
tentang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat yang tidak lepas dari kelemahan.
Namun, sebagian ulama menyebutkan bahwa hadis-hadis tersebut saling menguatkan
dan dapat dijadikan hujah. Telah tetap riwayat dari Abu Sa'id Al-Khudri
radhiyallahu 'anhu bahwa ia melakukan hal tersebut, sehingga mengamalkannya
adalah perbuatan yang baik, sebagai bentuk meneladani sahabat mulia tersebut
radhiyallahu 'anhu dan mengamalkan hadis-hadis yang telah disebutkan, karena
hadis-hadis tersebut saling menguatkan serta didukung oleh amalan sahabat
tersebut. Adapun membaca Surah Al-Kahfi pada malam Jumat, aku tidak mengetahui
adanya dalil tentang hal itu, sehingga hal tersebut tidak disyariatkan."*
(*Majmu' Fatawa Ibnu Baz* 12/415).
Ia juga berkata:
(فِي ذَلِكَ أَحَادِيثُ
مَرْفُوعَةٌ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا، تَدُلُّ عَلَى شَرْعِيَّةِ قِرَاءَةِ
سُورَةِ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ. وَقَدْ ثَبَتَ ذَلِكَ عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَوْقُوفًا عَلَيْهِ، وَمِثْلُ هَذَا
لَا يُعْمَلُ مِنْ جِهَةِ الرَّأْيِ، بَلْ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ لَدَيْهِ فِيهِ
سُنَّةً)
*"Dalam hal ini terdapat
hadis-hadis marfu' yang saling menguatkan dan menunjukkan disyariatkannya
membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat. Hal ini juga telah tetap dalam riwayat
dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu secara mauquf, dan amalan seperti
ini tidak dilakukan berdasarkan pendapat pribadinya, tetapi menunjukkan bahwa
ia memiliki dasar dari sunnah."* (*Majmu' Fatawa Ibnu Baz* 12/415).
C]. Dari Ibnu Umar
radhiallahu’anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ
قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ
إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ
الْجُمُعَتَيْنِ.
“Barangsiapa membaca surat
Al-Kahfi di hari Jum’at, maka akan diterangi dari bawah kakinya sampai ke atas
langit. Disinari baginya di hari kiamat, dan akan diampuni diantara dua
Jum’at.” [HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman 6/289
Al-Mundziri mengatakan,
رَوَاهُ
أَبُو بَكْرٍ بْنُ مَرْدَوِيَّةَ فِي تَفْسِيرِهِ بِإِسْنَادٍ لَا بَأْسَ بِهِ.
“Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin
Mardawaih dalam tafsirnya dengan sanad yang tidak masalah (standar).
(At-Targhib wat Tarhib, 1/298)
Ibnu Katsir berkata dalam
tafsirnya (5/131):
رَوَاهُ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ بْنُ مَرْدَوَيْهِ فِي تَفْسِيرِهِ بِإِسْنَادٍ لَهُ غَرِيبٌ،
وَهَذَا الْحَدِيثُ فِي رَفْعِهِ نَظَرٌ، وَأَحْسَنُ أَحْوَالِهِ الْوَقْفُ.
Diriwayatkan oleh Al-Hafizh Abu
Bakar bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan sanad yang ganjil. Hadits ini, jika
dihukumi marfu’, maka terdapat keraguan padanya. Keadaan terbaiknya adalah
mauquf.
Ibnu Al-Mulaqqin berkata dalam
*Tuhfatul Muhtaj* (1/523):
رَوَاهُ
الضِّيَاءُ فِي أَحْكَامِهِ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَرْدَوَيْهِ أَحْمَدَ بْنِ مُوسَى
بِسَنَدٍ فِيهِ مَنْ لَا أَعْرِفُهُ.
Diriwayatkan oleh Adh-Dhiya’
dalam kitab *Ahkam*-nya dari jalur Ibnu Mardawaih, Ahmad bin Musa, dengan sanad
yang di dalamnya terdapat perawi yang tidak aku kenal.
Surat ini dapat dibaca pada malam
Jum’at atau hari Jum’at. Malam Jum'at dimulai dari terbenam matahari pada hari
Kamis, dan selesai hari Jum'at dengan terbenam matahari. Dari sini, maka waktu
bacaannya adalah dari sejak matahari terbenam pada hari Kamis hingga matahari
terbenam pada hari Jum'at.
FIQIH HADITS :
Al-Manawi berkata :
هَكَذَا
وَقَعَ فِي رِوَايَاتٍ "يَوْمِ الْجُمُعَةِ" وَفِي رِوَايَاتٍ "لَيْلَةِ
الْجُمُعَةِ"، وَيُجْمَعُ بِأَنَّ الْمُرَادَ الْيَوْمُ بِلَيْلَتِهِ وَاللَّيْلَةُ
بِيَوْمِهَا.
“Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab ‘Amalihi’ mengatakan, “Demikian pula, terdapat riwayat ‘Hari Jum'at’ dan dalam redaksi lain ‘Malam Jum'at’. Maka pemahamannya dapat digabungkan bahwa maksudnya adalah sehari dengan malamnya, atau malam dengan harinya." (Faidhul Qadir, 6/199)
HADITS-HADITS TENTANG KEUTAMAAN SURAT AL-KAHFI
Telah diriwayatkan beberapa hadis
tentang keutamaan Surah Al-Kahfi dan keutamaan membacanya pada hari Jumat,
sebagian terdapat dalam *Shahih Bukhori dab Muslim * dan sebagian dalam kitab
selain keduanya.
Al-Bukhari dalam *Shahih*-nya
berkata: *"Bab Keutamaan Surah Al-Kahfi,"* kemudian ia menyebutkan
dengan sanadnya dari Al-Bara' bin 'Azib bahwa ia berkata:
كَانَ
رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الكَهْفِ، وَإِلَى جَانِبِهِ حِصَانٌ مَرْبُوطٌ
بِشَطَنَيْنِ، فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ، فَجَعَلَتْ تَدْنُو وَتَدْنُو وَجَعَلَ
فَرَسُهُ يَنْفِرُ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ: «تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ
بِالقُرْآنِ»
*"Ada seorang laki-laki yang membaca Surah Al-Kahfi, sementara di sampingnya ada seekor kuda yang terikat dengan dua tali. Lalu awan menaunginya, dan awan tersebut semakin mendekat dan mendekat, sementara kudanya pun mulai gelisah. Ketika pagi tiba, ia mendatangi Nabi ﷺ dan menceritakan kejadian itu kepada beliau, maka beliau bersabda: ‘Itu adalah ketenangan yang turun karena bacaan Al-Qur'an.’”* (*Muttafaq ‘alaih. Shahih Bukhori no. 5011 dan Shahih Muslim no. 795*).
Dalam *Shahih Muslim* disebutkan secara marfu’, Nabi ﷺ bersabda :
مَن
حَفِظَ عَشْرَ آياتٍ مِن أوَّلِ سُورَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ.
*"Barang siapa menghafal
sepuluh ayat pertama dari Surah Al-Kahfi, ia akan terlindungi dari
Dajjal."* [HR. Muslim no. 809]
Dari Abu Sa’id al-Khudry radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda :
"مَنْ قَرَأَ
الكَهْفَ كَمَا أُنْزِلَتْ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
مَقَامِهِ إِلَى مَكَّةَ، وَمَنْ قَرَأَ عَشَرَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِهَا ثُمَّ خَرَجَ
الدَّجَّالُ؛ لَمْ يُسَلَّطْ عَلَيْهِ، وَمَنْ تَوَضَّأَ..."، ثُمَّ قَالَ:
"سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ،
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ"؛ كُتِبَ فِي رِقٍّ، ثُمَّ طُبِعَ
بِطَابِعٍ فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
"Barang siapa yang membaca Surah Al-Kahfi, bacaan-nya sesuai dengan yang diturunkan [kepada Nabi ﷺ], maka akan diberikan cahaya baginya pada hari kiamat dari tempat berdirinya hingga ke Mekkah.
Dan barang siapa yang membaca
sepuluh ayat terakhir dari surah tersebut, kemudian Dajjal muncul, maka ia tidak
akan dikuasai oleh Dajjal. Dan barang siapa yang berwudu'..."
Kemudian beliau ﷺ bersabda: "Subhanak Allahumma wa bihamdik, la ilaha illa Anta, astaghfiruka wa atubu ilayk"; akan ditulis pada sebuah kertas, kemudian dicap dengan cap yang tidak akan pecah sampai hari kiamat”.
[Diriwayatkan oleh Al-Hakim
(2072) dengan lafaz ini, serta oleh An-Nasa'i dalam *As-Sunan Al-Kubra* (9909,
10788) secara terpisah dengan sedikit perbedaan, dan oleh Ath-Thabarani dalam
*Al-Mu'jam Al-Awsath* (1455) dengan sedikit perbedaan.
Di hukumi shahih lighoirihi oleh
al-Albaani dalam Shahih at-Targhib no. 1473].
===****===
HADITS DHO’IF TENTANG KEUTAMAAN BACA SURAT AL-KAHFI DI HARI JUM’AT
Tidak diragukan lagi bahwa
terdapat juga hadis-hadis lemah tentang keutamaan baca Surah Al-Kahfi di malam
Jum’at, contohnya sbb :
Ke 1 :
Dari Ali bin Al-Husain bin Ali, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ قَرَأَ بِالْكَهْفِ
يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَهُوَ مَعْصُومٌ إِلَى ثَمَانِيَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
فِتْنَةٍ تَكُونُ، فَإِنْ خَرَجَ الدَّجَّالُ عُصِمَ مِنْهُ»
*"Barang siapa membaca Surah
Al-Kahfi pada hari Jumat, ia akan terlindungi selama delapan hari dari segala
fitnah yang terjadi. Jika Dajjal keluar, ia akan terlindungi
darinya."*
Diriwayatkan oleh Adh-Dhiya' dalam
*Al-Mukhtarah* (1/155).
Al-Albani dalam *Silsilah
Al-Ahadits Adh-Dha'ifah wal-Maudhu'ah* (5/26) berkata: *"Sangat
lemah."*
Ke 2] :
Dari Aisyah, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِسُورَةٍ مَلَأَ عِظَمَتُهَا مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَلِكَاتِبِهَا
مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ ذَٰلِكَ، وَمَن قَرَأَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُفِرَ لَهُ
مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى، وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ،
وَمَن قَرَأَ الْخَمْسَ الْأَوَاخِرَ مِنْهَا عِندَ نَوْمِهِ بَعَثَهُ اللَّهُ
مِنْ أَيِّ اللَّيْلِ شَاءَ» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «سُورَةُ
أَصْحَابِ الْكَهْفِ»
*"Maukah aku beritahukan
kepada kalian tentang suatu surah yang keagungannya memenuhi antara langit dan
bumi, dan bagi penulisnya mendapat pahala seperti itu, dan barang siapa
membacanya pada hari Jumat, akan diampuni dosa-dosanya antara Jumat itu dan
Jumat berikutnya, serta tambahan tiga hari. Dan barang siapa membaca lima ayat
terakhir darinya saat tidur, Allah akan membangkitkannya pada waktu malam yang
dia inginkan."*
Mereka berkata: *"Tentu,
wahai Rasulullah."*
Rasulullah ﷺ bersabda: *"Surah Ashab Al-Kahfi."*
[Diriwayatkan oleh: Ibnu Mardwayh
[lihat: *Ad-Durr Al-Mantsur* (9/477), *Fathul Qadir* (3/268), dan *Takhrij
Al-Ihya'* (1/448)]].
Lafadz lain :
" من قَرَأَ سُورَة
الْكَهْف يَوْم الْجُمُعَة غفر لَهُ مَا بَينه وَبَين الْجُمُعَة وَزِيَادَة
ثَلَاثَة أَيَّام وَمن قَرَأَ الْخمس الْأَوَاخِر مِنْهَا عِنْد نَومه بَعثه الله
أَي اللَّيْل شَاءَ "
*"Barang siapa membaca Surah
Al-Kahfi pada hari Jumat, akan diampuni dosa-dosanya antara Jumat itu dan Jumat
berikutnya, serta tambahan tiga hari. Dan barang siapa membaca lima ayat
terakhir dari Surah Al-Kahfi saat tidur, Allah akan membangkitkannya pada waktu
malam yang dia inginkan."*
Ibnu Iraq Al-Kinani dalam *Tanzih
Asy-Syari'ah* (1/302) berkata:
أخرجه
ابْن مرْدَوَيْه فِي تَفْسِيره بِسَنَد ضَعِيف
*"Diriwayatkan oleh Ibnu
Mardawayh dalam tafsirnya dengan sanad yang lemah."* [Lihat pula :
al-Jaami’ al-Kaamil 1/302 karya adh-Dhiyaa al-A’dzomi].
Dan al-Albani dalam Dhoif
al-Jami’ no. 2160 menghukuminya lemah sekali.
Ke 3 :
Hadits Isyak bin Abdullah bin Abi Furwah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
أَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى سُورَةٍ شَيَّعَتْهَا سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ مَلْءُ عِظَمِهَا
مَا بَيْنَ الخَافِقَيْنِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لِتَالِيَهَا مِثْلُ ذَٰلِكَ؟
قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: سُورَةُ أَصْحَابِ الْكَهْفِ مَنْ
قَرَأَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ غَفَرَ اللَّهِ لَهُ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
وَزِيَادَةَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَأُعْطِيَ نُورًا يَبلُغُ السَّمَاءَ وَوُقِيَ
فِتْنَةَ الدَّجَّالِ
*"Maukah aku tunjukkan
kepada kalian tentang suatu surah yang diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat,
keagungannya memenuhi antara timur dan barat langit dan bumi, dan bagi
pembacanya mendapat pahala seperti itu?"*
Mereka berkata: *"Tentu,
wahai Rasulullah!"*
Rasulullah ﷺ bersabda: *"Surah Ashab Al-Kahfi. Barang siapa membacanya pada hari Jumat, akan diampuni dosanya antara Jumat itu dan Jumat berikutnya, serta tambahan tiga hari. Dan ia akan diberi cahaya yang mencapai langit dan dilindungi dari fitnah Dajjal."*
Imam Al-Qurtubi,
al-Mufassir dalam *At-Tadhkar fi Afdhal Al-Adhkar* hal. 195
menyatakan bahwa Status hadis: Tidak sahih.
Ke 4 :
Dari Abdullah bin Umar
radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda :
مَن
قرأ سورةَ الكهفِ في يومِ الجمعةِ ، سطع لهُ نورٌ مِن تَحتِ قدمِه إلى عنانِ
السَّماءِ ، يُضيءُ لهُ يومَ القيامةِ ، وغُفِرَ لهُ ما بينَ الجُمعَتينِ
“Barang siapa yang membaca Surah
Al-Kahfi pada hari Jumat, akan bersinar cahaya baginya dari bawah telapak
kakinya hingga ke langit, yang akan menerangi baginya pada hari kiamat, dan
diampuni dosanya antara dua Jumat”.
Ibnu Kathir dalam tafsirnya
(5/131) berkata:
رَوَاهُ
الحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ بْنُ مُرْدَوَيْه فِي تَفْسِيرِهِ بِإِسْنَادٍ لَهُ
غَرِيبٌ، وَهَذَا الْحَدِيثُ فِي رَفْعِهِ نَظَرٌ، وَأَحْسَنُ أَحْوَالِهِ
الْوَقْفُ.
*"Diriwayatkan oleh
Al-Hafizh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan sanad yang ghorib
(aneh), dan hadits ini dalam ke-marfu’an-nya perlu pertimbangan, dan keadaan
terbaiknya adalah sebagai hadits yang mauquf."*
Dan Ibnu Al-Mulaqqin dalam
*Tuhfah al-Muhtaj* (1/523) berkata:
رَوَاهُ
الضِّيَاءُ فِي أَحْكَامِهِ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مُرْدَوَيْه أَحْمَدُ بْنُ مُوسَى
بِسَنَدٍ فِيهِ مَنْ لَا أَعْرِفُهُ.
*"Diriwayatkan oleh Al-Diya
dalam *Ahkam*-nya dari hadis Ibn Mardwayh Ahmad bin Musa dengan sanad yang
terdapat perawi yang tidak saya kenal."*
Al-Albani dalam Tamamul Minnah
no. 321 berkata : “Mungkar”.
Oleh karena itu, hadis-hadis yang
menyebutkan keutamaan membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, ada yang sahih
dan ada juga yang tidak sahih.
0 Komentar