KUMPULAN DALIL TENTANG IMAM SHALAT SAMBIL MEMBACA MUSHAF
Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri
KAJIAN
NADI AL-ISLAM
===
===
DAFTAR ISI :
- KUMPULAN DALIL IMAM BACA MUSHAF DALAM SHALAT
- PERNYATAAN PARA ULAMA YANG MEMBOLEHKAN IMAM BACA MUSHAF
- PENDAPAT YANG MELARANG IMAM SHALAT BACA MUSHAF
****
﴿بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ﴾
===****===
KUMPULAN DALIL IMAM BACA MUSHAF DALAM SHALAT
*****
DARI KITAB “FADHO’IL RAMADHAN” KARYA IBNU ABI AD-DUNYA
Ibnu Abi ad-Dunya berkata : Telah
menceritakan kepada kami Syuja', ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Hasyim, ia berkata: Telah memberitakan kepada kami Yunus bin Ubaid, dari Ibnu
Sirin :
«أَنَّ عَائِشَةَ كَانَتْ تَأْمُرُ غُلَامًا
لَهَا فَيُصَلِّي فِي رَمَضَانَ، يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ»
bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha biasa
memerintahkan seorang anak untuk menjadi imam shalat di bulan Ramadhan dengan
membaca dari mushaf. [ Lihat : Fadho’il Ramadhan karya Ibnu Abi ad-Dunya hal.
87 no. 57].
****
DARI KITAB “AL-MUSHONNAF” KARYA IBNU ABI SYAIBAH
Halaman 2/123-124
==
Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah (Wafat 235
H) berkata :
فِي الرَّجُلِ يَؤُمُّ
الْقَوْمَ وَهُوَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ
**TENTANG SESEORANG YANG MENGIMAMI
KAUM DENGAN MEMBACA DARI MUSHAF**
7215 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا
الثَّقَفِيُّ، عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: «كَانَ مُحَمَّدٌ لَا يَرَى بَأْسًا أَنْ يَؤُمَّ
الرَّجُلُ الْقَوْمَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ»
7215 - Abu Bakar berkata: Telah menceritakan
kepada kami Ats-Tsaqafi, dari Ayyub, ia berkata: "Muhammad tidak melihat
adanya masalah jika seseorang mengimami kaum dengan membaca dari
mushaf."
7216 - حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ،
قَالَ: سَمِعْتُ الْقَاسِمَ، يَقُولُ: «كَانَ يَؤُمُّ عَائِشَةَ عَبْدٌ يَقْرَأُ فِي
الْمُصْحَفِ»
7216 - Ibnu ‘Ulayyah meriwayatkan dari Ayyub,
ia berkata: Aku mendengar Al-Qasim berkata: "Ada seorang budak yang
mengimami Aisyah radhiyallahu 'anha dengan membaca dari mushaf."
7217 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا
هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، «أَنَّ عَائِشَةَ،
أَعْتَقَتْ غُلَامًا لَهَا عَنْ دُبُرٍ، فَكَانَ يَؤُمُّهَا فِي رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ»
7217 - Waki’ berkata: Telah menceritakan
kepada kami Hisyam bin ‘Urwah, dari Abu Bakar bin Abi Mulaikah, bahwa
"Aisyah radhiyallahu 'anha pernah memerdekakan seorang budaknya dengan
perjanjian setelah kematiannya, lalu budak itu mengimaminya dalam shalat
Ramadhan dengan membaca dari mushaf."
7218 - حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ عَوْنٍ، عَنِ
ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ عَائِشَةَ ابْنَةِ طَلْحَةَ «أَنَّهَا كَانَتْ تَأْمُرُ غُلَامًا،
أَوْ إِنْسَانًا يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ يَؤُمُّهَا فِي رَمَضَانَ»
7218 - Azhar bin ‘Aun meriwayatkan dari Ibnu
Sirin, dari Aisyah binti Thalhah: "Ia biasa memerintahkan seorang budak
atau seseorang untuk mengimaminya dalam shalat Ramadhan dengan membaca dari
mushaf."
7219 - حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، عَنْ شُعْبَةَ،
عَنِ الْحَكَمِ، «فِي الرَّجُلِ يَؤُمُّ فِي رَمَضَانَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ، رَخَّصَ
فِيهِ»
7219 - Abu Dawud meriwayatkan dari Syu’bah,
dari Al-Hakam, tentang seseorang yang mengimami shalat di bulan Ramadhan dengan
membaca dari mushaf, ia berkata: "Hal itu diberikan keringanan."
7220 - حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ،
عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ الْحَسَنِ، وَمُحَمَّدٍ، قَالَا: «لَا بَأْسَ
بِهِ»
7220 - Abu Dawud Ath-Thayalisi meriwayatkan
dari Syu’bah, dari Manshur, dari Al-Hasan dan Muhammad, keduanya berkata:
"Tidak mengapa."
7221 - حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، عَنْ رَبَاحِ
بْنِ أَبِي مَعْرُوفٍ، عَنْ عَطَاءٍ، قَالَ: «لَا بَأْسَ بِهِ»
7221 - Abu Dawud meriwayatkan dari Rabah bin
Abi Ma’ruf, dari ‘Atha’, ia berkata: "Tidak mengapa."
7222 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا
الرَّبِيعُ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: «لَا بَأْسَ أَنْ يَؤُمَّ فِي الْمُصْحَفِ، إِذَا
لَمْ يَجِدْ» يَعْنِي مَنْ يَقْرَأُ ظَاهِرًا
7222 - Waki’ meriwayatkan dari Ar-Rabi’, dari
Al-Hasan, ia berkata: "Tidak mengapa seseorang mengimami shalat dengan
membaca dari mushaf, jika tidak menemukan orang yang hafal."
7223 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، قَالَ:
حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ طَهْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، قَالَ:
«كَانَ أَنَسٌ يُصَلِّي وَغُلَامُهُ يُمْسِكُ الْمُصْحَفَ خَلْفَهُ، فَإِذَا تَعَايَا
فِي آيَةٍ، فَتَحَ عَلَيْهِ»
7223 - Yahya bin Adam meriwayatkan dari ‘Isa
bin Tahman, dari Tsabit Al-Bunani, ia berkata: "Anas biasa shalat,
sementara budaknya memegang mushaf di belakangnya. Jika ia lupa pada suatu
ayat, budaknya membantunya."
===
TAKHRIJ SEBAGIAN ATSAR DI ATAS :
Ibnu Abi Syaibah
meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Bakr bin Abi Mulaikah :
أَنَّ عَائِشَةَ (اَعْتَقَتْ غُلَامًا لَهَا عَنْ دُبُرٍ فَكَانَ يُؤُمُّهَا
فِي رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ).
“Bahwa **Aisyah radhiyallahu 'anha pernah
memerdekakan seorang budaknya dengan perjanjian setelah kematiannya, lalu budak
itu mengimaminya dalam shalat Ramadhan dengan membaca dari mushaf.**
[Atsar ini dinilai Shahih oleh Zakaria bin
Ghulam dalam kitabnya “مَا صَحّ مِنْ آثارِ الصًّحَابَة فِيْ الفِقْهِ” (1/298)].
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam at-Talkhish
al-Habir 2/110 no. 599 :
وَعَلَّقَهُ الْبُخَارِيُّ
"Dan Al-Bukhari menggantungkannya."
(Maksudnya, Al-Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq, yaitu tanpa menyebutkan
sanad lengkapnya).
Ibnu Al-Mulaqqin berkata dalam *Al-Badr
Al-Munir* (4/519):
وَهَذَا الْأَثر
ذكره البُخَارِيّ فِي «صَحِيحه» تَعْلِيقا بِغَيْر إِسْنَاد؛ فَقَالَ: «وَكَانَت عَائِشَة
يؤمها عَبدهَا ذكْوَان من الْمُصحف» . وَأسْندَ هَذَا التَّعْلِيق أَبُو بكر بن أبي
شيبَة عَن وَكِيع حَدثنَا هِشَام بن (عُرْوَة) عَن أبي بكر بن أبي مليكَة: «أَن عَائِشَة
أعتقت غُلَاما لَهَا عَن دبر فَكَانَ يؤمها فِي رَمَضَان فِي الْمُصحف»
. وَأسْندَ الشَّافِعِي عَن عبد الْمجِيد بن عبد الْعَزِيز، عَن ابْن جريج، أَخْبرنِي
عبد الله بن (عبيد الله) بن أبي مليكَة: «أَنهم كَانُوا يأْتونَ عَائِشَة بِأَعْلَى
الْوَادي هُوَ وَعبيد بن عُمَيْر والمسور بن مخرمَة وناس كثير، فيؤمهم أَبُو عَمْرو
مولَى عَائِشَة، وَأَبُو عَمْرو غلامها حِينَئِذٍ لم يعْتق، وَكَانَ إِمَام بني مُحَمَّد
بن أبي بكر وَعُرْوَة» . وَفِي «علل الدَّارَقُطْنِيّ» أَنه سُئِلَ عَن حَدِيث (عُرْوَة)
عَن عَائِشَة «أَنَّهَا دبرت ذكْوَان فَكَانَ يؤمها فِي رَمَضَان فِي الْمُصحف» فَقَالَ
يرويهِ هِشَام بن عُرْوَة وَاخْتلف عَنهُ فَرَوَاهُ زفر بن الْهُذيْل وَسَعِيد بن أبي
عرُوبَة عَن هِشَام عَن أَبِيه عَن عَائِشَة. وَهُوَ أشبه بِالصَّوَابِ
Atsar ini disebutkan oleh Al-Bukhari dalam
*Shahih*-nya secara ta'liq tanpa sanad, ia berkata:
"Aisyah radhiyallahu 'anha biasa diimami oleh budaknya,
Dzakwan, yang membaca dari mushaf."
Abu Bakar bin Abi Syaibah meriwayatkan ta'liq
ini dengan sanad dari Waki’, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyam
bin ‘Urwah, dari Abu Bakar bin Abi Mulaikah:
"Aisyah radhiyallahu 'anha pernah memerdekakan seorang
budaknya dengan perjanjian setelah kematiannya, lalu budak itu mengimaminya
dalam shalat di bulan Ramadhan dengan membaca dari mushaf."
Imam Asy-Syafi’i meriwayatkan dari Abdul
Majid bin Abdul Aziz, dari Ibnu Juraij, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku
Abdullah bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah:
"Mereka biasa mendatangi Aisyah radhiyallahu 'anha di
bagian atas lembah, yaitu Ubaid bin Umair, Al-Miswar bin Makhramah, dan banyak
orang lainnya. Maka Abu Amr, budak Aisyah, mengimami mereka. Saat itu, Abu Amr
masih seorang budak yang belum dimerdekakan. Ia juga merupakan imam bagi Bani
Muhammad bin Abi Bakar dan ‘Urwah."
Dalam *‘Ilal* Ad-Daraquthni disebutkan bahwa
ia ditanya tentang hadis ‘Urwah dari Aisyah radhiyallahu 'anha: "Bahwa ia
membebaskan Dzakwan dengan perjanjian setelah kematiannya, lalu Dzakwan
mengimaminya dalam shalat Ramadhan dengan membaca dari mushaf." Maka ia
menjawab: Hadis ini diriwayatkan oleh Hisyam bin ‘Urwah, dan terdapat perbedaan
riwayat darinya. Zafar bin Al-Hudzail dan Sa’id bin Abi ‘Aruubah
meriwayatkannya dari Hisyam, dari ayahnya, dari Aisyah. Dan riwayat ini lebih
mendekati kebenaran.
Ibnu Abi Syaibah juga
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ayyub, ia berkata:
(سَمِعْتُ الْقَاسِمَ
يَقُولُ كَانَ يُؤُمُّ عَائِشَةَ عَبْدٌ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ)
**Aku mendengar
Al-Qasim berkata: 'Ada seorang budak yang mengimami Aisyah radhiyallahu 'anha
dengan membaca dari mushaf.'**
(Lihat: *Musannaf
Ibnu Abi Syaibah* 2/338). Al-Bukhari juga meriwayatkan secara mu'allaq dalam
*Shahih*-nya, dalam *Kitab Al-Adzan wal Jama’ah*, Bab *Imamah Al-‘Abd wal
Maula* (1/116). Lihat juga *Mukhtashar Qiyam Al-Lail* hlm. 214, 206.
Ibnu Abi Syaibah juga
meriwayatkan dengan sanadnya :
عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ أَنَّهَا كَانَتْ تَأْمُرُ غُلَامًا أَوْ إِنْسَانًا
يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ يُؤُمُّهَا فِي رَمَضَانَ.
**Dari Aisyah binti Thalhah
bahwa ia biasa memerintahkan seorang budak atau seseorang untuk mengimaminya
dalam shalat Ramadhan dengan membaca dari mushaf.**
===***===
PERNYATAAN PARA ULAMA YANG MEMBOLEHKAN IMAM BACA MUSHAF
===
PERNYATAAN IBNU SIRIN :
Ibnu Abi Syaibah juga
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ayyub, ia berkata:
(كَانَ مُحَمَّدُ
بْنُ سِيرِينَ لَا يَرَى بَأْسًا أَنْ يُؤُمَّ الرَّجُلُ الْقَوْمَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ).
"Muhammad bin Sirin
tidak melihat adanya masalah jika seseorang mengimami kaum dengan membaca dari
mushaf".
Ibnu Abi Syaibah juga
meriwayatkan dengan sanadnya :
عَنْ الْحَكَمِ فِي الرَّجُلِ يُؤُمُّ فِي رَمَضَانَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ
رُخِّصَ فِيهِ
Dari Al-Hakam tentang seseorang yang mengimami shalat Ramadhan dengan membaca dari mushaf, bahwa hal itu diberikan keringanan.
Dan Abi Syaibah
meriwayatkan dengan sanadnya dari : Al-Hasan, ia berkata:
(لَا بَأْسَ أَنْ
يُؤُمَّ فِي الْمُصْحَفِ إِذَا لَمْ يَجِدْ - يَعْنِي مَنْ يَقْرَأُ ظَاهِرًا -)
'Tidak mengapa
seseorang mengimami shalat dengan membaca dari mushaf, jika tidak menemukan
orang yang hafal.' (*Musannaf Ibnu Abi Syaibah* 3/338).
Ibnu Abi Syaibah juga
meriwayatkan diperbolehkannya hal itu dari : "bnu
Al-Musayyib, ‘Atha’, Az-Zuhri, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Malik, dan Ahmad". (Lihat: *Mukhtashar Qiyam Al-Lail* hlm. 214-215).
===
PERNYATAAN ISHAQ BIN RAHUYAH
Pendapat **Ishaq bin
Rahuyah** :
tentang membaca dari mushaf dalam shalat malam Ramadhan. Al-Marwazi berkata:
(قَالَ إِسْحَاقُ:
لَا بَأْسَ أَنْ يُؤُمَّهُمْ فِي الْمُصْحَفِ وَاحْتَجَّ بِحَدِيثِ عَائِشَةَ كَانَ
لَهَا إِمَامٌ يُؤُمُّهَا فِي الْمُصْحَفِ).
**"Ishaq
berkata: 'Tidak mengapa seseorang mengimami mereka dengan membaca dari
mushaf.'"** Ia berdalil dengan hadis **Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia
memiliki seorang imam yang mengimaminya dengan membaca dari mushaf.** (Lihat:
*Ikhtilaf Al-‘Ulama* hlm. 47).
Lihat pula pendapat Ishaq dalam
*Mukhtashar Qiyam al-Lail*, hlm. 215.
Dan dalam Masail Al-Imam Ahmad
dan Ishaq bin Rahuyah karya Ishaq Al-Marwazi Al-Kausaj, no. 389
(2/759) disebutkan :
[٣٨٩-] قُلتُ:
هَلْ يَؤُمُّ فِي الْمُصْحَفِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ؟ قَالَ: مَا يُعْجِبُنِي إِلَّا أَنْ يُضْطَرُّوا
إِلَى ذَلِكَ فَلَيْسَ بِهِ بَأْسٌ. قَالَ إِسْحَاقُ: كَمَا قَالَ.
[389] Aku bertanya: "Bolehkah seseorang
mengimami dengan membaca dari mushaf pada bulan Ramadan?"
Ia menjawab: "Aku tidak menyukainya
kecuali jika mereka terpaksa melakukannya, maka tidak mengapa."
Ishaq bin Rahuyah berkata: "Seperti yang ia katakan."
[SELESAI]
====
PERNYATAAN IMAM AHMAD:
Peadapat Imam Ahmad : Ibnu Haani’ berkata:
(سَأَلْتُهُ عَنِ
الرَّجُلِ يُؤُمُّ فِي رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ؟ فَقَالَ: لَا بَأْسَ بِهِ، قَدْ
كَانَتْ عَائِشَةُ تَأْمُرُ مَوْلًى لَهَا يُؤُمُّهَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ،
وَعِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَسَنُ
وَمُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ وَعَطَاءٌ، لَمْ يَكُونُوا يَرَوْنَ بِهِ بَأْسًا).
وَقَالَ: (أَمَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللهِ، أَنْ أُؤُمَّ النَّاسَ فِي الْمُصْحَفِ
فَفَعَلْتُهُ)
(*Saya bertanya
kepadanya (kepada Imam
Ahmad) tentang seorang laki-laki yang mengimami salat di bulan Ramadan dengan
membaca dari mushaf?*)
Maka ia menjawab:
*Tidak mengapa. Aisyah pernah memerintahkan seorang budaknya untuk mengimaminya
di bulan Ramadan dengan membaca dari mushaf. Beberapa sahabat Nabi ﷺ,
Hasan, Muhammad bin Sirin, dan Atha’ juga tidak melihat adanya masalah dalam
hal ini.*
Ia juga berkata: *Abu
Abdillah (Imam Ahmad) memerintahkanku
untuk mengimami orang-orang dengan membaca dari mushaf, lalu aku
melakukannya.* (*Al-Masa’il* 1/97, no.
485, 487).
Abu Dawud berkata:
(سَمِعْتُ أَحْمَدَ
سُئِلَ عَنِ الرَّجُلِ يُؤُمُّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ؟ فَرَخَّصَ فِيهِ)
*Aku mendengar Ahmad
ditanya tentang seorang laki-laki yang mengimami salat di bulan Ramadan dengan
membaca dari mushaf, maka ia memberikan keringanan dalam hal itu.* (*Al-Masa’il*, hlm. 63).
===
PERNYATAAN IBNU QUDDAAMAH :
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam
*Al-Mughni* (1/335):
قالَ أَحْمَدُ:
لا بَأْسَ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ القِيَامَ وَهُوَ يَنْظُرُ فِي المُصْحَفِ. قِيلَ
لَهُ: فِي الفَرِيضَةِ؟ قَالَ: لا، لَمْ أَسْمَعْ فِيهِ شَيْئًا. وَقَالَ القَاضِي:
يُكْرَهُ فِي الفَرْضِ، وَلا بَأْسَ بِهِ فِي التَّطَوُّعِ إِذَا لَمْ يَحْفَظْ، فَإِنْ
كَانَ حَافِظًا كُرِهَ أَيْضًا. قَالَ: وَقَدْ سُئِلَ أَحْمَدُ عَنِ الإِمَامَةِ فِي
المُصْحَفِ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: إِذَا اضْطُرَّ إِلَى ذَلِكَ... وَحُكِيَ عَنْ
ابْنِ حَامِدٍ أَنَّ النَّفْلَ وَالفَرْضَ فِي الجَوَازِ سَوَاءٌ...
وَالدَّلِيلُ عَلَى
جَوَازِهِ مَا رَوَى أَبُو بَكْرٍ الأَثْرَمُ، وَابْنُ أَبِي دَاوُدَ بِإِسْنَادِهِمَا
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا كَانَتْ يُؤُمُّهَا عَبْدٌ لَهَا فِي المُصْحَفِ.
وَسُئِلَ الزُّهْرِيُّ
عَنْ رَجُلٍ يَقْرَأُ فِي رَمَضَانَ فِي المُصْحَفِ فَقَالَ: كَانَ خِيَارُنَا يَقْرَءُونَ
فِي المَصَاحِفِ...
وَأُبِيحَتِ القِرَاءَةُ
فِي المُصْحَفِ لِمَوْضِعِ الحَاجَةِ إِلَى سَمَاعِ القُرْآنِ وَالقِيَامِ بِهِ.
وَاخْتَصَّتِ الكَرَاهَةُ
بِمَنْ يَحْفَظُ لأَنَّهُ يَشْتَغِلُ بِذَلِكَ عَنِ الخُشُوعِ فِي الصَّلاَةِ، وَالنَّظَرِ
إِلَى مَوْضِعِ السُّجُودِ لِغَيْرِ حَاجَةٍ. وَكُرِهَ فِي الفَرْضِ عَلَى الإِطْلَاقِ؛
لأَنَّ العَادَةَ أَنَّهُ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى ذَلِكَ فِيهَا.
*"Ahmad berkata: 'Tidak mengapa
seseorang mengimami orang-orang dalam salat qiyam (tarawih) dengan melihat
mushaf.' Lalu ditanyakan kepadanya: 'Bagaimana dengan salat fardhu?' Ia
menjawab: 'Tidak, aku tidak mendengar sesuatu tentangnya.' Al-Qadhi berkata:
'Hal itu dimakruhkan dalam salat fardhu, tetapi tidak mengapa dalam salat sunnah
jika ia tidak hafal. Namun, jika ia seorang yang hafal, maka tetap
dimakruhkan.' Ia juga berkata: 'Ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang
mengimami dengan membaca dari mushaf di bulan Ramadan, lalu ia menjawab: Jika
ia terpaksa melakukannya...'
Diriwayatkan dari Ibnu Hamid bahwa salat
sunnah dan fardhu dalam hal kebolehan membaca dari mushaf adalah sama...
Dalil kebolehannya adalah riwayat Abu Bakar
Al-Atsram dan Ibnu Abi Dawud dengan sanad mereka dari Aisyah bahwa seorang
budaknya pernah mengimaminya dengan membaca dari mushaf.
Az-Zuhri ditanya tentang seseorang yang
membaca dari mushaf di bulan Ramadan, lalu ia menjawab: 'Orang-orang terbaik
kami membaca dari mushaf...'
Dibolehkan membaca dari mushaf karena ada
kebutuhan untuk mendengar bacaan Al-Qur'an dan menjalankan salat
dengannya.
Adapun kemakruhan hanya berlaku bagi orang
yang hafal, karena ia akan terganggu dalam kekhusyukan salat serta melihat ke
tempat sujud tanpa ada kebutuhan. Sedangkan dalam salat fardhu, hal ini
dimakruhkan secara mutlak, karena pada umumnya tidak ada kebutuhan untuk
melakukannya dalam salat fardhu."* (Selesai dengan sedikit perubahan dan
ringkasan).
===
PERNYATAAN AL-IMAM AN-NAWAWI :
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam
*Al-Majmu'* (4/27):
لَوْ قَرَأَ القُرْآنَ
مِنَ المُصْحَفِ لَمْ تَبْطُلْ صَلاَتُهُ سَوَاءٌ كَانَ يَحْفَظُهُ أَمْ لا، بَلْ يَجِبُ
عَلَيْهِ ذَلِكَ إِذَا لَمْ يَحْفَظِ الفَاتِحَةَ... .
وَهَذَا الَّذِي
ذَكَرْنَاهُ مِنْ أَنَّ القِرَاءَةَ فِي المُصْحَفِ لاَ تُبْطِلُ الصَّلاَةَ مَذْهَبُنَا
وَمَذْهَبُ مَالِكٍ وَأَبِي يُوسُفَ وَمُحَمَّدٍ وَأَحْمَدَ. انتهى
*"Jika seseorang membaca Al-Qur'an dari
mushaf, maka salatnya tidak batal, baik ia menghafalnya maupun tidak. Bahkan,
jika ia tidak hafal surat Al-Fatihah, maka wajib baginya membaca dari
mushaf...
Apa yang kami sebutkan ini, bahwa membaca
dari mushaf tidak membatalkan salat, adalah mazhab kami, dan juga merupakan
pendapat Malik, Abu Yusuf, Muhammad, dan Ahmad."* (Selesai dengan
ringkasan).
===
FATWA SYEIKH BIN BAAZ rahimahullah :
KE 1 : Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya:
*"Bolehkah imam dalam salat lima waktu membaca dari mushaf,
terutama dalam salat Subuh karena disunnahkan untuk memanjangkan bacaannya,
dengan alasan takut salah atau lupa?"*
Beliau menjawab:
يَجُوزُ ذَلِكَ
إِذَا دَعَتْ إِلَيْهِ الحَاجَةُ، كَمَا تَجُوزُ القِرَاءَةُ مِنَ المُصْحَفِ فِي التَّرَاوِيحِ
لِمَنْ لَا يَحْفَظُ القُرْآنَ، وَقَدْ كَانَ ذَكْوَانُ مَوْلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا يُصَلِّي بِهَا فِي رَمَضَانَ مِنْ مُصْحَفٍ، ذَكَرَهُ البُخَارِيُّ فِي صَحِيحِهِ
تَعْلِيقًا مَجْزُومًا بِهِ، وَتَطْوِيلُ القِرَاءَةِ فِي صَلَاةِ الفَجْرِ سُنَّةٌ،
فَإِذَا كَانَ الإِمَامُ لَا يَحْفَظُ المُفَصَّلَ وَلَا غَيْرَهُ مِنْ بَقِيَّةِ القُرْآنِ
الكَرِيمِ جَازَ لَهُ أَنْ يَقْرَأَ مِنَ المُصْحَفِ، وَيُشْرَعُ لَهُ أَنْ يَشْتَغِلَ
بِحِفْظِ القُرْآنِ، وَأَنْ يَجْتَهِدَ فِي ذَلِكَ، أَوْ يَحْفَظَ المُفَصَّلَ عَلَى
الأَقَلِّ حَتَّى لَا يَحْتَاجَ إِلَى القِرَاءَةِ مِنَ المُصْحَفِ، وَأَوَّلُ المُفَصَّلِ
سُورَةُ (ق) إِلَى آخِرِ القُرْآنِ، وَمَنْ اجْتَهَدَ فِي الحِفْظِ يَسَّرَ اللَّهُ
أَمْرَهُ، لِقَوْلِهِ سُبْحَانَهُ: **وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا**،
وَقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: **وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ
مُدَّكِرٍ**. وَاللَّهُ وَلِيُّ التَّوْفِيقِ. انتهى.
*"Hal itu boleh jika ada kebutuhan,
sebagaimana diperbolehkan membaca dari mushaf dalam salat tarawih bagi yang
tidak menghafal Al-Qur'an. Dahulu, budak Aisyah radhiyallahu 'anha, yaitu
Dzakuan, mengimaminya di bulan Ramadan dengan membaca dari mushaf, sebagaimana
disebutkan oleh Al-Bukhari dalam *Shahih*-nya secara pasti.
Memanjangkan bacaan dalam salat Subuh adalah
sunnah. Jika seorang imam tidak menghafal surat-surat dalam Al-Qur'an, maka ia
boleh membaca dari mushaf. Namun, ia disyariatkan untuk berusaha menghafal
Al-Qur'an, setidaknya menghafal surat-surat dalam *Al-Mufashshal* agar tidak
perlu membaca dari mushaf. Bagian awal *Al-Mufashshal* dimulai dari surat Qaf
hingga akhir Al-Qur'an. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam menghafal,
niscaya Allah akan memudahkan urusannya, sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
('Dan barang siapa bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberinya jalan keluar.' [At-Talaq: 2])
Dan firman-Nya:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا
الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
('Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?'
[Al-Qamar: 17])
Allah-lah yang memberi taufik."*
(Selesai).
(*Majmu' Fatawa Ibnu Baz* (11/117)).
KE 2 : FATWA SYEIKH BIN BAAZ rahimahullah :
**Tentang
Hukum Membaca dari Mushaf bagi Imam dalam Shalat Tarawih**
Pertanyaan:
Bagaimana hukum membaca dari mushaf, wahai Syaikh?
Jawaban:
لَا حَرَجَ فِي
ذَلِكَ، الصَّوَابُ أَنَّهُ لَا حَرَجَ فِي ذَلِكَ، فَإِذَا احْتَاجَ إِلَى أَنْ يَقْرَأَ
مِنَ الْمُصْحَفِ لِأَنَّهُ لَمْ يَحْفَظِ الْقُرْآنَ فَلَا بَأْسَ يَقْرَأُ مِنَ الْمُصْحَفِ،
وَقَدْ ثَبَتَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ يُصَلِّي بِهَا مَوْلَاهَا
ذَكْوَانُ مِنَ الْمُصْحَفِ ذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعْلِيقًا جَازِمًا
بِهِ، وَالْأَصْلُ أَنَّهُ لَا بَأْسَ بِهَذَا فَمَنْ مَنَعَ فَعَلَيْهِ الدَّلِيلُ،
الْأَصْلُ جَوَازُ الْقِرَاءَةِ حِفْظًا وَقِرَاءَةً مِنَ الْمُصْحَفِ هَذَا هُوَ الْأَصْلُ،
فَمَنْ قَالَ: (يُمۡنَعُ مِنَ الْمُصْحَفِ) فَعَلَيْهِ الدَّلِيلُ، وَالْأَصْلُ أَنَّهُ
لَا دَلِيلَ، فَمَعْنَى الْأَصْلِ وَهُوَ جَوَازُ الْقِرَاءَةِ مِنَ الْمُصْحَفِ، وَقَدْ
فَعَلَتْهَا أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ وَهِيَ مِنْ أَفْقَهِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا.
نَعَمْ.
Tidak ada larangan dalam hal itu. Pendapat
yang benar adalah tidak ada larangan dalam hal itu. Jika seseorang membutuhkan
untuk membaca dari mushaf karena ia tidak menghafal Al-Qur'an, maka tidak
masalah ia membaca dari mushaf.
Telah diriwayatkan bahwa Aisyah radhiyallahu
'anha pernah diimami oleh budaknya, Dzakwaan, yang membaca dari mushaf. Hal ini
disebutkan oleh Al-Bukhari rahimahullah secara pasti dalam bentuk ta'liq.
Pada dasarnya, tidak ada masalah dalam
membaca Al-Qur'an baik dengan hafalan maupun dari mushaf. Maka, siapa pun yang
melarangnya, ia harus membawa dalil. Asal hukumnya adalah kebolehan membaca
dari mushaf. Tidak ada dalil yang melarangnya.
Artinya, hukum asalnya adalah boleh membaca
dari mushaf, dan Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha yang merupakan salah
satu orang paling faqih telah melakukannya.
Ya.
[Sumber : “نُورٌ
عَلَى الدَّرْبِ / حُكْمُ قِرَاءَةِ الْإِمَامِ مِنَ الْمُصْحَفِ فِي التَّرَاوِيحِ”].
===
FATWA SYEIKH PROF. DR. ALI JUM’AH, MUFTI MESIR,
NO. FATWA 6363 :
حُكْمُ قِرَاءَةِ
الْإِمَامِ مِنَ الْمُصْحَفِ فِي الصَّلَاةِ
Hukum Imam
Membaca dari Mushaf dalam Salat
Pertanyaan:
مَا حُكْمُ قِرَاءَةِ
الْإِمَامِ مِنَ الْمُصْحَفِ فِي الصَّلَاةِ؟ حَيْثُ كَانَ إِمَامُ الْمَسْجِدِ يَقْرَأُ
فِي صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ مِنَ الْمُصْحَفِ خِفْيَةً، وَكَانَ يَدَّعِي خِلَافَ ذَلِكَ،
وَبِالتَّحْقِيقِ مَعَهُ اعْتَرَفَ بِأَنَّهُ يَقْرَأُ مِنَ الْمُصْحَفِ فِعْلًا. فَمَا
رَأْيُ الشَّرْعِ فِي ذَلِكَ؟
Apa hukum imam
membaca dari mushaf dalam salat? Di mana imam masjid membaca dari mushaf secara
sembunyi-sembunyi dalam salat Tarawih, tetapi ia mengaku sebaliknya. Setelah
diselidiki, ia akhirnya mengakui bahwa ia memang membaca dari mushaf. Bagaimana
pandangan syariat mengenai hal ini?
Jawaban:
ذَهَبَ الشَّافِعِيَّةُ
وَالْحَنَابِلَةُ إِلَى أَنَّ الْقِرَاءَةَ مِنَ الْمُصْحَفِ فِي الصَّلَاةِ جَائِزَةٌ
شَرْعًا، وَذَلِكَ فِي الْفُرُوضِ وَالنَّوَافِلِ عَلَى السَّوَاءِ.
وَعَلَيْهِ: فَلَا
مَانِعَ شَرْعًا مِنْ أَنْ يَقْرَأَ الْإِمَامُ مِنَ الْمُصْحَفِ فِي الصَّلَاةِ، وَلَيْسَ
هُنَاكَ مَا يُحْوِجُهُ شَرْعًا إِلَى التَّنَصُّلِ مِمَّا يَفْعَلُهُ مَا دَامَ لَهُ
وَجْهٌ شَرْعِيٌّ صَحِيحٌ.
وَلَكِنْ شَأْنُ
الْإِمَامِ أَنْ يَكُونَ الْمُنْتَخَبَ مِنَ الْمُصَلِّينَ لِيَتَقَدَّمَهُمْ فِي هَذَا
اللِّقَاءِ الرُّوحِيِّ الْمُتَمَثِّلِ فِي الصَّلَاةِ، فَلْتُنْتَخَبُوا مَنْ هُوَ
أَهْلٌ لِهَذَا الْمَقَامِ الرَّفِيعِ.
Mazhab Syafi’i dan
Hanbali berpendapat bahwa membaca dari mushaf dalam salat diperbolehkan secara
syar’i, baik dalam salat fardu maupun sunnah.
Oleh karena itu,
tidak ada larangan secara syar’i bagi imam untuk membaca dari mushaf dalam
salat, dan tidak ada alasan baginya untuk mengingkari perbuatannya selama hal
tersebut memiliki dasar hukum yang sah.
Namun, seorang imam
seharusnya adalah orang yang dipilih oleh jamaah untuk memimpin mereka dalam
pertemuan spiritual berupa salat. Maka, pilihlah seseorang yang memang layak
untuk menempati kedudukan yang mulia ini.
===****====
PENDAPAT YANG MELARANG IMAM SHALAT BACA MUSHAF
***
Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah (Wafat 235 H) berkata :
مَنْ كَرِهَهُ
**PENDAPAT YANG TIDAK MENYUKAI HAL
TERSEBUT**
7224 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا
وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْعَيَّاشِ الْعَامِرِيِّ، عَنْ سُلَيْمَانَ
بْنِ حَنْظَلَةَ الْبَكْرِيِّ، «أَنَّهُ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ يَؤُمُّ قَوْمًا فِي الْمُصْحَفِ،
فَضَرَبَهُ بِرِجْلِهِ»
7224 - Abu Bakar meriwayatkan dari Waki’, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-‘Ayasyi Al-‘Amiri, dari
Sulaiman bin Hanzhalah Al-Bakri, bahwa "Ia melewati seseorang yang
mengimami kaum dengan membaca dari mushaf, lalu ia menendangnya dengan
kakinya."
7225 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، «أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ يَؤُمَّ
فِي الْمُصْحَفِ»
7225 - Waki’ meriwayatkan dari Sufyan, dari
‘Atha’, dari Abu Abdurrahman, bahwa "Ia tidak menyukai seseorang mengimami
shalat dengan membaca dari mushaf."
7226 - حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ،
عَنْ إِبْرَاهِيمَ «أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ يَؤُمَّ الرَّجُلُ فِي الْمُصْحَفِ، كَرَاهَةَ
أَنْ يَتَشَبَّهُوا بِأَهْلِ الْكِتَابِ»
7226 - Abu Mu’awiyah meriwayatkan dari
Al-A’masy, dari Ibrahim, bahwa "Ia tidak menyukai seseorang mengimami
shalat dengan membaca dari mushaf, karena menyerupai Ahli Kitab."
7227 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ
مُغِيرَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: «كَانُوا يَكْرَهُونَ أَنْ يَؤُمَّ الرَّجُلُ
وَهُوَ يَقْرَأُ فِي الْمُصْحَفِ»
7227 - Muhammad bin Fudlail meriwayatkan dari
Mughirah, dari Ibrahim, ia berkata: "Mereka tidak menyukai seseorang
mengimami shalat dengan membaca dari mushaf."
7228 - حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ لَيْثٍ،
عَنْ مُجَاهِدٍ «أَنَّهُ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَؤُمَّ الرَّجُلُ فِي الْمُصْحَفِ»
7228 - Al-Muharibi meriwayatkan dari Laits,
dari Mujahid, bahwa "Ia tidak menyukai seseorang mengimami shalat dengan
membaca dari mushaf."
7229 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: نا هِشَامٌ
الدَّسْتُوَائِيُّ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، قَالَ: «إِذَا
كَانَ مَعَهُ مَنْ يَقْرَأُ ارْدُدُوهُ، وَلَمْ يَؤُمَّ فِي الْمُصْحَفِ»
7229 - Waki’ meriwayatkan dari Hisyam
Ad-Dastuwa’i, dari Qatadah, dari Sa’id bin Al-Musayyib, ia berkata: "Jika
ada seseorang yang hafal, maka kembalikanlah kepadanya (untuk mengimami), dan
jangan mengimami dengan membaca dari mushaf."
7230 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا
هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ أَنَّهُ كَرِهَهُ، وَقَالَ:
«هَكَذَا تَفْعَلُ النَّصَارَى»
7230 - Waki’ meriwayatkan dari Hisyam
Ad-Dastuwa’i, dari Qatadah, dari Al-Hasan, bahwa "Ia tidak menyukainya,
dan berkata: 'Seperti inilah yang dilakukan oleh orang-orang
Nasrani.'"
7231 - حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، عَنْ شُعْبَةَ،
عَنْ حَمَّادٍ، وَقَتَادَةَ، «فِي رَجُلٍ يَؤُمُّ الْقَوْمَ فِي رَمَضَانَ فِي الْمُصْحَفِ،
فَكَرِهَاهُ»
7231 - Abu Dawud meriwayatkan dari Syu’bah,
dari Hammad dan Qatadah, bahwa "Keduanya tidak menyukai seseorang
mengimami kaum dalam shalat Ramadhan dengan membaca dari mushaf."
7232 - حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ جَابِرٍ،
عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: «لَا يَؤُمُّ فِي الْمُصْحَفِ»
7232 - Israil meriwayatkan dari Jabir, dari
‘Amir, ia berkata: "Jangan mengimami shalat dengan membaca dari
mushaf."
===****===
0 Komentar