STUDY HADITS DOA KHATAM AL-QURAN : “Allāhummar ḥamnii bil-Qur'ān, waj‘alhu lī imāman wa nūran, wa hudan wa roḥmah’???.
===
Di Tulis Oleh Abu Haitsam
Fakhri
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
----
===
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
===*****===
SHAHIHKAN HADITS DOA KHOTMUL QUR’AN
“اللَّهُمَّ ارْحَمني بِالقُرآنِ”???
Hadits ini diriwayatkan dari Dawud bin Qais –
salah satu dari tabi‘ut-tabi‘in rahimahumullah –, dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ
- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ عِندَ خَتْمِ الْقُرْآنِ : "اللَّهُمَّ
ارْحَمني بِالقُرآنِ، وَاجْعَلْهُ لِيْ إِمَامًا وَنُوْرًا، وَهُدًى وَرَحْمَةً،
اللَّهُمَّ ذَكِّرْنيْ مِنْهُ مَا نُسِّيْتُ، وَعَلِّمْنِيْ مِنْهُ مَا جَهِلْتُ،
وَارْزُقْنِيْ تِلاوَتَهُ آناءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَاجْعَلْهُ لِيْ حُجَّةً
يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ".
Rasulullah ﷺ biasa mengucapkan doa ketika
mengkhatamkan Al-Qur'an:
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur'an,
jadikanlah ia sebagai pemimpinku, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya
Allah, ingatkanlah aku terhadap apa yang aku lupakan darinya, ajarkanlah
kepadaku apa yang belum aku ketahui darinya, dan karuniakanlah kepadaku untuk
membacanya pada waktu malam dan siang. Jadikanlah ia sebagai hujjah bagiku,
wahai Rabb semesta alam."
TAKHRIJ HADITS DIATAS :
Abu as-Sa’ad ath-Tabalawi dalam asy-Syam’ah al-Mudhiyyah 2/265 berkata:
رَوَاهُ أَبُو مَنْصُور
المظفر بن الْحُسَيْن الأرجاني، فِي كِتَابه: (فَضَائِل الْقُرْآن) ، وَأَبُو بكر بن
الضَّحَّاك، فِي (الشَّمَائِل) ، كِلَاهُمَا من طَرِيق أبي ذَر الْهَرَوِيّ، من رِوَايَة
دَاوُد بن قيس
Diriwayatkan oleh Abu Manshur Al-Muzhaffar
bin Al-Husain Al-Arjani dalam kitabnya *Fadhā’il Al-Qur’ān*, dan Abu Bakar bin Adh-Dhahhāk dalam *Asy-Syamā’il*; keduanya melalui jalur Abu Dzarr Al-Harawi, dari riwayat Dawud
bin Qais.
Najmuddin al-Ghozzy ad-Dimasyqy asy-Syafi’i
dalam kitabnya Husnut Tanabbuh 5/363 berkata :
رَوَاهُ
أَبُو مَنْصُورٍ الْمُظَفَّرُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْأَرْجَانِيُّ فِي "فَضَائِلِ
الْقُرْآنِ"، وَأَبُو بَكْرٍ بْنُ الضَّحَّاكِ فِي "الشَّمَائِلِ".
Diriwayatkan oleh Abu Manshur Al-Muzaffar bin
Al-Husain Al-Arjani dalam *Fadhā'il Al-Qur'ān*, dan Abu
Bakr bin Adh-Dhahhak dalam *Asy-Syamā'il*.
Zainuddin Al-'Iraqi berkata:
رَوَاهُ أَبُو مَنْصُورٍ
الْمُظَفَّرُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْأَرْجَانِيُّ فِي فَضَائِلِ الْقُرْآنِ، وَأَبُو
بَكْرٍ بْنُ الضَّحَّاكِ فِي الشَّمَائِلِ، كِلَاهُمَا مِنْ طَرِيقِ أَبِي ذَرٍّ الْهَرَوِيِّ،
مِنْ رِوَايَةِ دَاوُدَ بْنِ قَيْسٍ مُعْضَلًا.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Manshur
Al-Muzaffar bin Al-Husain Al-Arjani dalam *Fadhā’il
Al-Qur’ān* dan Abu Bakar bin Adh-Dhahhak dalam *Asy-Syama’il*, keduanya melalui
jalur Abu Dzarr Al-Harawi dari riwayat Dawud bin Qais secara mu‘dhal (terputus
dua perawi atau lebih berturut-turut di atas tabi‘in). [Takhrij Ahaadits
al-Ihyaa 2/694]
Dan Badrud Din az-Zarkasyi dalam al-Burhan
Fii ‘Ulumi al-Qur’an 1/475 berkata :
رَوَى الْبَيْهَقِيُّ
فِي دَلَائِلِ النُّبُوَّةِ وَغَيْرِهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يَدْعُو عِنْدَ خَتْمِ الْقُرْآنِ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ
لِي أَمَانًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ
وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَاجْعَلْهُ
لِي حُجَّةً يَا رَبِّ الْعَالَمِينَ رَوَاهُ فِي شُعَبِ الْإِيمَانِ بِأَطْوَلَ مِنْ
ذَلِكَ فَلْيُنْظَرْ فِيهِ
Al-Baihaqi meriwayatkan dalam *Dalailun
Nubuwwah* dan selainnya bahwa Nabi ﷺ biasa berdoa ketika
mengkhatamkan Al-Qur'an:
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan
Al-Qur'an. Jadikanlah ia bagiku sebagai penjaga, cahaya, petunjuk, dan rahmat.
Ya Allah, ingatkanlah aku terhadap apa yang telah aku lupakan darinya, ajarilah
aku apa yang belum aku ketahui darinya, dan karuniakanlah kepadaku kemampuan
untuk membacanya di waktu-waktu malam. Jadikanlah ia sebagai hujjah bagiku, wahai
Rabb semesta alam."
Ia meriwayatkannya dalam *Syu’abul Iman*
dengan redaksi yang lebih panjang dari ini, maka hendaknya diteliti di sana”. [SELESAI]
DERAJAT KESHAHIHAN HADITS:
Mushthafa Ar-Rahaibany ad-Dimasyqy al-Hanbaly
dalam Matholib Ulin Nuha 1/566 berkata :
قَالَ ابْنُ الْجَوْزِيِّ:
حَدِيثٌ مُعْضَلٌ. وَقَالَ: لَا أَعْلَمُ وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - فِي خَتْمِ الْقُرْآنِ حَدِيثٌ غَيْرُهُ. انْتَهَى. وَلَمْ أَرَ فِي كَلَامِ الْأَصْحَابِ مَا قِيلَ
بِدُعَاءِ الْقُرْآنِ، بَلْ نَقَلُوا عَنِ الْفَضْلِ بْنِ زِيَادٍ أَنَّهُ سَأَلَ الْإِمَامَ:
بِمَ أَدْعُو؟ قَالَ: بِمَا شِئْتَ. لَكِنْ
قَالَ الْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيمَانِ: قَدْ تَسَاهَلَ أَهْلُ الْحَدِيثِ فِي
قَبُولِ مَا وَرَدَ مِنَ الدَّعَوَاتِ، وَفَضَائِلِ الْأَعْمَالِ، مَا لَمْ يَكُنْ
فِي رِوَايَةِ مَنْ يُعْرَفُ بِوَضْعِ الْحَدِيثِ وَالْكَذِبِ فِي الرِّوَايَةِ. انْتَهَى.
Ibnu Al-Jauzi berkata: Hadits ini adalah hadits
mu‘dhal (terputus sanadnya dengan dua perawi atau lebih secara berurutan). Dan
ia berkata: Aku tidak mengetahui adanya hadits lain dari Nabi ﷺ tentang doa setelah mengkhatamkan Al-Qur'an selain hadits ini.
[Selesai].
Aku juga tidak menemukan dalam perkataan para
ulama adanya pernyataan tentang doa khusus saat khatam Al-Qur'an, bahkan mereka
menukil dari Al-Fadhl bin Ziyad :
Bahwa ia bertanya kepada Imam Ahmad: “Dengan
apa aku berdoa?” Maka beliau menjawab: “Dengan apa saja yang engkau kehendaki.”
Namun Al-Baihaqi berkata dalam *Syu‘ab Al-Imān*: Para ahli hadits bersikap longgar dalam menerima riwayat-riwayat
yang berisi doa dan keutamaan amal, selama tidak berasal dari perawi yang
dikenal sebagai pendusta atau pemalsu hadits. [Selesai].
Syamsuddin Abul Khoir, Ibnu al-Jazari dalam
an-Nasyr Fii al-Qiroo’at al-‘Asyr 2/464 berkata :
" حَدِيثٌ مُعْضَلٌ لِأَنَّ دَاوُدَ بْنَ
قَيْسٍ هَذَا هُوَ الْفَرَّاءُ الدَّبَّاغُ الْمَدَنِيُّ مِنْ تَابِعِي التَّابِعِينَ
يَرْوِي عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ وَإِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ حُنَيْنٍ. رَوَى عَنْهُ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ وَكَانَ ثِقَةً صَالِحًا عَابِدًا مِنْ أَقْرَانِ مَالِكِ
بْنِ أَنَسٍ خَرَّجَ لَهُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ، وَهَذَا الْحَدِيثُ لَا أَعْلَمُ
وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي خَتْمِ الْقُرْآنِ
حَدِيثٌ غَيْرُهُ
Hadits ini adalah *hadits mu'dhal*, karena
Dawud bin Qais ini adalah Al-Farra’ Ad-Dabbagh Al-Madani, termasuk dari
kalangan tabi’ut tabi’in. Ia meriwayatkan dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dan
Ibrahim bin Abdullah bin Hunain.
Yang meriwayatkan darinya adalah Yahya bin
Sa’id Al-Qathan dan Abdullah bin Maslamah Al-Qa’nabi. Ia adalah seorang yang
*tsiqah*, saleh, ahli ibadah, dan sezaman dengan Malik bin Anas. Muslim
meriwayatkan darinya dalam kitab Shahih-nya. Dan hadits ini, aku tidak
mengetahui adanya hadits lain dari Nabi ﷺ tentang *katm Al-Qur’an*
selain hadits ini”.[SELESAI].
===***===
HUKUM BERDO’A SAAT KHOTMUL QUR’AN DENGAN DOA:
"اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ
... إِلَى آخِرِهِ".
ِArtinya : "Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur'an ... dst"
Mushthafa Ar-Rahaibany ad-Dimasyqy al-Hanbaly
dalam Matholib Ulin Nuha 1/566 berkata :
قَالَ الْبَيْهَقِيُّ
فِي شُعَبِ الْإِيمَانِ: قَدْ تَسَاهَلَ أَهْلُ الْحَدِيثِ فِي قَبُولِ مَا وَرَدَ
مِنَ الدَّعَوَاتِ، وَفَضَائِلِ الْأَعْمَالِ، مَا لَمْ يَكُنْ فِي رِوَايَةِ مَنْ
يُعْرَفُ بِوَضْعِ الْحَدِيثِ وَالْكَذِبِ فِي الرِّوَايَةِ. انْتَهَى.
Al-Baihaqi berkata dalam *Syu‘ab Al-Imān*: Para ahli hadits bersikap longgar dalam menerima riwayat-riwayat
yang berisi doa dan keutamaan amal, selama tidak berasal dari perawi yang
dikenal sebagai pendusta atau pemalsu hadits. [Selesai].
FATAWA ASY-SYABAKAH AL-ISLAMIYAH [10/1301 NO.
110189]
[Pertanyaan]
Apakah boleh bagi kita berdoa dengan ucapan:
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي
بِالْقُرْآنِ وَلَا تَحْرِمْنِي مِنْهُ..
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur'an, dan jangan
Engkau haramkan aku darinya"?
[Jawaban]
الْحَمْدُ لِلَّهِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، أَمَّا
بَعْدُ:
فَلَا نَرَى مَانِعًا
مِنَ الدُّعَاءِ بِمَا ذُكِرَ، وَهَذَا دَاخِلٌ فِي سُؤَالِ اللَّهِ تَعَالَى بِالْعَمَلِ
الصَّالِحِ إِذَا جُعِلَتِ الْبَاءُ لِلسَّبَبِيَّةِ أَيْ بِتِلَاوَتِي لِلْقُرْآنِ
أَوْ عَمَلِي بِهِ أَوْ حُبِّي لَهُ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ، وَقَدْ رُوِيَ عَنْ بَعْضِ
السَّلَفِ الدُّعَاءُ بِمِثْلِ ذَلِكَ، فَقَدْ جَاءَ فِي *مَطَالِبِ أُولِي النُّهَى*
مِنْ كُتُبِ الْحَنَابِلَةِ. قَالَ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ: أَدْرَكْتُ
النَّاسَ بِالْبَصْرَةِ يَفْعَلُونَهُ وَبِمَكَّةَ، وَذَكَرَ عَنْ عُثْمَانَ، وَهُوَ:
"اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهُ
لِي إِمَامًا، وَنُورًا، وَهُدًى، وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيتُ....
انْتَهَى.
وَرَوَى ابْنُ أَبِي
شَيْبَةَ فِي "مُصَنَّفِهِ" عَنْ زَيْدِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: مَرَرْتُ بِأَبِي
جَعْفَرٍ -يَعْنِي الْبَاقِرَ- وَهُوَ فِي دَارِهِ وَهُوَ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِي بِالْقُرْآنِ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، اللَّهُمَّ اهْدِنِي بِالْقُرْآنِ،
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي بِالْقُرْآنِ...".
انْتَهَى.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba'du:
Kami tidak melihat adanya larangan untuk
berdoa dengan lafaz tersebut. Doa ini termasuk dalam kategori memohon kepada
Allah dengan amal salih, jika huruf *bā* (dalam "bil-Qur'an")
dipahami sebagai huruf sebab (*bā’ as-sababiyyah*), yakni: “dengan
bacaan Al-Qur'anku”, atau “amalanku terhadapnya”, atau “kecintaanku kepadanya”,
atau semisalnya.
Telah diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa
mereka berdoa dengan redaksi semacam itu. Dalam *Mathālib Uli an-Nuhā*, salah satu kitab mazhab Hanbali, disebutkan bahwa Al-‘Abbas bin
‘Abdil ‘Azhim berkata: “Aku mendapati orang-orang di Bashrah melakukan hal itu,
demikian pula di Makkah. Ia menyebutkan dari Utsman bahwa doanya adalah:
"اللَّهُمَّ
ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا، وَنُورًا، وَهُدًى، وَرَحْمَةً،
اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيتُ.... انْتَهَى.
_"Ya Allah, rahmatilah aku dengan
Al-Qur'an, jadikanlah ia sebagai pemimpinku, cahaya, petunjuk, dan rahmat
bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku terhadap apa yang aku lupakan
darinya..."_ [Selesai kutipan].
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam
*Al-Mushannaf* dari Zaid bin Ali, ia berkata: Aku melewati Abu Ja‘far (yakni
Al-Baqir) ketika ia berada di rumahnya, dan ia sedang berdoa:
"اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي بِالْقُرْآنِ، اللَّهُمَّ
ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، اللَّهُمَّ اهْدِنِي بِالْقُرْآنِ، اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي
بِالْقُرْآنِ...".
_"Ya Allah, ampunilah aku dengan Al-Qur'an. Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur'an. Ya Allah, beri aku petunjuk dengan Al-Qur'an. Ya Allah, rezekikanlah aku dengan Al-Qur'an..."_ [Selesai].
Dan dalam Fatawa asy-Syabakah al-Islamiyah
lainnya (2/993 no. 11726) di sebutkan :
لَا نَعْلَمُ دُعَاءً
مَخْصُوصًا لِخَتْمِ الْقُرْآنِ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ كَانَ يَدْعُو بِهِ، أَوْ أَرْشَدَ غَيْرَهُ إِلَيْهِ، لَكِنْ يُسْتَحَبُّ
لِمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ أَنْ يَدْعُوَ بَعْدَ قِرَاءَتِهِ بِمَا شَاءَ مِنْ خَيْرَيِ
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَيَسْأَلَ اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ؛ لِمَا رَوَاهُ أَحْمَدُ،
وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ، وَسَلُوا اللَّهَ
بِهِ، قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَ قَوْمٌ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ، فَيَسْأَلُونَ بِهِ النَّاسَ».
وَلِمَا ثَبَتَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – أَنَّهُ كَانَ
إِذَا خَتَمَ الْقُرْآنَ جَمَعَ وَلَدَهُ، وَأَهْلَ بَيْتِهِ، فَدَعَا بِهِمْ.
Kami tidak mengetahui adanya doa khusus untuk
khatam Al-Qur'an yang sah berasal dari Nabi ﷺ, baik beliau sendiri yang
berdoa dengannya maupun beliau mengajarkannya kepada orang lain. Namun,
disunnahkan bagi siapa saja yang telah membaca Al-Qur'an untuk berdoa setelah
membacanya dengan doa apa saja yang ia kehendaki dari kebaikan dunia dan
akhirat, dan memohon kepada Allah dari karunia-Nya.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Ahmad dan
Ath-Thabarani dalam *al-Mu'jam al-Kabir* dari Imran bin Hushain bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda: "Bacalah Al-Qur'an dan memohonlah kepada
Allah dengannya sebelum datang suatu kaum yang membaca Al-Qur'an lalu mereka
meminta bayaran kepada manusia."
Dan juga berdasarkan riwayat yang sahih dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu : bahwa beliau, apabila mengkhatamkan
Al-Qur'an, beliau mengumpulkan anak-anaknya dan anggota keluarganya, lalu
berdoa bersama mereka. [SELESAI]
PENDAPAT YANG MELARANG:
Ada sebagian para da'i yang melarang dan mencela baca do'a Khotmul Qur'an "Allahumar Hamnii Bil Qur'an ... dst". Serta menganggapnya sebagai amalan bid'ah sesat dan munkar. Diantaranya adalah al-Ustadz al-'Allamah al-Muhaddits Abu Aslam al-Irsyadi - hafidzohullah -.
https://www.facebook.com/share/r/164xY1A5fE/
===****===
KUMPULAN DO’A-DO’A KHOTMUL QUR’AN
Muhammad al-Amin al-Hirawi asy-Syafi’i dalam
Tafsir Hadaa’iq ar-Ruuh wa ar-Raihan 32/487 berkata :
Di antara doa Khotmul Qur’am adalah : apa
yang diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau biasa berdoa
ketika khatam Al-Qur’an:
اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا
بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً،
اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا
مِنْهُ مَا نَسِينَا، وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا، وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ
آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ،
وَاجْعَلْهُ لَنَا
حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ،
اللَّهُمَّ اقْسِمْ
لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ،
وَمِنْ طَاعَتِكَ
مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ،
وَمِنَ الْيَقِينِ
مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا،
وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا أَبَدًا مَا أَحْيَيْتَنَا،
وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ
مِنَّا،
وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا
عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا،
وَانْصُرْنَا عَلَى
مَنْ عَادَانَا،
وَلَا تَجْعَلْ
مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا،
وَلَا تَجْعَلِ
الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا،
وَلَا تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا بِذُنُوبِنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا.
*"Ya Allah, rahmatilah kami dengan
Al-Qur’an yang agung, dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan
rahmat bagi kami.
Ya Allah, ingatkanlah kami terhadap apa yang
kami lupakan darinya, dan ajarkanlah kepada kami apa yang kami tidak ketahui
darinya.
Anugerahkanlah kepada kami untuk membacanya
pada waktu malam dan siang.
Jadikanlah ia sebagai hujjah bagi kami, wahai
Rabb semesta alam.
Ya Allah, berikanlah kepada kami bagian dari
rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari maksiat kepada-Mu, dan
bagian dari ketaatan kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami ke surga-Mu, dan
bagian dari keyakinan yang dengannya Engkau ringankan bagi kami musibah-musibah
dunia.
Berilah kami kenikmatan dengan pendengaran,
penglihatan, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah
semua itu yang mewarisi kami.
Balaslah orang yang menzalimi kami, dan
tolonglah kami atas orang yang memusuhi kami.
Janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam
agama kami, dan jangan jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan batas
ilmu kami.
Jangan pula Engkau kuasakan atas kami karena
dosa-dosa kami orang yang tidak menyayangi kami."*
----
Dan Abu Al-Qasim Asy-Syathibi rahimahullah
ta'ala biasa berdoa khatam al-Qur’an dengan doa ini:
اللَّهُمَّ إِنَّا
عَبِيدُكَ وَأَبْنَاءُ إِمَائِكَ، مَاضٍ فِينَا حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِينَا قَضَاؤُكَ،
نَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ
أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي شَيْءٍ مِنْ كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ
بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِندَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قُلُوبِنَا،
وَشِفَاءَ صُدُورِنَا، وَجَلَاءَ أَحْزَانِنَا وَهُمُومِنَا، وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا
إِلَيْكَ وَإِلَى جَنَّتِكَ جَنَّةِ النَّعِيمِ، وَدَارِكَ دَارِ السَّلَامِ، مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
"Ya Allah, sesungguhnya kami adalah
hamba-hamba-Mu dan anak-anak dari hamba-hamba perempuan-Mu. Ketetapan-Mu
berlaku atas kami, keputusan-Mu adil atas kami. Kami memohon kepada-Mu, ya
Allah, dengan seluruh nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu
dengannya, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau
yang Engkau turunkan dalam sesuatu dari kitab-Mu, atau yang Engkau rahasiakan
dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai musim
semi hati kami, penyembuh dada kami, penghapus kesedihan dan kegundahan kami,
serta yang menggiring dan memimpin kami kepada-Mu dan ke surga-Mu, surga penuh
kenikmatan, dan ke tempat-Mu, tempat keselamatan, bersama orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat dari kalangan nabi-nabi, orang-orang yang jujur, para
syuhada, dan orang-orang saleh, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha
Penyayang dari para penyayang."
[Di kutip dari Tafsir Ruhul Bayan karya
Isma’il Abu al-Fidaa’ al-Hanafi al-Khalwati 10/552].
----
Muhammad Thahir al-Makki asy-Syafi’i
al-Khoththoth dalam Tarikh al-Qur’an al-Karim hal. 208 berkata :
“Doa Khotmul Qur’an”:
(Kami bawakan di sini doa yang bersifat
menyeluruh, yang kami kutip dari sejumlah doa yang bersumber dari riwayat,
yaitu:)
"اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهُ
لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً
اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي
مِنْهُ مَا نَسِيتُ، وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ، وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ
اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ، وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ
لِي دِينِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا
مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِيَ الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ
خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ
أَلْقَاكَ فِيهِ
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ عِيشَةً هَنِيَّةً، وَمِيتَةً سَوِيَّةً، وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍ وَلَا
فَاضِحٍ
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَسْأَلَةِ، وَخَيْرَ الدُّعَاءِ، وَخَيْرَ النَّجَاحِ، وَخَيْرَ
الْعَمَلِ، وَخَيْرَ الثَّوَابِ، وَخَيْرَ الْحَيَاةِ، وَخَيْرَ الْمَمَاتِ، وَثَبِّتْنِي،
وَثَقِّلْ مَوَازِينِي، وَحَقِّقْ إِيمَانِي، وَارْفَعْ دَرَجَتِي، وَتَقَبَّلْ صَلَاتِي،
وَاغْفِرْ خَطِيئَاتِي، وَأَسْأَلُكَ الْعُلَا مِنَ الْجَنَّةِ
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ ذِكْرِي، وَتَضَعَ وِزْرِي، وَتُصْلِحَ أَمْرِي، وَتُطَهِّرَ
قَلْبِي، وَتُحَصِّنَ فَرْجِي، وَتُنَوِّرَ قَلْبِي، وَتَغْفِرَ ذَنْبِي
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ
عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ
الْآخِرَةِ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ
لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ
مَا تُبَلِّغُنَا بِهَا جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا
مَصَائِبَ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا،
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ
كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بَرٍّ، وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ، وَالنَّجَاةَ
مِنَ النَّارِ
اللَّهُمَّ لَا
تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا دَيْنًا
إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا قَضَيْتَهَا
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
. آمِينَ".
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan
Al-Qur’an, dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat
bagiku.
Ya Allah, ingatkanlah aku terhadap bagian
darinya yang telah aku lupakan, ajarkanlah kepadaku apa yang belum aku ketahui
darinya, dan anugerahkan kepadaku kemudahan untuk membacanya pada waktu malam
dan siang. Jadikanlah ia sebagai hujjah bagiku, wahai Tuhan semesta alam.
Ya Allah, perbaikilah agamaku yang menjadi
penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang menjadi tempat penghidupanku, dan
perbaikilah akhiratku yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini
sebagai tambahan bagiku dalam segala kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai
istirahat bagiku dari segala keburukan.
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku
adalah pada akhirnya, sebaik-baik amalanku adalah pada penutupnya, dan
sebaik-baik hariku adalah hari ketika aku bertemu dengan-Mu.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kehidupan
yang tenteram, kematian yang tenang, dan tempat kembali yang tidak memalukan
serta tidak menimbulkan aib.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu permohonan
yang terbaik, doa yang terbaik, keberhasilan yang terbaik, amal yang terbaik,
balasan yang terbaik, kehidupan yang terbaik, dan kematian yang terbaik.
Teguhkanlah aku, beratkan timbangan kebaikanku, sempurnakan imanku, angkat
derajatku, terimalah salatku, ampuni kesalahanku, dan aku memohon surga yang
paling tinggi.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar Engkau
mengangkat sebutanku, meringankan bebanku, memperbaiki urusanku, menyucikan
hatiku, menjaga kehormatanku, menerangi hatiku, dan mengampuni dosaku.
Ya Allah, perbaikilah akhir urusan kami dalam
seluruh hal, dan lindungilah kami dari kehinaan dunia serta azab akhirat.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami rasa
takut kepada-Mu yang dapat menjadi penghalang antara kami dan maksiat
kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami kepada surga-Mu,
serta keyakinan yang dengannya Engkau ringankan musibah dunia atas kami.
Karuniakanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan
kami, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami. Jadikanlah itu semua
sebagai warisan kami. Balaskanlah kepada orang-orang yang menzalimi kami,
tolonglah kami atas orang-orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan
musibah kami pada agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan
terbesar kami, bukan pula batas akhir ilmu kami. Dan janganlah Engkau kuasakan
atas kami orang yang tidak menyayangi kami.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang
menyebabkan rahmat-Mu, tekad untuk mendapatkan ampunan-Mu, keselamatan dari
setiap dosa, perolehan dari setiap kebaikan, kemenangan dengan surga, dan
keselamatan dari neraka.
Ya Allah, janganlah Engkau biarkan satu dosa
pun bagi kami melainkan Engkau ampuni, tidak ada satu pun kesusahan melainkan
Engkau lapangkan, tidak ada satu pun utang melainkan Engkau lunasi, dan tidak
ada satu pun hajat dari hajat-hajat dunia dan akhirat kecuali Engkau penuhi,
wahai Dzat Yang Maha Penyayang dari para penyayang.
Ya Allah, Tuhan kami, berikanlah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api
neraka. Semoga Allah mencurahkan salawat kepada Nabi kami Muhammad, juga kepada
keluarga dan para sahabatnya, serta semoga Dia memberikan salam yang banyak.
(Aamiin)" [SELESAI].
-----
Syamsuddin Abul Khoir, Ibnu al-Jazari dalam
an-Nasyr Fii al-Qiroo’at al-‘Asyr 2/464 berkata :
Telah mengabarkan kepadaku orang-orang
terpercaya dari para guru kami secara lisan dari Syaikh Abu Al-Hasan Ali bin
Ahmad Al-Maqdisi, ia berkata:
Aku adalah Abdurrahman bin Ali, sang hafizh,
dalam kitabnya. Aku Ibnu Nashir. Aku Abdul Qadir bin Yusuf. Aku Muhammad
Al-Jauhari. Aku Umar bin Ibrahim Al-Kattani. Aku Muhammad bin Ja’far Ghundar.
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abdillah bin Ayyub. Telah
menceritakan kepada kami Al-Harits bin Syuraih. Telah menceritakan kepada kami
Abdurrazzaq dari Ma’mar dari Az-Zuhri dari Sa’id bin Al-Musayyab dari Abu
Hurairah, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذَا خَتَمَ الْقُرْآنَ دَعَا قَائِمًا
“Rasulullah ﷺ apabila selesai mengkhatamkan Al-Qur’an,
beliau berdoa dalam keadaan berdiri”.
Demikian juga hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Al-Faraj Ibnu Al-Jauzi dalam kitabnya Al-Wafa :
Hadits ini dhaif, karena dalam sanadnya terdapat Al-Harits
bin Syuraih Abu Umar An-Naqqal. Yahya bin Ma’in berkata: "Dia bukan
siapa-siapa", dan telah dibicarakan oleh An-Nasa’i dan yang lainnya.
Dan Abu Al-Fath Al-Azdi berkata:
إِنَّمَا تَكَلَّمُوا
فِيهِ حَسَدًا وَالْحَارِثُ مَعْدُودٌ مِنْ كِبَارِ أَصْحَابِ إِمَامِنَا الشَّافِعِيِّ
الْفُقَهَاءِ
"Sesungguhnya mereka membicarakan
(mencela) dia karena hasad, padahal Al-Harits termasuk dalam golongan ulama
besar dari kalangan para sahabat Imam kami Asy-Syafi’i."
Lalu Ibnu al-Jazari berkata :
Dan hadits ini didukung oleh apa yang
diceritakan kepadaku oleh perempuan salehah, Sittul Arab binti Muhammad bin Ali
bin Ahmad Al-Maqdisiyyah, secara lisan di rumahnya di lereng Qasiyun. Ia
berkata:
Telah mengabarkan kepada kami kakekku yang
disebutkan itu, dibacakan di hadapannya dan aku hadir, dari Abu Sa'd Abdullah
bin Umar As-Shaffar. Aku Abu Al-Qasim Zahir bin Thahir Asy-Syahhami. Aku Abu
Bakar Ahmad bin Al-Husain, sang hafizh. Aku Abu Nashr bin Qatadah. Aku Abu
Al-Fadhl bin Khamirawaih Al-Karabisiy Ad-Du’ali. Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Najdah Al-Qurasyi. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus.
Telah menceritakan kepada kami Umar dan Ibnu Syimr dari Jabir Al-Ju’fi dari Abu
Ja’far, ia berkata:
Ali bin Husain radhiyallahu ‘anhuma
meriwayatkan dari Nabi ﷺ :
أَنَّهُ كَانَ إِذَا
خَتَمَ الْقُرْآنَ حَمِدَ اللَّهَ بِمَحَامِدَ، وَهُوَ قَائِمٌ، ثُمَّ يَقُولُ:
Bahwa beliau ﷺ apabila selesai mengkhatamkan Al-Qur’an,
beliau ﷺ memuji Allah dengan pujian-pujian yang agung dalam keadaan berdiri,
lalu beliau ﷺ mengucapkan do’a:
الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَكَذَبَ الْعَادِلُونَ بِاللَّهِ وَضَلُّوا ضَلَالًا بَعِيدًا،
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَذَبَ الْمُشْرِكُونَ بِاللَّهِ مِنَ الْعَرَبِ وَالْمَجُوسِ
وَالْيَهُودِ وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ، وَمَنْ دَعَا لِلَّهِ وَلَدًا، أَوْ صَاحِبَةً،
أَوْ نِدًّا، أَوْ شَبِيهًا، أَوْ مِثْلًا، أَوْ مُمَاثِلًا، أَوْ سَمِيًّا، أَوْ عَدْلًا
فَأَنْتَ رَبُّنَا أَعْظَمُ مِنْ أَنْ تَتَّخِذَ شَرِيكًا فِيمَا خَلَقْتَ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ
كَبِيرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ
عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا قَيِّمًا - قَرَأَهَا إِلَى
قَوْلِهِ تَعَالَى: - إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ الْآيَاتِ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ - الْآيَتَيْنِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ
عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمْ مَا يُشْرِكُونَ بَلِ اللَّهُ
خَيْرٌ وَأَبْقَى، وَأَحْكَمُ وَأَكْرَمُ وَأَجَلُّ وَأَعْظَمُ مِمَّا يُشْرِكُونَ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَبَلَّغَتْ
رُسُلُهُ وَأَنَا عَلَى ذَلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى جَمِيعِ
الْمَلَائِكَةِ وَالْمُرْسَلِينَ وَارْحَمْ عِبَادَكَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرَضِينَ وَاخْتِمْ لَنَا بِخَيْرٍ وَافْتَحْ لَنَا بِخَيْرٍ وَبَارِكْ لَنَا
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَانْفَعْنَا بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ.
Artinya :
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjadikan
kegelapan dan cahaya, kemudian orang-orang yang kafir menyamakan (sesuatu)
dengan Tuhan mereka. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
sungguh orang-orang yang menyamakan sesuatu dengan Allah telah berdusta dan
tersesat dengan kesesatan yang jauh.
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan sungguh orang-orang musyrik telah berdusta terhadap Allah dari kalangan
Arab, Majusi, Yahudi, Nasrani, Shabi’in, dan siapa saja yang menganggap bahwa
Allah mempunyai anak, pasangan, tandingan, yang menyerupai, yang sebanding,
yang setara, yang menyamai, atau yang sepadan. Maka Engkaulah Tuhan kami yang
Mahabesar untuk mengambil sekutu dalam ciptaan-Mu.
Segala puji bagi Allah yang tidak mengambil
seorang pun sebagai pasangan maupun anak, yang tidak memiliki sekutu dalam
kerajaan-Nya, dan tidak ada pelindung bagi-Nya karena kehinaan, dan agungkanlah
Dia dengan pengagungan yang sempurna. Allah Mahabesar dengan kebesaran yang
agung.
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang
banyak, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Segala puji bagi Allah
yang telah menurunkan Kitab kepada hamba-Nya dan tidak menjadikannya bengkok. Lurus—(beliau
membacanya hingga firman Allah Ta'ala)—“Mereka tidak mengatakan kecuali
kedustaan.” Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa
yang di bumi, dan bagi-Nya segala puji di akhirat.
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi—(dua
ayat). Dan segala puji bagi Allah dan keselamatan atas hamba-hamba-Nya yang
telah Dia pilih. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah yang mereka
persekutukan? Sungguh, Allah lebih baik, lebih kekal, paling bijaksana, paling
mulia, paling agung dari apa yang mereka persekutukan.
Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui. Allah Maha Benar, dan para rasul-Nya telah
menyampaikan, dan aku termasuk di antara yang menjadi saksi atas hal itu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas seluruh
malaikat dan para rasul, dan rahmatilah hamba-hamba-Mu yang beriman dari
penghuni langit dan bumi. Tutup usia kami dengan kebaikan, bukakan awal kami
dengan kebaikan, dan berkahilah kami dengan Al-Qur’an yang agung. Berilah kami
manfaat dari ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah.
Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami,
sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Lalu Ibnu al-Jazari
meneruskan hadits
diatas :
"ثُمَّ
إِذَا افْتَتَحَ الْقُرْآنَ قَالَ مِثْلَ هَذَا وَلَكِنْ لَيْسَ أَحَدٌ يُطِيقُ مَا
كَانَ نَبِيُّ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُطِيقُ".
وَقَدْ كَانَ بَعْضُ
السَّلَفِ يَرَى أَنْ يَدْعُوَ لِلْخَتْمِ، وَهُوَ سَاجِدٌ كَمَا (أَخْبَرَتْنَا) الشَّيْخَةُ
سِتُّ الْعَرَبِ بِالْإِسْنَادِ الْمُتَقَدِّمِ إِلَى الْحَافِظِ أَبِي بَكْرٍ الْبَيْهَقِيِّ
قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ. أَنَا أَبُو بَكْرٍ الْجُرْجَانِيُّ
ثَنَا يَحْيَى بْنُ شَاسَوَيْهِ ثَنَا عَبْدُ الْكَرِيمِ السُّكَّرِيُّ. أَنَا عَلِيٌّ
الْبَاسَانِيُّ قَالَ: كَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ رَحِمَهُ اللَّهُ يُعْجِبُهُ
إِذَا خَتَمَ الْقُرْآنَ أَنْ يَكُونَ دُعَاؤُهُ فِي السُّجُودِ.
Kemudian apabila membuka Al-Qur’an beliau ﷺ membaca seperti itu juga, tetapi tidak ada seorang pun yang
mampu melakukan sebagaimana yang mampu dilakukan oleh Nabiyullah ﷺ. Demikianlah hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hafizh Abu Bakar
Al-Baihaqi dalam kitabnya *Syu’abul Iman*.
Lalu Ibnu al-Jazari
berkata :
Ia berkata sebelum itu: “Telah diriwayatkan
dari Nabi ﷺ tentang doa khatmil Qur’an sebuah hadits yang munqathi’
(terputus sanadnya) dengan isnad yang lemah.”
Ia juga berkata: “Para ahli hadits terkadang
bersikap longgar dalam menerima riwayat-riwayat yang berisi doa-doa dan keutamaan-keutamaan
amal, selama tidak terdapat dalam sanadnya perawi yang dikenal sebagai pendusta
atau pemalsu hadits.” Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut dengan sanadnya.
Dan Abu Ja’far yang disebut dalam sanad itu
adalah Imam Muhammad bin ‘Ali Al-Baqir ‘alaihis salam. Sedangkan ‘Ali bin
Al-Husain adalah Imam Zainul ‘Abidin. Maka hadits ini mursal, dan dalam
sanadnya terdapat Jabir Al-Ju’fi, seorang Syiah yang dilemahkan oleh para ahli
hadits, meskipun hanya Syu’bah saja yang membenarkannya.
Hadits ini dikuatkan dengan apa yang telah
kami sebutkan dari Imam Ahmad bahwa beliau memerintahkan Al-Fadhl bin Ziyad
untuk berdoa setelah khatam (Al-Qur’an), dan ia dalam keadaan berdiri di shalat
tarawih, dan ia melakukannya bersama Imam Ahmad.
DO’A KHOTMUL QUR’AN KETIKA SUJUD :
Sebagian salaf ada yang berpendapat bahwa doa
khatam itu dibaca dalam keadaan sujud, sebagaimana yang diceritakan kepada kami
oleh Asy-Syaikhah Sittul ‘Arab dengan sanad sebelumnya kepada Al-Hafizh Abu
Bakar Al-Baihaqi. Ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Abdillah
Al-Hafizh. Aku mendengarnya dari Abu Bakar Al-Jurjani. Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Syasawaih. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Karim
As-Sukkari. Aku adalah ‘Ali Al-Basani. Ia berkata:
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ الْمُبَارَكِ رَحِمَهُ اللَّهُ يُعْجِبُهُ إِذَا خَتَمَ الْقُرْآنَ أَنْ يَكُونَ
دُعَاؤُهُ فِي السُّجُودِ.
‘Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah menyukai apabila ia khatam
Al-Qur’an, maka doanya dilakukan dalam sujud.
Aku katakan ( Yakni Ibnu al-Jazary) : Itu semua
juga baik, karena dari Nabi ﷺ diriwayatkan bahwa beliau
bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ
الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ
“Keadaan paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya
adalah ketika ia sedang sujud.”
Adapun doa-doa yang sahih dari beliau ﷺ yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat:
اللَّهُمَّ إِنِّي
عَبْدُكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ
قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ
فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي
عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيمَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ
بَصَرِي وَجَلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي؛ إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ
مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحًا (أحب ر) .
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu,
anak dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada dalam genggaman-Mu,
keputusan-Mu berlaku atas diriku, ketetapan-Mu adil terhadapku. Aku memohon kepada-Mu
dengan seluruh nama yang Engkau miliki, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya,
atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah
seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu,
agar Engkau menjadikan Al-Qur’an yang agung sebagai musim semi bagi hatiku,
cahaya bagi penglihatanku, penghapus bagi kesedihanku, dan penghilang bagi
kegundahanku. Maka tidaklah seseorang memanjatkannya kecuali Allah akan
menghilangkan kesedihannya dan menggantinya dengan kebahagiaan.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ
لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا
مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً
لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ (م) .
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِي هَزْلِي وَجَدِّي وَخَطَئِي وَعَمْدِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي (مص) .
Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang
merupakan penjaga urusanku, perbaikilah untukku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku,
perbaikilah untukku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah
kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah
kematian sebagai istirahatku dari segala keburukan.
Ya Allah, ampunilah canda dan seriusku, kesalahanku
dan kesengajaanku, dan semuanya itu ada padaku.
يَا مَنْ لَا تَرَاهُ
الْعُيُونُ، وَلَا تُخَالِطُهُ الظُّنُونُ، وَلَا تَصِفُهُ الْوَاصِفُونَ، وَلَا تُغَيِّرُهُ
الْحَوَادِثُ، وَلَا يَخْشَى الدَّوَاهِيَ تَعْلَمُ مَثَاقِيلَ الْجِبَالِ وَمَكَايِيلَ
الْبِحَارِ وَعَدَدَ قَطْرِ الْأَمْطَارِ، وَعَدَدَ وَرَقِ الْأَشْجَارِ، وَعَدَدَ
مَا أَظْلَمَ عَلَيْهِ اللَّيْلُ وَأَشْرَقَ عَلَيْهِ النَّهَارُ لَا يُوَارِي مِنْهُ
سَمَاءٌ سَمَاءً، وَلَا أَرْضٌ أَرْضًا، وَلَا بَحْرٌ مَا فِي قَعْرِهِ، وَلَا جَبَلٌ
مَا فِي وَعْرِهِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمُرِي آخِرَهُ وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ
وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ (طس) .
Wahai Dzat yang tidak bisa dilihat oleh
pandangan mata, tidak bisa dijangkau oleh dugaan, tidak bisa digambarkan oleh
para penggambar, tidak berubah oleh peristiwa, tidak takut kepada bencana.
Engkau mengetahui beratnya gunung-gunung, takaran lautan, jumlah tetesan hujan,
jumlah daun-daun pepohonan, dan segala sesuatu yang diselimuti oleh malam dan
disinari oleh siang. Tidak ada langit yang dapat menutupi langit lainnya
dari-Mu, tidak ada bumi yang dapat menyembunyikan bumi lainnya dari-Mu, tidak
pula lautan dengan kedalamannya, tidak pula gunung dengan segala rahasianya. Ya
Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah penutupnya, sebaik-baik amalanku
adalah penutupnya, dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku berjumpa
dengan-Mu.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمِيتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍ، وَلَا
فَاضِحٍ (ط) .
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَسْأَلَةِ وَخَيْرَ الدُّعَاءِ وَخَيْرَ النَّجَاحِ وَخَيْرَ
الْعَمَلِ وَخَيْرَ الثَّوَابِ وَخَيْرَ الْحَيَاةِ وَخَيْرَ الْمَمَاتِ وَثَبِّتْنِي
وَثَقِّلْ مَوَازِينِي وَحَقِّقْ إِيمَانِي وَارْفَعْ دَرَجَتِي وَتَقَبَّلْ صَلَاتِي
وَاغْفِرْ خَطِيئَاتِي وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجَنَّةِ آمِينَ
(مس ط) .
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ فَوَاتِحَ الْخَيْرِ وَخَوَاتِمَهُ وَجَوَامِعَهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
وَبَاطِنَهُ وَظَاهِرَهُ وَالدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجَنَّةِ آمِينَ (مس ط).
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kehidupan
yang bersih, kematian yang tenang, dan tempat kembali yang tidak memalukan
serta tidak membongkar aib.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu permintaan
yang terbaik, doa yang terbaik, keberhasilan yang terbaik, amal yang terbaik,
balasan yang terbaik, kehidupan yang terbaik, dan kematian yang terbaik.
Teguhkanlah aku, beratkan timbangan amalanku, mantapkan imanku, angkatlah
derajatku, terimalah salatku, ampunilah kesalahanku. Aku memohon kepada-Mu
derajat yang tinggi di surga, aamiin.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu permulaan
kebaikan, penutupnya, kumpulan kebaikan, awalnya, akhirnya, yang lahir maupun
yang batin, serta derajat yang tinggi di surga, aamiin.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا آتِي وَخَيْرَ مَا أَعْمَلُ وَخَيْرَ مَا بَطَنَ وَخَيْرَ مَا
ظَهَرَ وَالدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجَنَّةِ آمِينَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
أَنْ تَرْفَعَ ذِكْرِي وَتَضَعَ وِزْرِي وَتُصْلِحَ أَمْرِي وَتُطَهِّرَ قَلْبِي وَتُحَصِّنَ
فَرْجِي وَتُنَوِّرَ قَلْبِي وَتَغْفِرَ ذَنْبِي وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى
مِنَ الْجَنَّةِ آمِينَ (مس ط) .
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan
dalam apa yang aku datangi, kebaikan dalam apa yang aku kerjakan, kebaikan yang
tersembunyi dan kebaikan yang tampak, dan derajat yang tinggi di surga, aamiin.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar Engkau meninggikan sebutanku, meringankan
bebanku, memperbaiki urusanku, menyucikan hatiku, menjaga kehormatanku,
menerangi hatiku, mengampuni dosaku, dan aku memohon kepada-Mu derajat yang
tinggi di surga, aamiin.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ أَنْ تُبَارِكَ لِي فِي سَمْعِي، وَفِي بَصَرِي، وَفِي رِزْقِي، وَفِي رُوحِي،
وَفِي قَلْبِي، وَفِي خُلُقِي، وَفِي أَهْلِي، وَفِي مَحْيَايَ وَفِي مَمَاتِي، وَفِي
عَمَلِي وَتَقَبَّلْ حَسَنَاتِي وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجَنَّةِ
آمِينَ (مس ط) .
اللَّهُمَّ أَعِنَّا
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ (أمس) .
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ
عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ
الْآخِرَةِ (حب ط.)
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keberkahan
dalam pendengaranku, dalam penglihatanku, dalam rezekiku, dalam jiwaku, dalam
hatiku, dalam akhlakku, dalam keluargaku, dalam kehidupanku dan dalam
kematianku, dalam amalanku, dan terimalah amal kebaikanku. Aku memohon
kepada-Mu derajat yang tinggi di surga, aamiin.
Ya Allah, tolonglah kami untuk mengingat-Mu,
bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu.
Ya Allah, baguskanlah kesudahan segala urusan
kami dan lindungilah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat.
اللَّهُمَّ اقْسِمْ
لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ
مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا
مَصَائِبَ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا
مَنْ لَا يَرْحَمُنَا (ت مس) .
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami rasa
takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari maksiat kepada-Mu, ketaatan
kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami ke surga-Mu, keyakinan yang dapat meringankan
bagi kami musibah-musibah dunia. Nikmatkanlah kepada kami pendengaran,
penglihatan, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami. Jadikanlah itu
semua sebagai warisan kami, dan jadikanlah pembalasan kami kepada orang yang
menzalimi kami, tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami. Janganlah
Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, jangan Engkau jadikan dunia
sebagai tujuan utama kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau kuasakan
atas kami orang yang tidak mengasihi kami.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ
إِثْمٍ وَالْغَنِيمَةَ مَنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ
النَّارِ (مس ط) .
اللَّهُمَّ لَا
تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا دَيْنًا
إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا قَضَيْتَهَا
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ (طب) .
اللَّهُمَّ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(خ م) .
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang
menyebabkan rahmat-Mu, tekad untuk meraih ampunan-Mu, keselamatan dari setiap
dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberuntungan memperoleh surga, dan
keselamatan dari neraka.
Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan bagi
kami dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan kecuali Engkau hilangkan, utang
kecuali Engkau lunasi, dan kebutuhan dari kebutuhan dunia dan akhirat kecuali
Engkau kabulkan, wahai Dzat yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
Ya Allah Tuhan kami, berikanlah kepada kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab
neraka.
Dan DARI JABIR radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda :
لَا
تَجْعَلُونِي كَقَدَحِ الرَّاكِبِ فَإِنَّ الرَّاكِبَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْطَلِقَ
عَلَّقَ مَعَالِقَهُ وَمَلَأَ قَدَحًا فَإِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَتَوَضَّأَ
تَوَضَّأَ، أَوْ أَنْ يَشْرَبَ شَرِبَ وَإِلَّا أَهْرَقَهُ فَاجْعَلُونِي فِي أَوَّلِ
الدُّعَاءِ، وَفِي وَسَطِهِ، وَفِي آخِرِهِ.
Janganlah kalian menjadikanku seperti wadah
minum milik orang yang berkendara. Sesungguhnya orang yang berkendara, jika
hendak berangkat, ia akan menggantung peralatannya dan mengisi wadah minumnya.
Jika ia membutuhkan air untuk berwudu, maka ia akan berwudu; atau jika ia ingin
minum, maka ia akan minum. Namun jika tidak membutuhkannya, maka ia akan
menuangkannya (membuangnya). Maka jadikanlah aku (disebutkan) di awal doa
kalian, di pertengahannya, dan di akhirnya.
Syekh Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah
ta'ala berkata:
إِذَا سَأَلْتَ
اللَّهَ حَاجَةً فَابْدَأْ بِالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ -، ثُمَّ ادْعُ بِمَا شِئْتَ، ثُمَّ اخْتِمْ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ بِكَرَمِهِ يَقْبَلُ الصَّلَاتَيْنِ،
وَهُوَ أَكْرَمُ مِنْ أَنْ يَدَعَ مَا بَيْنَهُمَا،
“Jika engkau memohon suatu hajat kepada
Allah, maka mulailah dengan bershalawat kepada Nabi ﷺ, kemudian berdoalah apa yang
engkau kehendaki, lalu tutuplah (doa itu) dengan bershalawat kepada beliau ﷺ. Sesungguhnya Allah Subhanahu, karena kemurahan-Nya, menerima
dua shalawat tersebut, dan Dia lebih mulia daripada membiarkan (menolak)
permintaan yang berada di antara keduanya.”
**Dan Ibn 'Atha’ rahimahullah ta'ala
berkata:**
لِلدُّعَاءِ أَرْكَانٌ
وَأَجْنِحَةٌ وَأَسْبَابٌ وَأَوْقَاتٌ فَإِنْ وَافَقَ أَرْكَانَهُ قَوِيَ وَإِنْ وَافَقَ
أَجْنِحَتَهُ طَارَ فِي السَّمَاءِ. وَإِنْ وَافَقَتْهُ مَوَاقِيتُهُ فَازَ وَإِنْ
وَافَقَ أَسْبَابَهُ نَجَحَ، " فَأَرْكَانُهُ: " حُضُورُ الْقَلْبِ وَالرِّقَّةُ
وَالِاسْتِكَانَةُ وَالْخُشُوعُ وَتَعَلُّقُ الْقَلْبِ بِاللَّهِ، وَقَطْعُهُ مِنَ
الْأَسْبَابِ "، وَأَجْنِحَتُهُ: " الصِّدْقُ "، وَمَوَاقِيتُهُ
" الْأَسْحَارُ "، وَأَسْبَابُهُ " الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -،
“Doa itu memiliki pilar-pilar,
sayap-sayap, sebab-sebab, dan waktu-waktu tertentu. Jika ia sesuai dengan
pilar-pilarnya, maka ia menjadi kuat. Jika sesuai dengan sayapnya, maka ia
terbang ke langit. Jika sesuai dengan waktunya, maka ia akan beruntung. Dan
jika sesuai dengan sebab-sebabnya, maka ia akan berhasil.”
Pilar-pilarnya adalah: hadirnya hati,
kelembutan, ketundukan, kekhusyukan, keterikatan hati kepada Allah, dan memutus
ketergantungan kepada sebab-sebab duniawi.
Sayap-sayapnya adalah: kejujuran.
Waktu-waktunya adalah: waktu sahur.
Sebab-sebabnya adalah: shalawat kepada Nabi ﷺ.
(Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat
kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)
0 Komentar